Share

6. Tidak Ada Penghalang

Penulis: thxyousomatcha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-23 11:35:50

Selama perjalanan pulang, keduanya diam tidak ada yang membuka suara.

Akira menatap jendela mobil, memperlihatkan jalanan yang mulai sepi karena sudah larut malam. Bintang dan bulan yang biasanya nampak, kini tidak terlihat. Lama-kelamaan kaca jendela mobil mulai basah, hujan mulai turun rintik-rintik.

"Sebaiknya, kamu menginap di rumah. Karena sudah larut malam, Akira," ujar Samudra memecah keheningan.

Akira mengangguk, untung Akira sudah berpesan pada Aji untuk menjaga Ara. Akira lalu mengusap bahunya karena dingin. Gaunnya yang terlalu terbuka membuatnya harus menahan hawa dingin yang menusuk hingga tulang. Sedangkan Samudra yang tau, karena tidak sengaja melirik ke arah Akira yang sedang mengusap-usap lengannya menjadi tidak tega. Dengan gagah, Samudra melepas jasnya ketika lampu merah. Lalu memakaikannya pada Akira, membuat gadis itu sedikit terkejut.

"Eh."

"Pakai, kamu terlihat kedinginan."

Akira tersenyum hangat. "Terima kasih."

Hujan deras menemani keheningan keduanya selama perjalanan pulang, lalu tiba-tiba perut Akira yang berbunyi membuat Samudra tergelak, sedangkan Akira bersemu merah karena malu memegang perutnya.

Tadi ketika mendatangi pesta teman Samudra, Akira tidak sempat untuk mencicipi hidangan. Karena Akira terus berada di samping Samudra hingga pria itu mengajaknya pulang.

"Kita akan mampir ke restoran," celetuk Samudra.

"Apa jam segini restoran masih ada yang buka?" tanya Akira.

Samudra diam. "Sepertinya tidak. Ini sudah larut sekali, jarang restoran buka dua puluh empat jam.''

"Lebih baik makan di penyetan pinggir jalan," usul Akira.

Samudra menggeleng. "Itu tidak meyakinkan apakah bersih atau tidak."

Akira terkekeh. "Bersih. Tidak ada yang perlu diragukan lagi. Saya yakin anda pasti suka."

"Sam, Akira." Samudra mengingatkan.

Akira menghela napasnya. "Baiklah, Sam.''

"Sekarang tunjukan penyetan mana yang kamu tau, dan enak," ujar Samudra. Lalu Akira menunjukkan jalannya.

Dulu, bahkan hingga sekarang Akira langganan di situ karena rasanya yang enak apalagi sambalnya sangat lezat.

Sesampainya di penyetan yang Akira maksud, keduanya turun. Akira merapatkan jas Samudra menutupi tubuhnya, hujan sudah reda meninggalkan jalanan yang basah. Samudra memarkirkan mobilnya dipinggir jalan. "Apa akan aman memarkirkan mobil di sini?"

Akira tersenyum, mengangguk. "Ada tukang parkir yang akan menjaga, Sam."

"Oke baiklah," lalu Akira mengajak untuk duduk dilesehan. Awalnya Samudra menolak, lebih memilih untuk duduk di atas tapi Akira meyakinkan dan lebih nikmat jika duduk dibawah.

Setelah memesan, keduanya diam. Tidak berniat membuka suara.

*****

Akira bingung, masa dirinya harus tidur dengan memakai gaun yang dipakainya. Itu tidak mungkin bukan?

Berjalan mondar-mandir Akira menggigit ujung kuku jari jempolnya. Lalu tiba-tiba saja pintu terbuka, disana Samudra berdiri membawa kemeja berwarna putih. "Pakailah ini sementara, besok akan kusuruh pak Joko untuk membeli baju untukmu."

Akira berjalan menghampiri Samudra, menerima kemeja yang dibawa lalu mengangguk. "Terima kasih."

Memilih tidak menjawab, Samudra langsung melenggang pergi dan Akira langsung mengunci pintu untuk mengganti pakaiannya. Akira baru menyadari jika Samudra hanya meminjaminya kemeja berwarna putih. Kebesaran memang untuknya, dengan lengan yang panjang dan diatas lutut. Ini terlalu pendek, batinnya berteriak.

