Share

Bab 293

Penulis: Angin
Nova tidak terlalu memikirkannya. Dia tidak suka terlihat mencolok, dan mobil itu hanya akan membuatnya menjadi perhatian banyak orang.

Chandra mengendarai Maserati, dan Nova duduk di kursi penumpang. Mobil pun melesat pergi menaiki jalan tol.

Rivera Utara adalah kota tetangga Rivera yang juga termasuk salah satu kota besar di negara ini.

Mobil melaju dengan stabil di kecepatan 120 km/h, tidak terlalu cepat tapi juga tidak terlalu lambat.

“Chan, nanti kita mampir beli hadiah sebentar. Aku juga sudah hampir sepuluh tahun nggak ketemu Kakek Nenek. Kita nggak boleh kelihatan kayak orang susah,” kata Nova seraya menyerahkan kartu kepada Chandra.

“Ini kartu yang baru aku bikin. Di dalamnya ada 20 miliar. Kamu pegang saja dulu.”

“Sayang, buat apa uangnya sebanyak itu?”

“Nih, pegang saja.”

Meski sudah hampir sepuluh tahun tidak datang berkunjung, Nova masih ingat persis seperti apa sifat keluarganya. Mereka sangat keras, sama seperti Yani. Nova tidak ingin Chandra menanggung malu nantinya. Ak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Cmz Zamay Cmz Zamay
lebih kurang sama je dgn cerita dewa perang...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jenderal Naga   Bab 294

    Rivera dikenal juga sebagai Kota Obat. Rivera Utara masih bersebelahan dengan Rivera, jadi di Rivera Utara juga masih ada cukup banyak toko yang menjual obat herbal tradisional.Chandra dan Nova mengelilingi daerah pusat kota dan menemukan sebuah toko obat paling besar di sini, yang dikenal dengan nama toko obat “Pertama”.Toko tersebut sangat besar dan mewah, di depan juga ada beberapa perawat yang siap melayani. Seketika baru saja masuk ke toko, aroma obat-obatan pun langsung mewarnai indra penciuman mereka.“Selamat datang,” sambut salah satu perawat yang berjaga dengan senyuman ramah. “Mau cari obat apa?”Tanpa berlama-lama, Nova langsung mengatakan apa yang dia cari, “Aku mau beli ginseng.”“Baik, silakan lewat sini.”Dengan tuntunan si perawat tersebut, Chandra dan Nova dibawa ke sebuah meja yang terdapat banyak kotak-kotak mewah. Kotak-kotak itu berisikan ginseng yang memiliki aroma yang sangat menggoda.“Yang ini ginseng dari Gunung Radan. Ini yang usianya sudah belasan tahun,

  • Jenderal Naga   Bab 295

    “Totalnya 8,6 miliar.”“Lho, memangnya kalau beli nggak boleh lihat-lihat dulu. Masa baru lihat harus langsung beli? Toko apaan ini? Mau nipu?” kata Chandra terkekeh.“Iya. Barang yang sudah dibuka berarti harus dibeli.”Seketika itu datanglah seorang pria dari kejauhan. Pria itu berusia sekitar 30 tahun, memakai kemeja hitam yang hanya dikancing sebagian, kalung emas besar dan diikuti oleh dua orang pria kekar di belakangnya. Banyak pelanggan lain yang langsung melihat ke arah Chandra dan Nova dengan ekspresi meledek. Mereka semua tahu sebentar lagi akan ada tontonan menarik.Pria itu melirik kota yang sudah terbuka dan berkata, “Peraturan di toko ini memang begitu. Ginseng nggak boleh sampai terkena cahaya. Kalau sudah kena cahaya, khasiatnya bakal memudar. Sekarang coba lihat berapa banyak kotak yang sudah kebuka. Mau dijual ke siapa lagi kalau sudah begini?”“Kak Weldy,” sahut Sinta sembari berdiri di depannya dan menlirik Chandra dengan tampang songong.Dari logat Chandra dan Nova

  • Jenderal Naga   Bab 296

    Pria bertubuh besar itu tumbang hanya dengan satu pukulan dan satu tendangan. Raut wajah Weldy pun semakin memuram, siapa pun yang berani menyakiti anak buahnya di daerah kekuasaannya tidak tahu apa bahaya yang menanti mereka.“Nak, kamu tahu tempat apa ini? Ini Rivera Utara. Aku nggak peduli dari mana datangnya kamu, tapi berani menginjakkan kaki di sini, berarti kamu harus tunduk sama yang punya tempat. Cepat berlutut minta maaf.”“Sayang, sudahlah,” kata Nova.Chandra juga malas ribut dengan Weldy, jadi dia mengalah saja dan mengikuti nasihat Nova. Namun perhatian Weldy tertuju kepada tubuh Nova. Dia benar-benar tergoda oleh kecantikannya. Tubuh Nova yang tinggi langsing dan rambutnya yang indah, serta kulitnya yang putih mulus benar-benar membuatnya terlihat cantik.“Jangan harap kalian berdua bisa pergi segampang itu,” ujar Weldy sambil tersenyum sinis. Seraya berkata, dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.Chandra tidak ingin berdebat dengan mereka lebih lama lagi,

