Chandra berlutut di depan makam, lalu berseru ke arah langit hingga suaranya serak. Tangisannya begitu hebat, sampai-sampai suaranya hilang.Sepuluh tahun. Sudah sepuluh tahun.Sepuluh tahun lalu dia hanyalah seorang bocah berusia delapan belas tahun yang baru lulus SMA.Dirinya yang dulu penuh dengan visi dan harapan terhadap masa depan.Namun kemudian, sebuah tragedi menimpa, Keluarga Atmaja dihancurkan."Huaa .....""Brengsek, kalian monster, putriku hanya tiga tahun, kalian tega melakukannya!""Biarkan aku mati saja, kamu sudah membiarkan cucuku pergi ...."Bayangan anggota Keluarga Atmaja terbakar di dalam api yang membara masih sangat jelas tersisa. Chandra tidak mungkin melupakannya. Tepat di saat dirinya tersiksa karena tubuhnya termakan api dan dia menangis histeris, seorang perempuan muncul. Perempuan itu bergegas menembus api, menyelamatkannya, dan menariknya ke sungai.Terdorong oleh keinginan untuk tetap bertahan hidup, Chandra pun melompat ke dalam sungai. Dia mengapung m
Seusai mengucapkan dua kata itu, Chandra menoleh ke arah perempuan yang memegang tangan Kusuma. "Pak Kusuma, ini ....""Tuan, ini Selena Rejo, cucu saya.""Oh." Chandra mengangguk. "Dalam tiga hari ke depan, kamu pergi ke Empat Keluarga Besar, lalu ambil alih semua properti milik Keluarga Atmaja.""Tuan, ini ...." Kusuma sedikit terkejut.Chandra tahu Kusuma mengetahui banyak cerita-cerita terpendam. Sekarang dia tahu, kalau tiga puluh tahun lalu Keluarga Atmaja berpindah dari ibu kota kemari. Kusuma Rejo sudah mengikuti kakeknya sejak masa itu. Jadi seharusnya, pria tua itu tahu asal-muasal Keluarga Atmaja, mengenai kediaman milik keluarganya di Gunung Merabu, dan bahkan siapa saja yang menargetkan Keluarga Atmaja."Arya, bereskan urusan di sini. Lain kali aku akan mengundangmu makan bersama," ucap Chandra kepada Arya.Arya mengangguk sedikit, lalu memberi perintah tegas, "Semuanya bubar!"Setelah para tentara membubarkan diri, Arya menatap anggota-anggota Empat Keluarga Besar, juga p
"N-Naga Hitam?" Kusuma kaget sekali mendengar ucapan Chandra. Salah satu dari Lima Jenderal di Someria. Naga Hitam Gurun Selatan yang mengguncang dunia di Perang Dunia setahun lalu?Cucunya secara tidak sadar memandang lama Chandra. Tidak ada yang mengetahui rupa Naga Hitam Gurun Selatan seperti apa. Siapa sangka, sosok legendaris itu rupanya datang dari Keluarga Atmaja.Chandra memandang Kusuma lalu bertanya, "Pak Kusuma, sekarang bisakah Bapak memberitahuku sesuatu tentang keluargaku?" Meski posisinya tinggi dan hak istimewanya banyak, tetapi selama ini dia tidak bisa menanyakan tentang sejarah Keluarga Atmaja.Dia merasa bahwa keluarganya tidak biasa.Dia merasa, lukisan warisan milik keluarganya tidak biasa.Kusuma menarik napas panjang.Karena Chandra adalah Naga Hitam, seharusnya dia bisa menghadapi musuh-musuh Keluarga Atmaja."Tuan Muda, Anda tahu Empat Keluarga Besar Someria?""Apa?"Chandra mengernyit. Empat Keluarga Besar Someria? Dia tidak pernah tahu tentang hal ini. Dia t
