“Penyerangan diam-diam?” Chandra semakin bingung dengan keadaan yang tengah terjadi.Jelas-jelas dia hanya berjalan biasa saja, kenapa tiba-tiba menjadi penyerangan diam-diam?“Hei! Kamu jangan sembarang menuduh orang lain, siapa yang diam-diam menyerang, untuk apa aku menyerang kamu juga?” ucap Chandra tidak senang, raut wajahnya berubah menjadi dingin.Agen Ken, Kak Yanna datang ke arah mereka. Tanpa basa-basi, perempuan itu langsung mengangkat tangannya dan mengarahkannya ke wajah Chandra.Chandra langsung menangkis tamparan tersebut secara alami.“Masih berani melawan?” tegur Yanna dengan ketus.“Apa kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan? Kamu tahu, siapa yang sedang kamu serang? Ini adalah Ken! Artis papan atas, apa yang kamu pikirkan? Apa kamu ingin menghabiskan sisa hidupmu di penjara?”Di depan Gedung New Era, sudah menunggu beberapa wartawan yang siap siaga mendapatkan berita.Di antara mereka, juga ada beberapa orang wartawan yang sengaja diatur oleh Yanna. Begitu perempuan
Pria itu langsung pergi ke ruangan teratas di dalam gedung tersebut.Sanny memang sudah mulai bekerja di New Era selama beberapa waktu, tapi dirinya tidak pernah sekalipun naik ke lantai paling atas gedung tersebut.Apalagi lantai paling atas gedung tersebut sangatlah privasi, tidak ada izin, tidak boleh masuk. Sekalipun dia adalah Manajer Umum dari New Era Entertaint yang berada di bawah Perusahaan New era, kalau tidak dapat izin, tetap tidak dapat masuk.Sesampainya di dalam kantor, Sanny langsung terkejut melihat ruangan seluas 1.000 meter persegi tersebut.“I …, Ibu Mawar.” Sanny langsung menyapa Mawar dengan wajah yang penuh hormat.“Bos mau bertemu denganmu.”“Eeh?” Sanny sedikit terkejut mendengar hal ini.Bos?Bukannya Presiden Direktur New Era itu adalah Mawar? Jangan-jangan dibelakangnya masih ada orang lagi.Pria itu langsung menoleh dan mendapati Chandra yang sedang duduk di atas kursi. Apakah pria yang berpenampilan sederhana ini adalah bos dari New Era?Pria itu sedikit
Memblokir?Seluruh tubuh Ken benar-benar terasa kaku, rohnya seolah telah pergi meninggalkan tubuhnya.Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana mungkin seorang yang wajahnya begitu biasa dan penampilannya begitu sederhana ini adalah bos di balik Perusahaan New Era?Mana mungkin Ken dapat memercayai semua hal ini.“Ibu Mawar, Pak Sanny, kalian pasti hanya sedang bercanda denganku, kan?”“Pergi!”Sanny langsung berteriak sambil menunjuk pintu ruangan.Bagaimanapun juga, Sanny bisa berada di posisinya saat ini, pastilah seorang yang cukup cerdas.Pria itu langsung mengetahui, Ken pasti telah menyinggung perasaan pemilik Perusahaan New Era ini.“Ken, kontrakmu sudah diputuskan. Mulai dari sekarang nggak akan ada satu pun perusahaan yang mau menerima kamu. Kamu nggak akan bisa mendapatkan tawaran film lagi. Berbagai acara besar juga nggak akan mengundangmu untuk hadir. Sekarang, kamu pergi dari sini!”“Pak, Pak Sanny. Ki ….” Ken menatap Sanny dengan wajah yang memelas, “Kita baru saja menand
