Malam itu Chandra mengalami insomnia. Dia terus memikirkan apa saja yang telah dia alami. Dia tidak tahu dengan jelas bagaimana situasinya sekarang, dan tidak tahu juga apa yang sedang Raja lakukan, serta tidak tahu apa yang dilakukan oleh orang yang berada di balik Teuku. Belum lagi kemunculan Istana Raja Langit yang membuat pertanyaanya semakin banyak.Keesokan harinya, pagi-pagi sudah ada sekelompok orang yang datang berkunjung. Yang pertama datang tidak lain adalah Pak Luandi dan Raja. Tujuan mereka hanya satu, yaitu mencari tahu apa motif keluarga Atmaja terkait kejadian semalam. Ronald mengatakan apa adanya, bahwa Chandra dibuang begitu saja di depan rumahnya. Pengakuan Ronald tentu membuat Pak Luandi kebingungan. Dia tidak bisa menebak apakah Ronald sedang berkata jujur atau berbohong.Setelah mereka berdua pergi, kini giliran Pak Taka yang datang. Setelah itu disusul oleh keluarga Nantaboga dan juga dua keluarga lainnya. Semuanya menanyakan hal yang sama, dan jawab Ronald juga
“Kulihat-lihat mukamu sudah kelihatan jauh lebih baik, kayaknya pemulihannya bagus juga,” kata Ronald.Ronald bisa dibilang juga adalah kakeknya Chandra, tapi Chandra masih tidak bisa mencerna apa yang sebenarnya terjadi 30 tahun yang lalu.“Sonia sudah bilang tadi, berikutnya mereka pasti bakal membunuh kamu, dan kami nggak bisa melindungi kamu lagi.”“Aku nggak butuh perlindungan dari kalian,” balas Chandra.“Hahaha, berani juga kamu, tapi dengan kondisi kamu yang begini mana mungkin bisa melindungi diri sendiri. Jangankan begini, kalaupun kamu dalam kondisi sehat, dengan kekuatan kamu yang nggak stabil itu, mereka bisa dengan mudah ngebunuh kamu. Tapi karena kamu masih keluarga Atmaja, aku yang merasa bersalah kalau nggak berbuat apa-apa. Sonia, bawa Chandra ke ruangan rahasia.”“Siap,” sahut Sonia.Sonia mengeluarkan sebuah kursi roda dan memapah Chandra duduk di sana.“Mau ngapain ke sana?” tanya Chandra.“Kamu lebih tua dariku, jadi mulai sekarang aku panggil kamu Kak Chandra saj
Chandra sempat mendengar asal-usul dari lukisan tersebut, tapi dia tidak begitu memahaminya.“Raja Januar hidup di ribuan tahun yang lalu. Dia itu adalah seorang raja yang kehilangan kekuasaannya. Dia berpikir keras gimana caranya dia bisa naik kembali dengan cara nyari harta karun yang tersebar di dunia. Tapi sampai hari kematiannya, dia nggak berhasil merebut takhtanya kembali. Sebelum mati, dia menghibahkan empat lukisan ke menteri dari Empat Keluarga Kuno, dan berpesan untuk menyembunyikan rahasianya dari orang luar.”“Rahasia atau misteri apa sebenarnya yang tersimpan di lukisan itu?” tanya Chandra.“Raja Januar nggak bilang apa-apa tentang itu, dan leluhur keluarga Atmaja juga nggak tahu. Tapi setelahnya, menteri dari Empat Keluarga Kuno menyusun ulang semua barang peninggalan Raja Januar dan dapat suatu petunjuk. Empat lukisan yang diwarisin dari Raja Januar menyimpan intisari dari ilmu bela diri yang Raja Januar ciptain. Kalau kita bisa mempelajari intisari itu, kita bisa masuk
