Share

Bab 19. Obsesi Melanie

Michaela berbaring di atas kasur empuk, tetapi rasa nyaman itu tak mampu mengusir kengerian yang menghantui mimpinya. Mata terpejam rapat, tubuhnya gelisah, jemarinya meremas seprai seolah mencari perlindungan.

“Ryan…” gumamnya dalam tidur, suaranya lirih dan patah-patah. Wajahnya basah oleh keringat, dadanya naik turun dengan cepat.

"T-tidak… tidak... RYAN!!!" teriakan panik itu menggema di kamar yang gelap. Michaela terbangun dengan terperanjat, dadanya berdebar kencang seolah baru saja melarikan diri dari mimpi buruk yang menghantuinya. Napasnya terengah-engah, seakan sulit mendapatkan udara yang cukup.

Dia mengusap wajahnya, mencoba menenangkan diri, namun perasaan cemas dan takut tak kunjung mereda. Ada lubang besar di dadanya, kosong dan penuh ketakutan. Air mata mulai menggenang di matanya, lalu perlahan-lahan mengalir ke pipinya.

“Ryan… di mana kau… aku merindukanmu,” bisiknya, suaranya penuh dengan kesedihan yang mendalam. Michaela menutup wajahnya dengan tangan, lalu memeluk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status