Home / CEO / Jebakan Cinta sang CEO / Bab 44 | Menghapus Jejak dengan Nanas

Share

Bab 44 | Menghapus Jejak dengan Nanas

Author: Shanum Belle
last update Last Updated: 2024-08-05 18:00:58

“Pelan-pelan dong! Jangan sampai lecet! Ucapku pada Rasenda yang sedang bekerja keras memainkan jemarinya di kulit leherku.

“Iya, sayang. Ini juga sudah pelan kok. Kamu tenang saja.” Lelaki ini masih mengerjakan tugas yang aku berikan untuknya sebagai pertanggungjawaban karena sudah membuat tubuhku dipenuhi tanda memar.

Ada begitu banyak jejak yang ditinggalkan oleh Rasenda di sekujur tubuh. Mulai dari leher, dada hingga kaki, pasti ada kissmark, begitu juga di area lengan. Kalau tanda ini tidak ditangani dengan benar, orang lain pasti mengira bahwa diriku baru saja dihajar massa.

“Kamu yakin metode ini efektif? Kok ini tidak hilang?” tanya Rasenda.

Baru beberapa menit saja menggosok nanas di area yang dia singgahi, dirinya sudah protes. Siapa suruh tadi siang dia berubah menjadi macan kumbang?

Sebelumnya, aku meminta lelaki ini untuk makan siang bersama Ibu Felicia. Jika beliau tidak bersedia, aku memberi ancaman kalau dia tidak dapat memelukku malam ini. Bukannya menjadi anjing pe
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 45 | Trik Gadis Lugu

    Rosiana!Mengapa wanita itu datang di saat yang tidak tepat seperti sekarang?Selain keluarga Rasenda, Rosiana adalah satu-satunya orang yang mengetahui tentang pernikahan kami. Untuk mencegah sesuatu yang tidak diinginkan, aku pun segera membawa orang ini pergi dari pantri.“Coba sekarang katakan, kenapa cara jalanmu tertatih-tatih seperti pengantin sunat?” tanya Rosiana. Dia seperti ibu yang sedang mengomel pada anak gadisnya.Saat Rosiana datang, aku langsung mengirim pesan singkat kepada Rasenda agar beliau memperbolehkan kami menggunakan ruangannya, untung saja suamiku mengizinkan.“Pasti perbuatan si mulut kaktus, kan?” lanjutnya.Aku mengangguk, membenarkan dugaan wanita ini. Lebih baik aku jujur saja padanya, lagi pula dia sudah mengetahui semua, jadi berbohong pun tidak ada gunanya.Rosiana mengepalkan tangannya. “Bedebah itu benar-benar!”“Terus apa maksud mereka nyuruh kamu supaya laporin Rasendriya ke polisi?” tanya wanita ini.Ternyata anak dari Pak Wirawan ini mendengar

    Last Updated : 2024-08-05
  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 46 | Selingkuhan Pak Rasendriya

    “Siang, Pak Malik,” sapa mereka, karyawan Pecitra yang berpapasan dengan kami.“Siang, kalian tidak keluar?” tanya Rasenda pada mereka.“Tidak Pak. Kami bawa bekal dari rumah,” jawab Ibu Adelia. Wanita itu tersenyum manis pada Rasenda seolah tak pernah terjadi apa-apa. Mungkin kesan Ibu Adelia pada Rasenda sudah berubah.Baru saja beberapa detik diriku berpikir positif, wanita ini sudah menunjukkan gelagat yang aneh.“Kemeja Bapak hmmpp….” Dia menutup mulutnya dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya menunjuk baju atasan Rasenda. Sontak, perhatian kami pun tertuju pada baju yang dipakai oleh suamiku.Betapa terkejutnya kami semua saat melihat kemeja yang dikenakan oleh Rasenda karena ada noda merah yang sangat jelas. Noda ini berbentuk bibir dengan warna lipstik yang sama denganku. Tentu saja sama karena akulah sang pelaku.Saat kami sedang berbicara dengan Rosiana di ruangan CEO, R

    Last Updated : 2024-08-06
  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 47 | Drama Lipstik di Kemeja

