Chandra tersenyum masam dan berkata, “Kalau mencurinya bisa-bisa keluarga Atmaja juga akan menghabisiku.”“Kalau begitu kamu hanya akan menerima pembalasan dari keluarga Atmaja saja. Tapi kalau nggak kamu akan dikejar oleh tiga keluarga yang lain. Sedangkan kamu itu keturunannya keluarga Atmaja. Sebelum Kakek nggak menanyakan tentang lukisan, nggak akan ada yang membunuhmu. Selanjutnya kamu putuskan apa yang harus kamu lakukan.”Chandra menggelengkan kepalanya tidak setuju. Dia masih terlalu lemah dan dia lebih memilih untuk menghadapi pertempuran ini. Kalau dia tidak membunuh Teuku, mungkin dia bisa lolos. Chandra menenggelamkan kepalanya dan melanjutkan makannya.Setelah selesai, Sonia bangkit berdiri sambil membawa piring kosong dan berkata, “Masih ada dua hari, sebaiknya kamu pikirkan baik-baik.”Sonia pergi dan Chandra duduk bersila di tempat. Dia merasa cara yang disarankan oleh Sonia tidak bisa dia ikuti. Akan tetapi cara pertama masih bisa, hanya saja terlalu sulit. Hanya tersi
Chandra berencana memaksakan diri menyelesaikan semua gambar meridian itu hingga aliran darahnya mengalir deras dan organnya hancur. Seluruh isi tubuhnya terluka hebat hingga akhirnya Chandra terbaring di lantai dengan darah yang mengucur deras.Banyaknya darah tersebut mengalir membasahi Gulungan Naskah Kuno dan juga Lukisan Gunung Merabu. Detik selanjutnya, Lukisan Gunung Merabu mengalami perubahan yang aneh. Sebelum Chandra tidak sadarkan diri, dia melihat bahwa gambar bulan di lukisan itu menghilang dan bunga putih tersebut layu. Matahari muncul di langit dan bersinar dengan terang.Gambar dalam lukisan tersebut mengalami perubahan. Di dalam hutan pegunungan muncul sebaris tulisan kecil yang membuat Chandra membelalak. Dia menatap lukisan tersebut dengan lekat dan juga tulisan di gunung yang perlahan muncul.Tulisan tersebut adalah tulisan tradisional yang memang ada seribu tahun yang lalu. Chandra pernah mempelajari aksara tersebut. Dia mencoba mengingat tulisan tersebut dengan su
Detik berikutnya Chandra terbangun. Dia mendengar ucapan Ronald dan dengan lemas bertanya, “Beneran nggak tertolong?”“Nggak,” jawab Ronald sambil melirik pemuda itu. Setelah itu dia berbalik dan berjalan pergi.Di dalam kamar hanya tersisa Chandra dan Sonia. Dengan lemas Chandra bertanya, “Di mana Lukisan Gunung Merabu?”“Di ruang rahasia bawah tanah.”“Ada-ada yang aneh?”“Ha? Nggak ada,” jawab Sonia terheran-heran.“Ada yang salah! Pasti sesuatu telah terjadi. Kamu bawa aku ke sana untuk lihat. Mungkin saja rahasia dari Lukisan Gunugn Merabu sudah terbuka,” ujar Chandra.“Tapi kondisimu ….”“Cepat bawa aku pergi.”Sonia tidak bisa menang melawan Chandra sehingga dia hanya bisa menggendong lelaki itu ke arah ruang rahasia. Sebelum mendekati halaman belakang, seorang lelaki tampan dengan pakaian berwarna putih mendekat.“Sonia, kamu sedang apa?” tanya lelaki itu ketika melihat Sonia menggendong lelaki yang penuh darah.“Kak Brandon.”Brandon menatap Chandra dan mendengus sambil berkat