Dengan langkah gontai Akira langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur, lalu menarik selimut menutupi pahanya. Baru saja Akira akan memejamkan matanya, suara pintu terketuk membuatnya membuka mata dan segera membuka pintu.

Di sisi lain Samudra tiba-tiba saja lapar dan ingin makan. Padahal dirinya dan Akira sudah makan sebelum pulang dari pesta. Dan tanpa rasa bersalah mengingat sudah menunjukkan jam satu malam Samudra mengetuk pintu kamar yang dipakai Akira.

Awalnya Samudra pikir Akira sudah tidur karena pintu tak kunjung terbuka. Ketika hendak berbalik, pintu terbuka. Disana Akira berdiri dengan kikuk membuat Samudra mengusap tengkuknya melihat penampilan Akira yang cukup menggoda.

Bayangkan saja, Akira dengan kemeja miliknya yang kebesaran mengekspos paha putihnya yang mulus. Apalagi kemejanya berwarna putih membuat Samudra dapat melihat jelas warna bra milik Akira. Ditambah rambut Akira yang tergerai berantakan menambahkan kesan sexy.

Astaga! Samudra menelan ludahnya. "Mmm, bisakah buatkan aku mi instan? Aku lapar."

Akira menaikkan sebelah alisnya bertanya. "Bukankah anda sudah makan?"

"Ya, tapi aku lapar lagi."

Akira mengangguk mengerti. "Baiklah, akan saya buatkan."

Lalu Akira berjalan mendahului Samudra menuju dapur dengan pria itu yang mengekor.

Dengan cekatan, Akira merebus air lalu mengambil mi instan yang berada dalam lemari dan telur di lemari kulkas. Tidak membutuhkan waktu yang lama, Akira sudah siap dengan mi rebusnya. "Ini, sudah jadi," ujar Akira memberikan semangkuk mi rebus pada Samudra yang duduk menunggu di kursi dapur.

Samudra tersenyum. "Terima kasih."

Akira mengangguk. "Kalo begitu saya akan kembali ke kamar," ujar Akira. Ketika akan berbalik, Samudra mencekal pergelangan tangannya membuat Akira menoleh.

"Temani aku," pinta Samudra.

Akira mengangguk patuh, lalu menempatkan diri duduk di kursi yang berhadapan dengan Samudra.

Setelah Samudra selesai makan, Akira langsung mengambil alih mangkuk yang sudah kosong untuk dicucinya. Akira pikir Samudra sudah kembali ke kamarnya tapi nyatanya tidak. Pria itu malah bersandar pada meja dapur.

Lagi-lagi ketika Akira hendak pergi menuju kamarnya, Samudra mencekal pergelangan tangannya ditariknya pelan membuat tubuh Akira bersentuhan pada dada bidang milik Samudra.

Akira yang terkejut masih diam. Mencerna apa yang terjadi. Keduanya berhadapan, napasnya beradu. Tangan Samudra langsung berada di tengkuk Akira, mendekatkan wajah gadis itu ke wajahnya. Bibir mereka bersentuhan, awalnya hanya kecupan ringan.

Samudra masih memimpin sedangkan Akira masih diam, tidak membalas. Samudra membalikkan tubuh mereka sehingga Akira yang bersandar pada meja dapur. Diangkatnya tubuh Akira perlahan, lalu mendudukkannya di atas meja membuat tubuh mereka sejajar.

Samudra melepaskan kecupannya. Menatap manik mata Akira dalam.

"Buka mulutmu dan ikuti aku." Seakan tersihir oleh tatapan dan suara Samudra yang lembut Akira membuka mulutnya ketika Samudra mulai menciumnya lagi. Memberikan kesempatan pria itu untuk mengakses mulutnya dengan lidah milik pria itu.

Perlahan Akira mulai membalas ciuman Samudra, agak kaku memang mengingat Akira belum terbiasa. Tapi Samudra bersorak dalam hati. Dan Samudra akan membiasakan agar Akira semakin mahir dalam hal berciuman, bahkan bercinta? yang pasti dengannya.

