Share

3. Kedua Kalinya

last update Last Updated: 2024-08-31 12:59:12

Ciuman tak berlangsung lama karena Samudra langsung melepaskan pungutannya. Pria itu mendengus karena Akira hanya diam, tidak membalas ciumannya. Menarik diri, lalu bersandar pada kursi kemudi. “Ciuman terburuk yang pernah kulakukan,” gumam Samudra mendengus.

Akira masih diam. Ia tidak percaya dengan apa yang barusan terjadi, Samudra menciumnya. Dan ini yang kedua kalinya. Lalu tanpa rasa bersalah, pria itu diam tidak meminta maaf. Akira jadi bertanya-tanya, ada apa dengan mulutnya? Kenapa Samudra suka sekali menciumnya tanpa permisi. Tadi Samudra hanya bertanya, apakah dia kedinginan tapi Akira hanya diam tidak menjawab. Membuat tiba-tiba pria itu menciumnya, melumat bibirnya dalam. Ia hanya diam, tidak membalas. Karena dasarnya ia juga tidak mahir dalam hal seperti itu. Karena itu adalah kedua kalinya dengan orang yang sama.

Lalu kaca mobil terketuk, membuat keheningan yang terjadi beberapa menit yang lalu tidak menjadi senyap. Samudra menoleh ke arah kanan, menaikkan sebelah alisnya. Karena melihat seorang pria dengan pakaian hitam memegang payung berdiri di depan kaca mobil sebelah kanan. Samudra mengambil payung yang tadi dipakainya yang berada di belakang. Lalu tangannya kanannya membuka pintu.

Akira hanya diam memperhatikan kedua pria yang sedang berbicara di luar. Tapi tiba-tiba mendengar Samudra yang mengerang keras membuatnya segera keluar dari mobil, mengabaikan hujan yang mengguyur kota Semarang sore itu. Gadis itu dapat melihat Samudra memegangi belakang kepalanya yang sudah mengeluarkan darah. "Tuan!" teriak Akira berlari menghampiri Samudra yang sudah limbung.

Lalu orang yang tadi berbicara pada Samudra segera masuk ke dalam mobil Samudra, diikuti beberapa pria berpakaian hitam dari belakang. Dan ya! Mereka membawa kabur mobil milik Samudra. Meninggalkan keduanya.

"Anda baik-baik saja?" tanya Akira cemas.

Melihat Samudra yang hanya diam, Akira segera membopong tubuh majikannya itu membawanya pergi. Untung, ia dapat melihat bangunan kosong beberapa meter dari jaraknya berdiri.

"Akh," erang Samudra ketika Akira sedang memegang luka Samudra.

"Ah, maaf."

"Apa ini sakit?" tanya Akira.

Samudra mengangguk. "Mereka mengambil mobilku!" gerutunya.

"Bahkan ponselku, ah shit!" geram Samudra menyadari ponselnya berada di dalam mobil.

"Saya akan mengobati luka anda," ujar Akira.

"Tidak usah!" ketus Samudra membuat Akira mengurungkan niatnya.

*****

Entah sudah beberapa lama mereka terjebak di keadaan seperti ini. Pastinya Samudra ingin segera pulang. Bahkan saking lamanya, pakaian mereka yang basah terkena air hujan sudah kering sejak beberapa jam yang lalu.

Malam begitu pekat, hanya ada beberapa lampu dipinggir jalan. Membuat semuanya menjadi tamaram. Karena tempatnya yang berada jauh dari jalan raya membuat suasana sedikit lebih menyeramkan.

Suara jangkrik yang bersautan membuat suasana tidak menjadi hening.

Berulang-ulang kali, Akira mengusap-usap kedua lengannya karena kedinginan.

Lalu, tiba-tiba saja gadis itu bersin membuat Samudra yang sejak tadi diam menoleh.

"Kau baik-baik saja?" tanyanya.

Akira mengangguk, tersenyum. "Apa anda mengantuk?"

"Sedikit," jawab Samudra singkat.

Dengan berani Skyla menarik kepala Samudra pelan, meletakkannya pada paha gadis itu. "Tidurlah."

Entah sihir dari mana, Samudra diam terpesona. Gadis ini benar-benar membuatnya kagum.

Mengangguk, Samudra mengikuti saran Akira. Mencoba untuk memejamkan mata. Karena matanya juga sudah tidak bisa diajak kompromi.

Ditemani dinginnya malam. Dengan cahaya yang tamaram, keduanya terlelap. Menikmati malam yang panjang.

*****

Suara burung yang berkicau, ditambah matahari yang mulai menampakkan diri membuat tidur kedua sejoli itu terusik.