  • Jenderal Naga   Bab 297

    Saat itu pegawai toko sudah mengusir semua pelanggan yang ada, dan kini di lantai dua hanya tersisa Chandra dan Nova saja.Tak tak tak!Seketika tedengar suara langkah kaki yang kemudian disusul oleh kemunculan beberapa pulu orang di sana. Mereka semua membawa senjata seperti golok, tongkat besi, bahkan batu bata.“Kak Weldy,” sapa salah seorang pria yang berusia 20-an tahun.Nova sontak ketakutan setengah mati sampai wajahnya pucat ketika melihat kedatangan mereka semua. Namun Chandra masih santai saja.“Hahaha, sekarang coba kita lihat apa kamu masih bisa banyak gaya. Cepat berlutut dan minta maaf. Aku janji bakal cuma matahin satu kaki doang. Aku juga pinjam istrimu selama beberapa hari, ya. Anggap saja buat bayar lunas semua utang kamu. Kalau nggak …..”Berani mengusik Chandra, terserah. Namun kalau berani menyentuh Nova sedikit saja, mati.“Kalau nggak, kenapa?” tanya Chandra.“Chan …. Jangan gegabah. Mereka jumlahnya lebih banyak dari kita. Pasti kita sendiri yang kalah. Tadi aku

  • Jenderal Naga   Bab 298

    Nova ketakutan seketika dia mendengar polisi akan datang. Tadinya tidak takut karena merasa tidak bersalah. Awalnya dia hanyalah pelanggan yang ditipu oleh pihak toko, tapi Chandra sudah melukai begitu banyak orang dan bisa saja dianggap bersalah.Masalah ini sebenarnya bisa dibilang masalah kecil, tapi juga bisa dikatakan sebagai masalah besar. Kecil karena masalah ini sebenarnya bisa diselesaikan dengan kata-kata. Namun di sisi lain, masalah ini juga bisa dianggap besar karena sudah melibatkan korban.“Chan, gimana, nih. Kita harus gimana?! Oh ya, keluarga mamaku kan ada yang di militer, coba aku minta bantuan mereka.”“Say, beneran nggak apa-apa, kok. Nggak perlu ngerepotin mereka. Aku bisa tangani semua ini, percaya, deh ….”Saat itu terdengar suara langkah kaki dari beberapa belas orang polisi yang baru saja naik. Mereka semua tercengang ketika melihat kekacauan yang telah terjadi. Melihat Chandra yang sedang duduk santai, mereka pun berpikir apakah semua ini hasil perbuatannya?“

  • Jenderal Naga   Bab 299

    Total ada sebelas orang yang mendekat, dan empat di antaranya memegang pistol. Tangan Chandra meraba ke belakang untuk mengambil jarum andalannya.Ketika para polisi itu mendekat, Chandra langsung mengayunkan tangannya dengan cepat. Sontak, empat batang jarum perak melesat dan menancap di tubuh mereka. Jarum-jarum yang menancap tepat di titik akupunktur membuat mereka tidak bisa bergerak dan merasa kebas.Kejadian ini membuat Weldy dan Tintin tertegun, bahkan Nova pun sampai menganga lebar. Setelah sekian lama menikah dengan Chandra, Nova tidak pernah tahu kalau suaminya ternyata menguasai jurus secanggih ini. Tidak hanya menumbangkan puluhan orang sendirian, tapi Chandra juga bisa menaklukkan begitu banyak polisi sekaligus dengan jarum peraknya? Luar biasa.Chandra duduk kembali sambil mengisap sebatang rokok. Dia menarik napas dalam-dalam dan bertanya kepada Tintin, “Kamu namanya Tintin, ya? Aku ini lagi nolongin kamu. Kalau kamu masih mau bawa aku, masalah ini bakal jadi tambah besa