Bab terkait

  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   7. Morning Kiss

    Akira bersandar pada pintu kamar memegang dadanya, jantungnya berdegup lebih cepat. Ini gila! Batinnya. Bagaimana bisa ia membalas ciuman Samudra? Tadi begitu Samudra melepas ciuman mereka yang terjadi cukup lama Akira langsung melesat lari menuju kamar. Dan untung Samudra tidak menghalanginya, membiarkan dirinya pergi begitu saja. Lihat! Akira bercermin, penampilannya sekarang sungguh berantakan. Bibirnya yang membengkak, kemeja Samudra yang dipakainya sangat kusut, lalu rambutnya yang berantakan. Bibirnya berkedut, Akira memegangnya. Bahkan ciuman Samudra masih terasa di bibirnya. Ini benar-benar menjijikkan, batinnya. Akira yang polos seketika berubah menjadi Akira yang nakal dan liar. Dan sekarang tidak ada lagi bibir sucinya, karena ciuman pertamanya sudah dicuri Samudra. Dengan langkah lunglai, Akira berjalan menuju kasur lalu merebahkan dirinya. Menatap langit-langit, matanya menerawang. Ia harus membatasi semuanya sekarang, sebelum terlambat. Ia hanya takut jika Samudra

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24
  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   8. Ketertarikan

    Seperginya Samudra, Akira segera bersiap-siap untuk pulang. Dan ia meninggalkan rumah dalam keadaan bersih. Samudra juga sudah berpesan jika ia tidak usah memasak makanan karena percuma Samuel tidak ada di rumah. Setelah memesan ojek online, Akira segera melangkahkan kakinya keluar rumah, tak lupa berpamitan pada pak Joko. Ojek Online yang dipesan Akira datang juga, dengan segera Akira menerima helm yang diberikan bapak-bapak yang akan mengantarkannya pulang. Sinar matahari begitu terik membakar kulit Akira yang putih. Untung saja Samudra membelikannya baju lengan panjang dengan celana jeans. Tapi perjalanan siang ini terasa cepat. Entahlah karena apa, yang Akira tau hatinya sedang senang. Ia jadi bertanya-tanya, apakah dirinya sudah jatuh hati pada Samudra karena perlakuan pria itu akhir-akhir ini? Akira menghela napasnya, mungkin ia harus membatasi diri dengan Samudra. Jika tidak ia harus menerima resiko, ya ia akan jatuh cinta pada pria itu. "Mbak sudah sampai," ujar bapak g

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   9. Liar

    Hening. Samudra masih memangut bibir Akira, lama kelamaan gadis itu membalas dengan Samudra yang menuntunnya. Tangan Akira berada pada rambut Samudra, meremasnya. Sedangkan tangan kiri Samudra digunakan untuk menahan tubuhnya, lalu tangan kanannya bergerak tak tinggal diam. Dalam hati Samudra tersenyum miring, Akira yang polos sudah menjadi liar karenanya hanya dalam jangka waktu yang pendek. Tangan kanannya meremas pelan dua buah kenikmatan milik Akira dari luar, hingga suara desahan itu lolos dari bibir gadis itu. Merasa terkejut Akira diam, wajahnya memerah membuat Samudra melepaskan pungutannya. "Kamu sekarang benar-benar liar, Akira," ujar Samudra masih dengan posisinya. Akira yang merasa posisinya terlalu dekat membuatnya gugup. Samudra menatapnya intens. Bibir Akira yang membengkak lalu rambut panjang gadis itu yang berantakan benar-benar menambah kesan sexy. "Aku akan ke kamar," ujar Akira berusaha keluar dari kurungan Samudra. "Tidak boleh," jawab Samudra. Akira menghel

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   1. Pencuri Ciuman Pertama

    "Ayah, Akira akan bekerja. Akira pamit," ujar seorang gadis cantik mencium tangan pria tua yang terbaring lemah di atas ranjang. Dia—Anton, orang tua yang Akira punya satu-satunya.Pria tua itu mengangguk lemah. "Hati-hati ya, Nak. Jaga dirimu baik-baik, maafkan ayah karena sakit-sakitan ini."Akira menggeleng. "Tidak. Ini semua bukan salah Ayah. Ini memang sudah kewajiban Akira untuk mencari uang menggantikan Ayah. Dan Ayah istirahat saja di rumah."Akira lalu berbalik, berjalan melewati jalanan yang becek dan kumuh. Ya, Akira dan keluarganya tinggal di tempat yang begitu kumuh, rumah yang sempit. Tapi Akira bersyukur, ia masih memiliki tempat tinggal. Walau rumahnya entah bisa dikatakan layak atau tidak.Hidup seperti ini justru membuatnya selalu bersyukur dengan apa yang ia punya. Memiliki rumah kecil dengan keluarga yang menyayanginya. Akira tumbuh dewasa, tanpa seorang ibu. Ibunya itu pergi entah ke mana, karena bosan dengan kehidupannya yang miskin. Lalu meninggalkan ayahnya u

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-31
  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   2. Kesialan atau Sebaliknya?

