Sambil memegang kunci biasa itu, dia terus berpikir. "Apa hubungan antara makam kuno Raja Januar di perbatasan Gurun Selatan dengan Lukisan Gunung Merabu?" gumam Chandra pelan.Kemunculan Mawar membawa kunci rasanya bukan sebuah kebetulan belaka. Saat bertemu dengan perempuan itu, dia sedang mengejar keinginan membunuh seseorang. Keinginan itu tiba-tiba berhenti saat sampai di tempat parkir dan dia bertemu dengan Mawar.Artinya, Mawar bukan pemilik keinginan membunuh ini.Chandra merasa, semua ini sengaja diatur oleh seseorang.Pasti ada perancang di balik layar yang mengatur. Mulai dari kasus pencurian makam kuno. Yaitu membunuh semua orang, dan membiarkan Mawar datang ke sungai sambil membawa kunci, kemudian membiarkan kotak itu jatuh ke dalam air.Chandra terdiam sesaat, mengembuskan napas panjang.Untuk bisa memecahkan semua mister ini, satu-satunya cara adalah dengan mencari kotak itu terlebih dulu, membukanya, lalu melihat apa isinya. Baru mencari tahu apa koneksinya dengan Lukis
Jalan Nantaboga, sebuah restoran kecil.Chandra memesan beberapa masakan rumahan, ditemani beberapa botol alkohol berkualitas premium. Dia mengobrol, makan, dan minum dengan Paul hingga mabuk. Membahas hal-hal kecil dan besar yang mereka lalui selama sepuluh tahun terakhir.Setengah hari berlalu. Sekitar pukul tiga atau empat sore, keduanya sudah dalam kondisi mabuk. mabuk.Nova tiba-tiba menelepon. "Chandra, kamu di mana? Ada sesuatu yang terjadi."Suara mengkhawatirkan Nova membuat Chandra merinding. Seketika itu juga, mabuknya hilang. "Ada apa? Ada masalah apa?""Ada masalah di Pusat Medis Yorda milik Keluarga Kurniawan, cepat kemari.""Oke, aku segera ke sana." Chandra menutup telepon."Kak Chandra, ada apa?" tanya Paul.Chandra menggeleng. "Aku pun nggak tahu, Nova hanya bilang ada sesuatu terjadi di Pusat Medis Yorda milik Keluarga Kurniawan. Aku harus pergi melihat kondisi di sana.""Biar kuantar." Paul ikut berdiri."Kamu pulang saja. Jangan mengemudi, kita sudah minum banyak.
Setelah itu, barulah petugas keamanan membiarkan Chandra lewat.Chandra mendorong pintu dan melangkah masuk menuju aula. Banyak anggota Keluarga Kurniawan berkumpul di sana. Semuanya tampak khawatir setengah mati."Ada apa?" tanya Chandra sambil melangkah mendekat.Nova bergegas mendekati Chandra. "Kita juga nggak tahu," jawabnya terisak. "Tiba-tiba sekelompok orang datang berbuat onar di depan, mereka bilang ada pasien meninggal karena kita dan meminta ganti ruginya. Sekarang semuanya kacau. Bahkan wartawan pun sudah turun tangan langsung. Mau nggak mau, kita harus menutup tempat ini."Toni Kurniawan mendengarkan melalui telepon, sembari menelepon orang-orang berkuasa untuk membantu meredakan masalah ini."Kamu bau alkohol! Apa yang kamu lakukan di sini? Kamu kira di sini masih belum cukup berantakan?" Yani Sanjaya menyembur ketika mencium bau alkohol di tubuh Chandra."Papa, Kakek, kabar buruk! Banyak orang di luar lagi-lagi datang dan memprotes kalau ada pasien yang sakit setelah me
