“Luka di badan kamu masih belum sembuh. Biar aku suapin saja,” kata Sonia.“Nggak perlu, aku bisa sendiri.”Chandra merasa canggung disuapi oleh wanita yang baru saja dia kenal selama beberapa hari. Mendengar itu, Sonia juga tidak banyak bicara dan langsung saja memberikan makanannya kepada Chandra. Meski sedang terluka, Chandra tidak mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas sederhana.Sonia berbalik menatap Lukisan Gunung Merabu yang tergantung di tembok. Sejak kecil dia mendapat bimbingan dari Ronald dan sudah bisa menguasai energi sejatinya sejak dulu. Kini dia sudah menjadi ahli bela diri di tingkat alam kedua, tapi dia tidak pernah melihat lukisan ini seumur hidupnya. Dia pun menatap sekilas lukisan tersebut, tapi tidak bisa menemukan apa pun yang aneh atau mencolok.“Kak Chandra sudah ketemu petunjuk apa?”Namun Chandra hanya menggelengkan kepalanya.“Kakek bilang aku boleh lihat barang yang ada di dalam kotak. Kakek minta aku untuk mempelajari lukisan ini bareng-bareng.”“O
“Ka-kamu ngapain lihat-lihat aku begitu?”“Aku mau minta bantuan dari kamu.”“Eh, bantuan apa?”“Sekarang aku sudah cacat, tapi aku punya cara untuk mengembalikan energi sejatiku, tapi aku butuh bantuanmu.”“Aku? Jangan terlalu banyak berharap. Aku paling-paling cuma sampai di alam kedua. Yang bikin kamu jadi begini itu Harold yang sedikitnya sudah sampai di alam kelima. Bahkan Kakek saja nggak bisa mulihin energimu, apalagi aku.”“Aku punya caranya, tapi kamu harus bantuin aku.”Energi sejati itu Chandra dapatkan dengan cara mempelajari kitab pengobatan tahap lanjutan. Kitab pengobatan tahap lanjutan memang sangat ajaib, mereka lebih banyak membahas efek dari Jarum 81 Langit untuk memulihkan energi sejati. Akan tetapi, untuk mengaplikasikan teknik itu dibutuhkan satu orang yang menguasai akupunktur.“Coba kasih tahu apa yang kamu butuh. Kalau aku bisa bantu, akan kubantu sebisaku.”Jarum 81 Langit membentuk satu helai benang logam yang melingkari lengan Chandra. Ketika Chandra mengger
Tubuh Chandra seperti tersengat listrik, tetapi rasanya tidak sakit. Seluruh tubuhnya seperti terasa sangat ringan.“Selanjutnya bagian kening.”Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia mengambil jarum pertama dan menggerakkan energi sejati untuk masuk ke dalam jarum. Setelah itu dia menusukkan jarum tersebut, energi sejati dalam dirinya berkurang cukup banyak. Dia mengambil jarum ke dua dan menghabiskan sebagian energi sejatinya lagi.Jarum tersebut sangat aneh, seperti bisa mengambil energi sejati miliknya.“Jarum ketiga, kening bagian kanan.”Sonia terus melakukan kegiatannya. Setelah jarum ke sebelas, seluruh energi sejatinya sudah habis diambil. Wajahnya terlihat pucat pasi sambil berkata, “Nggak bisa, energi sejatinya habis terlalu banyak. Aku sudah nggak bisa menggunakan energi sejati lagi.”Chandra mengangguk karena dia tahu kalau menggunakan Jarum 81 Langit akan menghabiskan banyak sekali energi sejati. Selain itu, semakin banyak jarum yang digunakan, maka energi yang diambil juga