    Mereka masih sama-sama terdiam. Mencerna apa yang terjadi beberapa detik yang lalu. Samudra merutuki dirinya. Bagaimana bisa ia sampai kelepasan, tetapi, bibir itu benar-benar terasa manis. Bahkan sekarang, Samudra menginginkannya lagi dan lagi. Seakan, bibir merah ranum itu adalah candunya. Begitu memabukkan.Menatap gadis di depannya yang terlihat ling-lung ditambah bibir yang sedikit membengkak karena ulahnya terlihat sangat sexy. ''Kamu bisa keluar.'' Suara dingin Samudra menyadarkan Akira. Terlihat gadis itu tergugup, menormalkannya kembali lalu undur diri.Anggap saja, itu kecelakaan kecil. Batin Samudra. Ah, tapi Samudra menyadari dirinya benar-benar pria brengsek karena telah memperawani bibir gadis itu.Persetan dengan itu, ia tidak peduli.*****Akira menghela napasnya. Ciuman pertamanya, dicuri oleh anak majikannya. Siapa lagi jika bukan Samudra?Bahkan ia diam, tidak melawan. Lalu pria itu dengan seenak jidatnya tidak meminta maaf. Malah biasa-biasa saja dengan tampang wa

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-31
  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   3. Kedua Kalinya

    Ciuman tak berlangsung lama karena Samudra langsung melepaskan pungutannya. Pria itu mendengus karena Akira hanya diam, tidak membalas ciumannya. Menarik diri, lalu bersandar pada kursi kemudi. “Ciuman terburuk yang pernah kulakukan,” gumam Samudra mendengus.Akira masih diam. Ia tidak percaya dengan apa yang barusan terjadi, Samudra menciumnya. Dan ini yang kedua kalinya. Lalu tanpa rasa bersalah, pria itu diam tidak meminta maaf. Akira jadi bertanya-tanya, ada apa dengan mulutnya? Kenapa Samudra suka sekali menciumnya tanpa permisi. Tadi Samudra hanya bertanya, apakah dia kedinginan tapi Akira hanya diam tidak menjawab. Membuat tiba-tiba pria itu menciumnya, melumat bibirnya dalam. Ia hanya diam, tidak membalas. Karena dasarnya ia juga tidak mahir dalam hal seperti itu. Karena itu adalah kedua kalinya dengan orang yang sama.Lalu kaca mobil terketuk, membuat keheningan yang terjadi beberapa menit yang lalu tidak menjadi senyap. Samudra menoleh ke arah kanan, menaikkan sebelah alisny

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-31
  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   4. Tidak Menerima Penolakan

    "Ceritakan pada Ayah, bagaimana bisa kamu baru pulang pagi ini?" tanya Anton.Selepas menidurkan Ara, Akira segera menemui ayahnya. Gadis itu menghela napas. Cerita mengalir lancar begitu saja dari mulut Akira. Semua diceritakan tanpa ada kebohongan."Bagaimana keadaan Samudra sekarang?""Dia tidak kenapa-napa. Lukanya juga tidak terlalu parah."Anton bernapas lega. "Syukurlah.""Apa perampok itu juga melukaimu?"Akira menggeleng. "Tidak. Karena waktu itu yang keluar hanya Samudra, Akira menunggu di dalam mobil."Selesai bercerita kepada Anton perihal kejadian yang dialaminya bersama Samudra, Akira memutuskan untuk masak. Dan Akira sangat bersyukur, hari ini Samuel memberinya ijin untuk tidak berangkat. "Mbak mau ke mana?" tanya Aji yang sedang membuat layang-layang.Akira yang sudah siap dengan pakaiannya tak lupa kardigan berwarna hitam melekat pada tubuhnya. "Mbak mau ke pasar. Aji mau ikut?" tawar Akira. Aji langsung berdiri, tersenyum mengangguk. "Mau!"Akira terkekeh. "Yaudah