Samudra menggeliat, merubah posisi tidurnya. Sedangkan Akira, gadis itu sudah membuka matanya. Kakinya terasa kram, karena sejak semalam Samudra masih anteng di posisinya, bahkan punggungnya terasa pegal seperti ingin remuk menyadari posisi tidurnya yang duduk.

Dari tempatnya sekarang, menuju ke bsb sangatlah jauh. Sedangkan jika meminta bantuan pun sangat susah melihat posisi mereka jauh dari jalan raya.

"Jam berapa sekarang?" tanya Samudra, pria itu menggeliat.

"Saya tidak tau," jawab Akira.

Samudra membuka matanya, lalu bangun dari tidurnya dan bersandar pada tembok. Kedua kakinya yang lurus ditekuk salah satu. Pria itu menghela napasnya.

"Sepertinya kita harus berjalan hingga jalan raya," celetuk Samudra setelah beberapa hening.

Akira mengangguk. "Sekarang?"

Samudra diam, pria itu berdiri lalu mengulurkan tangan kanannya membantu Akira. Gadis itu menyambutnya. "Terima kasih."

Merapikan baju dan roknya, lalu mereka jalan beriringan.

Selama perjalanan hanya ada keheningan. Senyap. Bahkan suara motor pun hanya beberapa yang berlalu lalang. Dan itupun jarang.

Lalu tiba-tiba Akira melihat ada warung kecil. "Sepertinya kita bisa meminta bantuan di warung itu," tunjuknya memberi tau Samudra.

Samudra mengikuti arah pandang Akira, lalu mempercepat langkahnya.

"Permisi," ujar Akira. "Boleh kita minta tolong, Bu?" ujarnya bertanya pada wanita paruh baya yang masih berkutat pada penggorengannya.

Ibu itu menoleh. "Minta bantuan apa, Nak?"

"Ibu punya ponsel?" tanya Akira.

Ibu yang tidak diketahui namanya itu mengangguk, lalu tangannya meraih ponsel butut berlayar kuning di atas etalase.

"Boleh saya telpon pakai ini, Bu?" tanya Akira sopan.

Ibu itu mengangguk, tersenyum ramah. "Boleh-boleh," jawabnya memberikan ponsel itu kepada Akira. "Syukurlah," gumamnya.

Gadis itu menerimanya, memberikannya pada Samudra. "Anda mengetahui nomor tuan Samuel?"

Samudra mengangguk, mengambil alih ponsel butut iu dari tangan Akira. Setelah selesai mengetikkan nomor pria itu menempelkan ponselnya di telinga. Sedikit menjauh dari Akira.

*****

"Mbak, kok baru pulang?" tanya Aji begitu melihat batang hidung kakaknya yang membuka pintu.

Akira mengangguk. "Ceritanya panjang," jawabnya menghela napas lalu menempatkan diri duduk di sofa.

"Mbak tau, Ara belum tidur dari semalam," ujar Aji membuat Akira menegakkan tubuhnya.

Memang seperti itu Ara. Tidak ada Akira, adik keduanya itu tidak akan bisa tidur.

"Di mana Ara sekarang?" tanya Akira dengan nada cemas. Gadis itu segera berdiri. "Di kamar, sama bapak," jawab Aji yang langsung diangguki Akira.

Akira langsung melesat masuk ke kamar Anton-ayahnya. Entah kenapa, Akira dan kedua adiknya memanggil Anton dengan sebutan berbeda. Tapi, itu tidak masalah.

"Kok baru pulang?" tanya Anton begitu Akira masuk.

Gadis itu tidak langsung menjawab, menempatkan diri duduk di pinggiran kasur dan langsung memeluk Ara yang sedang merengek karena Akira yang tidak pulang-pulang.

"Araaa," panggil Akira yang langsung membuat Ara mendongak memeluk gadis yang sejak semalam ditunggunya.

"Ara belum bobok? Sekarang bobok yuk," ujar Akira yang langsung diangguki Ara. "Nanti Akira ceritakan Yah, Akira mau tidurin Ara dulu," lanjutnya yang diangguki Anton.

*****

"Samudra kecopetan, Yah," ujar Samudra pada pria paruh baya yang menatapnya geli.

"Bagaimana bisa?"

Samudra mendengus, melihat ayahnya yang terkekeh. Bukannya sedih, pria tua itu malah senang anaknya kesusahan. "Bagaimana Samudra bisa melawan, jika mereka itu keroyokan."

"Untung saja kepala Samudra tidak bocor dan lukanya tidak terlalu parah," lanjutnya. "Apa Ayah tidak akan mencari mereka dan memasukkannya ke dalam penjara?" Jengkel Samudra.