Di bagian akhir juga terlihat Chandra sedang meminta maaf. Raut wajah Nova pun langsung masam ketika melihat Chandra.Sandra juga mengerutkan keningnya dan berkata dengan suara lirih, “Anak itu ngapain, sih? Cari mati, ya, dia nyerang Ken?”Lalu Sandra kembali bertanya ketika dia menyadari ada yang tidak beres dengan Nova, “Nob, kamu nggak apa-apa?”“Nggak, aku nggak apa-apa,” jawabnya.Terserah kalau Chandra mempermalukan dirinya sendiri di rumah, tapi kenapa dia malah mempermalukan dirinya sendiri di depan banyak orang.“Nov, kalau menurutku, ya, Chandra nggak pantas sama kamu. Gimana kalau lain kali aku kenalin kamu sama Christian? “Ah, sudahlah, nggak usah,” tolak Nova.Sandra hanya bisa menggelengkan kepalanya dan merasa kasihan kepada Nova. Padahal dengan kecantikan dan kecerdasan yang Nova miliki, dia bisa mendapatkan pria yang lebih baik. Namun, sayangnya Nova malah tersangkut di Chandra.Setelah makan, Nova kembali ke Wasa Group karena masih banyak hal yang harus dia kerjakan
Tidak ada satu pun wanita yang berharap kekasihnya dianggap sampah, begitu pula dengan Nova. Dia tahu Chandra punya kemampuan. Lebih tepatnya kemampuan medis. Kemampuan medis yang Chandra miliki sanggup meratakan semua lebih dari 99% dokter yang ada di Jalan Medis Rivera. Hanya saja … Chandra selalu bermalas-malasan.Nova ingin membangkitkan semangat Chandra. Meski hadiah yang ditawarkan Nova sangat menggoda, Chandra tidak ingin terlihat mencolok. Susah payah dia berbaur dengan masyarakat kelas bawah, dan dia masih ingin menikmati hidupnya sekarang.“Sayang, gimana kalau kamu saja yang ikut?”“Chandra, apa maksud kamu? Kalau memang nggak mau, bilang saja. Buat apa nyuruh aku yang ikut? Aku nggak tahu apa-apa soal medis, bahkan obat-obatan saja aku nggak kenal. Terus, kenapa tadi kamu malah nyerang selebritis terkenal? Aku jadi ikutan malu gara-gara kamu.”Nova ingin sekali bicara baik-baik dengan Chandra, tapi Chandra malah tidak senang dengan itu dan membuat Nova marah.“Sayang, bukan
Nova tidak terlalu memikirkannya. Dia tidak suka terlihat mencolok, dan mobil itu hanya akan membuatnya menjadi perhatian banyak orang.Chandra mengendarai Maserati, dan Nova duduk di kursi penumpang. Mobil pun melesat pergi menaiki jalan tol.Rivera Utara adalah kota tetangga Rivera yang juga termasuk salah satu kota besar di negara ini.Mobil melaju dengan stabil di kecepatan 120 km/h, tidak terlalu cepat tapi juga tidak terlalu lambat.“Chan, nanti kita mampir beli hadiah sebentar. Aku juga sudah hampir sepuluh tahun nggak ketemu Kakek Nenek. Kita nggak boleh kelihatan kayak orang susah,” kata Nova seraya menyerahkan kartu kepada Chandra.“Ini kartu yang baru aku bikin. Di dalamnya ada 20 miliar. Kamu pegang saja dulu.”“Sayang, buat apa uangnya sebanyak itu?”“Nih, pegang saja.”Meski sudah hampir sepuluh tahun tidak datang berkunjung, Nova masih ingat persis seperti apa sifat keluarganya. Mereka sangat keras, sama seperti Yani. Nova tidak ingin Chandra menanggung malu nantinya. Ak
Rivera dikenal juga sebagai Kota Obat. Rivera Utara masih bersebelahan dengan Rivera, jadi di Rivera Utara juga masih ada cukup banyak toko yang menjual obat herbal tradisional.Chandra dan Nova mengelilingi daerah pusat kota dan menemukan sebuah toko obat paling besar di sini, yang dikenal dengan nama toko obat “Pertama”.Toko tersebut sangat besar dan mewah, di depan juga ada beberapa perawat yang siap melayani. Seketika baru saja masuk ke toko, aroma obat-obatan pun langsung mewarnai indra penciuman mereka.“Selamat datang,” sambut salah satu perawat yang berjaga dengan senyuman ramah. “Mau cari obat apa?”Tanpa berlama-lama, Nova langsung mengatakan apa yang dia cari, “Aku mau beli ginseng.”“Baik, silakan lewat sini.”Dengan tuntunan si perawat tersebut, Chandra dan Nova dibawa ke sebuah meja yang terdapat banyak kotak-kotak mewah. Kotak-kotak itu berisikan ginseng yang memiliki aroma yang sangat menggoda.“Yang ini ginseng dari Gunung Radan. Ini yang usianya sudah belasan tahun,