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-31
  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   5. Pesta

    Akira menghela napasnya lelah, setelah menerima telpon dari Samudra, Akira terduduk memijat pelipisnya. Akira benar-benar lelah sekarang, sungguh. Samudra menyuruhnya untuk datang ke rumah nanti siang, Akira sempat menolak tapi Samudra dan sifat keras kepalanya benar-benar membuatnya jengkel. Bagaimana tidak? Samudra bahkan menekankan kata bahwa pria itu tidak menerima penolakan dan itu artinya Akira memang harus datang. "Ayah, nanti siang Akira harus ke rumah pak Samuel.''Anton yang sedang berbaring menatap anaknya. "Bukannya Pak Samuel memberimu cuti sehari?""Ya, tapi anaknya yang keras kepala memaksa Akira datang," jawabnya merengek. Anton terkekeh."Yasudah datanglah."Akira mengangguk lesu sebelum berbalik untuk mencari Ara."Araaa," teriak Akira memanggil nama adiknya.Ara yang sedang berada di luar rumah bermain masak-masakan bersuara. "Iya mbak Ilaaa?!""Oh di sini rupanya," kekeh Akira yang sudah menemukan Ara.Akira berjongkok, mensejajarkan tingginya dengan Ara. "Nanti m

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-31

Bab terbaru

  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   9. Liar

    Hening. Samudra masih memangut bibir Akira, lama kelamaan gadis itu membalas dengan Samudra yang menuntunnya. Tangan Akira berada pada rambut Samudra, meremasnya. Sedangkan tangan kiri Samudra digunakan untuk menahan tubuhnya, lalu tangan kanannya bergerak tak tinggal diam. Dalam hati Samudra tersenyum miring, Akira yang polos sudah menjadi liar karenanya hanya dalam jangka waktu yang pendek. Tangan kanannya meremas pelan dua buah kenikmatan milik Akira dari luar, hingga suara desahan itu lolos dari bibir gadis itu. Merasa terkejut Akira diam, wajahnya memerah membuat Samudra melepaskan pungutannya. "Kamu sekarang benar-benar liar, Akira," ujar Samudra masih dengan posisinya. Akira yang merasa posisinya terlalu dekat membuatnya gugup. Samudra menatapnya intens. Bibir Akira yang membengkak lalu rambut panjang gadis itu yang berantakan benar-benar menambah kesan sexy. "Aku akan ke kamar," ujar Akira berusaha keluar dari kurungan Samudra. "Tidak boleh," jawab Samudra. Akira menghel

  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   8. Ketertarikan

    Seperginya Samudra, Akira segera bersiap-siap untuk pulang. Dan ia meninggalkan rumah dalam keadaan bersih. Samudra juga sudah berpesan jika ia tidak usah memasak makanan karena percuma Samuel tidak ada di rumah. Setelah memesan ojek online, Akira segera melangkahkan kakinya keluar rumah, tak lupa berpamitan pada pak Joko. Ojek Online yang dipesan Akira datang juga, dengan segera Akira menerima helm yang diberikan bapak-bapak yang akan mengantarkannya pulang. Sinar matahari begitu terik membakar kulit Akira yang putih. Untung saja Samudra membelikannya baju lengan panjang dengan celana jeans. Tapi perjalanan siang ini terasa cepat. Entahlah karena apa, yang Akira tau hatinya sedang senang. Ia jadi bertanya-tanya, apakah dirinya sudah jatuh hati pada Samudra karena perlakuan pria itu akhir-akhir ini? Akira menghela napasnya, mungkin ia harus membatasi diri dengan Samudra. Jika tidak ia harus menerima resiko, ya ia akan jatuh cinta pada pria itu. "Mbak sudah sampai," ujar bapak g

