Share

Bab 207

Penulis: Angin
Paul berdiri lalu masuk ke dalam mobil dengan membawa setumpuk uang kertas, dupa, dan beberapa persembahan lain yang sudah disiapkan terlebih dulu.

Chandra mendekati makam Robi Atmaja dan berlutut di tanah. Ujung matanya lembab karena air mata. Sepuluh tahun lalu, tepat pada hari ini, orang-orang dari Empat Keluarga Besar muncul di rumah Keluarga Atmaja, mengikat dan menyiksa mereka dengan segala cara yang keji.

Saat itu, dia masih berusia delapan belas tahun. Mana mungkin dia melupakan pemandangan seisi anggota keluarganya diikat dan dibakar hidup-hidup. Teriakan mereka yang memekik dan menyayat telinga masih terdengar jelas hingga sekarang.

"Kalian, kalian semua ...."

Chandra seketika berdiri, menunjuk beberapa orang yang tengah berjongkok. Sambil sedikit terisak, dia berseru, "Kalian semua yang sepuluh tahun, hewan-hewan liar berkulit manusia, kalau kalian punya sedikit saja hati nurani, tidak mungkin akan melakukan hal sekeji itu."

Seruan itu bak suara guntur yang teredam.

Anggota
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jenderal Naga   Bab 208

    Chandra berlutut di depan makam, lalu berseru ke arah langit hingga suaranya serak. Tangisannya begitu hebat, sampai-sampai suaranya hilang.Sepuluh tahun. Sudah sepuluh tahun.Sepuluh tahun lalu dia hanyalah seorang bocah berusia delapan belas tahun yang baru lulus SMA.Dirinya yang dulu penuh dengan visi dan harapan terhadap masa depan.Namun kemudian, sebuah tragedi menimpa, Keluarga Atmaja dihancurkan."Huaa .....""Brengsek, kalian monster, putriku hanya tiga tahun, kalian tega melakukannya!""Biarkan aku mati saja, kamu sudah membiarkan cucuku pergi ...."Bayangan anggota Keluarga Atmaja terbakar di dalam api yang membara masih sangat jelas tersisa. Chandra tidak mungkin melupakannya. Tepat di saat dirinya tersiksa karena tubuhnya termakan api dan dia menangis histeris, seorang perempuan muncul. Perempuan itu bergegas menembus api, menyelamatkannya, dan menariknya ke sungai.Terdorong oleh keinginan untuk tetap bertahan hidup, Chandra pun melompat ke dalam sungai. Dia mengapung m

  • Jenderal Naga   Bab 209

    Seusai mengucapkan dua kata itu, Chandra menoleh ke arah perempuan yang memegang tangan Kusuma. "Pak Kusuma, ini ....""Tuan, ini Selena Rejo, cucu saya.""Oh." Chandra mengangguk. "Dalam tiga hari ke depan, kamu pergi ke Empat Keluarga Besar, lalu ambil alih semua properti milik Keluarga Atmaja.""Tuan, ini ...." Kusuma sedikit terkejut.Chandra tahu Kusuma mengetahui banyak cerita-cerita terpendam. Sekarang dia tahu, kalau tiga puluh tahun lalu Keluarga Atmaja berpindah dari ibu kota kemari. Kusuma Rejo sudah mengikuti kakeknya sejak masa itu. Jadi seharusnya, pria tua itu tahu asal-muasal Keluarga Atmaja, mengenai kediaman milik keluarganya di Gunung Merabu, dan bahkan siapa saja yang menargetkan Keluarga Atmaja."Arya, bereskan urusan di sini. Lain kali aku akan mengundangmu makan bersama," ucap Chandra kepada Arya.Arya mengangguk sedikit, lalu memberi perintah tegas, "Semuanya bubar!"Setelah para tentara membubarkan diri, Arya menatap anggota-anggota Empat Keluarga Besar, juga p

  • Jenderal Naga   Bab 210

    "N-Naga Hitam?" Kusuma kaget sekali mendengar ucapan Chandra. Salah satu dari Lima Jenderal di Someria. Naga Hitam Gurun Selatan yang mengguncang dunia di Perang Dunia setahun lalu?Cucunya secara tidak sadar memandang lama Chandra. Tidak ada yang mengetahui rupa Naga Hitam Gurun Selatan seperti apa. Siapa sangka, sosok legendaris itu rupanya datang dari Keluarga Atmaja.Chandra memandang Kusuma lalu bertanya, "Pak Kusuma, sekarang bisakah Bapak memberitahuku sesuatu tentang keluargaku?" Meski posisinya tinggi dan hak istimewanya banyak, tetapi selama ini dia tidak bisa menanyakan tentang sejarah Keluarga Atmaja.Dia merasa bahwa keluarganya tidak biasa.Dia merasa, lukisan warisan milik keluarganya tidak biasa.Kusuma menarik napas panjang.Karena Chandra adalah Naga Hitam, seharusnya dia bisa menghadapi musuh-musuh Keluarga Atmaja."Tuan Muda, Anda tahu Empat Keluarga Besar Someria?""Apa?"Chandra mengernyit. Empat Keluarga Besar Someria? Dia tidak pernah tahu tentang hal ini. Dia t