Lobi yang awalnya begitu berisik seketika hening.Beberapa detik kemudian, seorang pria berusia tiga puluhan berbadan kekar menunjuk Chandra dengan tongkat logam di tangannya sambil mengeluarkan ekspresi mengancam. "Kamu siapa? Apa hakmu berbicara di sini?" serunya marah.Nova yang takut dipukul bersembunyi di balik Chandra."Betul, nggak perlu banyak bicara, ganti rugi uang kami!""Kalau kalian nggak mau ganti rugi, Pusat Medis Yorda akan kami porak-porandakan!""Ada-ada saja dokter gadungan kalian. Kalau memang nggak punya kemampuan, jangan buka praktik di Jalan Medis. Keluar saja dari sini!"Banyak orang ikut memprotes.Tidak satu pun dari Keluarga Kurniawan berani maju karena kerumunan itu saling menyahut. Akan sangat merepotkan kalau situasi ini terus berlanjut hingga tidak dapat dikendalikan lagi."Sudah, sudah, silakan satu per satu utarakan keluhan kalian." Chandra berteriak kencang. Kesabarannya mulai habis. Kalau bukan karena pusat medis ini milik Nova, dia tidak mungkin memb
Chandra berdiri, lalu berbalik badan dan memandang Nova. "Kamu presiden direkturnya, suruh bagian keuangan menyiapkan uangnya.""Chandra, ini ...." Nova sedikit terkejut. Dia kira Chandra akan menyelesaikan masalahnya, tapi setelah pura-pura mengamati, laki-laki itu malah menyuruh Keluarga Kurniawan memberi kompensasi?Dari dalam lobi, terdengar suara keras menggema, "Chandra, apa yang kamu lakukan? Dua puluh miliar? Bagaimana mungkin? Aku curiga kamu bersekongkol dengan orang-orang ini untuk memeras kami!"Itu suara Yani mengutuki Chandra.Chandra lalu berbisik di telinga Nova. "Memang ada yang salah dengan obatnya.""K-kalai begitu, bagaimana kamu bisa yakin obat ini dari Yorda? Bagaimana kalau ada orang yang sengaja menuduh kita?" Nova memandang Chandra dengan wajah pucat. Apakah dia harus memberi kompensasi sebelum masalahnya diselesaikan? Bukankah ini seolah-olah mengakui ada yang salah dengan Pusat Medis Yorda?Chandra cepat membalas, "Dengarkan aku, yang mati menjadi yang teruta
Suara Chandra cukup keras.Kerasnya cukup untuk sekali lagi menenangkan kerumunan di pintu masuk Pusat Medis Yorda. Orang-orang bermulut besar itu segera mengunci rapat mulut mereka.Kemudian, Chandra menunjuk pria dengan wajah membengkak. "Kamu duduk sini. Aku akan mengambil denyut nadimu."Pria itu bergegas mendekat lalu duduk di depan Chandra sambil memaki-maki. "Aku akan kehilangan banyak uang untuk hari ini. Kamu nggak tahu apa pekerjaanku? Aku ini manajer perusahaan besar dengan gaji sebulan seratus juta. Aku bekerja normal selama beberapa hari terakhir dan nggak diberi kompensasi. Ini nggak bisa dihitung selesai."Chandra menatap pria itu.Tatapan itu membuat kepercayaan diri si pria menciut. "B-beri kami d-dua miliar saja nggak apa-apa.""Kemarikan tanganmu."Pria itu mengulurkan tangannya.Chandra menyentuh titik nadi si pria."Alergi kulit, kamu datang ke Yorda meminta obat tradisional. Apa hubungan penyakitmu dengan Yorda?""Iya, aku sedikit alergi, tapi setelah mengonsumsi
"Gila, ada orang sesakti ini?""Sepertinya memang ada.""Kalau begitu, orang ini dokter jenius, lebih baik daripada Dokter Sakti Cakra."Banyak penonton mulai bergosip.Terutama setelah gosip mengenai Chandra dan Nova mencuat. Semua tampak kaget.Sementara Chandra terus merawat para pembuat onar. Seorang wanita berusia lima puluhan tahun. Wanita itu melepaskan topinya segera setelah duduk. Dengan wajah serius, dia berkata, "Lihat ini, awalnya aku hanya sakit kepala, tapi setelah mengonsumsi obat dari kalian, sebagian besar rambutku rontok.""Diam!" seru Chandra keras. Dia sengaja mengeraskan suaranya untuk mengejutkan orang-orang ini. Benar saja, raungannya mendiamkan si wanita tua."Tangan."Wanita itu mengulurkan tangannya.Sekali lagi, Chandra merasakan denyut nadinya."Penyakitmu ini sudah lama. Kamu sakit kepala lebih dari sepuluh tahun dan masih sering insomnia sampai sekarang. Terutama sakit kepala dan insomnia berat akhir-akhir ini yang menyebabkan rambut rontok. Ini nggak ada
