Share

Bab 286

Author: Angin
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Ken!

Pernah mengikuti dunia modeling dan berjalan di atas cat walk.

Sekarang dia menjadi penyanyi sekaligus aktor film, menjadi salah satu artis papan atas yang paling terkenal di dalam negeri.

Sekali bermain di dalam sebuah film, bayarannya bisa mencapai milyaran, dan selalu menjadi pemeran utama, tidak pernah sekali pun menjadi pemeran tambahan.

Sebuah senyum memesona melintas di wajah Ken yang ceria, pria itu mengulurkan tangan untuk melakukan tos dengan para penggemar wanitanya yang rata-rata masih berusia remaja.

“Sudah, sudah! Bukankah ini hanya jumpa fan saja, Ken sangat sibuk, siapa yang ingin foto bersama Ken, cepat tinggalkan pesan di twitter, Ken akan memilih sendiri siapa netizen yang beruntung itu untuk diajak foto bersama.”

Salah satu orang yang berasal dari agensi Ken berjalan keluar.

Sementara itu beberapa pengawal sibuk melindungi Ken dan membawa pria itu keluar dari jeritan histeris para penggemarnya menuju Gedung New Era.

Candra berjalan menuju Sandra sambil tersenyu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Chandra Tandiyo
updatenya tolong diperpanjang ini terlalu pendek
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jenderal Naga    Bab 287

    Berhubung artis ini nantinya akan berada di bawah manajemen perusahaannya sendiri dan kelak akan menghasilkan uang untuknya, Chandra pun tidak lagi terlalu memedulikannya.“Kak Chandra, kamu pasti belum mengetahui dengan jelas bisnis apa saja yang ada di bawah Perusahaan New Era. Hari ini aku akan coba untuk menjelaskannya ke Kak Chandra.”“Oh, oke coba ceritakan,” ucap Chandra mulai tertarik.Mawar mulai menjelaskan, “New Era adalah sebuah perusahaan yang menggeluti berbagai bidang industri di dalamnya. Termasuk makanan, pakaian, transportasi dan berbagai sarana hiburan lainnya ….”Mawar berusaha menjelaskan dengan detail, sementara Chandra mendengarkan dengan kedua mata yang tertutup.Baru saja Mawar mulai berbicara, Chandra sudah menguap dengan sangat lebar tanpa dapat ditahan. Pria itu melambaikan tangan secara perlahan sambil berkata, “Sudah, sudah. Asal kamu yang mengerjakannya sudah cukup.”Chandra tidak ingin mencampuri urusan Perusahaan New Era.Pria itu melirik ke arah jam ta

  • Jenderal Naga    Bab 288

    “Penyerangan diam-diam?” Chandra semakin bingung dengan keadaan yang tengah terjadi.Jelas-jelas dia hanya berjalan biasa saja, kenapa tiba-tiba menjadi penyerangan diam-diam?“Hei! Kamu jangan sembarang menuduh orang lain, siapa yang diam-diam menyerang, untuk apa aku menyerang kamu juga?” ucap Chandra tidak senang, raut wajahnya berubah menjadi dingin.Agen Ken, Kak Yanna datang ke arah mereka. Tanpa basa-basi, perempuan itu langsung mengangkat tangannya dan mengarahkannya ke wajah Chandra.Chandra langsung menangkis tamparan tersebut secara alami.“Masih berani melawan?” tegur Yanna dengan ketus.“Apa kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan? Kamu tahu, siapa yang sedang kamu serang? Ini adalah Ken! Artis papan atas, apa yang kamu pikirkan? Apa kamu ingin menghabiskan sisa hidupmu di penjara?”Di depan Gedung New Era, sudah menunggu beberapa wartawan yang siap siaga mendapatkan berita.Di antara mereka, juga ada beberapa orang wartawan yang sengaja diatur oleh Yanna. Begitu perempuan

  • Jenderal Naga    Bab 289

    Pria itu langsung pergi ke ruangan teratas di dalam gedung tersebut.Sanny memang sudah mulai bekerja di New Era selama beberapa waktu, tapi dirinya tidak pernah sekalipun naik ke lantai paling atas gedung tersebut.Apalagi lantai paling atas gedung tersebut sangatlah privasi, tidak ada izin, tidak boleh masuk. Sekalipun dia adalah Manajer Umum dari New Era Entertaint yang berada di bawah Perusahaan New era, kalau tidak dapat izin, tetap tidak dapat masuk.Sesampainya di dalam kantor, Sanny langsung terkejut melihat ruangan seluas 1.000 meter persegi tersebut.“I …, Ibu Mawar.” Sanny langsung menyapa Mawar dengan wajah yang penuh hormat.“Bos mau bertemu denganmu.”“Eeh?” Sanny sedikit terkejut mendengar hal ini.Bos?Bukannya Presiden Direktur New Era itu adalah Mawar? Jangan-jangan dibelakangnya masih ada orang lagi.Pria itu langsung menoleh dan mendapati Chandra yang sedang duduk di atas kursi. Apakah pria yang berpenampilan sederhana ini adalah bos dari New Era?Pria itu sedikit