Mungkinkah selain Pak Taka, masih ada orang lain yang bersembunyi di balik Teuku?Untuk mengetahui hal ini, Chandra harus kembali ke Rivera dan menanyakannya kepada pemilik Toko Antik Bartele. Meskipun Chandra tidak mendapatkan jawaban apa-apa terakhir kali, dia merasa si pemilik toko pasti mengetahui sesuatu.“Terus apa maksudnya kalian bawa aku ke sini? Apa cuma untuk ceritain masa lalu keluarga kalian dan lukisan ini?” tanya Chandra.“Kunci untuk memecahkan rahasia ini adalah gambar 18 meridian yang ada di dalam kotak. Selama ini aku juga terus menelitinya, tapi aku nggak ngerti. Aku yakin kamu pasti pernah lihat gambar itu.”“Iya. Aku yang pertama ngebuka kotak itu, jadi aku pernah lihat.”“Situasi kamu sekarang dan seterusnya bakal sangat berbahaya. Semua orang mau ngebunuh kamu, dan kunci agar kamu bisa bertahan hidup adalah dengan jadi lebih kuat. Aku kasih kamu waktu tiga hari, coba lihat apa kamu bisa dapat sesuatu dari lukisan ini,” kata Ronald.Chandra bisa memasuki alam per
Chandra sangat menantikan suatu saat dia bisa memecahkan rahasia dari lukisan ini. Dia membuka kotak yang ada di tangannya dan mengeluarkan sebuah gulungan. Di dalam gulungan terdapat gambar manusia kecil dengan berbagai macam pose. Ada yang berdiri, mengepalkan tangan, berjongkok, dan lain-lain. Di tubuh setiap manusia juga terdapat titik putih dan garis merah. Chandra tahu titik putih itu melambangkan titik akupuntur, dan garis merah mewakili garis meridian.Garis meridian dan titik akupunktur tidak bisa dijelaskan dengan ilmu kedokteran modern. Dulu Chandra pun tidak tahu apa maknanya, tapi semenjak mempelajari kitab pengobatan, dia mempelajari bagaimana caranya mengendalikan energi sejati dan memahami makna dari meridian itu. Meridian adalah tempat mengalirnya energi.Chandra ingin mencoba mengerahkan energi sejatinya, tapi tubuhnya yang terasa hampa ini tidak memiliki cadangan energi lagi sedikit pun. Dan lagi ketika dia mengerahkan tenaga, sekujur tubuhnya terasa sakit bukan main
“Oh … tunggu sebentar.”“Ada apa lagi?”“Daya tangkap kamu juga bagus. Selama beberapa hari ini kamu juga bisa sekalian ke sana untuk lihat-lihat, siapa tahu kamu dapat sesuatu.”“Aku nggak yakin sanggup, Kek,” kata Sonia sembari berlutut di hadapan Ronald.“Bangunlah, aku yang kasih izin.”“Tapi, darah yang ngalir di badanku bukan darah keluarga Atmaja. Berdasarkan ajaran leluhur ….”“Sekarang kita hidup di zaman modern, kenapa masih harus terpaku sama peraturan lama yang kaku? Biarpun kamu nggak berhubungan darah dengan keluarga Atmaja, dari kecil kamu tumbuh besar di sini. Aku sudah nganggap kamu kayak cucuku sendiri. Lagi pula, aku cuma minta kamu untuk coba-coba, bisa atau nggak itu tergantung kamu sendiri.”“Baik, Kek.”“Ya sudah, turunlah sana.”Sonia pun menuruti kemauan kakeknya dan pergi ke ruang bawah tanah, sementara Ronald masih melamun memikirkan ucapan Sonia tadi. Dugaan Sonia bisa saja benar. Apabila Robi mash hidup, semuanya jadi masuk akal.“Aku cuma bisa berharap pel
“Luka di badan kamu masih belum sembuh. Biar aku suapin saja,” kata Sonia.“Nggak perlu, aku bisa sendiri.”Chandra merasa canggung disuapi oleh wanita yang baru saja dia kenal selama beberapa hari. Mendengar itu, Sonia juga tidak banyak bicara dan langsung saja memberikan makanannya kepada Chandra. Meski sedang terluka, Chandra tidak mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas sederhana.Sonia berbalik menatap Lukisan Gunung Merabu yang tergantung di tembok. Sejak kecil dia mendapat bimbingan dari Ronald dan sudah bisa menguasai energi sejatinya sejak dulu. Kini dia sudah menjadi ahli bela diri di tingkat alam kedua, tapi dia tidak pernah melihat lukisan ini seumur hidupnya. Dia pun menatap sekilas lukisan tersebut, tapi tidak bisa menemukan apa pun yang aneh atau mencolok.“Kak Chandra sudah ketemu petunjuk apa?”Namun Chandra hanya menggelengkan kepalanya.“Kakek bilang aku boleh lihat barang yang ada di dalam kotak. Kakek minta aku untuk mempelajari lukisan ini bareng-bareng.”“O