Nova dengan cepat memberikan uang kepada anggota keluarga pasien meninggal. Mereka membawa pergi pria tak bernyawa itu dari pintu masuk Pusat Medis Yorda dengan perasaan puas.Chandra pun menjalankan tugasnya dengan cekatan. Dengan kemampuan medis tingkat dunia dan lidah setajam silet, dia dengan mudah membungkam orang-orang yang datang untuk mencari masalah."Oke, sudah semuanya, kalian semua silakan pulang." Chandra berdiri mengatakannya sambil melihat orang-orang yang berdiri di sekitar.Pusat Medis Yorda merupakan salah satu yang terbesar di Jalan Medis. Berita kecelakaan di sini menarik perhatian banyak sekali orang. Dokter-dokter tradisional di jalan itu pun datang untuk menonton keributan yang sedang terjadi.Meski demikian, lebih banyak pejalan kaki biasa."Tunggu sebentar ...."Tiba-tiba, sebuah suara menggema.Apa ini?Chandra memutar kepalanya ke arah suara itu. Ada seorang dokter tradisional berusia lima puluhan tahun mengenakan jaket putih berjalan mendekatinya."Ada apa?"
Walaupun Lurca hanyalah seorang pelayan di kediaman Anak Dewa, tidak ada siapa pun yang menyinggungnya karena besarnya nama Anak Dewa di mata semua orang. Oleh karena itu, semua perkataan Lurca akan dianggap mewakili perkataan Anak Dewa. Sekarang, dia berniat untuk membunuh Chandra setelah melihat kekuatan Chandra yang menakutkan. Orang-orang saling berpandangan satu sama lain lalu menangguk setuju. “Sudah lama, aku ingin membunuh pemuda itu,” ujar Jayhan. Bagaimanapun juga, Chandra sudah membunuh adiknya. Jadi, wajar saja kalau Jayhan ingin membunuh Chandra. Namun, Jayhan cukup takut untuk menghadapi pemuda itu sendirian. Sampai akhirnya, Lurca mengajak mereka semua bekerja sama untuk membunuh Chandra, jadi Jayhan tidak lagi takut untuk menghadapi Chandra. Di langit yang berada di kejauhan. Haraza menatap Chandra dengan penuh kemarahan dan tubuh yang berlumuran darah serta rambut yang berantakan lalu berkata, “Kamu pasti mati hari ini karena sudah berhasil membuatku marah!”Tiba-
Canra menghampiri Jayhan lalu berbisik, “Kak Jayhan, apa kamu mau bergabung untuk menghancurkan pemuda itu?”“Aku sudah mengamati pemuda itu beberapa waktu dan menurutku pemuda itu sangatlah aneh. Dia bisa menghancurkan kita semua kalau kita biarkan dia tumbuh.”Jayhan berpikir sejenak lalu berkata, “Tenang saja, kita lihat saja dulu pertarungan ini.”Di hadapan mereka, Chandra masih belum bisa lolos dari serangan Haraza. Senjatanya terlempar dan sekarang dia harus mengerahkan kekuatan dirinya untuk menghadapi Haraza. Namun, tetap saja kekuatan Haraza masih lebih kuat darinya. Bahkan tubuhnya juga menderita beberapa luka karena serangan Haraza. Anehnya, semua lukanya bisa pulih dengan sangat cepat. Brak!Haraza kembali melayangkan serangan ke arah Chandra yang membuat tubuh Chandra terhempas ke belakang sampai dia memuntahkan seteguk darah dari mulutnya. Dia menunduk dan melihat beberapa retakan yang muncul di telapak tangannya. Namun, semua retakan itu langsung pulih hanya dalam sek