    “Sebal sebal sebal…, pokoknya seeebal!” ucapku setelah kembali dari acara makan siang bersama Pak Wirawan dan Rosiana.Ketika kami sampai kantor, aku mengikuti Rasenda masuk ke ruangannya dan langsung melemparkan tubuh ini ke sofa empuk yang ada di sana.“Sebal kenapa sih? Cerita dong,” ucap Rasenda dengan suara khas bebek sambil mencubit pipiku di kedua sisi, kiri dan kanan. Dia pikir pipi ini sama dengan bakpao?Aku menyingkirkan tangan nakal lelaki ini dari pipiku, lalu menyandarkan kepala di dadanya yang padat, sepadat kue brownies.“Ya karena apa lagi? Pak Wirawan tuh, bisa-bisanya beliau mengira kalau aku ini selingkuhan kamu,” ucapku dengan bibir yang dimonyong-monyongkan supaya terlihat dramatis.Rasenda mengelus-elus pipiku yang dia cubit sebelumnya. “Terus kamu maunya gimana? Mau hubungan kita go public biar semua orang tahu kalau kamu adalah menantu Keluarga Malik yang sah, begitu?”“Go public…, go public…, memangnya hubungan kita seperti emiten?” Aku mencubit dada pria ini

    Last Updated : 2024-08-07
  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 48 | Reuni

    Setelah mempertimbangkan banyak hal, aku memutuskan untuk hadir di reuni SMA. Acara ini diselenggarakan di pondok wisata alam yang berlokasi di Cikole, Bandung.“Akhirnya ketemu kasur lagi,” desahku lirih sambil mengempaskan tubuh ke benda empuk yang ditutupi dengan kain putih. Saat ini diriku berada di dalam kamar hotel yang dipesan secara pribadi oleh Rasenda.Sebenarnya, acara reuni dimulai pada pukul tujuh malam, namun aku tiba di sini saat masih pagi karena diriku berangkat bersama Rasenda, bukannya naik mobil rombongan dari Jakarta yang disediakan oleh panitia.“Kamu suka tempatnya?” tanya Rasenda.“Tentu saja suka. Tempatnya sejuk dan asri, tidak seperti Jakarta. Di sini juga banyak pohon pinus di kanan dan kiri. Selain itu, kamarnya juga unik, seperti sedang berada di rumah hobbit.” Aku berguling di kasur agar bisa menghadap suamiku.Salah satu alasan mengapa aku bersedia menghadiri reuni adalah karena acara ini diadakan saat libur panjang, dari jumat sampai minggu. Kedua kare

    Last Updated : 2024-08-07
  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 49 | Barbeku

    Makin lama menyusuri area penginapan, diriku merasa ada sesuatu yang tak beres. Selama di perjalanan, terdengar dengan jelas langkah kaki seseorang. Namun, saat aku hendak melihat ke belakang, seseorang menutup mata dan mulutku.“Sst…, ini aku,” ucap orang itu.Rasenda! Dasar suami nakal! Lelaki ini baru saja membuatku hampir mati berdiri karena ketakutan.“AAKHH!” teriak Rasenda karena kakinya baru saja kuinjak. Rasakan itu! Siapa suruh dia menutup mataku. Dia pikir berjalan dengan mata tertutup rasanya nyaman?“Eum…, eum…, eum…,” ucapku sambil memberontak meminta dirinya untuk membiarkan mata dan mulutku terbebas dari belenggu.Bukannya menuruti permintaanku, dia malah kukuh membiarkanku berada dalam kegelapan dan kebisuan. “Tunggu sebentar, sayang. Dikit lagi kita sampai kok,” ucapnya.‘Sebentar’ adalah kata yang paling tidak konsisten yang pernah ada.

    Last Updated : 2024-08-08
  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 50 | Stamina Tambahan

    “Kamu ingin ke mana, sayang?” tanya Pak Sopir alias suamiku.Kami yang setiap hari berkutat di kota Jakarta tidak begitu paham dengan daerah lain seperti Bandung. Satu hal yang bisa kami lakukan adalah mencari rekomendasi tempat wisata di internet.“Ke sini aja dulu deh. Tempat ini paling banyak dapat rekomendasi,” ucapku.Agar lebih meyakinkan lelaki di sampingku, aku pun memberikan beberapa gambar yang beredar di internet padanya. “Coba lihat deh. Kamu cocok enggak kalau ke sini?”“Not bad. Coba saja.” Dia mengembalikan ponselku.Tak perlu waktu lama untuk sampai di lokasi kebun anggrek. Hanya perlu sekitar sepuluh menit bagi kami untuk sampai di objek wisata yang direkomendasikan oleh warganet tersebut.“Sayang, ambil foto dulu dong,” pintaku saat kami sampai di Grand Entrance.Sekali-kali suruh Bos Pecitra memotret, tidak masalah bukan? Biasanya kan aku yang melakukannya untuk beliau.Jika kami melakukan perjalanan dinas, aku selalu mengambil dokumentasi kegiatan dari berbagai mo