“Totalnya 8,6 miliar.”“Lho, memangnya kalau beli nggak boleh lihat-lihat dulu. Masa baru lihat harus langsung beli? Toko apaan ini? Mau nipu?” kata Chandra terkekeh.“Iya. Barang yang sudah dibuka berarti harus dibeli.”Seketika itu datanglah seorang pria dari kejauhan. Pria itu berusia sekitar 30 tahun, memakai kemeja hitam yang hanya dikancing sebagian, kalung emas besar dan diikuti oleh dua orang pria kekar di belakangnya. Banyak pelanggan lain yang langsung melihat ke arah Chandra dan Nova dengan ekspresi meledek. Mereka semua tahu sebentar lagi akan ada tontonan menarik.Pria itu melirik kota yang sudah terbuka dan berkata, “Peraturan di toko ini memang begitu. Ginseng nggak boleh sampai terkena cahaya. Kalau sudah kena cahaya, khasiatnya bakal memudar. Sekarang coba lihat berapa banyak kotak yang sudah kebuka. Mau dijual ke siapa lagi kalau sudah begini?”“Kak Weldy,” sahut Sinta sembari berdiri di depannya dan menlirik Chandra dengan tampang songong.Dari logat Chandra dan Nova
Istana Kegelapan adalah organisasi paling misterius yang ada di dunia Sky Draga dan sudah berdiri selama bertahun-tahun. Pemimpin dari Istana Kegelapan merupakan salah satu orang terkuat yang ada di dunia Sky Draga yang bernama Morga Huraz dan Sergi adalah adiknya. Chandra sudah membunuh adik laki-laki Morga. Itu artinya, Chandra sudah pasti mati di mata Morga. Sekarang, dia tidak ingin lagi terlalu banyak berbasa-basi dengan Chandra. Karena tujuan utamanya adalah harta karun keluarga Sky. Sekarang, harta karun itu berada di tangan Chandra. Morga mengulurkan tangannya lalu berkata dengan raut wajah kesal, “Anak muda, berikan liontin giok itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu utuh.”Morga bersikap arogan ketika melontarkan kata-katanya. Chandra menatap liontin giok itu lalu sebuah pemikiran muncul di benaknya. Dalam sekejap mata, liontin itu menghilang dari tangannya dan masuk ke dalam Istana Abadi. “Majulah kalau memang kamu menginginkannya,” ujar Chandra sambil ter
Namun, sepertinya Chandra lebih dari sekedar bawahan bagi Lilian. Cendekia merasa kesal di dalam hatinya, tapi dia tidak ingin menunjukkan kekesalannya. Jadi, dia menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Anak muda, apa kamu sadar dengan ucapanmu? Apa kamu tahu, kelompok seperti apa Istana Kegelapan itu? Aku saja tidak akan mampu menyelamatkan para sandera dari cengkeraman Istana Kegelapan. Apa kamu berpikir, dirimu memiliki kekuatan untuk melawan mereka?”“Kamu tidak perlu memedulikan masalah itu,” ujar Chandra tenang. Chandra memang tidak mengenal Cendekia. Namun, Lilian mengatakan kalau Cendekia akan menerima siapa pun yang datang ke Kota Freely tanpa peduli seberapa buruk dan keji kelakuan orang itu. Orang seperti Cendekia ini pastinya bukanlah orang baik. Cendekia tersenyum tipis lalu menatap Chandra seraya bertanya, “Aku dengar, wakil pemimpin Istana Kegelapan sudah tewas. Apa kamu ada hubungan dengan kematiannya?”Chandra membalas tatapan Cendekia lalu berkata dengan te