Gunung Bushu, pada awalnya adalah sebuah pegunungan di Someria. Namun, ada banyak pegunungan baru bermunculan setelah munculnya segel. Walaupun ada beberapa pegunungan yang tidak disegel, sebagian besar pegunungan sudah disegel dan tidak bisa ditembus oleh manusia. Di puncak Gunung Bushu.Chandra sedang menggenggam Pedang Naga Pertama dengan posisi horizontal. Dia menatap tenang ke arah Haraza yang berada ratusan meter di depannya. Dia sama sekali tidak takut dalam menghadapi orang-orang kuat dari Alam Niskala. Chandra masih bisa melukai Jayhan dengan kekuatan puncaknya tiga tahun lalu ketika Chandra masih lemah. Tingkat alam kemampuan Chandra sekarang mungkin masih berada di bawah Jayhan, tapi besar kekuatan tubuhnya kurang lebih sama dengan Jayhan. Kekuatan Haraza kurang lebih setingkat dengan Jayhan. Oleh karena itu, Chandra tidak takut dengannya. Haraza mengenakan jubah putih sambil memegang kipas di tangannya yang membuatnya tampak anggun dan berwibawa. Kipas itu adalah senjat
Kekuatannya sungguh menakutkan. Berdasarkan berbagai informasi yang Chandra dapatkan, Anak Dewa mungkin sudah masuk ke Alam Trasenden. Tiba-tiba saja, seorang laki-laki paruh baya masuk ke dalam aula. Usianya mungkin sekitar empat puluh tahunan dengan tubuh sedikit gemuk. Dia mengenakan jubah berwarna biru sambil memegang pedang di tangannya. Dia menatap semua orang yang berada di aula lalu berkata, “Tuanku tidak bisa hadir, jadi dia mengirimku ke sini.”Jayhan langsung berdiri lalu berkata, “Chandra, beliau adalah pengurus rumah Anak Dewa yang bernama Lurca.”“Pak Lurca, laki-laki ini adalah Chandra, prajurit bumi yang sangat kuat.”Lurca hanya melirik Chandra lalu mencari tempat duduk untuknya tanpa banyak bicara. Jayhan memperhatikan kalau para prajurit kuat sudah hampir tiba semua. Jadi, dia menatap Chandra seraya bertanya, “Sekarang, semuanya sudah ada di sini. Jadi, apa yang mau kamu katakan kepada kami?”Chandra berdiri lalu menatap semua orang yang hadir sambil terus mengama
Bagi Haraza, manusia bumi adalah pendosa dan budak. Mereka tidak pantas untuk disambut di aula suku Tantra. Raut wajah Jayhan tampak tidak berdaya. Bagaimana mungkin dia tidak tahu akan hal seperti ini? Namun, Chandra sangatlah kuat. Jayhan bisa saja menang menghadapi Chandra dengan mengerahkan seluruh kekuatannya, tapi kemungkinan besar Jayhan juga akan menderita cedera yang sangat parah setelahnya. “Kak Jayhan, apa semua latihanmu selama ini tidak berarti sampai kamu melakukan hal hina seperti ini?” ujar Haraza dengan tatapan jijik. Sebelumnya, kelompok Haraza adalah musuh dari suku Tantra. Namun, kelompoknya bisa ditekan oleh Jayhan, jadi dia mengambil setiap kesempatan untuk mengkritik semua yang dilakukan oleh Jayhan. Biasanya, Jayhan akan marah ketika mendengar kritikan seperti itu. Namun sekarang, dia tidak bisa marah. Jayhan hanya tersenyum lalu berkata, “Berhak atau tidaknya, tidaklah penting sekarang. Mungkin kamu bisa mencoba untuk mengusirnya dari sini kalau memang kam
“Apa kamu tahu tentang peperangan di zaman kuno?” lanjut Jayhan. “Apa?” tanya Chandra yang tiba-tiba tertarik. Chandra sama sekali tidak tahu tentang peperangan zaman kuno. Namun, dia bisa menebak, peperangan itu pasti memiliki hubungan dengan iblis. “Aku mau mengetahuinya secara detail,” ujar Chandra sambil menatap Jayhan. Kemudian Jayhan mulai bercerita, “Pada zaman kuno, invasi iblis di dunia luar sudah memakan ribuan korban. Umat manusia bekerja sangat keras untuk mengusir dan membunuh mereka semua. Sampai akhirnya, perdamaian pun tercapai.”Chandra langsung mengerutkan keningnya lalu bertanya, “Lalu apa hubungannya dengan segel bumi?”Jayhan berpikir sejenak lalu berkata, “Aku juga kurang tahu detailnya dan hanya tahu gambaran kasarnya saja.”“Kalau begitu, ceritakan padaku,” ujar Chandra sambil menatap Jayhan. Jayhan termenung dan berusaha mengingat semuanya lalu berkata, “Bumi adalah dunia yang cerah ribuan tahun yang lalu. Sampai akhirnya, iblis dari luar berniat untuk men