“Ka-kamu ngapain lihat-lihat aku begitu?”“Aku mau minta bantuan dari kamu.”“Eh, bantuan apa?”“Sekarang aku sudah cacat, tapi aku punya cara untuk mengembalikan energi sejatiku, tapi aku butuh bantuanmu.”“Aku? Jangan terlalu banyak berharap. Aku paling-paling cuma sampai di alam kedua. Yang bikin kamu jadi begini itu Harold yang sedikitnya sudah sampai di alam kelima. Bahkan Kakek saja nggak bisa mulihin energimu, apalagi aku.”“Aku punya caranya, tapi kamu harus bantuin aku.”Energi sejati itu Chandra dapatkan dengan cara mempelajari kitab pengobatan tahap lanjutan. Kitab pengobatan tahap lanjutan memang sangat ajaib, mereka lebih banyak membahas efek dari Jarum 81 Langit untuk memulihkan energi sejati. Akan tetapi, untuk mengaplikasikan teknik itu dibutuhkan satu orang yang menguasai akupunktur.“Coba kasih tahu apa yang kamu butuh. Kalau aku bisa bantu, akan kubantu sebisaku.”Jarum 81 Langit membentuk satu helai benang logam yang melingkari lengan Chandra. Ketika Chandra mengger
Tubuh Morga jatuh dengan keras di atas tanah dan membentuk reruntuhan. Di sisi lain, Chandra berdiri dengan gagahnya di atas langit. Tidak lama kemudian, seorang laki-laki tua yang berlumuran darah merangkak keluar dari reruntuhan. Dia adalah Morga. Langkah melawan surga sungguh mengerikan. Jurus ini menggunakan kekuatan bumi dan langit untuk menekan dan menginjak-injak lawannya. Bahkan Morga yang sudah berada di tingkat ketiga Alam Keabadian tetap saja tidak bisa menahan tekanan tersebut dan membuatnya terluka cukup parah setelah tubuhnya terinjak-injak oleh langit dan bumi. Dia berjuang untuk bangkit lalu menatap Chandra dan berseru, “Kamu harus mati!”Morga mengeluarkan jurus rahasianya. Aura di tubuhnya seketika meningkat. Bahkan tingkat kekuatannya tiba-tiba saja meningkat ke tingkat keempat Alam Kesucian dengan bantuan jurusnya tersebut. Sekarang, aura kekuatannya jauh lebih menakutkan dari sebelumnya. “Mati kamu!” serunya dengan ganas. Sebilah pedang tiba-tiba muncul di tang
Di sebuah pegunungan yang berada di luar Kota Freely. Morga muncul di depan Chandra dan menghalangi jalannya. Chandra berbalik dan berusaha melarikan diri. Namun, Cendekia berhasil mengejarnya dan menghalangi jalannya. Kedua orang itu menyerang Chandra dari depan dan belakang. Namun, Chandra tetap tenang dalam menghadapi kedua prajurit kuat itu. “Anak muda, aku minta padamu sekali lagi agar kamu memberikan harta karun itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu itu utuh,” ujar Morga dingin. “Huh!”Chandra justru mencibir. Kemudian Chandra mulai mengaktifkan jurus langkah melawan langit. Energi sejati yang sangat kuat muncul dari lautan energi di setiap titik akupunkturnya. Energi sejati yang tidak terhitung jumlahnya berkumpul menjadi satu dan membuat aura tubuh Chandra meningkat pesat. Kemudian energi sejatinya mulai menghancurkan tulang punggungnya. Dalam sekejap mata, kekuatan langit dan bumi berkumpul menjadi satu dan membentuk tulang punggung baru. Chandra mulai mel