Cendekia langsung tersenyum setelah mendengar kedatangan Putri dari Negara Sky Draga. Pemimpin Istana Kegelapan juga tampak terkejut lalu berkata sambil tersenyum, “Aku baru saja mau mencarinya. Tapi ternyata, dia datang sendiri tanpa diundang.”Si Cendekia melambaikan kipasnya lalu berkata, “Pemimpin Istana Kegelapan, lebih baik kamu sembunyi dulu sekarang. Aku ingin lihat, apa yang diinginkan Putri Negara Sky Draga dariku.”“Oke,” jawab si pemimpin Istana Kegelapan sambil mengangguk. “Izinkan dia masuk,” ujar Cendekia kepada penjaga. “Baik,” jawab si penjaga lalu bergegas pergi. Di depan gerbang kediaman pemimpin Kota Freely. Chandra dan Lilian menunggu selama beberapa saat, sampai akhirnya si penjaga yang melapor ke dalam bergegas keluar. “Putri, silakan masuk.”Chandra dan Lilian masuk ke dalam kediaman pemimpin kota dengan dipandu oleh si penjaga. Mereka masuk ke dalam aula utama setelah melewati sebuah lorong. Seorang pemuda terlihat sedang duduk di kursi utama aula. Pemud
Mereka berdua mencari tempat tinggal terlebih dahulu setelah masuk ke dalam kota. Di dalam kamar. Chandra duduk di sebuah kursi, sementara Lilian menuangkan teh untuknya. “Kak Chandra, kapan kita akan pergi ke kediaman pemimpin kota?” tanya Lilian cemas. Beberapa hari telah berlalu, tapi dia masih belum mengetahui keadaan para kerabatnya. Sekarang, dia benar-benar ingin tahu keberadaan Istana Kegelapan serta keadaan pada kerabatnya.“Makan saja dulu setelah itu baru kita pergi,” ujar Chandra lalu berjalan menuju pintu keluar. Dia berjalan ke lantai pertama untuk memesan beberapa makanan lalu makan dengan santai. Lilian duduk di dekat Chandra tanpa keinginan untuk makan sedikit pun. Di aula, ada banyak orang yang sedang menikmati makanan mereka. “Aku dengar, istana kekaisaran Kota Sky Draga dihancurkan dan jutaan orang dibantai di sana.”“Ya, aku juga mendengarnya. Sepertinya, itu ulah Istana Kegelapan.”“Sepertinya alasan pembantaian itu karena Negara Sky Draga memiliki harta ka
Pemandangan yang sangat memilukan ketika melihat tanah yang mereka injak dipenuhi dengan mayat. Lilian bergegas menuju istana kekaisaran. Di sekitar istana, jumlah mayat yang bergelimpangan juga semakin banyak. Seluruh tanah berlumuran darah. Dia terpaksa menginjak mayat ketika bergerak maju. Sampai akhirnya, dia tiba di istana tidak lama kemudian. Mayat pengawal berbaju besi tampak bergelimpangan ketika Lilian melangkah masuk ke dalam istana. Lilian terus melangkah masuk ke dalam istana. Namun, semua orang sudah menjadi mayat dan tidak ada satu pun orang hidup yang bisa dia temui di sana. “Papa ….”Lilian berjongkok di tanah sambil berteriak pilu. Chandra yang melihat ini, hanya bisa diam tanpa tahu, bagaimana cara menghibur perempuan ini.Sampai akhirnya, Chandra berusaha untuk menenangkannya dengan berkata, “Kamu lihat dulu, apakah ada kerabatmu di antara mayat-mayat itu? Mungkin saja mereka tidak mati dan hanya ditangkap.”Lilian bergegas bangkit dan mulai mencari kerabatnya di a
Lilian membutuhkan waktu beberapa saat untuk bisa tiba di tempat Chandra berada ketika Chandra masih terbaring di atas tanah dengan napas lemah. Lilian sempat tidak berani mendekati Chandra setelah melihat pertarungan Chandra dan Sergi. Dia hanya berdiri beberapa meter jauhnya dari Chandra sambil memperhatikan Chandra lalu bertanya pelan, “Apa kamu baik-baik saja?”Chandra berkata dengan suara lemah, “Aku tidak apa-apa. Aku hanya butuh istirahat sebentar.”Lilian menghela napas lega setelah mendengar jawaban Chandra. Namun, dia masih tidak berani mendekat dan hanya berani berdiri beberapa meter dari Chandra sambil menatap laki-laki itu. Wajah Chandra tampak memerah setelah menyadari Lilian yang terus menatapnya. Sampai akhirnya 30 menit kemudian, tubuh Chandra kembali pulih. Dia bisa berdiri di atas tanah lalu meregangkan ototnya. “Ini?”Lilian sangat terkejut dengan pemandangan ini. Dia bisa merasakan napas Chandra yang sangat lemah dan hampir mati sebelumnya. Namun, hanya dalam wa