    Last Updated : 2024-08-08
  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 51 | Misteri Putusnya Sandal Alba

    “Ahh… Ahh… Aah… pelan-pelan dong!” keluh Rasenda saat diriku memberikan sentuhan ajaib padanya.Pria ini tak henti mendesah acapkali tanganku merayap di badannya. Dia pikir suara desahannya enak didengar apa.Aku pun berdengus. Kalau tidak ingat apa yang Rasenda lakukan untukku saat kami di kebun anggrek, pasti sudah kutendang dia. Biar tahu rasa.“Aaahh…, kapan selesainya sih, sayang?” rintihnya.“Kalau sudah merah semua baru selesai,” jawabku. “Kenapa sih teriak mulu?”“Ya mau gimana? Orang kamu gosoknya keras banget.” Ada saja alasan yang dia gunakan untuk berdalih.“Coba kalau kamu pelan, pasti rasanya enak,” sambungnya.Aku memutar bola mata dengan malas saat mendengar perkataan orang ini. “Kalau pelan, nanti enggak merah,” ujarku.“Gak percaya. Coba aku lihat dulu hasilnya,” pinta lelaki yang kini se

    Last Updated : 2024-08-09
  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 52 | It’s The Inn You Dream Of

    “Selamat datang Pak Gunawan dan Pak Rasendriya,” ucap Pak Rais. Beliau adalah Manajer Umum Hotel Pelisia InnDream, hotel yang berada di bawah sayap bisnis Pelisia Grup.Pagi ini Rasenda memintaku untuk menemani dirinya bertemu dengan Pak Gunawan di Hotel Pelisia InnDream yang terletak di daerah Sentul untuk meninjau persiapan perayaan hari jadi yang ke-15.“Kita langsung masuk saja, Pak,” ujar Pak Rais pada kami.“Mari Pak,” sahut Pak Gunawan.Aku dapat bocoran dari Rasenda, menurut lelaki tersebut, Pelisia InnDream melakukan beberapa inovasi untuk menyambut hari jadi yang akan dirayakan dalam beberapa hari mendatang.Salah satu inovasi yang dilakukan oleh InnDream adalah menempatkan robot penyambut tamu di depan pintu masuk. Selain membantu para tamu mendapatkan informasi seputar hotel, robot ini juga dapat mendeteksi benda berbahaya yang dibawa oleh pengunjung.“Welcome to Pelisia InnDream. It’s the inn you dream of,” kata robot penjaga yang menyambut kami.Aku lihat mereka berdua,

    Last Updated : 2024-08-09

Latest chapter

  • Jebakan Cinta sang CEO   Thankful

    Terima kasih aku ucapkan pada:Editorku, Kak Dian dan Kak Lucy. Berkat kalian berdua, ‘Jebakan Cinta sang CEO’ dapat tayang di Goodnovel;Para pembaca. Kalian memotivasiku untuk menyelesaikan cerita. ‘Jebakan Cinta sang CEO’ atau memiliki judul lain ‘Suami Magnetis’ merupakan naskah pertamaku di platform ini. Aku harap kalian menyukainya;Terkhusus untuk Jin, lelaki paling tampan di dunia dan sejagat raya pada abad ini. Oppa, thank you for giving me inspiration in writing this manuscript. If Oppa hadn’t held fan meeting a few months ago as well as became the torch bearer for The Paris 2024 Olympics, ‘Jebakan Cinta sang CEO’ would have had a different storyline. Oppa, i have a dream that one day my scripts will be adapted into drama and you become the one who play the main role. I hope my dreams come true.Saat ini aku sedang mengerjakan naskah lain berjudul Hidden Tea. Semoga cerita tersebut dapat tayang di platform ini juga. Sekian.