Istana Kegelapan adalah organisasi paling misterius yang ada di dunia Sky Draga dan sudah berdiri selama bertahun-tahun. Pemimpin dari Istana Kegelapan merupakan salah satu orang terkuat yang ada di dunia Sky Draga yang bernama Morga Huraz dan Sergi adalah adiknya. Chandra sudah membunuh adik laki-laki Morga. Itu artinya, Chandra sudah pasti mati di mata Morga. Sekarang, dia tidak ingin lagi terlalu banyak berbasa-basi dengan Chandra. Karena tujuan utamanya adalah harta karun keluarga Sky. Sekarang, harta karun itu berada di tangan Chandra. Morga mengulurkan tangannya lalu berkata dengan raut wajah kesal, “Anak muda, berikan liontin giok itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu utuh.”Morga bersikap arogan ketika melontarkan kata-katanya. Chandra menatap liontin giok itu lalu sebuah pemikiran muncul di benaknya. Dalam sekejap mata, liontin itu menghilang dari tangannya dan masuk ke dalam Istana Abadi. “Majulah kalau memang kamu menginginkannya,” ujar Chandra sambil ter
Namun, sepertinya Chandra lebih dari sekedar bawahan bagi Lilian. Cendekia merasa kesal di dalam hatinya, tapi dia tidak ingin menunjukkan kekesalannya. Jadi, dia menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Anak muda, apa kamu sadar dengan ucapanmu? Apa kamu tahu, kelompok seperti apa Istana Kegelapan itu? Aku saja tidak akan mampu menyelamatkan para sandera dari cengkeraman Istana Kegelapan. Apa kamu berpikir, dirimu memiliki kekuatan untuk melawan mereka?”“Kamu tidak perlu memedulikan masalah itu,” ujar Chandra tenang. Chandra memang tidak mengenal Cendekia. Namun, Lilian mengatakan kalau Cendekia akan menerima siapa pun yang datang ke Kota Freely tanpa peduli seberapa buruk dan keji kelakuan orang itu. Orang seperti Cendekia ini pastinya bukanlah orang baik. Cendekia tersenyum tipis lalu menatap Chandra seraya bertanya, “Aku dengar, wakil pemimpin Istana Kegelapan sudah tewas. Apa kamu ada hubungan dengan kematiannya?”Chandra membalas tatapan Cendekia lalu berkata dengan te
Cendekia langsung tersenyum setelah mendengar kedatangan Putri dari Negara Sky Draga. Pemimpin Istana Kegelapan juga tampak terkejut lalu berkata sambil tersenyum, “Aku baru saja mau mencarinya. Tapi ternyata, dia datang sendiri tanpa diundang.”Si Cendekia melambaikan kipasnya lalu berkata, “Pemimpin Istana Kegelapan, lebih baik kamu sembunyi dulu sekarang. Aku ingin lihat, apa yang diinginkan Putri Negara Sky Draga dariku.”“Oke,” jawab si pemimpin Istana Kegelapan sambil mengangguk. “Izinkan dia masuk,” ujar Cendekia kepada penjaga. “Baik,” jawab si penjaga lalu bergegas pergi. Di depan gerbang kediaman pemimpin Kota Freely. Chandra dan Lilian menunggu selama beberapa saat, sampai akhirnya si penjaga yang melapor ke dalam bergegas keluar. “Putri, silakan masuk.”Chandra dan Lilian masuk ke dalam kediaman pemimpin kota dengan dipandu oleh si penjaga. Mereka masuk ke dalam aula utama setelah melewati sebuah lorong. Seorang pemuda terlihat sedang duduk di kursi utama aula. Pemud
Mereka berdua mencari tempat tinggal terlebih dahulu setelah masuk ke dalam kota. Di dalam kamar. Chandra duduk di sebuah kursi, sementara Lilian menuangkan teh untuknya. “Kak Chandra, kapan kita akan pergi ke kediaman pemimpin kota?” tanya Lilian cemas. Beberapa hari telah berlalu, tapi dia masih belum mengetahui keadaan para kerabatnya. Sekarang, dia benar-benar ingin tahu keberadaan Istana Kegelapan serta keadaan pada kerabatnya.“Makan saja dulu setelah itu baru kita pergi,” ujar Chandra lalu berjalan menuju pintu keluar. Dia berjalan ke lantai pertama untuk memesan beberapa makanan lalu makan dengan santai. Lilian duduk di dekat Chandra tanpa keinginan untuk makan sedikit pun. Di aula, ada banyak orang yang sedang menikmati makanan mereka. “Aku dengar, istana kekaisaran Kota Sky Draga dihancurkan dan jutaan orang dibantai di sana.”“Ya, aku juga mendengarnya. Sepertinya, itu ulah Istana Kegelapan.”“Sepertinya alasan pembantaian itu karena Negara Sky Draga memiliki harta ka