Sambil memegang kunci biasa itu, dia terus berpikir. "Apa hubungan antara makam kuno Raja Januar di perbatasan Gurun Selatan dengan Lukisan Gunung Merabu?" gumam Chandra pelan.Kemunculan Mawar membawa kunci rasanya bukan sebuah kebetulan belaka. Saat bertemu dengan perempuan itu, dia sedang mengejar keinginan membunuh seseorang. Keinginan itu tiba-tiba berhenti saat sampai di tempat parkir dan dia bertemu dengan Mawar.Artinya, Mawar bukan pemilik keinginan membunuh ini.Chandra merasa, semua ini sengaja diatur oleh seseorang.Pasti ada perancang di balik layar yang mengatur. Mulai dari kasus pencurian makam kuno. Yaitu membunuh semua orang, dan membiarkan Mawar datang ke sungai sambil membawa kunci, kemudian membiarkan kotak itu jatuh ke dalam air.Chandra terdiam sesaat, mengembuskan napas panjang.Untuk bisa memecahkan semua mister ini, satu-satunya cara adalah dengan mencari kotak itu terlebih dulu, membukanya, lalu melihat apa isinya. Baru mencari tahu apa koneksinya dengan Lukis
Jalan Nantaboga, sebuah restoran kecil.Chandra memesan beberapa masakan rumahan, ditemani beberapa botol alkohol berkualitas premium. Dia mengobrol, makan, dan minum dengan Paul hingga mabuk. Membahas hal-hal kecil dan besar yang mereka lalui selama sepuluh tahun terakhir.Setengah hari berlalu. Sekitar pukul tiga atau empat sore, keduanya sudah dalam kondisi mabuk. mabuk.Nova tiba-tiba menelepon. "Chandra, kamu di mana? Ada sesuatu yang terjadi."Suara mengkhawatirkan Nova membuat Chandra merinding. Seketika itu juga, mabuknya hilang. "Ada apa? Ada masalah apa?""Ada masalah di Pusat Medis Yorda milik Keluarga Kurniawan, cepat kemari.""Oke, aku segera ke sana." Chandra menutup telepon."Kak Chandra, ada apa?" tanya Paul.Chandra menggeleng. "Aku pun nggak tahu, Nova hanya bilang ada sesuatu terjadi di Pusat Medis Yorda milik Keluarga Kurniawan. Aku harus pergi melihat kondisi di sana.""Biar kuantar." Paul ikut berdiri."Kamu pulang saja. Jangan mengemudi, kita sudah minum banyak.
Setelah itu, barulah petugas keamanan membiarkan Chandra lewat.Chandra mendorong pintu dan melangkah masuk menuju aula. Banyak anggota Keluarga Kurniawan berkumpul di sana. Semuanya tampak khawatir setengah mati."Ada apa?" tanya Chandra sambil melangkah mendekat.Nova bergegas mendekati Chandra. "Kita juga nggak tahu," jawabnya terisak. "Tiba-tiba sekelompok orang datang berbuat onar di depan, mereka bilang ada pasien meninggal karena kita dan meminta ganti ruginya. Sekarang semuanya kacau. Bahkan wartawan pun sudah turun tangan langsung. Mau nggak mau, kita harus menutup tempat ini."Toni Kurniawan mendengarkan melalui telepon, sembari menelepon orang-orang berkuasa untuk membantu meredakan masalah ini."Kamu bau alkohol! Apa yang kamu lakukan di sini? Kamu kira di sini masih belum cukup berantakan?" Yani Sanjaya menyembur ketika mencium bau alkohol di tubuh Chandra."Papa, Kakek, kabar buruk! Banyak orang di luar lagi-lagi datang dan memprotes kalau ada pasien yang sakit setelah me
Lobi yang awalnya begitu berisik seketika hening.Beberapa detik kemudian, seorang pria berusia tiga puluhan berbadan kekar menunjuk Chandra dengan tongkat logam di tangannya sambil mengeluarkan ekspresi mengancam. "Kamu siapa? Apa hakmu berbicara di sini?" serunya marah.Nova yang takut dipukul bersembunyi di balik Chandra."Betul, nggak perlu banyak bicara, ganti rugi uang kami!""Kalau kalian nggak mau ganti rugi, Pusat Medis Yorda akan kami porak-porandakan!""Ada-ada saja dokter gadungan kalian. Kalau memang nggak punya kemampuan, jangan buka praktik di Jalan Medis. Keluar saja dari sini!"Banyak orang ikut memprotes.Tidak satu pun dari Keluarga Kurniawan berani maju karena kerumunan itu saling menyahut. Akan sangat merepotkan kalau situasi ini terus berlanjut hingga tidak dapat dikendalikan lagi."Sudah, sudah, silakan satu per satu utarakan keluhan kalian." Chandra berteriak kencang. Kesabarannya mulai habis. Kalau bukan karena pusat medis ini milik Nova, dia tidak mungkin memb