  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 109 | Suami Magnetis

    “Sayang, kamu enggak marah sama aku?” tanyaku.Saat ini diriku berada di bawah selimut yang sama dengan Rasenda. Setelah kami berdua melakukan penyatuan, rindu yang mengapur pun melebur. Suasana yang awalnya dingin, kini menjadi cair.Dengan lembut, Rasenda memeluk tubuhku yang masih polos dan apa adanya. “Marah kenapa?”“Karena aku jual Jantung Medusa, hadiah dari Mama,” jawabku dengan suara yang pelan, lalu menyembunyikan wajah di pelukan Rasenda.Pada saat diriku bilang ke Rosiana bahwa aku akan melepas Jantung Medusa, sebenarnya aku takut jika Rasenda membenciku. Meski pada saat itu lelaki ini membiarkan tindakanku, namun tetap saja ada perasaan tak enak.“Asalkan itu membuatmu senang, tidak ada masalah,” jawabnya.“Lagi pula, kamu tidak jual benda itu atas dasar keputusanmu sendiri. Aku masih punya andil di dalamnya. Ingat! Aku yang melepas perhiasan itu ke orang lain karena akulah yang menyimpannya. Jadi, jangan salahkan dirimu, oke,” imbuhnya.Betapa baiknya suamiku. Padahal ka

  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 108 | Face Mist Lada Hitam

    Empat hari kami berada di Korea mulai dari Kamis hingga Minggu. Kalau saja Aulia bukan budak korporasi, mungkin kami akan berada di sana hingga satu minggu ke depan.“Manu, tolong bawa ke dalam dan bagi dengan yang lain,” pintaku pada orang itu, wanita yang disuruh oleh Rasenda untuk mengawasi gerak-gerikku.Dia membawa masuk koper yang kuberikan dan membukanya. Betapa terkejut wanita itu setelah dia melihat isi dalam koper tersebut. Terdapat berbagai produk kecantikan, seperti masker wajah, lipstik dan pelembab. Tak ketinggalan juga teh yuja, ginseng serta berbagai makanan khas Korea.Selama berada di negeri K-pop, Aku dan Aulia memuaskan diri berkeliling ke berbagai tempat. Dari lokasi wisata hingga pusat perbelanjaan, kami kunjungi semua. Tak peduli mau beli atau tidak, yang penting kami bisa cuci mata.“Ya ampun banyak banget, Bu. Apa enggak rugi kena cukai?” respons Manu.Persetan dengan cukai atau apa pun itu, toh yang bayar suamiku. Dia sendiri juga sudah bilang agar aku memuas

  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 107 | Wangi Kebahagiaan

    “Hai sayang! Gimana kabar?” Rosiana mencium pipiku, kiri dan kanan.“Baik Kak. Kakak gimana?” jawabku.Wanita yang kini mengenakan kemeja putih ini menggenggam tanganku. “Luar biasa.”Kami bertemu di kafe yang terletak di daerah Megamendung. Tempat itu memiliki pemandangan indah yang menghadap ke Gunung Salak.Selain memanjakan mata, kafe tersebut juga memanjakan lidah, terutama bagi pengunjung yang mencintai makanan pedas. Mereka menyediakan berbagai menu yang dipadukan dengan sambal bakar seperti ikan gurame, ayam bakar pedas manis, steik bumbu kacang dan masih banyak lagi.“Langsung saja tidak usah basa-basi. Aku dengar kamu punya Jantung Medusa.” Baru saja bertemu, wanita ini sudah bertanya tentang perhiasan.“Dari mana Kakak mendengarnya?” tanyaku.“Dari kenalanku. Dia ingin membelinya,” ujar Rosiana.Memang yang namanya gosip cepat beredar. Mend

  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 106 | Buku Harian Rasenda

    “Sayang kamu pasti bercanda, kan?”Aku menarik jas pria ini dengan tangan yang gemetar. Bagaimana mungkin dia berubah menjadi begitu kejam?Kertas yang dia berikan padaku merupakan surat pengunduran diri yang sudah diatur olehnya. Dia, bahkan tak meminta pendapatku lebih dahulu. Inikah hukuman darinya?“Selama ini aku tak bermaksud untuk menyembunyikan kebenaran ini. Aku hanya belum sempat mengatakannya…, tidak…, aku tak berani mengatakannya karena takut kalau kamu jadi makin sedih,” ucapku.“Saat itu, kamu baru saja kehilangan Mama. Jika aku memberi tahu kalau aku keguguran….”“Tetap saja aku berhak tahu!” bentaknya. “Bagaimanapun juga, dia juga anakku.”Seumur hidup, aku tak pernah melihat Rasenda marah sampai membentakku seperti malam ini. Biasanya, tak peduli seburuk apa suasana hatinya, dia tak akan berbicara dengan nada tinggi padaku.“Apa kar