  • Jenderal Naga    Bab 290

    Memblokir?Seluruh tubuh Ken benar-benar terasa kaku, rohnya seolah telah pergi meninggalkan tubuhnya.Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana mungkin seorang yang wajahnya begitu biasa dan penampilannya begitu sederhana ini adalah bos di balik Perusahaan New Era?Mana mungkin Ken dapat memercayai semua hal ini.“Ibu Mawar, Pak Sanny, kalian pasti hanya sedang bercanda denganku, kan?”“Pergi!”Sanny langsung berteriak sambil menunjuk pintu ruangan.Bagaimanapun juga, Sanny bisa berada di posisinya saat ini, pastilah seorang yang cukup cerdas.Pria itu langsung mengetahui, Ken pasti telah menyinggung perasaan pemilik Perusahaan New Era ini.“Ken, kontrakmu sudah diputuskan. Mulai dari sekarang nggak akan ada satu pun perusahaan yang mau menerima kamu. Kamu nggak akan bisa mendapatkan tawaran film lagi. Berbagai acara besar juga nggak akan mengundangmu untuk hadir. Sekarang, kamu pergi dari sini!”“Pak, Pak Sanny. Ki ….” Ken menatap Sanny dengan wajah yang memelas, “Kita baru saja menand

  • Jenderal Naga    Bab 291

    Di bagian akhir juga terlihat Chandra sedang meminta maaf. Raut wajah Nova pun langsung masam ketika melihat Chandra.Sandra juga mengerutkan keningnya dan berkata dengan suara lirih, “Anak itu ngapain, sih? Cari mati, ya, dia nyerang Ken?”Lalu Sandra kembali bertanya ketika dia menyadari ada yang tidak beres dengan Nova, “Nob, kamu nggak apa-apa?”“Nggak, aku nggak apa-apa,” jawabnya.Terserah kalau Chandra mempermalukan dirinya sendiri di rumah, tapi kenapa dia malah mempermalukan dirinya sendiri di depan banyak orang.“Nov, kalau menurutku, ya, Chandra nggak pantas sama kamu. Gimana kalau lain kali aku kenalin kamu sama Christian? “Ah, sudahlah, nggak usah,” tolak Nova.Sandra hanya bisa menggelengkan kepalanya dan merasa kasihan kepada Nova. Padahal dengan kecantikan dan kecerdasan yang Nova miliki, dia bisa mendapatkan pria yang lebih baik. Namun, sayangnya Nova malah tersangkut di Chandra.Setelah makan, Nova kembali ke Wasa Group karena masih banyak hal yang harus dia kerjakan

  • Jenderal Naga    Bab 292

    Tidak ada satu pun wanita yang berharap kekasihnya dianggap sampah, begitu pula dengan Nova. Dia tahu Chandra punya kemampuan. Lebih tepatnya kemampuan medis. Kemampuan medis yang Chandra miliki sanggup meratakan semua lebih dari 99% dokter yang ada di Jalan Medis Rivera. Hanya saja … Chandra selalu bermalas-malasan.Nova ingin membangkitkan semangat Chandra. Meski hadiah yang ditawarkan Nova sangat menggoda, Chandra tidak ingin terlihat mencolok. Susah payah dia berbaur dengan masyarakat kelas bawah, dan dia masih ingin menikmati hidupnya sekarang.“Sayang, gimana kalau kamu saja yang ikut?”“Chandra, apa maksud kamu? Kalau memang nggak mau, bilang saja. Buat apa nyuruh aku yang ikut? Aku nggak tahu apa-apa soal medis, bahkan obat-obatan saja aku nggak kenal. Terus, kenapa tadi kamu malah nyerang selebritis terkenal? Aku jadi ikutan malu gara-gara kamu.”Nova ingin sekali bicara baik-baik dengan Chandra, tapi Chandra malah tidak senang dengan itu dan membuat Nova marah.“Sayang, bukan