“Kenapa? Kenapa menghela napas?”“Nggak ada apa-apa.”Sonia tidak banyak bicara. Dia menggendong Chandra dan bergegas berjalan ke ruang rahasia bawah tanah yang ada di halaman belakang.“Oh iya, Brandon sebenarnya baik dan setia, Kak Chandra jangan memasukkan ucapan dia ke hati,” ujar Sonia yang khawatir Chandra akan balas dendam pada Brandon.“Cih!” Chandra mendengus mendengar ucapan perempuan itu. Brandon sudah memberikan banyak masalah padanya. Jika ada kesempatan, dia pasti akan memberikan pemuda itu pelajaran.Saat tiba di ruang rahasia, Gulungan Naskah Kuno dan Lukisan Gunung Merabu masih tergeletak di lantai. Gulungan Naskah Kuno terdapat noda darah, sedangkan Lukisan Gunung Merabu bersih tanpa noda darah.Sonia meletakkan Chandra di kursi roda dan mengambil Gulungan Naskah Kuno serta Lukisan Gunung Merabu yang ada di lantai.“Kasih aku lihat,” pinta Chandra.Lelaki itu memperhatikan Lukisan Gunung Merabu dengan saksama. Akan tetapi lukisan tersebut tidak ada yang berubah. Chand
“Kamu ingin menggunakan rahasia dari Lukisan Gunung Merabu untuk meminta bantuan Kakek?”“Iya.” Chandra mengangguk.Sekarang posisinya sangat berbahaya dan kapan pun bisa menghadapi kematian. Hanya Ronald yang bisa melindunginya. Hanya dengan menukarkan rahasia Lukisan Gunung Merabu yang bisa membuat Ronald melindunginya. “Baik.”Ronald membawa lukisan dan menyimpan kembali Gulungan Naskah Kuno ke dalam kotak. Setelah itu Sonia mendorong kursi roda Chandra pergi dari sana.Ronald tampak duduk di dalam ruang baca sambil membaca sebuah buku dengan serius. Terdengar suara ketukan pintu diikuti suara yang berkata, “Kakek, Chandra mencari Kakek.”Ronald meletakkan bukunya dan berjalan keluar. Dia melihat Chandra yang duduk di kursi roda dan Sonia yang berdiri di sampingnya.“Ada apa?” tanya Ronald sambil menatap Chandra.“Aku sudah membuka rahasia di Lukisan Gunung Merabu,” ujar Chandra dengan pelan.“Apa?” Ronald terlihat antusias dan dengan tidak sabar bertanya, “Benarkah?”Chandra meng
Sonia menatap lukisan tersebut dengan lekat. Ternyata lukisan ini akan berubah jika ditetesi darah Chandra.“Ini rahasia dari Lukisan Gunung Merabu.”“Aku sudah kasih tahu rahasianya. Selanjutnya aku harus dijamin keselamatannya,” ujar Chandra.“Nggak masalah. Kamu itu anggota dari keluarga Atmaja. Sebagai seorang pemimpin keluarga, tentu saja Kakek akan menjagamu.”Dia menerima Lukisan Gunung Merabu dan terbahak sambil berkata, “Hahaha! Akhirnya rahasia dari lukisan ini sudah terpecahkan!”Akan tetapi lukisan tersebut berubah menjadi semula. Dia terdiam dan bertanya, “Apa yang terjadi?”Chandra mengangkat kedua bahunya dan menjawab, “Nggak tahu, mungkin butuh darah baru bisa berubah.”“Kenapa darah saya nggak bisa dan hanya bisa dengan darahmu?”Chandra menggelengkan kepala karena dia tidak tahu. Sama-sama darah, tetapi kenapa darahnya bisa membuat Lukisan Gunung Merabu mengalami perubahan dan Ronald tidak bisa?“Kakek butuh darahmu.”‘Nggak masalah, tapi karena aku sudah kehabisan lu
Tok! Tok! Tok!Terdengar suara ketukan pintu dari luar.“Masuk,” seru Chandra dengan lemas.Pintu kamar terbuka dan sosok Sonia masuk. Baju putihnya terdapat noda darah Chandra yang terkena saat dia menggendong lelaki itu.“Kak Chandra,” panggil perempuan itu sambil mendekat.“Iya. Energi sejatimu sudah kembali? Aku butuh energi sejatimu untuk mengobati luka.”“Sudah sebagian meski belum sepenuhnya,” jawab Sonia.“Aku merasa Lukisan Gunung Merabu juga perlu dua orang untuk berlatih.”“Kenapa bisa bilang begitu?” tanya Sonia.“Yang dulu kita pahami memang sudah tepat, hanya kurang latihan internal saja makanya nggak bisa. Kamu lihat, Lukisan Gunung Merabu mengalami perubahan setelah terkena darah. Setelah terkena darah, bulan berubah jadi matahari yang artinya bulan adalah perempuan, matahari adalah laki-laki.”“Lalu apa arti dari bunga? Bunga itu gugur dan apa artinya?” tanya Sonia.Mendengar itu Chandra tenggelam dalam pikirannya dan beberapa saat kemudian berkata, “Mungkin masih ada