  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 105 | Pembalut Bikin Kalut

    Semenjak Ayu mengunggah video klarifikasi, kepercayaan publik yang sempat hilang pun kembali. Demikian juga dengan kepulangan Rasenda dari Singapura membuat atmosfer Pecitra menjadi lebih baik dari hari ke hari.Lelaki itu berhasil membujuk klien Pecitra yang ingin memutus kerja sama untuk mengurungkan niatnya. Dengan demikian, kerugian yang mengancam perusahaan dapat ditekan.Rasenda berjalan keluar dari ruangannya dan singgah di mejaku. “Sayang, buka akun sekuritas kamu deh,” ucap lelaki itu. Aku pun menurutinya.Betapa terkejut diriku saat melihat ekuitas yang aku miliki saat ini. Besarnya tak tanggung-tanggung hingga mencapai enam bagger. Modal awal yang aku taruh adalah delapan belas miliar enam ratus juta rupiah dan kini nilainya menjadi seratus sebelas miliar enam ratus juta rupiah.“Sayang! Ini beneran uang aku naik lima ratus persen?” tanyaku pada suami untuk memastikan diriku yang masih percaya bahwa ini mimpi.

  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 104 | Amit-amit Jabang Bayi

    Setelah menyelesaikan sambungan telepon dengan suami, aku merasakan ada sesuatu yang mengalir di bawah sana. Awalnya hanya terasa lengket, namun makin lama terasa kian deras.“Bu, silakan dipakai.” Bu Angelic memberikan pembalut padaku. “Di dekat sini ada mol, kita bisa pakai toilet di sana,” sambungnya.Setelah wanita itu berkata demikian, aku pun refleks meraba celanaku dan melihat ke belakang sana. Betapa terkejutnya diriku mendapati rembesan darah yang masih segar.“Ini tidak mungkin,” gumamku.“Sudah Bu, tidak usah malu. Kita kan sama-sama perempuan. Wajar saja kalau bocor saat sedang deras-derasnya,” ujar Ibu Angelic.Selama ini, tak ada yang mengetahui kehamilanku, kecuali suami dan ibu mertua. Oleh karena itu, tak heran jika wanita ini mengira bahwa aku sedang menstruasi. Hal ini ada baiknya juga sebab pendarahanku tak menimbulkan kegaduhan.“Pak Kevin dan Bu Angelic balik duluan

  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 103 | Ayu sudah Berlalu

    “Surprise, moda faka!” ucapku dengan intonasi yang manis disertai senyuman lebar pada Ayu, wanita yang membuat kekacauan di tubuh Pecitra dalam beberapa minggu belakangan.Perempuan itu terburu-buru menutup kembali pintu masuk begitu dia tahu kalau yang berkunjung ke tempat tinggalnya adalah diriku dan dua pejabat tinggi Pecitra. Berani bertaruh, dia pasti tak menyangka kalau kami akan datang ke rumah yang dia rahasiakan dengan baik.“Tidak mempersilakan kami masuk?” Aku menahan daun pintu dengan sepatu.Ayu tetap bersikeras menutup pintu, namun Pak Kevin berhasil menariknya dan menerobos masuk. Perempuan itu pun berteriak minta tolong. Sayangnya, usaha tersebut tak membuahkan hasil karena kami lebih dahulu membungkam mulutnya.“Jangan kamu pikir bisa berbuat seenaknya setelah merusak nama baik Pecitra,” ucapku padanya dengan suara pelan, tepat di telinga perempuan itu.“Kalau kalian berani macam-m

  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 102 | Titik Terang

    “Bagaimana situasi di Jakarta?” tanya Rasenda padaku yang sedang berada dalam perjalanan menuju Petals Allure.“Semua aman terkendali meskipun ada kayu yang melintang. Kamu tenang saja karena aku sudah membereskannya,” kataku, merujuk pada Rapat Dewan Direksi yang baru saja digelar.Bila teringat tentang rapat tersebut, dadaku jadi bergemuruh. Kalau berbuat kekerasan tak melanggar hukum, mungkin aku sudah menarik rambut para direksi sampai kepala mereka botak.“Aku kesal banget tahu. Bisa-bisanya mereka mau gantiin kamu. Dibilangnya kamu mangkir dari tugas saat perusahaan sedang ada masalah. Padahal kan di sana kamu juga masih mengerjakan urusan kantor,” sambungku.“Lalu apa yang kamu lakukan?” tanya lelaki itu dari balik telepon.“Ya aku lawan. Untung saja kamu kasih aku surat kuasa untuk atur saham yang kamu punya. Aku bilang saja kalau aku memegang saham mayoritas bahkan sampai tujuh puluh persen, jadinya mereka enggak bisa berdebat lagi,” jawabku.Rasenda pun tertawa keras setelah

DMCA.com Protection Status