  • Jenderal Naga   Bab 300

    Chandra pun masih tidak habis pikir. Padahal dia hanya ingin membeli ginseng, tapi kenapa malah jadi seheboh ini?Ketika mereka berdua berada di pinggir jalan setelah pergi dari toko obat Pertama, Nova mengulurkan tangannya ke Chandra.“Keluarin.”“Hm? Keluarin apa?”“Nggak usah berlagak bego. Jangan kira aku nggak lihat kartu hitam yang kamu keluarin tadi.”Chandra pun mengeluarkan kartu identitas tersebut dan memberikannya kepada Nova.“Jenderal Gurun Selatan.”Sontak Nova tertawa ketika melihat tulisan yang tertera di kartu tersebut.“Kenapa ketawa?” tanya Chandra.“Chan, kamu kalau bikin kartu identitas palsu yang serius dikit, dong. Bikin mirip sama yang asli! Ngapain kamu bikin kartu ngaku-ngaku jadi Jenderal Gurun Selatan?”Sebelum Chandra sempat menjawabnya, Nova berjalan ke tong sampah dan membuang kartu itu.“Nggak usah ngelakuin hal-hal yang nggak benar kayak begini. Bikin identitas palsu, apalagi sampai bawa-bawa nama jenderal itu pelanggaran berat.”“Oh, oke,” sahut Chandr

  • Jenderal Naga   Bab 301

    “Iya, sudah beres,”jawab Chandra, “Oh ya, tadi kartu identitasku dibuang sama istriku. Kamu hubungi Alfonso, ya. Minta dia ambilin kartunya.”“Siap, kartunya ada di mana?”Chandra memberitahukan lokasi di mana kartunya dibuang oleh Nova, lalu Abdul segera menghubungi Alfonso untuk mengambil kembali kartu tersebut. Tak lama setelah itu, Nova keluar dari toilet dan mereka berdua pun mengarah ke parkiran mobil untuk berangkat ke kediaman keluarga Sinjaya.Sementara itu, Alfonso yang baru saja mendapatkan perintah lanjutan dari Abdul tidak berani berlama-lama. Dia langsung pergi ke tong sampah di sudah disampaikan oleh Abdul dan mengorek-ngoreknya sendiri. Kelakuannya ini spontan menarik perhatian banyak orang yang kebetulan lewat.“Di-dia bukannya jenderal bintang satu? Ngapain dia ngorek-ngorek sampah?”“Masa, sih?”Banyak orang yang tercengang melihat itu, akan tetapi Alfonso tidak peduli dengan mereka dan terus menggali. Tak lama dia pun menemukan sebuah kartu identitas berwarna hitam

Bab terbaru

  • Jenderal Naga   Bab 2145

    Istana Kegelapan adalah organisasi paling misterius yang ada di dunia Sky Draga dan sudah berdiri selama bertahun-tahun. Pemimpin dari Istana Kegelapan merupakan salah satu orang terkuat yang ada di dunia Sky Draga yang bernama Morga Huraz dan Sergi adalah adiknya. Chandra sudah membunuh adik laki-laki Morga. Itu artinya, Chandra sudah pasti mati di mata Morga. Sekarang, dia tidak ingin lagi terlalu banyak berbasa-basi dengan Chandra. Karena tujuan utamanya adalah harta karun keluarga Sky. Sekarang, harta karun itu berada di tangan Chandra. Morga mengulurkan tangannya lalu berkata dengan raut wajah kesal, “Anak muda, berikan liontin giok itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu utuh.”Morga bersikap arogan ketika melontarkan kata-katanya. Chandra menatap liontin giok itu lalu sebuah pemikiran muncul di benaknya. Dalam sekejap mata, liontin itu menghilang dari tangannya dan masuk ke dalam Istana Abadi. “Majulah kalau memang kamu menginginkannya,” ujar Chandra sambil ter

  • Jenderal Naga   Bab 2144

    Namun, sepertinya Chandra lebih dari sekedar bawahan bagi Lilian. Cendekia merasa kesal di dalam hatinya, tapi dia tidak ingin menunjukkan kekesalannya. Jadi, dia menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Anak muda, apa kamu sadar dengan ucapanmu? Apa kamu tahu, kelompok seperti apa Istana Kegelapan itu? Aku saja tidak akan mampu menyelamatkan para sandera dari cengkeraman Istana Kegelapan. Apa kamu berpikir, dirimu memiliki kekuatan untuk melawan mereka?”“Kamu tidak perlu memedulikan masalah itu,” ujar Chandra tenang. Chandra memang tidak mengenal Cendekia. Namun, Lilian mengatakan kalau Cendekia akan menerima siapa pun yang datang ke Kota Freely tanpa peduli seberapa buruk dan keji kelakuan orang itu. Orang seperti Cendekia ini pastinya bukanlah orang baik. Cendekia tersenyum tipis lalu menatap Chandra seraya bertanya, “Aku dengar, wakil pemimpin Istana Kegelapan sudah tewas. Apa kamu ada hubungan dengan kematiannya?”Chandra membalas tatapan Cendekia lalu berkata dengan te