Ketika makan, Sonia bertanya pada Chandra bahwa apa yang sedang lelaki itu cari dan lihat. Akan tetapi Chandra hanya menggelengkan kepalanya. Setelah Chandra selesai makan, dia langsung pergi.Halaman belakang kediaman keluarga Atmaja.Sonia keluar dengan membawa piring dan alat makannya. Dia melihat sosok Ronald yang duduk tidak jauh di gazebo halaman. Melihat Ronald yang berada tidak jauh di gazebo, perempuan itu mendekat dan menyapa, “Kakek.”Ronald mengangguk kepala dan bertanya, “Bagaimana keadaan Chandra?”Sonia terlihat ragu dan berpikir sejenak sebelum akhirnya dia menggeleng dan berkata, “Nggak ada apa-apa, Lukisan Gunung Merabu sangat ajaib sekali. Gambar Meridian juga sangat aneh. Energi sejati mengalami kemunduran, begitu kekuatannya digerakkan maka energi dalam darah akan mengalir cepat. Untuk sementara masih belum ada informasi lebih lanjut.”“Terus pantau Chandra dan awasi dia. Kalau dia menyadari sesuatu, langsung kabari Kakek.”“Baik, Sonia mengerti.”Detik itu juga So
“Apa yang sudah kamu pahami?”Sonia menatap Chandra dengan terkejut. Lelaki itu menunjuk orang pertama dan menunjuk orang ke sepuluh lagi sambil berkata, “Lihat.”Perempuan itu melirik ke arah Gulungan Naskah Kuno dan langsung tersenyum sumringah sambil berkata, “Benar-benar harus dilakukan oleh dua orang baru bisa?”“Iya, seharusnya begitu. Mau coba?” jawab dan tanya Chandra.“Baik,” ujar Sonia sambil mengangguk. Wajah putihnya terlihat sangat antusias sekali.Gambar pertama orang tersebut sedang duduk bersila dengan kedua tangan diangkat ke atas kepala. Chandra mengikutinya. Sedangkan gambar kesepuluh, orang tersebut posisi kepalanya ke arah bawah dengan kedua tangan menyentuh tanah. Jika digabungkan seharusnya posisinya satu di atas dan satu lagi di bawah.Sonia melompat setinggi dua meter dan langsung menempelkan kedua telapak tangannya di atas telapak tangan lelaki itu. Gerakan pertama dan kedua berhasil digabungkan dengan sempurna. Dengan begitu, gambar meridian juga berhasil dis
Berdasarkan tebakan dari Sonia, kemungkinan karena sekarang Chandra belum ada energi sejati sehingga tidak bisa latihan. Setelah kondisi tubuhnya sudah pulih baru mereka akan coba lagi.Pagi harinya Sonia pergi, sedangkan Chandra memilih tetap tinggal di ruang rahasia bawah tanah. Tubuhnya sudah lumayan membaik dan bisa berlatih meditasi. Dengan begitu kondisi tubuhnya akan lebih cepat pulih.Sonia membawa piring dan mangkuknya keluar lagi dari ruang rahasia bawah tanah. Dia menemukan Ronald yang sedang duduk tidak jauh dari sana.“Kakek,” panggil perempuan itu mendekat.Ronald berdeham dan bertanya, “Bagaimana?”Sonia menggelengkan kepala dan berkata, “Nggak ada kemajuan apa-apa. Lukisan Gunung Merabu sungguh misterius sekali. Sekarang Chandra masih belum bisa memecahkan rahasia dari lukisan itu dan nggak bisa mendapatkan apa pun.”Ronald menghela napas berat.“Kakek, kenapa?” tanya Sonia.“Keluarga Nantaboga sudah mulai beraksi. Mereka bekerja sama dengan dua keluarga lainnya untuk m
Keluarga Atmaja sedang menghadapi bahaya dan Sonia juga menangkap maksud Ronald yang ingin menyerahkan Chandra. Dia memberikan ide untuk mengeluarkan Lukisan Gunung Merabu serta gambar meridian untuk menunjukkannya pada ketiga keluarga yang lain.Di waktu yang sama, Ronald bisa meminta mereka untuk mengeluarkan lukisan mereka juga dan menggabungkan keempat lukisan tersebut. Dengan begitu maka tidak hanya menghapus kecurigaan mereka pada keluarga Atmaja, tetapi yang paling penting Sonia juga bisa melihat lukisan yang lainnya. Mungkin saja dia bisa membuka rahasia keempat gambar tersebut.Ronald menggelengkan kepalanya tidak setuju. Jika lukisan keluarga Nantaboga tidak dicuri, mereka tidak akan yang bersedia mengeluarkan lukisannya. Mereka sudah menyimpan lukisan tersebut selama ribuan tahun lamanya, kalau mau ditunjukkan maka sudah sedari dulu menunjukkannya pada mereka. Untuk apa menunggu hingga saat ini?Yang namanya manusia sudah pasti egois dan mementingkan diri sendiri, sama halny