  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   7. Morning Kiss

    Akira bersandar pada pintu kamar memegang dadanya, jantungnya berdegup lebih cepat. Ini gila! Batinnya. Bagaimana bisa ia membalas ciuman Samudra? Tadi begitu Samudra melepas ciuman mereka yang terjadi cukup lama Akira langsung melesat lari menuju kamar. Dan untung Samudra tidak menghalanginya, membiarkan dirinya pergi begitu saja. Lihat! Akira bercermin, penampilannya sekarang sungguh berantakan. Bibirnya yang membengkak, kemeja Samudra yang dipakainya sangat kusut, lalu rambutnya yang berantakan. Bibirnya berkedut, Akira memegangnya. Bahkan ciuman Samudra masih terasa di bibirnya. Ini benar-benar menjijikkan, batinnya. Akira yang polos seketika berubah menjadi Akira yang nakal dan liar. Dan sekarang tidak ada lagi bibir sucinya, karena ciuman pertamanya sudah dicuri Samudra. Dengan langkah lunglai, Akira berjalan menuju kasur lalu merebahkan dirinya. Menatap langit-langit, matanya menerawang. Ia harus membatasi semuanya sekarang, sebelum terlambat. Ia hanya takut jika Samudra

  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   6. Tidak Ada Penghalang

    Selama perjalanan pulang, keduanya diam tidak ada yang membuka suara. Akira menatap jendela mobil, memperlihatkan jalanan yang mulai sepi karena sudah larut malam. Bintang dan bulan yang biasanya nampak, kini tidak terlihat. Lama-kelamaan kaca jendela mobil mulai basah, hujan mulai turun rintik-rintik. "Sebaiknya, kamu menginap di rumah. Karena sudah larut malam, Akira," ujar Samudra memecah keheningan. Akira mengangguk, untung Akira sudah berpesan pada Aji untuk menjaga Ara. Akira lalu mengusap bahunya karena dingin. Gaunnya yang terlalu terbuka membuatnya harus menahan hawa dingin yang menusuk hingga tulang. Sedangkan Samudra yang tau, karena tidak sengaja melirik ke arah Akira yang sedang mengusap-usap lengannya menjadi tidak tega. Dengan gagah, Samudra melepas jasnya ketika lampu merah. Lalu memakaikannya pada Akira, membuat gadis itu sedikit terkejut. "Eh." "Pakai, kamu terlihat kedinginan." Akira tersenyum hangat. "Terima kasih." Hujan deras menemani keheningan keduanya

  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   5. Pesta

    Akira menghela napasnya lelah, setelah menerima telpon dari Samudra, Akira terduduk memijat pelipisnya. Akira benar-benar lelah sekarang, sungguh. Samudra menyuruhnya untuk datang ke rumah nanti siang, Akira sempat menolak tapi Samudra dan sifat keras kepalanya benar-benar membuatnya jengkel. Bagaimana tidak? Samudra bahkan menekankan kata bahwa pria itu tidak menerima penolakan dan itu artinya Akira memang harus datang. "Ayah, nanti siang Akira harus ke rumah pak Samuel.''Anton yang sedang berbaring menatap anaknya. "Bukannya Pak Samuel memberimu cuti sehari?""Ya, tapi anaknya yang keras kepala memaksa Akira datang," jawabnya merengek. Anton terkekeh."Yasudah datanglah."Akira mengangguk lesu sebelum berbalik untuk mencari Ara."Araaa," teriak Akira memanggil nama adiknya.Ara yang sedang berada di luar rumah bermain masak-masakan bersuara. "Iya mbak Ilaaa?!""Oh di sini rupanya," kekeh Akira yang sudah menemukan Ara.Akira berjongkok, mensejajarkan tingginya dengan Ara. "Nanti m

  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   4. Tidak Menerima Penolakan

    "Ceritakan pada Ayah, bagaimana bisa kamu baru pulang pagi ini?" tanya Anton.Selepas menidurkan Ara, Akira segera menemui ayahnya. Gadis itu menghela napas. Cerita mengalir lancar begitu saja dari mulut Akira. Semua diceritakan tanpa ada kebohongan."Bagaimana keadaan Samudra sekarang?""Dia tidak kenapa-napa. Lukanya juga tidak terlalu parah."Anton bernapas lega. "Syukurlah.""Apa perampok itu juga melukaimu?"Akira menggeleng. "Tidak. Karena waktu itu yang keluar hanya Samudra, Akira menunggu di dalam mobil."Selesai bercerita kepada Anton perihal kejadian yang dialaminya bersama Samudra, Akira memutuskan untuk masak. Dan Akira sangat bersyukur, hari ini Samuel memberinya ijin untuk tidak berangkat. "Mbak mau ke mana?" tanya Aji yang sedang membuat layang-layang.Akira yang sudah siap dengan pakaiannya tak lupa kardigan berwarna hitam melekat pada tubuhnya. "Mbak mau ke pasar. Aji mau ikut?" tawar Akira. Aji langsung berdiri, tersenyum mengangguk. "Mau!"Akira terkekeh. "Yaudah