"Tidak, untuk apa. Ayah mengikhlaskannya," ujar Samuel enteng.

Tadi begitu menelpon asisten ayahnya untuk menjemput. Samudra mengantar Akira terlebih dahulu lalu setelahnya pulang dan dihujani rentetan pertanyaan dari ayahnya.

"Terserah Ayah," ketus Samudra. "Samudra mau mandi.'' Lanjutnya sebelum pergi meninggalkan Samuel yang masih terbahak melihat wajah anaknya yang nelangsa.

Related chapters

  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   4. Tidak Menerima Penolakan

    "Ceritakan pada Ayah, bagaimana bisa kamu baru pulang pagi ini?" tanya Anton.Selepas menidurkan Ara, Akira segera menemui ayahnya. Gadis itu menghela napas. Cerita mengalir lancar begitu saja dari mulut Akira. Semua diceritakan tanpa ada kebohongan."Bagaimana keadaan Samudra sekarang?""Dia tidak kenapa-napa. Lukanya juga tidak terlalu parah."Anton bernapas lega. "Syukurlah.""Apa perampok itu juga melukaimu?"Akira menggeleng. "Tidak. Karena waktu itu yang keluar hanya Samudra, Akira menunggu di dalam mobil."Selesai bercerita kepada Anton perihal kejadian yang dialaminya bersama Samudra, Akira memutuskan untuk masak. Dan Akira sangat bersyukur, hari ini Samuel memberinya ijin untuk tidak berangkat. "Mbak mau ke mana?" tanya Aji yang sedang membuat layang-layang.Akira yang sudah siap dengan pakaiannya tak lupa kardigan berwarna hitam melekat pada tubuhnya. "Mbak mau ke pasar. Aji mau ikut?" tawar Akira. Aji langsung berdiri, tersenyum mengangguk. "Mau!"Akira terkekeh. "Yaudah

    Last Updated : 2024-08-31
  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   5. Pesta

    Akira menghela napasnya lelah, setelah menerima telpon dari Samudra, Akira terduduk memijat pelipisnya. Akira benar-benar lelah sekarang, sungguh. Samudra menyuruhnya untuk datang ke rumah nanti siang, Akira sempat menolak tapi Samudra dan sifat keras kepalanya benar-benar membuatnya jengkel. Bagaimana tidak? Samudra bahkan menekankan kata bahwa pria itu tidak menerima penolakan dan itu artinya Akira memang harus datang. "Ayah, nanti siang Akira harus ke rumah pak Samuel.''Anton yang sedang berbaring menatap anaknya. "Bukannya Pak Samuel memberimu cuti sehari?""Ya, tapi anaknya yang keras kepala memaksa Akira datang," jawabnya merengek. Anton terkekeh."Yasudah datanglah."Akira mengangguk lesu sebelum berbalik untuk mencari Ara."Araaa," teriak Akira memanggil nama adiknya.Ara yang sedang berada di luar rumah bermain masak-masakan bersuara. "Iya mbak Ilaaa?!""Oh di sini rupanya," kekeh Akira yang sudah menemukan Ara.Akira berjongkok, mensejajarkan tingginya dengan Ara. "Nanti m

    Last Updated : 2024-08-31
  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   6. Tidak Ada Penghalang

    Selama perjalanan pulang, keduanya diam tidak ada yang membuka suara. Akira menatap jendela mobil, memperlihatkan jalanan yang mulai sepi karena sudah larut malam. Bintang dan bulan yang biasanya nampak, kini tidak terlihat. Lama-kelamaan kaca jendela mobil mulai basah, hujan mulai turun rintik-rintik. "Sebaiknya, kamu menginap di rumah. Karena sudah larut malam, Akira," ujar Samudra memecah keheningan. Akira mengangguk, untung Akira sudah berpesan pada Aji untuk menjaga Ara. Akira lalu mengusap bahunya karena dingin. Gaunnya yang terlalu terbuka membuatnya harus menahan hawa dingin yang menusuk hingga tulang. Sedangkan Samudra yang tau, karena tidak sengaja melirik ke arah Akira yang sedang mengusap-usap lengannya menjadi tidak tega. Dengan gagah, Samudra melepas jasnya ketika lampu merah. Lalu memakaikannya pada Akira, membuat gadis itu sedikit terkejut. "Eh." "Pakai, kamu terlihat kedinginan." Akira tersenyum hangat. "Terima kasih." Hujan deras menemani keheningan keduanya

    Last Updated : 2024-09-23
  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   7. Morning Kiss