  • Jenderal Naga   Bab 211

    Sambil memegang kunci biasa itu, dia terus berpikir. "Apa hubungan antara makam kuno Raja Januar di perbatasan Gurun Selatan dengan Lukisan Gunung Merabu?" gumam Chandra pelan.Kemunculan Mawar membawa kunci rasanya bukan sebuah kebetulan belaka. Saat bertemu dengan perempuan itu, dia sedang mengejar keinginan membunuh seseorang. Keinginan itu tiba-tiba berhenti saat sampai di tempat parkir dan dia bertemu dengan Mawar.Artinya, Mawar bukan pemilik keinginan membunuh ini.Chandra merasa, semua ini sengaja diatur oleh seseorang.Pasti ada perancang di balik layar yang mengatur. Mulai dari kasus pencurian makam kuno. Yaitu membunuh semua orang, dan membiarkan Mawar datang ke sungai sambil membawa kunci, kemudian membiarkan kotak itu jatuh ke dalam air.Chandra terdiam sesaat, mengembuskan napas panjang.Untuk bisa memecahkan semua mister ini, satu-satunya cara adalah dengan mencari kotak itu terlebih dulu, membukanya, lalu melihat apa isinya. Baru mencari tahu apa koneksinya dengan Lukis

  • Jenderal Naga   Bab 212

    Jalan Nantaboga, sebuah restoran kecil.Chandra memesan beberapa masakan rumahan, ditemani beberapa botol alkohol berkualitas premium. Dia mengobrol, makan, dan minum dengan Paul hingga mabuk. Membahas hal-hal kecil dan besar yang mereka lalui selama sepuluh tahun terakhir.Setengah hari berlalu. Sekitar pukul tiga atau empat sore, keduanya sudah dalam kondisi mabuk. mabuk.Nova tiba-tiba menelepon. "Chandra, kamu di mana? Ada sesuatu yang terjadi."Suara mengkhawatirkan Nova membuat Chandra merinding. Seketika itu juga, mabuknya hilang. "Ada apa? Ada masalah apa?""Ada masalah di Pusat Medis Yorda milik Keluarga Kurniawan, cepat kemari.""Oke, aku segera ke sana." Chandra menutup telepon."Kak Chandra, ada apa?" tanya Paul.Chandra menggeleng. "Aku pun nggak tahu, Nova hanya bilang ada sesuatu terjadi di Pusat Medis Yorda milik Keluarga Kurniawan. Aku harus pergi melihat kondisi di sana.""Biar kuantar." Paul ikut berdiri."Kamu pulang saja. Jangan mengemudi, kita sudah minum banyak.

  • Jenderal Naga   Bab 213

    Setelah itu, barulah petugas keamanan membiarkan Chandra lewat.Chandra mendorong pintu dan melangkah masuk menuju aula. Banyak anggota Keluarga Kurniawan berkumpul di sana. Semuanya tampak khawatir setengah mati."Ada apa?" tanya Chandra sambil melangkah mendekat.Nova bergegas mendekati Chandra. "Kita juga nggak tahu," jawabnya terisak. "Tiba-tiba sekelompok orang datang berbuat onar di depan, mereka bilang ada pasien meninggal karena kita dan meminta ganti ruginya. Sekarang semuanya kacau. Bahkan wartawan pun sudah turun tangan langsung. Mau nggak mau, kita harus menutup tempat ini."Toni Kurniawan mendengarkan melalui telepon, sembari menelepon orang-orang berkuasa untuk membantu meredakan masalah ini."Kamu bau alkohol! Apa yang kamu lakukan di sini? Kamu kira di sini masih belum cukup berantakan?" Yani Sanjaya menyembur ketika mencium bau alkohol di tubuh Chandra."Papa, Kakek, kabar buruk! Banyak orang di luar lagi-lagi datang dan memprotes kalau ada pasien yang sakit setelah me