Chandra berdiri, lalu berbalik badan dan memandang Nova. "Kamu presiden direkturnya, suruh bagian keuangan menyiapkan uangnya.""Chandra, ini ...." Nova sedikit terkejut. Dia kira Chandra akan menyelesaikan masalahnya, tapi setelah pura-pura mengamati, laki-laki itu malah menyuruh Keluarga Kurniawan memberi kompensasi?Dari dalam lobi, terdengar suara keras menggema, "Chandra, apa yang kamu lakukan? Dua puluh miliar? Bagaimana mungkin? Aku curiga kamu bersekongkol dengan orang-orang ini untuk memeras kami!"Itu suara Yani mengutuki Chandra.Chandra lalu berbisik di telinga Nova. "Memang ada yang salah dengan obatnya.""K-kalai begitu, bagaimana kamu bisa yakin obat ini dari Yorda? Bagaimana kalau ada orang yang sengaja menuduh kita?" Nova memandang Chandra dengan wajah pucat. Apakah dia harus memberi kompensasi sebelum masalahnya diselesaikan? Bukankah ini seolah-olah mengakui ada yang salah dengan Pusat Medis Yorda?Chandra cepat membalas, "Dengarkan aku, yang mati menjadi yang teruta
Lawan Chandra kali ini semua sudah diatur khusus oleh Yosan. Dia ingin melihat apakah Chandra yang membawa beban yakni Luna masih bisa masuk ke final. Dia juga penasaran seberapa kuat kekuatan Chandra yang sebenarnya.Karena Yosan dapat melihat tingkat kultivasi para prajurit biasa dalam sekali lihat. Akan tetapi, dia tidak dapat melihat tingkat kultivasi Chandra, juga tidak bisa melihat kekuatan asli Chandra.Saat ini, di atas arena.Seratus orang telah menyebar. Chandra masih berdiri di tengah. Dia melihat orang-orang di sekitarnya, lalu menatap Luna dan memberi perintah, “Kamu ikuti aku. Jangan lari sembarangan. Kalau sampai ada orang ambil kesempatan untuk keluarkan kamu dari arena, kamu akan kehilangan kualifikasi untuk masuk ke Sekte Dayan.”“Oke, aku mengerti,” kata Luna sambil mengangguk pelan.Sekarang Chandra adalah harapan terakhir Luna. Tanpa perlindungan Chandra, Luna tidak akan bisa masuk ke Sekte Dayan.Di atas arena, seratus orang saling waspada. Semua mencari orang yan
Yosan muncul di arena. Dia melihat ke arah para prajurit yang tersisa dan berkata dengan suara keras, “Selanjutnya akan ada pertarungan lawan semua. Tidak ada aturan untuk pertarungan ini. Kalian dapat menggunakan senjata dan jurus apa pun. Kalau kalian jatuh dari arena, maka kalian akan kehilangan kualifikasi untuk bertarung. Hanya akan ada sepuluh orang yang tersisa di arena. Namun, kehilangan kualifikasi bukan berarti kalian tidak memiliki kesempatan lagi.”“Setelah semua orang berpartisipasi, jika orang yang terpilih masih belum penuhi kuota seribu orang, maka pertarungan terus dilanjutkan sampai terkumpul seribu orang.”Suara Yosan bergema keras. Begitu mendengar kata-kata Yosan, semua orang jadi tergerak. Mereka yang berhasil ke area pusan dan masuk babak final adalah yang terbaik dari generasi sebelumnya. Mereka semua sangat percaya diri dengan kemampuan mereka sendiri.Sesaat kemudian, seorang murid Sekte Dayan naik ke atas arena dan mulai memanggil nama-nama. Mereka yang naman