  • Jenderal Naga    Bab 293

    Nova tidak terlalu memikirkannya. Dia tidak suka terlihat mencolok, dan mobil itu hanya akan membuatnya menjadi perhatian banyak orang.Chandra mengendarai Maserati, dan Nova duduk di kursi penumpang. Mobil pun melesat pergi menaiki jalan tol.Rivera Utara adalah kota tetangga Rivera yang juga termasuk salah satu kota besar di negara ini.Mobil melaju dengan stabil di kecepatan 120 km/h, tidak terlalu cepat tapi juga tidak terlalu lambat.“Chan, nanti kita mampir beli hadiah sebentar. Aku juga sudah hampir sepuluh tahun nggak ketemu Kakek Nenek. Kita nggak boleh kelihatan kayak orang susah,” kata Nova seraya menyerahkan kartu kepada Chandra.“Ini kartu yang baru aku bikin. Di dalamnya ada 20 miliar. Kamu pegang saja dulu.”“Sayang, buat apa uangnya sebanyak itu?”“Nih, pegang saja.”Meski sudah hampir sepuluh tahun tidak datang berkunjung, Nova masih ingat persis seperti apa sifat keluarganya. Mereka sangat keras, sama seperti Yani. Nova tidak ingin Chandra menanggung malu nantinya. Ak

  • Jenderal Naga    Bab 294

    Rivera dikenal juga sebagai Kota Obat. Rivera Utara masih bersebelahan dengan Rivera, jadi di Rivera Utara juga masih ada cukup banyak toko yang menjual obat herbal tradisional.Chandra dan Nova mengelilingi daerah pusat kota dan menemukan sebuah toko obat paling besar di sini, yang dikenal dengan nama toko obat “Pertama”.Toko tersebut sangat besar dan mewah, di depan juga ada beberapa perawat yang siap melayani. Seketika baru saja masuk ke toko, aroma obat-obatan pun langsung mewarnai indra penciuman mereka.“Selamat datang,” sambut salah satu perawat yang berjaga dengan senyuman ramah. “Mau cari obat apa?”Tanpa berlama-lama, Nova langsung mengatakan apa yang dia cari, “Aku mau beli ginseng.”“Baik, silakan lewat sini.”Dengan tuntunan si perawat tersebut, Chandra dan Nova dibawa ke sebuah meja yang terdapat banyak kotak-kotak mewah. Kotak-kotak itu berisikan ginseng yang memiliki aroma yang sangat menggoda.“Yang ini ginseng dari Gunung Radan. Ini yang usianya sudah belasan tahun,

Latest chapter

  • Jenderal Naga    Bab 1903

    Suasana hening, semua orang terdiam tanpa seorang pun yang berani bicara. Mereka paham, sekalipun Raja Januar mampu menahan satu sosok Alam Mahasakti, masih ada satu lagi yang menjaga Gunung Bushu. Sosok kedua ini cukup kuat untuk menghabisi semuanya. “Aku sudah melepas belenggu ketiga.” Saat semua orang tenggelam dalam keheningan, Jamal angkat bicara. Perkataan Jamal membuat perhatian semua orang tertuju padanya. Setengah tahun lalu, Raja Januar membunuh Phoenix dan membawa pulang Esensi Phoenix serta Darah Phoenix. Esensi Phoenix diberikan kepada Chandra, namun masih ada sisa Darah Phoenix yang mengandung energi kuat. Dalam enam bulan ini, Jamal berlatih keras dalam pertapaannya, hingga berhasil melepas belenggu ketiga dan kini hanya selangkah lagi menuju Alam Mahasakti. Jamal berkata, “Aku, ditambah Chandra dan Sesepuh Klan Darah, kita bertiga mungkin tidak bisa mengalahkan satu Alam Mahasakti, tapi setidaknya kita bisa menahannya untuk sementara.” “Kalau begitu, ayo kita

  • Jenderal Naga    Bab 1902

    "Jadi sekarang di Gunung Bushu, selain Santara, ada juga Suku Mistik Dewi?" "Iya," jawab Chandra sambil mengangguk, "Memang begitu." Raja Januar termenung sejenak. Kalau hanya satu orang kuat di sana, mungkin Raja Januar berani naik dan melihat-lihat. Tapi sekarang, Gunung Bushu dijaga dua sosok kuat dari Alam Mahasakti. Jika dia naik sendiri, jelas sulit baginya menghadapi dua orang sekaligus. “Apa Basita sudah datang?” Raja Januar melirik sekeliling, tapi tak melihat tanda-tanda Basita. Chandra menggeleng, "Aku sudah sampai sejak kemarin siang dan menunggu di kaki gunung. Tapi Basita belum juga muncul." “Kalau begitu kita tunggu saja,” ujar Raja Januar. “Gunung Bushu ini terkait dengan segel kuno. Aku yakin, Basita pasti akan datang.” Semakin banyak pesilat berdatangan dan bergabung untuk menunggu di sana. Tak lama, terdengar suara tawa dari kejauhan. Tampak Kadir berjalan mendekat sambil tertawa lebar, “Chandra! Sudah setengah tahun kita tidak bertemu. Kudengar kamu be