  • Jenderal Naga   Bab 214

    Lobi yang awalnya begitu berisik seketika hening.Beberapa detik kemudian, seorang pria berusia tiga puluhan berbadan kekar menunjuk Chandra dengan tongkat logam di tangannya sambil mengeluarkan ekspresi mengancam. "Kamu siapa? Apa hakmu berbicara di sini?" serunya marah.Nova yang takut dipukul bersembunyi di balik Chandra."Betul, nggak perlu banyak bicara, ganti rugi uang kami!""Kalau kalian nggak mau ganti rugi, Pusat Medis Yorda akan kami porak-porandakan!""Ada-ada saja dokter gadungan kalian. Kalau memang nggak punya kemampuan, jangan buka praktik di Jalan Medis. Keluar saja dari sini!"Banyak orang ikut memprotes.Tidak satu pun dari Keluarga Kurniawan berani maju karena kerumunan itu saling menyahut. Akan sangat merepotkan kalau situasi ini terus berlanjut hingga tidak dapat dikendalikan lagi."Sudah, sudah, silakan satu per satu utarakan keluhan kalian." Chandra berteriak kencang. Kesabarannya mulai habis. Kalau bukan karena pusat medis ini milik Nova, dia tidak mungkin memb

  • Jenderal Naga   Bab 215

    Chandra berdiri, lalu berbalik badan dan memandang Nova. "Kamu presiden direkturnya, suruh bagian keuangan menyiapkan uangnya.""Chandra, ini ...." Nova sedikit terkejut. Dia kira Chandra akan menyelesaikan masalahnya, tapi setelah pura-pura mengamati, laki-laki itu malah menyuruh Keluarga Kurniawan memberi kompensasi?Dari dalam lobi, terdengar suara keras menggema, "Chandra, apa yang kamu lakukan? Dua puluh miliar? Bagaimana mungkin? Aku curiga kamu bersekongkol dengan orang-orang ini untuk memeras kami!"Itu suara Yani mengutuki Chandra.Chandra lalu berbisik di telinga Nova. "Memang ada yang salah dengan obatnya.""K-kalai begitu, bagaimana kamu bisa yakin obat ini dari Yorda? Bagaimana kalau ada orang yang sengaja menuduh kita?" Nova memandang Chandra dengan wajah pucat. Apakah dia harus memberi kompensasi sebelum masalahnya diselesaikan? Bukankah ini seolah-olah mengakui ada yang salah dengan Pusat Medis Yorda?Chandra cepat membalas, "Dengarkan aku, yang mati menjadi yang teruta

Bab terbaru

  • Jenderal Naga   Bab 2072

    “Seluruh manusia bumi di satu kota akan dibantai kalau sampai Chandra tidak berani datang.”“Kira-kira kota yang mana yang akan dibantai ya? Aku sih menyarankan untuk membantai Diwangsa. Karena ada banyak perempuan cantik di sana.”Para makhluk dari dunia lain terus berdiskusi ketika Anak Dewa masih berdiri tegap di atas puncak gunung. Angin sepoi-sepoi terus mengacak-acak rambutnya dan dia masih menunggu Chandra dengan tenang sambil membawa pedang di punggungnya. Dia sedang berpikir kalau kemungkinan Chandra takut padanya, sehingga tidak berani datang hari ini. Bahkan sekalipun Chandra tidak takut dan tetap datang hari ini untuk bertarung dengannya, dia pasti bisa membunuh Chandra dengan mudah selama dia bisa menghindari serangan fatal dari Chandra. Lagi pula, Chandra hanya memiliki satu jurus yang mematikan, yaitu Sangkar Kosmik. Di sisi lain, para prajurit bumi berkumpul di sebuah ruangan terbuka yang berada di kaki gunung. Salah satu di antaranya adalah Basita, manusia bumi terku

  • Jenderal Naga   Bab 2071

    Tujuh hari berlalu dengan cepat. Berita tentang pertarungan Chandra dan Anak Dewa juga sudah tersebar luas. Keputusan Chandra sudah membuat para prajurit bumi naik pitam. Mereka semua terus menyalahkan sikap Chandra yang terlalu gegabah. Bagaimana mungkin dia bisa mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi semudah ini?Hari pertarungan Chandra dan Anak Dewa akhirnya tiba. Di puncak sebuah gunung yang berada di area Gunung Bushu. Gunung ini memiliki tinggi ribuan meter yang dikelilingi dengan pegunungan bergelombang di sekitarnya. Kurang lebih ada lebih dari 200.000 prajurit baik dari bumi maupun dunia lain yang berkumpul di gunung ini. Seorang laki-laki berusia dua puluhan tiba-tiba muncul di puncak gunung. Dia mengenakan jubah putih dengan ikat pinggang berwarna emas. Dia juga membawa pedang di punggungnya. Laki-laki itu adalah Anak Dewa. Para prajurit dari dunia lain langsung bersorak ketika melihat kemunculan Anak Dewa. “Anak Dewa! Anak Dewa!”“Anak Dewa pasti menang!”Sorakan