Dua meridian tersebut merupakan meridian paling utama bagi praktisi bela diri. Praktisi seni bela diri yang biasa saja tidak akan bisa melakukannya. Perlu memasuki lima alam dan memiliki energi sejati yang kuat baru bisa membukanya. Awalnya Ronald tidak tahu bagaimana cara Chandra mengobati lukanya. Akan tetapi, dia juga merupakan seorang praktisi seni bela diri dan juga dokter. Sekarang dia sudah mengerti kalau lukanya palsu, tetapi Chandra memanfaatkannya untuk membuka Meridian Ren dan Du serta Delapan Meridian Luar Biasa.Dengan menusukkan jarum perak ke seluruh meridian yang ada tubuh, maka akan melindungi bagian jantung. Dengan begitu, apa pun yang terjadi dia tidak akan mati. Begitu energi sejati milik Ronald masuk ke dalam tubuh Chandra, maka akan langsung berkumpul menjadi satu. Jarum perak yang memberikan efek seperti itu.Energi sejati milik Ronald berkumpul di tubuh Chandra dan membentuk sebuah pusaran. Ternyata Ronald tidak bisa mengendalikan energi sejati miliknya. Pusar
Istana Kegelapan adalah organisasi paling misterius yang ada di dunia Sky Draga dan sudah berdiri selama bertahun-tahun. Pemimpin dari Istana Kegelapan merupakan salah satu orang terkuat yang ada di dunia Sky Draga yang bernama Morga Huraz dan Sergi adalah adiknya. Chandra sudah membunuh adik laki-laki Morga. Itu artinya, Chandra sudah pasti mati di mata Morga. Sekarang, dia tidak ingin lagi terlalu banyak berbasa-basi dengan Chandra. Karena tujuan utamanya adalah harta karun keluarga Sky. Sekarang, harta karun itu berada di tangan Chandra. Morga mengulurkan tangannya lalu berkata dengan raut wajah kesal, “Anak muda, berikan liontin giok itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu utuh.”Morga bersikap arogan ketika melontarkan kata-katanya. Chandra menatap liontin giok itu lalu sebuah pemikiran muncul di benaknya. Dalam sekejap mata, liontin itu menghilang dari tangannya dan masuk ke dalam Istana Abadi. “Majulah kalau memang kamu menginginkannya,” ujar Chandra sambil ter
Namun, sepertinya Chandra lebih dari sekedar bawahan bagi Lilian. Cendekia merasa kesal di dalam hatinya, tapi dia tidak ingin menunjukkan kekesalannya. Jadi, dia menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Anak muda, apa kamu sadar dengan ucapanmu? Apa kamu tahu, kelompok seperti apa Istana Kegelapan itu? Aku saja tidak akan mampu menyelamatkan para sandera dari cengkeraman Istana Kegelapan. Apa kamu berpikir, dirimu memiliki kekuatan untuk melawan mereka?”“Kamu tidak perlu memedulikan masalah itu,” ujar Chandra tenang. Chandra memang tidak mengenal Cendekia. Namun, Lilian mengatakan kalau Cendekia akan menerima siapa pun yang datang ke Kota Freely tanpa peduli seberapa buruk dan keji kelakuan orang itu. Orang seperti Cendekia ini pastinya bukanlah orang baik. Cendekia tersenyum tipis lalu menatap Chandra seraya bertanya, “Aku dengar, wakil pemimpin Istana Kegelapan sudah tewas. Apa kamu ada hubungan dengan kematiannya?”Chandra membalas tatapan Cendekia lalu berkata dengan te