Luna tidak percaya dirinya bisa seberuntung itu. Namun, dia sudah sangat berterima kasih kepada Chandra. Karena berkat Chandra, Luna mampu sampai sejauh ini.Chandra menunggu pertarungan berikutnya dengan sabar. Karena Chandra hanya memiliki satu token di tangannya. Dia ada di peringkat terakhir. Jika harus bertarung, dia orang pertama yang akan bertarung.Sesuai dugaan, Chandra adalah orang yang pertama bertarung. Saat ini, arena dibagi menjadi banyak area. Di area tempat Chandra berada saat ini, ada seorang murid Sekte Dayan memegang sebuah daftar nama di tangannya. Dia pun membaca daftar nama di tangannya.“Pertarungan pertama antara Chandra dan Marino.”Seiring dengan bergemanya suara, seorang pria berjalan keluar dari kerumunan dan muncul di tengah arena tarung. Arena besar terbagi menjadi banyak arena kecil. Banyak prajurit berkumpul di sekitar setiap arena kecil.Chandra menatap orang itu. Chandra tahu, orang itu adalah lawannya yang bernama Marino. Sekarang yang harus Chandra l
Menyelamatkan Chandra sudah pasti adalah pilihan yang paling bijak yang Luna ambil dalam hidup ini.Di depan sana, sudah ada banyak murid Sekte Dayan. Orang-orang itu sedikit terkejut ketika melihat ada orang yang tiba di area pusat secepat itu.“Mereka cepat sekali. Ini baru tiga hari, mereka sudah sampai di area pusat. Sepertinya mereka berdua cukup kuat.”“Entah mereka berdua datang dari mana.”“Bagaimana kalau dicoba dulu?”“Jangan dulu. Kalau Tetua tahu, pasti kita yang disalahkan.”Beberapa murid Sekte Dayan berkumpul. Mereka melihat Chandra dan Luna yang baru tiba, lalu mereka mulai mengobrol. Chandra pun tidak menghiraukan murid-murid Sekte Dayan itu. Dia mencari tempat dan duduk bersila di tanah. Kemudian, dia menyerap Energi Spiritual Langit dan Bumi, dan mulai berlatih dengan serius. Sementara itu, Luna hanya menyaksikan Chandra dari samping.Hari demi hari berlalu. Dalam sekejap mata, sudah lima hari berlalu. Masih tersisa waktu dua hari dari sepuluh hari yang telah ditentu
Di dalam Lukisan Gunung Bulan, Chandra sedang bertarung dengan Yoko. Kedua pria itu saling bertarung. Keduanya saling beradu kekuatan. Sekalipun Chandra sangat kuat, tingkat kekuatannya lebih rendah dari Yoko. Masih ada kesenjangan kekuatan di antara mereka.Jika dia tidak menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, akan sulit bagi Chandra untuk mengalahkan Yoko. Akan tetapi, dia tidak berniat menggunakan Jurus Langkah melawan langit. Jurus tersebut merupakan jurus pamungkas klan Gera. Chandra diincar Sekte Sutan juga karena jurus tersebut.“Kamu sangat kuat.” Chandra menatap Yoko yang ada di depannya, lalu berkata, “Aku bukan lawanmu.”Chandra tidak sok kuat. Dia yang sekarang lebih memilih untuk menyembunyikan kekuatannya.“Aku bisa merasakan kamu belum kerahkan seluruh kekuatanmu. Coba gunakan seluruh kekuatanmu dan lawan aku,” kata Yoko.Chandra tersenyum tipis. “Sudah kubilang, aku bukan tandinganmu. Barusan aku sudah keluarkan seluruh kekuatanku. Tujuanmu sudah tercapai. Kalau ngga
Pria berjubah biru yang baru muncul itu tidak lain adalah orang yang diatur Tetua Yosan untuk menguji kekuatan Chandra. Namanya Yoko, kekuatannya berada pada tingkat ketiga Alam Kesucian. Kekuatannya sudah termasuk sangat kuat.Yoko menatap Chandra dengan senyum lebar di wajahnya. “Anak muda, kamu sangat beruntung dapat perhatian dari Tetua. Tujuan kedatanganku sangat sederhana, yaitu untuk uji kultivasimu. Kalau kamu bisa kalahkan aku, maka kamu akan langsung masuk ke area pusat. Bahkan kamu bisa langsung dapat tempat di sepuluh besar.”Yoko langsung mengatakan tujuan kedatangannya. Setelah mendengar hal itu, Chandra spontan mengerutkan kening. Chandra juga tidak menyangka kalau dirinya telah menarik perhatian para tetua. Dia datang ke Sekte Dayan hanya untuk berlatih dengan tenang tanpa menarik perhatian.Akan tetapi, dilihat dari situasi saat ini, tidak masalah jika Chandra menarik perhatian para tetu. Dengan begitu, dia bisa menjadi murid para tetua atau bahkan ketua sekte. Sekte