  • Jenderal Naga   Bab 2070

    Keesokan harinya, Nova tiba-tiba membuka matanya dan cahaya putih tampak bersinar dari matanya yang gelap. Dia perlahan berdiri lalu meregangkan ototnya dan merasakan kekuatan yang sangat dahsyat dari dalam tubuhnya. Wajahnya seketika menunjukkan sedikit kegembiraan.“Nova, selamat,” ujar si penjaga sambil melangkah menghampiri Nova. “Akhirnya, energi iblis di tubuhmu berhasil dimurnikan setelah berusaha selama bertahun-tahun. Sekarang, tubuhmu sudah tidak lagi memiliki energi iblis dan hanya memiliki darah murni dari empat hewan keberuntungan. Nantinya, kamu bisa membangkitkan kekuatan sesungguhnya dari keempat hewan itu,” jelas si penjaga dengan raut wajah gembira. Sosok Akar Dewa Murni adalah sosok yang sangat menakutkan. Bahkan biasanya jarang sekali terjadi kelahiran sosok seperti ini dalam puluhan ribu tahun. Namun anehnya, beberapa Akar Dewa Murni justru bermunculan di zaman ini. Hal ini bagaikan sebuah pepatah, pahlawan akan hadir seiring berjalannya waktu. Nova mungkin adala

  • Jenderal Naga   Bab 2069

    Chandra masuk ke dalam kota di bawah arahan Sasa. Kota ini benar-benar besar. Chandra belum bisa masuk ke dalam area kota karena kekuatannya masih belum cukup, sekalipun dia sudah menjadi pemilik dari istana Abadi. Chandra harus meningkatkan tingkat kekuatannya jika dirinya ingin menguasai Istana Abadi sepenuhnya. Salah satu area yang tidak dapat dimasuki Chandra saat ini adalah Ruang Waktu. Namun, dia bisa dengan mudah masuk ke dalam area-area tersebut karena dia datang bersama dengan Sasa yang memandunya. Di dalam kota, terdapat sebuah halaman yang berdiri sendiri. Halaman itu dikelilingi dengan tembok yang menjulang tinggi dan terukir beberapa tulisan kuno di atasnya dengan pancaran cahaya misterius. Chandra juga bisa melihat terdapat tulisan kuno yang berputar di langit yang berada di atas halaman luas itu. Sasa membawa Chandra ke area luar halaman lalu berkata sambil menunjuk ke arah halaman, “Ini adalah Ruang Waktu. Kamu masih belum bisa membuka ruangan itu dengan kekuatanmu s

  • Jenderal Naga   Bab 2068

    Chandra menggelengkan kepalanya lalu berkata, “Tidak.”“Dasar bodoh! Perhatikan baik-baik! Aku akan melakukannya lebih lambat kali ini.”Sasa kembali menghunuskan pedangnya dan menyerang. Chandra bisa melihat gerakan Sasa dengan sedikit ebih jelas kali ini. Chandra melihat jurus pedangnya sendiri ketika Sasa mengangkat pedang. Jurus pedang yang bisa dilihatnya, yaitu Rahasia 13 Pedang dan Ilmu Pedang Dantra. Selain itu, dia juga melihat Jurus Pedang Pertama dengan samar. Bisa dibilang, Chandra bisa melihat semua teknik pedang yang dipelajarinya dalam gerakan pedang Sasa. Namun, pedang Sasa sudah kembali menyentuh dadanya sebelum dia sempat bereaksi. “Kamu sudah melihatnya dengan jelas, kan?” tanya Sasa lagi. Chandra mengangguk lalu berkata, “Aku bisa melihatnya sedikit lebih jelas. Aku bisa melihat bayangan teknik pedang yang familiar bagiku.”“Bagus.”Sasa mengangguk lalu kembali berkata, “Sekarang, perhatikanlah sekali lagi!”Kemudian Sasa kembali menghunus pedangnya dan kembali m