  • Jenderal Naga    Bab 1901

    Fenomena aneh di Gunung Bushu menandakan bahwa kemungkinan besar ada benda ajaib yang lahir di sana. Dewi Tara menyadari bahwa sebenarnya dirinya bukan tandingan Santara, tetapi Dewi Tara tetap nekat datang. Dewi Tara menduga bahwa Santara tak akan berani bertarung mati-matian dengannya. Jika Tara kalah atau tewas, maka Santara pun akan terluka parah, yang justru membuka peluang bagi manusia Bumi.Di hadapan Santara, Tara sama sekali tidak menunjukkan rasa takut. Dengan sikap penuh keberanian, Tara memegang pedangnya erat-erat, menatap tajam ke arah Santara sambil berkata, “Ayo, serang. Pertarungan kita yang sebelumnya tidak memuaskan. Kali ini, mari kita bertarung sungguh-sungguh. Aku ingin melihat seberapa kuat dirimu sebenarnya.”Santara memandang Tara dengan wajah serius. Ia tak menyangka Tara akan kembali ke Gunung Bushu setelah pertemuan mereka sebelumnya. Meski Tara sedikit lebih lemah darinya, perbedaannya tak terlalu besar. Jika bertarung mati-matian, meskipun mungkin Santara

  • Jenderal Naga    Bab 1900

    Meski tahu bahwa kekuatannya mungkin belum cukup, Chandra merasa ia harus pergi melihat situasi di Gunung Bushu. Mungkin saja Chandra bisa mendapatkan beberapa keuntungan di sana.“Ya, aku ke sana,” katanya dengan tekad kuat. “Bagaimanapun, aku harus melihat keadaan di sana.”Nova mengangguk. Keduanya segera berangkat. Chandra kembali ke Negera Naga di Gurun Selatan untuk menyimpan sisa Esensi Phoenix dengan aman, lalu ia dan Nova berangkat dengan pesawat pribadi menuju Gunung Bushu.Pesawat mereka sangat cepat, hanya memerlukan tiga jam untuk mencapai Gunung Bushu. Ketika mereka tiba di kaki gunung, waktu baru menunjukkan pukul 11 pagi. Di kejauhan, kabut putih mengelilingi puncak-puncak gunung, dan di antara kabut itu, cahaya lima warna memancar terang. Chandra tahu bahwa cahaya itu berasal dari patung misterius yang memancarkan energi.Di sisi lain, cahaya ungu terang meliputi sebagian besar Gunung Bushu. Walaupun mereka masih cukup jauh dari sana, Chandra sudah bisa mencium aroma

  • Jenderal Naga    Bab 1899

    Nova memutuskan untuk tidak lagi menyerap Esensi Phoenix. Ia ingin menyimpannya untuk Chandra agar Chandra bisa mencapai tingkat yang lebih tinggi. Setelah beberapa hari menyerap Esensi Phoenix, Maggie juga merasakan energi sejatinya semakin kuat. Kini, Maggie merasa bisa menembus Alam Kesembilan, dan itu sudah cukup baginya. Maggie pun tak ingin menyerap lebih banyak Esensi Phoenix.“Kak Chandra, aku juga tidak akan menyerap lagi,” kata Maggie.“Baik,” jawab Chandra dengan anggukan.Semakin tinggi tingkatannya, semakin banyak energi yang dibutuhkan. Sisa Esensi Phoenix yang setengah ini mungkin hanya cukup untuk membantu Chandra melewati belenggu ketiga. Chandra segera melanjutkan latihannya, sementara Nova dan Maggie memilih untuk pergi menuju Gurun Selatan, ke negara Naga.Dua bulan pun berlalu, dan Chandra masih berlatih dengan tekun di Gunung Langit, Gurun Selatan, selama setengah tahun penuh. Kekuatan Chandra terus meningkat dari waktu ke waktu.Suatu malam, di Gunung Bushu, terd