  • Jenderal Naga   Bab 2143

    Cendekia langsung tersenyum setelah mendengar kedatangan Putri dari Negara Sky Draga. Pemimpin Istana Kegelapan juga tampak terkejut lalu berkata sambil tersenyum, “Aku baru saja mau mencarinya. Tapi ternyata, dia datang sendiri tanpa diundang.”Si Cendekia melambaikan kipasnya lalu berkata, “Pemimpin Istana Kegelapan, lebih baik kamu sembunyi dulu sekarang. Aku ingin lihat, apa yang diinginkan Putri Negara Sky Draga dariku.”“Oke,” jawab si pemimpin Istana Kegelapan sambil mengangguk. “Izinkan dia masuk,” ujar Cendekia kepada penjaga. “Baik,” jawab si penjaga lalu bergegas pergi. Di depan gerbang kediaman pemimpin Kota Freely. Chandra dan Lilian menunggu selama beberapa saat, sampai akhirnya si penjaga yang melapor ke dalam bergegas keluar. “Putri, silakan masuk.”Chandra dan Lilian masuk ke dalam kediaman pemimpin kota dengan dipandu oleh si penjaga. Mereka masuk ke dalam aula utama setelah melewati sebuah lorong. Seorang pemuda terlihat sedang duduk di kursi utama aula. Pemud

  • Jenderal Naga   Bab 2142

    Mereka berdua mencari tempat tinggal terlebih dahulu setelah masuk ke dalam kota. Di dalam kamar. Chandra duduk di sebuah kursi, sementara Lilian menuangkan teh untuknya. “Kak Chandra, kapan kita akan pergi ke kediaman pemimpin kota?” tanya Lilian cemas. Beberapa hari telah berlalu, tapi dia masih belum mengetahui keadaan para kerabatnya. Sekarang, dia benar-benar ingin tahu keberadaan Istana Kegelapan serta keadaan pada kerabatnya.“Makan saja dulu setelah itu baru kita pergi,” ujar Chandra lalu berjalan menuju pintu keluar. Dia berjalan ke lantai pertama untuk memesan beberapa makanan lalu makan dengan santai. Lilian duduk di dekat Chandra tanpa keinginan untuk makan sedikit pun. Di aula, ada banyak orang yang sedang menikmati makanan mereka. “Aku dengar, istana kekaisaran Kota Sky Draga dihancurkan dan jutaan orang dibantai di sana.”“Ya, aku juga mendengarnya. Sepertinya, itu ulah Istana Kegelapan.”“Sepertinya alasan pembantaian itu karena Negara Sky Draga memiliki harta ka

  • Jenderal Naga   Bab 2141

    Pemandangan yang sangat memilukan ketika melihat tanah yang mereka injak dipenuhi dengan mayat. Lilian bergegas menuju istana kekaisaran. Di sekitar istana, jumlah mayat yang bergelimpangan juga semakin banyak. Seluruh tanah berlumuran darah. Dia terpaksa menginjak mayat ketika bergerak maju. Sampai akhirnya, dia tiba di istana tidak lama kemudian. Mayat pengawal berbaju besi tampak bergelimpangan ketika Lilian melangkah masuk ke dalam istana. Lilian terus melangkah masuk ke dalam istana. Namun, semua orang sudah menjadi mayat dan tidak ada satu pun orang hidup yang bisa dia temui di sana. “Papa ….”Lilian berjongkok di tanah sambil berteriak pilu. Chandra yang melihat ini, hanya bisa diam tanpa tahu, bagaimana cara menghibur perempuan ini.Sampai akhirnya, Chandra berusaha untuk menenangkannya dengan berkata, “Kamu lihat dulu, apakah ada kerabatmu di antara mayat-mayat itu? Mungkin saja mereka tidak mati dan hanya ditangkap.”Lilian bergegas bangkit dan mulai mencari kerabatnya di a