Ziyan sangatlah sombong. Dia tetap meremehkan Chandra, sekalipun sudah melihat kekuatan Chandra yang luar biasa. Karena dia menganggap dirinya sebagai salah satu prajurit jenius terkuat di antara murid terakhir yang direkrut oleh Sekte Dayan. Dia pasti sudah pergi menuju bumi dan bersaing untuk mendapatkan keberuntungan kalau saja dirinya tidak terlalu muda dan kekuatannya sedikit lebih kuat daripada orang-orang yang sudah berkultivasi selama ratusan tahun. Dia tidak diutus ke bumi karena dia memiliki sedikit celah dengan utusan jenius dari 3000 dunia tersegel lainnya. “Baiklah,” balas tetua tanpa memaksa Ziyan karena dia tahu kalau muridnya itu sangatlah sombong. Di Lukisan Gunung Bulan. Chandra membawa Luna menuju area pusat. Sepanjang jalan, mereka bertemu dengan banyak orang yang sedang bertarung untuk memperebutkan token. Chandra memilih orang-orang itu secara acak untuk merebut token mereka lalu memberikannya kepada Luna. Siapa pun yang ditemuinya sepanjang jalan dan dia mengi
“Semuanya tergantung dengan kekuatanmu.”“Oke, ayo kita bertarung,” balas Chandra tenang. “Anak muda, kamu terlalu sombong. Namaku adalah Waro, jadi ingatlah namaku ini,” ujar murid itu dingin.“Kamu pasti akan meremehkanku kalau aku tidak memberimu pelajaran.”Kemudian raut wajah Chandra berubah gelap seraya berkata, “Luna, mundurlah!”Luna dengan cepat melangkah mundur tepat ketika Waro menghunuskan pedangnya. Di saat yang bersamaan, Chandra juga mulai bergerak. Dia bergerak dengan menggunakan seluruh kekuatannya dan muncul di depan Waro dalam sekejap mata. Waro baru saja menghunuskan pedangnya ketika telapak tangan Chandra berhasil memukul dada Waro. Kecepatan Chandra sungguh luar biasa sampai Waro terpental dan memuntahkan darah tanpa sempat bereaksi. Walaupun kekuatan Chandra baru berada di tingkat kelima Alam Trasenden dan kekuatan fisik yang setara dengan tingkat pertama Alam Keabadian, kekuatannya sudah mencapai puncak dari setiap tingkat. Oleh karena itu, kekuatannya tidak
Jupiter tidak ingin kehilangan wajahnya di hadapan murid Sekte Dayan yang lain. Dalam sekejap mata, aura kekuatannya melonjak pesat.“Jupiter mengerahkan seluruh kekuatannya.”“Tapi, sepertinya calon murid yang sedang diuji itu juga belum mengerahkan seluruh kekuatannya. Entah, sekarang orang itu sudah berada di tingkat kekuatan apa.”“Jupiter sudah mencapai tingkat pertama Alam Kesucian. Kekuatannya ini tak terkalahkan di antara seluruh murid yang berusia di bawah 50 tahun.”“Bukankah dia akan melanggar peraturan kalau sampai dia menggunakan seluruh kekuatannya? Tetua pasti akan menyalahkannya jika ….”“Kamu tidak perlu khawatir begitu. Lagi pula, kita akan tetap melepaskannya, sekalipun dia kalah dalam pertarungan ini. Dengan begitu, kita tidak terhitung melanggar peraturan, kan?”Para murid lainnya yang berkumpul di kejauhan mulai berdiskusi setelah merasakan aura kekuatan Jupiter. Chandra juga bisa merasakan aura kekuatan Jupiter yang semakin meningkat. Dia tersenyum tipis dan sama