Pemandangan yang sangat memilukan ketika melihat tanah yang mereka injak dipenuhi dengan mayat. Lilian bergegas menuju istana kekaisaran. Di sekitar istana, jumlah mayat yang bergelimpangan juga semakin banyak. Seluruh tanah berlumuran darah. Dia terpaksa menginjak mayat ketika bergerak maju. Sampai akhirnya, dia tiba di istana tidak lama kemudian. Mayat pengawal berbaju besi tampak bergelimpangan ketika Lilian melangkah masuk ke dalam istana. Lilian terus melangkah masuk ke dalam istana. Namun, semua orang sudah menjadi mayat dan tidak ada satu pun orang hidup yang bisa dia temui di sana. “Papa ….”Lilian berjongkok di tanah sambil berteriak pilu. Chandra yang melihat ini, hanya bisa diam tanpa tahu, bagaimana cara menghibur perempuan ini.Sampai akhirnya, Chandra berusaha untuk menenangkannya dengan berkata, “Kamu lihat dulu, apakah ada kerabatmu di antara mayat-mayat itu? Mungkin saja mereka tidak mati dan hanya ditangkap.”Lilian bergegas bangkit dan mulai mencari kerabatnya di a
Lilian membutuhkan waktu beberapa saat untuk bisa tiba di tempat Chandra berada ketika Chandra masih terbaring di atas tanah dengan napas lemah. Lilian sempat tidak berani mendekati Chandra setelah melihat pertarungan Chandra dan Sergi. Dia hanya berdiri beberapa meter jauhnya dari Chandra sambil memperhatikan Chandra lalu bertanya pelan, “Apa kamu baik-baik saja?”Chandra berkata dengan suara lemah, “Aku tidak apa-apa. Aku hanya butuh istirahat sebentar.”Lilian menghela napas lega setelah mendengar jawaban Chandra. Namun, dia masih tidak berani mendekat dan hanya berani berdiri beberapa meter dari Chandra sambil menatap laki-laki itu. Wajah Chandra tampak memerah setelah menyadari Lilian yang terus menatapnya. Sampai akhirnya 30 menit kemudian, tubuh Chandra kembali pulih. Dia bisa berdiri di atas tanah lalu meregangkan ototnya. “Ini?”Lilian sangat terkejut dengan pemandangan ini. Dia bisa merasakan napas Chandra yang sangat lemah dan hampir mati sebelumnya. Namun, hanya dalam wa
Tubuh Chandra tertusuk dan terpukul oleh kekuatan tangan Sergi yang dahsyat sampai tubuhnya terpental. Tubuh Chandra terjatuh dengan keras sampai tanah yang ditabraknya membentuk lubang yang sangat dalam. Wajah Lilian seketika memucat. Sekarang, dia tidak lagi bisa melarikan diri. bahkan penyelamat hidupnya saja sudah tewas di tangan Sergi. “Putri ….”Sergi berdiri melayang di udara sambil menatap Lilian yang gemetaran di kejauhan lalu dia tersenyum seraya berkata, “Kamu pikir, orang ini bisa menyelamatkanmu? Kamu benar-benar suka bermimpi, ya!”Di mata Sergi, Chandra sudah tewas.“Aku … aku akan memberikannya padamu,” ujar Lilian memilih untuk berkompromi. Lagi pula, Sergi tetap bisa mendapatkan giok itu kalau dia mati. Jadi, setidaknya dia masih bisa hidup jika dia memberikan giok itu dengan sukarela. Namun, tiba-tiba saja Chandra melesat keluar dari lubang reruntuhan dengan rambut berantakan dan tubuh yang berlumuran darah. Dia benar-benar tampak menyedihkan. Anehnya, cedera di d