Pedang itu dibawa Jayhan dari Alam Niskala dan dibuat oleh seorang ahli pedang. Pedang itu sangat kuat, bahkan orang-orang dari Alam Trasenden tidak bisa menghancurkannya. Namun sekarang, pedang itu justru ditelan oleh energi iblis. Jayhan mulai ketakutan. Walaupun dia tidak terluka dalam pertarungan ini, kekuatan teratai hitam itu sungguh jahat dan menakutkan. Kemungkinan besar, dirinya tidak akan bisa melepaskan diri jika teratai hitam itu berhasil menyentuhnya. “Chandra, kekuatan iblis apa yang kamu latih? Kamu adalah manusia, tapi kamu berlatih kekuatan iblis dan mempraktikkannya. Kamu sungguh memalukan,” ujar Jayhan ketus. Chandra menatap Jayhan tajam. Laki-laki itu sama sekali tidak terluka, sekalipun pedangnya sudah hancur. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya sosok Jayhan. Sepertinya, Chandra tidak akan mampu membunuh laki-laki itu sekarang. Selain itu, ada makhluk lainnya yang memiliki kekuatan setara dengan Jayhan di Alam Niskala. Kematian Jayhan pastinya akan membuat makhlu
Namun, Chandra menahan darah itu keluar dari mulutnya dan menelannya kembali. “Benar-benar kekuatan yang luar biasa dan sudah melampaui Segel Kesembilan. Sosok makhluk yang hampir mencapai kesempurnaan,” ujar Chandra terkejut. Energi sejati Chandra masih tertinggal jauh dari Jayhan. Sekarang, Chandra hanya bisa mengandalkan tubuh dan teratai hitam untuk menghadapi Jayhan. Bahkan bisa dibilang Chandra bukanlah tandingan Jayhan jika hanya mengandalkan energi sejati Chandra semata. Jayhan tiba-tiba saja muncul di hadapan Chandra. Laki-laki itu mengepalkan tinjunya dan langsung melayangkannya ke arah Chandra. Tinju itu sangat kuat dan bisa menghancurkan apa pun yang dikenainya. Sayangnya, Chandra sedang lengah, sehingga pukulan mengerikan itu berhasil mengenai tubuhnya. Bunyi retakan terdengar dari tubuh Chandra dan langsung menghempaskan tubuh Chandra ribuan meter jauhnya. Chandra bisa merasakan ada beberapa retakan yang muncul di tubuhnya layaknya kaca yang retak. “Kekuatan yang lua
Semua orang terkejut ketika teratai hitam yang mengandung kekuatan iblis muncul di hadapan mereka. Mustahil ada manusia di bumi yang memiliki kekuatan iblis sekuat itu. Chandra pasti bukan manusia, melainkan iblis.Manusia di bumi pastinya tidak mengetahui tentang iblis. Namun, Jayhan dan yang lainnya berasal dari Alam Niskala, jadi mereka tahu kalau iblis itu benar-benar ada. Bahkan Segel yang ada di bumi ini memiliki hubungan dengan iblis. Jaymin tidak kalah terkejutnya. Kesombongan di wajahnya perlahan memudar dan berubah menjadi kepanikan. Dia perlahan mulai melangkah mundur. “Mati kamu!” seru Chandra sambil menunjuk ke arah Jaymin. Kemudian Teratai hitam itu bergerak dengan sangat cepat sambil membawa energi iblis yang menakutkan. Dalam sekejap mata, tubuh Jaymin diselimuti oleh energi iblis yang membuatnya tidak bisa bergerak. Ekspresi wajahnya tampak kesakitan yang disertai dengan ketakutan. “Aaaa!”Energi Iblis yang menyelimutinya benar-benar terasa sangat menyakitkan. Dia