Tubuh Chandra tertusuk dan terpukul oleh kekuatan tangan Sergi yang dahsyat sampai tubuhnya terpental. Tubuh Chandra terjatuh dengan keras sampai tanah yang ditabraknya membentuk lubang yang sangat dalam. Wajah Lilian seketika memucat. Sekarang, dia tidak lagi bisa melarikan diri. bahkan penyelamat hidupnya saja sudah tewas di tangan Sergi. “Putri ….”Sergi berdiri melayang di udara sambil menatap Lilian yang gemetaran di kejauhan lalu dia tersenyum seraya berkata, “Kamu pikir, orang ini bisa menyelamatkanmu? Kamu benar-benar suka bermimpi, ya!”Di mata Sergi, Chandra sudah tewas.“Aku … aku akan memberikannya padamu,” ujar Lilian memilih untuk berkompromi. Lagi pula, Sergi tetap bisa mendapatkan giok itu kalau dia mati. Jadi, setidaknya dia masih bisa hidup jika dia memberikan giok itu dengan sukarela. Namun, tiba-tiba saja Chandra melesat keluar dari lubang reruntuhan dengan rambut berantakan dan tubuh yang berlumuran darah. Dia benar-benar tampak menyedihkan. Anehnya, cedera di d
Suara teriakan nyaring itu diikuti dengan energi pedang yang melesat ke seluruh penjuru arah dan membunuh belasan prajurit yang melindungi Lilian. Detik berikutnya, Sergi sudah muncul di depan Lilian. Chandra yang sedang membunuh banyak prajurit Istana Kegelapan bergegas ke arah Lilian dalam sekejap mata lalu memeluknya. Di saat yang bersamaan, Lilian juga memiringkan tubuhnya berusaha menghindari serangan Sergi. Kemudian Chandra membawa Lilian melesat ke langit setinggi beberapa puluh meter sambil menyimpan pedang di tangannya. “Peluk aku!” seru Chandra. Lilian bergegas menuruti perintah Chandra. Tidak lama kemudian, muncul dua jenis energi sejati di telapak tangan Chandra. Kedua jenis energi ini terlihat langsung bergabung dan membentuk sebuah kekuatan baru. “Sangkar Kosmik!” Bola energi hasil perpaduan dua jenis energi sejati langsung melesat ke bawah. Duar!Bumi berguncang dengan gunung-gunung yang berada di bawahnya langsung hancur dalam sekejap mata. Semua prajurit Istana K
Suara langkah kaki yang sangat banyak juga terdengar dari kejauhan setelah suara itu menghilang. Tidak lama kemudian, sejumlah prajurit yang mengenakan jubah dan topeng hitam muncul. Dalam sekejap mata, hutan di sekitar Chandra penuh sesak oleh lebih dari 3000 prajurit yang mengepungnya.Seorang laki-laki tua tiba-tiba saja mendarat di atas tanah. Laki-laki itu terlihat sudah berumur sekitar 70 tahun dengan wajah berkeriput dan mata cekung. Sosok itu terlihat sangat aneh. Laki-laki tua itu tampak mengenakan jubah berwarna merah dengan pedang merah di tangannya. “Sergi?”Ekspresi Lilian seketika berubah. Begitu pun, belasan prajurit berbaju besi yang tersisa. Mereka semua tampak ketakutan sampai tubuh mereka bergetar.Chandra berbalik lalu menatap Lilian dan bertanya, “Siapa itu Sergi?”Lilian berkata dengan raut wajah ketakutan dan mulut yang bergetar, “Sergi adalah wakil pemimpin Istana Kegelapan. Kekuatannya berada tepat di bawah pemimpin Istana Kegelapan. Dia adalah salah satu pra