  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   3. Kedua Kalinya

    Ciuman tak berlangsung lama karena Samudra langsung melepaskan pungutannya. Pria itu mendengus karena Akira hanya diam, tidak membalas ciumannya. Menarik diri, lalu bersandar pada kursi kemudi. “Ciuman terburuk yang pernah kulakukan,” gumam Samudra mendengus.Akira masih diam. Ia tidak percaya dengan apa yang barusan terjadi, Samudra menciumnya. Dan ini yang kedua kalinya. Lalu tanpa rasa bersalah, pria itu diam tidak meminta maaf. Akira jadi bertanya-tanya, ada apa dengan mulutnya? Kenapa Samudra suka sekali menciumnya tanpa permisi. Tadi Samudra hanya bertanya, apakah dia kedinginan tapi Akira hanya diam tidak menjawab. Membuat tiba-tiba pria itu menciumnya, melumat bibirnya dalam. Ia hanya diam, tidak membalas. Karena dasarnya ia juga tidak mahir dalam hal seperti itu. Karena itu adalah kedua kalinya dengan orang yang sama.Lalu kaca mobil terketuk, membuat keheningan yang terjadi beberapa menit yang lalu tidak menjadi senyap. Samudra menoleh ke arah kanan, menaikkan sebelah alisny

  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   2. Kesialan atau Sebaliknya?

    Mereka masih sama-sama terdiam. Mencerna apa yang terjadi beberapa detik yang lalu. Samudra merutuki dirinya. Bagaimana bisa ia sampai kelepasan, tetapi, bibir itu benar-benar terasa manis. Bahkan sekarang, Samudra menginginkannya lagi dan lagi. Seakan, bibir merah ranum itu adalah candunya. Begitu memabukkan.Menatap gadis di depannya yang terlihat ling-lung ditambah bibir yang sedikit membengkak karena ulahnya terlihat sangat sexy. ''Kamu bisa keluar.'' Suara dingin Samudra menyadarkan Akira. Terlihat gadis itu tergugup, menormalkannya kembali lalu undur diri.Anggap saja, itu kecelakaan kecil. Batin Samudra. Ah, tapi Samudra menyadari dirinya benar-benar pria brengsek karena telah memperawani bibir gadis itu.Persetan dengan itu, ia tidak peduli.*****Akira menghela napasnya. Ciuman pertamanya, dicuri oleh anak majikannya. Siapa lagi jika bukan Samudra?Bahkan ia diam, tidak melawan. Lalu pria itu dengan seenak jidatnya tidak meminta maaf. Malah biasa-biasa saja dengan tampang wa

  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   1. Pencuri Ciuman Pertama

    "Ayah, Akira akan bekerja. Akira pamit," ujar seorang gadis cantik mencium tangan pria tua yang terbaring lemah di atas ranjang. Dia—Anton, orang tua yang Akira punya satu-satunya.Pria tua itu mengangguk lemah. "Hati-hati ya, Nak. Jaga dirimu baik-baik, maafkan ayah karena sakit-sakitan ini."Akira menggeleng. "Tidak. Ini semua bukan salah Ayah. Ini memang sudah kewajiban Akira untuk mencari uang menggantikan Ayah. Dan Ayah istirahat saja di rumah."Akira lalu berbalik, berjalan melewati jalanan yang becek dan kumuh. Ya, Akira dan keluarganya tinggal di tempat yang begitu kumuh, rumah yang sempit. Tapi Akira bersyukur, ia masih memiliki tempat tinggal. Walau rumahnya entah bisa dikatakan layak atau tidak.Hidup seperti ini justru membuatnya selalu bersyukur dengan apa yang ia punya. Memiliki rumah kecil dengan keluarga yang menyayanginya. Akira tumbuh dewasa, tanpa seorang ibu. Ibunya itu pergi entah ke mana, karena bosan dengan kehidupannya yang miskin. Lalu meninggalkan ayahnya u

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status