Chandra tersenyum masam dan berkata, “Kalau mencurinya bisa-bisa keluarga Atmaja juga akan menghabisiku.”“Kalau begitu kamu hanya akan menerima pembalasan dari keluarga Atmaja saja. Tapi kalau nggak kamu akan dikejar oleh tiga keluarga yang lain. Sedangkan kamu itu keturunannya keluarga Atmaja. Sebelum Kakek nggak menanyakan tentang lukisan, nggak akan ada yang membunuhmu. Selanjutnya kamu putuskan apa yang harus kamu lakukan.”Chandra menggelengkan kepalanya tidak setuju. Dia masih terlalu lemah dan dia lebih memilih untuk menghadapi pertempuran ini. Kalau dia tidak membunuh Teuku, mungkin dia bisa lolos. Chandra menenggelamkan kepalanya dan melanjutkan makannya.Setelah selesai, Sonia bangkit berdiri sambil membawa piring kosong dan berkata, “Masih ada dua hari, sebaiknya kamu pikirkan baik-baik.”Sonia pergi dan Chandra duduk bersila di tempat. Dia merasa cara yang disarankan oleh Sonia tidak bisa dia ikuti. Akan tetapi cara pertama masih bisa, hanya saja terlalu sulit. Hanya tersi
Istana Kegelapan adalah organisasi paling misterius yang ada di dunia Sky Draga dan sudah berdiri selama bertahun-tahun. Pemimpin dari Istana Kegelapan merupakan salah satu orang terkuat yang ada di dunia Sky Draga yang bernama Morga Huraz dan Sergi adalah adiknya. Chandra sudah membunuh adik laki-laki Morga. Itu artinya, Chandra sudah pasti mati di mata Morga. Sekarang, dia tidak ingin lagi terlalu banyak berbasa-basi dengan Chandra. Karena tujuan utamanya adalah harta karun keluarga Sky. Sekarang, harta karun itu berada di tangan Chandra. Morga mengulurkan tangannya lalu berkata dengan raut wajah kesal, “Anak muda, berikan liontin giok itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu utuh.”Morga bersikap arogan ketika melontarkan kata-katanya. Chandra menatap liontin giok itu lalu sebuah pemikiran muncul di benaknya. Dalam sekejap mata, liontin itu menghilang dari tangannya dan masuk ke dalam Istana Abadi. “Majulah kalau memang kamu menginginkannya,” ujar Chandra sambil ter
Namun, sepertinya Chandra lebih dari sekedar bawahan bagi Lilian. Cendekia merasa kesal di dalam hatinya, tapi dia tidak ingin menunjukkan kekesalannya. Jadi, dia menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Anak muda, apa kamu sadar dengan ucapanmu? Apa kamu tahu, kelompok seperti apa Istana Kegelapan itu? Aku saja tidak akan mampu menyelamatkan para sandera dari cengkeraman Istana Kegelapan. Apa kamu berpikir, dirimu memiliki kekuatan untuk melawan mereka?”“Kamu tidak perlu memedulikan masalah itu,” ujar Chandra tenang. Chandra memang tidak mengenal Cendekia. Namun, Lilian mengatakan kalau Cendekia akan menerima siapa pun yang datang ke Kota Freely tanpa peduli seberapa buruk dan keji kelakuan orang itu. Orang seperti Cendekia ini pastinya bukanlah orang baik. Cendekia tersenyum tipis lalu menatap Chandra seraya bertanya, “Aku dengar, wakil pemimpin Istana Kegelapan sudah tewas. Apa kamu ada hubungan dengan kematiannya?”Chandra membalas tatapan Cendekia lalu berkata dengan te