    Akira bersandar pada pintu kamar memegang dadanya, jantungnya berdegup lebih cepat. Ini gila! Batinnya. Bagaimana bisa ia membalas ciuman Samudra? Tadi begitu Samudra melepas ciuman mereka yang terjadi cukup lama Akira langsung melesat lari menuju kamar. Dan untung Samudra tidak menghalanginya, membiarkan dirinya pergi begitu saja. Lihat! Akira bercermin, penampilannya sekarang sungguh berantakan. Bibirnya yang membengkak, kemeja Samudra yang dipakainya sangat kusut, lalu rambutnya yang berantakan. Bibirnya berkedut, Akira memegangnya. Bahkan ciuman Samudra masih terasa di bibirnya. Ini benar-benar menjijikkan, batinnya. Akira yang polos seketika berubah menjadi Akira yang nakal dan liar. Dan sekarang tidak ada lagi bibir sucinya, karena ciuman pertamanya sudah dicuri Samudra. Dengan langkah lunglai, Akira berjalan menuju kasur lalu merebahkan dirinya. Menatap langit-langit, matanya menerawang. Ia harus membatasi semuanya sekarang, sebelum terlambat. Ia hanya takut jika Samudra

    Last Updated : 2024-09-24
  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   8. Ketertarikan

    Seperginya Samudra, Akira segera bersiap-siap untuk pulang. Dan ia meninggalkan rumah dalam keadaan bersih. Samudra juga sudah berpesan jika ia tidak usah memasak makanan karena percuma Samuel tidak ada di rumah. Setelah memesan ojek online, Akira segera melangkahkan kakinya keluar rumah, tak lupa berpamitan pada pak Joko. Ojek Online yang dipesan Akira datang juga, dengan segera Akira menerima helm yang diberikan bapak-bapak yang akan mengantarkannya pulang. Sinar matahari begitu terik membakar kulit Akira yang putih. Untung saja Samudra membelikannya baju lengan panjang dengan celana jeans. Tapi perjalanan siang ini terasa cepat. Entahlah karena apa, yang Akira tau hatinya sedang senang. Ia jadi bertanya-tanya, apakah dirinya sudah jatuh hati pada Samudra karena perlakuan pria itu akhir-akhir ini? Akira menghela napasnya, mungkin ia harus membatasi diri dengan Samudra. Jika tidak ia harus menerima resiko, ya ia akan jatuh cinta pada pria itu. "Mbak sudah sampai," ujar bapak g

    Last Updated : 2024-09-25
  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   9. Liar

    Hening. Samudra masih memangut bibir Akira, lama kelamaan gadis itu membalas dengan Samudra yang menuntunnya. Tangan Akira berada pada rambut Samudra, meremasnya. Sedangkan tangan kiri Samudra digunakan untuk menahan tubuhnya, lalu tangan kanannya bergerak tak tinggal diam. Dalam hati Samudra tersenyum miring, Akira yang polos sudah menjadi liar karenanya hanya dalam jangka waktu yang pendek. Tangan kanannya meremas pelan dua buah kenikmatan milik Akira dari luar, hingga suara desahan itu lolos dari bibir gadis itu. Merasa terkejut Akira diam, wajahnya memerah membuat Samudra melepaskan pungutannya. "Kamu sekarang benar-benar liar, Akira," ujar Samudra masih dengan posisinya. Akira yang merasa posisinya terlalu dekat membuatnya gugup. Samudra menatapnya intens. Bibir Akira yang membengkak lalu rambut panjang gadis itu yang berantakan benar-benar menambah kesan sexy. "Aku akan ke kamar," ujar Akira berusaha keluar dari kurungan Samudra. "Tidak boleh," jawab Samudra. Akira menghel

    Last Updated : 2024-09-27
  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   1. Pencuri Ciuman Pertama

    "Ayah, Akira akan bekerja. Akira pamit," ujar seorang gadis cantik mencium tangan pria tua yang terbaring lemah di atas ranjang. Dia—Anton, orang tua yang Akira punya satu-satunya.Pria tua itu mengangguk lemah. "Hati-hati ya, Nak. Jaga dirimu baik-baik, maafkan ayah karena sakit-sakitan ini."Akira menggeleng. "Tidak. Ini semua bukan salah Ayah. Ini memang sudah kewajiban Akira untuk mencari uang menggantikan Ayah. Dan Ayah istirahat saja di rumah."Akira lalu berbalik, berjalan melewati jalanan yang becek dan kumuh. Ya, Akira dan keluarganya tinggal di tempat yang begitu kumuh, rumah yang sempit. Tapi Akira bersyukur, ia masih memiliki tempat tinggal. Walau rumahnya entah bisa dikatakan layak atau tidak.Hidup seperti ini justru membuatnya selalu bersyukur dengan apa yang ia punya. Memiliki rumah kecil dengan keluarga yang menyayanginya. Akira tumbuh dewasa, tanpa seorang ibu. Ibunya itu pergi entah ke mana, karena bosan dengan kehidupannya yang miskin. Lalu meninggalkan ayahnya u

    Last Updated : 2024-08-31
  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   2. Kesialan atau Sebaliknya?