  • Jenderal Naga   Bab 2067

    Sasa menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Buah keberuntungan memang bagus, tapi kamu belum bisa menggunakannya sekarang. Selain itu, satu orang hanya boleh menggunakan satu buah. Lagi pula, kamu masih bisa menggunakan dua buah lainnya karena di rumah ini ada tiga buah keberuntungan. Jadi, bagaimana? Apa kamu mau aku ajari dengan syarat itu?”Chandra mengusap dagunya. Apa sebenarnya buah keberuntungan itu? Selain itu, Chandra merasa Sasa sedang berusaha mengelabuinya, tapi dia membutuhkan bantuan Sasa untuk mengajarinya beberapa jurus. Chandra menggertakkan giginya setelah berpikir sejenak lalu menyetujui syarat yang diajukan Sasa. “Oke, aku setuju.”“Hehe, bagus kalau begitu,” ujar Sasa sambil tertawa puas lalu menghilang dalam sekejap mata. Sepuluh detik kemudian, Sasa muncul sambil membawa buah berwarna putih yang sedikit lebih besar dari apel di tangannya. Cahaya yang misterius tampak mengalir di buah itu yang tampak sangat misterius. Sasa memegang buah itu dengan wajah

  • Jenderal Naga   Bab 2066

    Chandra tidak bisa masuk kembali ke Pustaka Agung karena dia harus meningkatkan kultivasinya lagi jika ingin masuk ke sana. Jadi sekarang, dia hanya bisa mengandalkan roh penunggu untuk membantunya berlatih. Bagaimanapun juga, roh penunggu itu sudah menjadi pengikut Kaisar Ceptra sejak ribuan tahun lamanya, jadi dia pasti sudah menguasai jurus dan teknik bela diri yang luar biasa.“Syut!”Sebuah bayangan tiba-tiba muncul. Tubuh laki-laki itu perlahan berubah nyata sampai akhirnya menjadi sosok seorang manusia sesungguhnya. Laki-laki tua itu mengenakan jubah abu-abu dengan rambut putih dan berjanggut. Dia tersenyum ke arah Chandra lalu bertanya, “Tuanku, ada apa?”Ini adalah pertama kalinya Chandra melihat sosok asli si roh penunggu. Namun, semua itu tidaklah penting sekarang. Karena kedatangannya ke Istana Abadi adalah untuk mempelajari beberapa jurus baru. Walaupun Chandra sangat percaya diri dengan kemampuannya saat ini, alangkah baiknya jika dia mempelajari beberapa jurus dan tekni

  • Jenderal Naga   Bab 2065

    Chandra menyetuji persyaratan yang diajukan Dusky. Kesalahannya akan diampuni kalau sampai dia berhasil menang. Namun, mereka akan membunuh seluruh manusia bumi kalau sampai dia kalah. Ini artinya, Chandra mempertaruhkan nyawa seluruh manusia bumi. Namun, Chandra yakin dia tidak akan kalah. “Kamu yang menentukan kapan dan di mana pertarungan akan dilaksanakan,” ujar Chandra tenang. “Kalau begitu, pertarungan akan dilaksanakan seminggu dari sekarang di Gunung Bushu,” jawab Dusky.“Oke,” balas Chandra sambil mengangguk. Kemudian dia berbalik dan pergi di bawah tatapan orang-orang. Senyuman di wajah Dusky seketika membeku dan berubah muram setelah Chandra pergi. Dia berbalik dan memasuki istana penguasa kota bersama para prajurit kuat di belakangnya. Di dalam istana penguasa kota. Dusky duduk di kursi utama sambil menatap Anak Dewa yang berada di bawahnya lalu bertanya dengan tenang, “Anak Dewa, apa kamu yakin bisa membunuh Chandra?”Anak Dewa berkata dengan nada meremehkan, “Chandra

  • Jenderal Naga   Bab 2064

    Chandra mengernyitkan keningnya. Laki-laki yang berada di depannya saat ini seharusnya adalah Dusky. Namun, Chandra tidak mengira kalau Dusky adalah laki-laki yang populer di kalangan perempuan. Chandra mengenal beberapa orang yang berjalan di belakang Dusky. Mereka adalah Anak Dewa, Jayhan, Candra dan Haraza. Selain itu, ada beberapa orang lagi yang Chandra tidak kenal.“Penguasa Kota.”Beberapa penjaga menyapa Dusky dengan hormat ketika dia berjalan keluar. Dusky berjalan ke arah Chandra dan berhenti beberapa meter di depannya. “Kamu Chandra, ya?” tanya Dusky sambil menatap Chandra dan tersenyum. “Benar,” jawab Chandra cepat. Kemudian Dusky berkata dengan lembut, “Kamu tahu kan kalau di kota ini dilarang untuk bertarung? Aku menetapkan peraturan ini untuk menciptakan perdamaian di kota ini. Tapi, kamu justru membunuh orang ketika kamu muncul di sini. Perilakumu itu tentu saja sudah melanggar peraturanku. Aku harus memberimu pelajaran agar tidak ada lagi yang berani melakukan hal

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status