  • Jenderal Naga    Bab 1898

    Nova telah berhasil menembus Alam Kesembilan berkat kekuatan dari Esensi Phoenix. Ia juga mulai merasakan keberadaan kunci pertama dalam tubuhnya.Di puncak Gunung Langit, Chandra duduk bersila, dengan aura yang menyala terang seperti dewa sejati. Tiba-tiba, Chandra berhenti berlatih.Nova pun berhenti, memandang Chandra dan bertanya, “Kenapa?”Chandra menjawab, “Aku merasakan kunci kedua.”“Selamat!” Nova tersenyum gembira.Chandra menghela napas dan berkata, “Esensi Phoenix memang luar biasa. Kalau hanya mengandalkan latihan biasa, aku akan butuh sepuluh tahun untuk mencapai tahap ini dari kunci pertama ke kunci kedua.”Nova menyemangati Chandra, “Tetap semangat.”Di saat itu, Maggie datang mendekat. Selama tiga bulan terakhir, Maggie berkeliling pegunungan mencari buah yang mengandung energi alam, tetapi dia belum menemukannya. Sambil mencari, Maggie tetap rajin berlatih. Meskipun tidak menyerap Esensi Phoenix, energi alam yang tersedia cukup melimpah, sehingga energi sejati Maggie

  • Jenderal Naga    Bab 1897

    Chandra sama sekali tidak menyangka bahwa Nova akan datang ke Gunung Langit.“Anak kita bagaimana? Kamu pergi, siapa yang menjaga anak kita?” tanya Chandra.Nova menjawab, “Chaca dititipkan ke Mama. Aku benar-benar khawatir padamu dan tak ingin kamu sendirian berjuang di luar sana. Aku datang untuk membantumu.”Setelah mendengar itu, hati Chandra terasa hangat. Memiliki istri seperti ini, apa lagi yang diinginkan seorang suami?“Oh iya, bagaimana perkembangan latihanmu?” tanya Nova.“Cukup lancar,” Chandra mengangguk ringan. “Aku sudah berhasil melepaskan diri dari belenggu pertama dan sedang berusaha untuk yang kedua. Dengan kecepatan latihanku sekarang, mungkin dalam waktu sekitar tiga bulan lagi, aku bisa melepas belenggu kedua.”“Baguslah,” Nova merasa lega.Setelah Nova tiba, Chandra mengajaknya untuk bersama-sama menyerap kekuatan Esensi Phoenix. Karena Nova juga seorang jenius dan kuat, semakin cepat dia mencapai Alam Kesembilan, semakin besar kekuatan yang dimiliki manusia.“Ba

  • Jenderal Naga    Bab 1896

    Alam Mahasakti adalah yang terkuat di sini? Masih terlalu lemah.“Prabu, selanjutnya kita harus bagaimana?” tanya seorang pria berbaju hitam.Prabu berpikir sejenak, lalu berkata, “Aku membawa Batu Sakti Lima Warna. Ini akan memperkuat segel agar orang luar tak bisa melewati segel dan datang ke bumi. Kita akan pergi ke Gunung Bushu, menghabisi Suku Mistik, merebut Gunung Bushu, memperkuat segel, dan mencari empat segel lainnya. Saat waktunya tiba, aku akan membuka segel itu. Sementara itu, aku akan menguasai bumi untuk mempersiapkan kedatangan kita ke sini.”“Baik.”“Berdirilah dan bicaralah.”Puluhan pria berbaju hitam yang tadi berlutut kini berdiri. Prabu pun membawa para pengikutnya meninggalkan tempat itu dan menuju wilayah Someria. Pada saat yang sama, Nova telah meninggalkan Rivera dan sedang dalam perjalanan menuju Gurun Selatan di Negeri Naga.Sementara itu, di sebuah pesawat di Someria, seorang pria tampan dengan jas putih tengah memegang ponsel, menatap sebuah foto di layar.

  • Jenderal Naga    Bab 1895

    Di puncak Pegunungan Siberia yang terpencil di kutub utara, tanah abadi berselimut salju. Di tempat sunyi ini, sekumpulan pria berjubah hitam tampak berlutut, seolah menanti kehadiran seseorang yang penting.Mendadak, suara angin tajam mengoyak keheningan. Langit di atas mereka bergetar dan retak seperti kaca, menciptakan celah misterius di udara. Dari celah itu, seorang pria melangkah keluar, berjalan seolah tanpa beban di atas kekosongan. Pria itu mengenakan jubah putih, wajahnya tampan dan terukir tajam, dengan mata yang dalam dan penuh wibawa.Aura kekuatan yang memancar dari tubuhnya begitu kuat hingga seketika menyebabkan salju yang menyelimuti pegunungan meleleh, mengalir deras ke bawah dan membentuk sungai es yang menggelora."Selamat datang, Prabu," serempak pria-pria berjubah hitam itu menyambutnya, suara mereka penuh hormat.Prabu turun ke tanah dengan tenang, kedua tangannya bersilang di belakang punggung. Ia memandang pria-pria yang berlutut di hadapannya dengan tenang, l

DMCA.com Protection Status