Cendekia langsung tersenyum setelah mendengar kedatangan Putri dari Negara Sky Draga. Pemimpin Istana Kegelapan juga tampak terkejut lalu berkata sambil tersenyum, “Aku baru saja mau mencarinya. Tapi ternyata, dia datang sendiri tanpa diundang.”Si Cendekia melambaikan kipasnya lalu berkata, “Pemimpin Istana Kegelapan, lebih baik kamu sembunyi dulu sekarang. Aku ingin lihat, apa yang diinginkan Putri Negara Sky Draga dariku.”“Oke,” jawab si pemimpin Istana Kegelapan sambil mengangguk. “Izinkan dia masuk,” ujar Cendekia kepada penjaga. “Baik,” jawab si penjaga lalu bergegas pergi. Di depan gerbang kediaman pemimpin Kota Freely. Chandra dan Lilian menunggu selama beberapa saat, sampai akhirnya si penjaga yang melapor ke dalam bergegas keluar. “Putri, silakan masuk.”Chandra dan Lilian masuk ke dalam kediaman pemimpin kota dengan dipandu oleh si penjaga. Mereka masuk ke dalam aula utama setelah melewati sebuah lorong. Seorang pemuda terlihat sedang duduk di kursi utama aula. Pemud
Mereka berdua mencari tempat tinggal terlebih dahulu setelah masuk ke dalam kota. Di dalam kamar. Chandra duduk di sebuah kursi, sementara Lilian menuangkan teh untuknya. “Kak Chandra, kapan kita akan pergi ke kediaman pemimpin kota?” tanya Lilian cemas. Beberapa hari telah berlalu, tapi dia masih belum mengetahui keadaan para kerabatnya. Sekarang, dia benar-benar ingin tahu keberadaan Istana Kegelapan serta keadaan pada kerabatnya.“Makan saja dulu setelah itu baru kita pergi,” ujar Chandra lalu berjalan menuju pintu keluar. Dia berjalan ke lantai pertama untuk memesan beberapa makanan lalu makan dengan santai. Lilian duduk di dekat Chandra tanpa keinginan untuk makan sedikit pun. Di aula, ada banyak orang yang sedang menikmati makanan mereka. “Aku dengar, istana kekaisaran Kota Sky Draga dihancurkan dan jutaan orang dibantai di sana.”“Ya, aku juga mendengarnya. Sepertinya, itu ulah Istana Kegelapan.”“Sepertinya alasan pembantaian itu karena Negara Sky Draga memiliki harta ka
Pemandangan yang sangat memilukan ketika melihat tanah yang mereka injak dipenuhi dengan mayat. Lilian bergegas menuju istana kekaisaran. Di sekitar istana, jumlah mayat yang bergelimpangan juga semakin banyak. Seluruh tanah berlumuran darah. Dia terpaksa menginjak mayat ketika bergerak maju. Sampai akhirnya, dia tiba di istana tidak lama kemudian. Mayat pengawal berbaju besi tampak bergelimpangan ketika Lilian melangkah masuk ke dalam istana. Lilian terus melangkah masuk ke dalam istana. Namun, semua orang sudah menjadi mayat dan tidak ada satu pun orang hidup yang bisa dia temui di sana. “Papa ….”Lilian berjongkok di tanah sambil berteriak pilu. Chandra yang melihat ini, hanya bisa diam tanpa tahu, bagaimana cara menghibur perempuan ini.Sampai akhirnya, Chandra berusaha untuk menenangkannya dengan berkata, “Kamu lihat dulu, apakah ada kerabatmu di antara mayat-mayat itu? Mungkin saja mereka tidak mati dan hanya ditangkap.”Lilian bergegas bangkit dan mulai mencari kerabatnya di a
Lilian membutuhkan waktu beberapa saat untuk bisa tiba di tempat Chandra berada ketika Chandra masih terbaring di atas tanah dengan napas lemah. Lilian sempat tidak berani mendekati Chandra setelah melihat pertarungan Chandra dan Sergi. Dia hanya berdiri beberapa meter jauhnya dari Chandra sambil memperhatikan Chandra lalu bertanya pelan, “Apa kamu baik-baik saja?”Chandra berkata dengan suara lemah, “Aku tidak apa-apa. Aku hanya butuh istirahat sebentar.”Lilian menghela napas lega setelah mendengar jawaban Chandra. Namun, dia masih tidak berani mendekat dan hanya berani berdiri beberapa meter dari Chandra sambil menatap laki-laki itu. Wajah Chandra tampak memerah setelah menyadari Lilian yang terus menatapnya. Sampai akhirnya 30 menit kemudian, tubuh Chandra kembali pulih. Dia bisa berdiri di atas tanah lalu meregangkan ototnya. “Ini?”Lilian sangat terkejut dengan pemandangan ini. Dia bisa merasakan napas Chandra yang sangat lemah dan hampir mati sebelumnya. Namun, hanya dalam wa