  • Jenderal Naga   Bab 2140

    Lilian membutuhkan waktu beberapa saat untuk bisa tiba di tempat Chandra berada ketika Chandra masih terbaring di atas tanah dengan napas lemah. Lilian sempat tidak berani mendekati Chandra setelah melihat pertarungan Chandra dan Sergi. Dia hanya berdiri beberapa meter jauhnya dari Chandra sambil memperhatikan Chandra lalu bertanya pelan, “Apa kamu baik-baik saja?”Chandra berkata dengan suara lemah, “Aku tidak apa-apa. Aku hanya butuh istirahat sebentar.”Lilian menghela napas lega setelah mendengar jawaban Chandra. Namun, dia masih tidak berani mendekat dan hanya berani berdiri beberapa meter dari Chandra sambil menatap laki-laki itu. Wajah Chandra tampak memerah setelah menyadari Lilian yang terus menatapnya. Sampai akhirnya 30 menit kemudian, tubuh Chandra kembali pulih. Dia bisa berdiri di atas tanah lalu meregangkan ototnya. “Ini?”Lilian sangat terkejut dengan pemandangan ini. Dia bisa merasakan napas Chandra yang sangat lemah dan hampir mati sebelumnya. Namun, hanya dalam wa

  • Jenderal Naga   Bab 2139

    Tubuh Chandra tertusuk dan terpukul oleh kekuatan tangan Sergi yang dahsyat sampai tubuhnya terpental. Tubuh Chandra terjatuh dengan keras sampai tanah yang ditabraknya membentuk lubang yang sangat dalam. Wajah Lilian seketika memucat. Sekarang, dia tidak lagi bisa melarikan diri. bahkan penyelamat hidupnya saja sudah tewas di tangan Sergi. “Putri ….”Sergi berdiri melayang di udara sambil menatap Lilian yang gemetaran di kejauhan lalu dia tersenyum seraya berkata, “Kamu pikir, orang ini bisa menyelamatkanmu? Kamu benar-benar suka bermimpi, ya!”Di mata Sergi, Chandra sudah tewas.“Aku … aku akan memberikannya padamu,” ujar Lilian memilih untuk berkompromi. Lagi pula, Sergi tetap bisa mendapatkan giok itu kalau dia mati. Jadi, setidaknya dia masih bisa hidup jika dia memberikan giok itu dengan sukarela. Namun, tiba-tiba saja Chandra melesat keluar dari lubang reruntuhan dengan rambut berantakan dan tubuh yang berlumuran darah. Dia benar-benar tampak menyedihkan. Anehnya, cedera di d

  • Jenderal Naga   Bab 2138

    Suara teriakan nyaring itu diikuti dengan energi pedang yang melesat ke seluruh penjuru arah dan membunuh belasan prajurit yang melindungi Lilian. Detik berikutnya, Sergi sudah muncul di depan Lilian. Chandra yang sedang membunuh banyak prajurit Istana Kegelapan bergegas ke arah Lilian dalam sekejap mata lalu memeluknya. Di saat yang bersamaan, Lilian juga memiringkan tubuhnya berusaha menghindari serangan Sergi. Kemudian Chandra membawa Lilian melesat ke langit setinggi beberapa puluh meter sambil menyimpan pedang di tangannya. “Peluk aku!” seru Chandra. Lilian bergegas menuruti perintah Chandra. Tidak lama kemudian, muncul dua jenis energi sejati di telapak tangan Chandra. Kedua jenis energi ini terlihat langsung bergabung dan membentuk sebuah kekuatan baru. “Sangkar Kosmik!” Bola energi hasil perpaduan dua jenis energi sejati langsung melesat ke bawah. Duar!Bumi berguncang dengan gunung-gunung yang berada di bawahnya langsung hancur dalam sekejap mata. Semua prajurit Istana K

  • Jenderal Naga   Bab 2137

    Suara langkah kaki yang sangat banyak juga terdengar dari kejauhan setelah suara itu menghilang. Tidak lama kemudian, sejumlah prajurit yang mengenakan jubah dan topeng hitam muncul. Dalam sekejap mata, hutan di sekitar Chandra penuh sesak oleh lebih dari 3000 prajurit yang mengepungnya.Seorang laki-laki tua tiba-tiba saja mendarat di atas tanah. Laki-laki itu terlihat sudah berumur sekitar 70 tahun dengan wajah berkeriput dan mata cekung. Sosok itu terlihat sangat aneh. Laki-laki tua itu tampak mengenakan jubah berwarna merah dengan pedang merah di tangannya. “Sergi?”Ekspresi Lilian seketika berubah. Begitu pun, belasan prajurit berbaju besi yang tersisa. Mereka semua tampak ketakutan sampai tubuh mereka bergetar.Chandra berbalik lalu menatap Lilian dan bertanya, “Siapa itu Sergi?”Lilian berkata dengan raut wajah ketakutan dan mulut yang bergetar, “Sergi adalah wakil pemimpin Istana Kegelapan. Kekuatannya berada tepat di bawah pemimpin Istana Kegelapan. Dia adalah salah satu pra

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status