Cendekia langsung tersenyum setelah mendengar kedatangan Putri dari Negara Sky Draga. Pemimpin Istana Kegelapan juga tampak terkejut lalu berkata sambil tersenyum, “Aku baru saja mau mencarinya. Tapi ternyata, dia datang sendiri tanpa diundang.”Si Cendekia melambaikan kipasnya lalu berkata, “Pemimpin Istana Kegelapan, lebih baik kamu sembunyi dulu sekarang. Aku ingin lihat, apa yang diinginkan Putri Negara Sky Draga dariku.”“Oke,” jawab si pemimpin Istana Kegelapan sambil mengangguk. “Izinkan dia masuk,” ujar Cendekia kepada penjaga. “Baik,” jawab si penjaga lalu bergegas pergi. Di depan gerbang kediaman pemimpin Kota Freely. Chandra dan Lilian menunggu selama beberapa saat, sampai akhirnya si penjaga yang melapor ke dalam bergegas keluar. “Putri, silakan masuk.”Chandra dan Lilian masuk ke dalam kediaman pemimpin kota dengan dipandu oleh si penjaga. Mereka masuk ke dalam aula utama setelah melewati sebuah lorong. Seorang pemuda terlihat sedang duduk di kursi utama aula. Pemud
Mereka berdua mencari tempat tinggal terlebih dahulu setelah masuk ke dalam kota. Di dalam kamar. Chandra duduk di sebuah kursi, sementara Lilian menuangkan teh untuknya. “Kak Chandra, kapan kita akan pergi ke kediaman pemimpin kota?” tanya Lilian cemas. Beberapa hari telah berlalu, tapi dia masih belum mengetahui keadaan para kerabatnya. Sekarang, dia benar-benar ingin tahu keberadaan Istana Kegelapan serta keadaan pada kerabatnya.“Makan saja dulu setelah itu baru kita pergi,” ujar Chandra lalu berjalan menuju pintu keluar. Dia berjalan ke lantai pertama untuk memesan beberapa makanan lalu makan dengan santai. Lilian duduk di dekat Chandra tanpa keinginan untuk makan sedikit pun. Di aula, ada banyak orang yang sedang menikmati makanan mereka. “Aku dengar, istana kekaisaran Kota Sky Draga dihancurkan dan jutaan orang dibantai di sana.”“Ya, aku juga mendengarnya. Sepertinya, itu ulah Istana Kegelapan.”“Sepertinya alasan pembantaian itu karena Negara Sky Draga memiliki harta ka
Pemandangan yang sangat memilukan ketika melihat tanah yang mereka injak dipenuhi dengan mayat. Lilian bergegas menuju istana kekaisaran. Di sekitar istana, jumlah mayat yang bergelimpangan juga semakin banyak. Seluruh tanah berlumuran darah. Dia terpaksa menginjak mayat ketika bergerak maju. Sampai akhirnya, dia tiba di istana tidak lama kemudian. Mayat pengawal berbaju besi tampak bergelimpangan ketika Lilian melangkah masuk ke dalam istana. Lilian terus melangkah masuk ke dalam istana. Namun, semua orang sudah menjadi mayat dan tidak ada satu pun orang hidup yang bisa dia temui di sana. “Papa ….”Lilian berjongkok di tanah sambil berteriak pilu. Chandra yang melihat ini, hanya bisa diam tanpa tahu, bagaimana cara menghibur perempuan ini.Sampai akhirnya, Chandra berusaha untuk menenangkannya dengan berkata, “Kamu lihat dulu, apakah ada kerabatmu di antara mayat-mayat itu? Mungkin saja mereka tidak mati dan hanya ditangkap.”Lilian bergegas bangkit dan mulai mencari kerabatnya di a
Lilian membutuhkan waktu beberapa saat untuk bisa tiba di tempat Chandra berada ketika Chandra masih terbaring di atas tanah dengan napas lemah. Lilian sempat tidak berani mendekati Chandra setelah melihat pertarungan Chandra dan Sergi. Dia hanya berdiri beberapa meter jauhnya dari Chandra sambil memperhatikan Chandra lalu bertanya pelan, “Apa kamu baik-baik saja?”Chandra berkata dengan suara lemah, “Aku tidak apa-apa. Aku hanya butuh istirahat sebentar.”Lilian menghela napas lega setelah mendengar jawaban Chandra. Namun, dia masih tidak berani mendekat dan hanya berani berdiri beberapa meter dari Chandra sambil menatap laki-laki itu. Wajah Chandra tampak memerah setelah menyadari Lilian yang terus menatapnya. Sampai akhirnya 30 menit kemudian, tubuh Chandra kembali pulih. Dia bisa berdiri di atas tanah lalu meregangkan ototnya. “Ini?”Lilian sangat terkejut dengan pemandangan ini. Dia bisa merasakan napas Chandra yang sangat lemah dan hampir mati sebelumnya. Namun, hanya dalam wa