Tubuh Chandra tertusuk dan terpukul oleh kekuatan tangan Sergi yang dahsyat sampai tubuhnya terpental. Tubuh Chandra terjatuh dengan keras sampai tanah yang ditabraknya membentuk lubang yang sangat dalam. Wajah Lilian seketika memucat. Sekarang, dia tidak lagi bisa melarikan diri. bahkan penyelamat hidupnya saja sudah tewas di tangan Sergi. “Putri ….”Sergi berdiri melayang di udara sambil menatap Lilian yang gemetaran di kejauhan lalu dia tersenyum seraya berkata, “Kamu pikir, orang ini bisa menyelamatkanmu? Kamu benar-benar suka bermimpi, ya!”Di mata Sergi, Chandra sudah tewas.“Aku … aku akan memberikannya padamu,” ujar Lilian memilih untuk berkompromi. Lagi pula, Sergi tetap bisa mendapatkan giok itu kalau dia mati. Jadi, setidaknya dia masih bisa hidup jika dia memberikan giok itu dengan sukarela. Namun, tiba-tiba saja Chandra melesat keluar dari lubang reruntuhan dengan rambut berantakan dan tubuh yang berlumuran darah. Dia benar-benar tampak menyedihkan. Anehnya, cedera di d
Suara teriakan nyaring itu diikuti dengan energi pedang yang melesat ke seluruh penjuru arah dan membunuh belasan prajurit yang melindungi Lilian. Detik berikutnya, Sergi sudah muncul di depan Lilian. Chandra yang sedang membunuh banyak prajurit Istana Kegelapan bergegas ke arah Lilian dalam sekejap mata lalu memeluknya. Di saat yang bersamaan, Lilian juga memiringkan tubuhnya berusaha menghindari serangan Sergi. Kemudian Chandra membawa Lilian melesat ke langit setinggi beberapa puluh meter sambil menyimpan pedang di tangannya. “Peluk aku!” seru Chandra. Lilian bergegas menuruti perintah Chandra. Tidak lama kemudian, muncul dua jenis energi sejati di telapak tangan Chandra. Kedua jenis energi ini terlihat langsung bergabung dan membentuk sebuah kekuatan baru. “Sangkar Kosmik!” Bola energi hasil perpaduan dua jenis energi sejati langsung melesat ke bawah. Duar!Bumi berguncang dengan gunung-gunung yang berada di bawahnya langsung hancur dalam sekejap mata. Semua prajurit Istana K
Suara langkah kaki yang sangat banyak juga terdengar dari kejauhan setelah suara itu menghilang. Tidak lama kemudian, sejumlah prajurit yang mengenakan jubah dan topeng hitam muncul. Dalam sekejap mata, hutan di sekitar Chandra penuh sesak oleh lebih dari 3000 prajurit yang mengepungnya.Seorang laki-laki tua tiba-tiba saja mendarat di atas tanah. Laki-laki itu terlihat sudah berumur sekitar 70 tahun dengan wajah berkeriput dan mata cekung. Sosok itu terlihat sangat aneh. Laki-laki tua itu tampak mengenakan jubah berwarna merah dengan pedang merah di tangannya. “Sergi?”Ekspresi Lilian seketika berubah. Begitu pun, belasan prajurit berbaju besi yang tersisa. Mereka semua tampak ketakutan sampai tubuh mereka bergetar.Chandra berbalik lalu menatap Lilian dan bertanya, “Siapa itu Sergi?”Lilian berkata dengan raut wajah ketakutan dan mulut yang bergetar, “Sergi adalah wakil pemimpin Istana Kegelapan. Kekuatannya berada tepat di bawah pemimpin Istana Kegelapan. Dia adalah salah satu pra