Tubuh Chandra tertusuk dan terpukul oleh kekuatan tangan Sergi yang dahsyat sampai tubuhnya terpental. Tubuh Chandra terjatuh dengan keras sampai tanah yang ditabraknya membentuk lubang yang sangat dalam. Wajah Lilian seketika memucat. Sekarang, dia tidak lagi bisa melarikan diri. bahkan penyelamat hidupnya saja sudah tewas di tangan Sergi. “Putri ….”Sergi berdiri melayang di udara sambil menatap Lilian yang gemetaran di kejauhan lalu dia tersenyum seraya berkata, “Kamu pikir, orang ini bisa menyelamatkanmu? Kamu benar-benar suka bermimpi, ya!”Di mata Sergi, Chandra sudah tewas.“Aku … aku akan memberikannya padamu,” ujar Lilian memilih untuk berkompromi. Lagi pula, Sergi tetap bisa mendapatkan giok itu kalau dia mati. Jadi, setidaknya dia masih bisa hidup jika dia memberikan giok itu dengan sukarela. Namun, tiba-tiba saja Chandra melesat keluar dari lubang reruntuhan dengan rambut berantakan dan tubuh yang berlumuran darah. Dia benar-benar tampak menyedihkan. Anehnya, cedera di d
Suara teriakan nyaring itu diikuti dengan energi pedang yang melesat ke seluruh penjuru arah dan membunuh belasan prajurit yang melindungi Lilian. Detik berikutnya, Sergi sudah muncul di depan Lilian. Chandra yang sedang membunuh banyak prajurit Istana Kegelapan bergegas ke arah Lilian dalam sekejap mata lalu memeluknya. Di saat yang bersamaan, Lilian juga memiringkan tubuhnya berusaha menghindari serangan Sergi. Kemudian Chandra membawa Lilian melesat ke langit setinggi beberapa puluh meter sambil menyimpan pedang di tangannya. “Peluk aku!” seru Chandra. Lilian bergegas menuruti perintah Chandra. Tidak lama kemudian, muncul dua jenis energi sejati di telapak tangan Chandra. Kedua jenis energi ini terlihat langsung bergabung dan membentuk sebuah kekuatan baru. “Sangkar Kosmik!” Bola energi hasil perpaduan dua jenis energi sejati langsung melesat ke bawah. Duar!Bumi berguncang dengan gunung-gunung yang berada di bawahnya langsung hancur dalam sekejap mata. Semua prajurit Istana K
Suara langkah kaki yang sangat banyak juga terdengar dari kejauhan setelah suara itu menghilang. Tidak lama kemudian, sejumlah prajurit yang mengenakan jubah dan topeng hitam muncul. Dalam sekejap mata, hutan di sekitar Chandra penuh sesak oleh lebih dari 3000 prajurit yang mengepungnya.Seorang laki-laki tua tiba-tiba saja mendarat di atas tanah. Laki-laki itu terlihat sudah berumur sekitar 70 tahun dengan wajah berkeriput dan mata cekung. Sosok itu terlihat sangat aneh. Laki-laki tua itu tampak mengenakan jubah berwarna merah dengan pedang merah di tangannya. “Sergi?”Ekspresi Lilian seketika berubah. Begitu pun, belasan prajurit berbaju besi yang tersisa. Mereka semua tampak ketakutan sampai tubuh mereka bergetar.Chandra berbalik lalu menatap Lilian dan bertanya, “Siapa itu Sergi?”Lilian berkata dengan raut wajah ketakutan dan mulut yang bergetar, “Sergi adalah wakil pemimpin Istana Kegelapan. Kekuatannya berada tepat di bawah pemimpin Istana Kegelapan. Dia adalah salah satu pra