    Mereka masih sama-sama terdiam. Mencerna apa yang terjadi beberapa detik yang lalu. Samudra merutuki dirinya. Bagaimana bisa ia sampai kelepasan, tetapi, bibir itu benar-benar terasa manis. Bahkan sekarang, Samudra menginginkannya lagi dan lagi. Seakan, bibir merah ranum itu adalah candunya. Begitu memabukkan.Menatap gadis di depannya yang terlihat ling-lung ditambah bibir yang sedikit membengkak karena ulahnya terlihat sangat sexy. ''Kamu bisa keluar.'' Suara dingin Samudra menyadarkan Akira. Terlihat gadis itu tergugup, menormalkannya kembali lalu undur diri.Anggap saja, itu kecelakaan kecil. Batin Samudra. Ah, tapi Samudra menyadari dirinya benar-benar pria brengsek karena telah memperawani bibir gadis itu.Persetan dengan itu, ia tidak peduli.*****Akira menghela napasnya. Ciuman pertamanya, dicuri oleh anak majikannya. Siapa lagi jika bukan Samudra?Bahkan ia diam, tidak melawan. Lalu pria itu dengan seenak jidatnya tidak meminta maaf. Malah biasa-biasa saja dengan tampang wa

    Last Updated : 2024-08-31

Latest chapter

  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   9. Liar

    Hening. Samudra masih memangut bibir Akira, lama kelamaan gadis itu membalas dengan Samudra yang menuntunnya. Tangan Akira berada pada rambut Samudra, meremasnya. Sedangkan tangan kiri Samudra digunakan untuk menahan tubuhnya, lalu tangan kanannya bergerak tak tinggal diam. Dalam hati Samudra tersenyum miring, Akira yang polos sudah menjadi liar karenanya hanya dalam jangka waktu yang pendek. Tangan kanannya meremas pelan dua buah kenikmatan milik Akira dari luar, hingga suara desahan itu lolos dari bibir gadis itu. Merasa terkejut Akira diam, wajahnya memerah membuat Samudra melepaskan pungutannya. "Kamu sekarang benar-benar liar, Akira," ujar Samudra masih dengan posisinya. Akira yang merasa posisinya terlalu dekat membuatnya gugup. Samudra menatapnya intens. Bibir Akira yang membengkak lalu rambut panjang gadis itu yang berantakan benar-benar menambah kesan sexy. "Aku akan ke kamar," ujar Akira berusaha keluar dari kurungan Samudra. "Tidak boleh," jawab Samudra. Akira menghel

  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   8. Ketertarikan

    Seperginya Samudra, Akira segera bersiap-siap untuk pulang. Dan ia meninggalkan rumah dalam keadaan bersih. Samudra juga sudah berpesan jika ia tidak usah memasak makanan karena percuma Samuel tidak ada di rumah. Setelah memesan ojek online, Akira segera melangkahkan kakinya keluar rumah, tak lupa berpamitan pada pak Joko. Ojek Online yang dipesan Akira datang juga, dengan segera Akira menerima helm yang diberikan bapak-bapak yang akan mengantarkannya pulang. Sinar matahari begitu terik membakar kulit Akira yang putih. Untung saja Samudra membelikannya baju lengan panjang dengan celana jeans. Tapi perjalanan siang ini terasa cepat. Entahlah karena apa, yang Akira tau hatinya sedang senang. Ia jadi bertanya-tanya, apakah dirinya sudah jatuh hati pada Samudra karena perlakuan pria itu akhir-akhir ini? Akira menghela napasnya, mungkin ia harus membatasi diri dengan Samudra. Jika tidak ia harus menerima resiko, ya ia akan jatuh cinta pada pria itu. "Mbak sudah sampai," ujar bapak g

  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   7. Morning Kiss

    Akira bersandar pada pintu kamar memegang dadanya, jantungnya berdegup lebih cepat. Ini gila! Batinnya. Bagaimana bisa ia membalas ciuman Samudra? Tadi begitu Samudra melepas ciuman mereka yang terjadi cukup lama Akira langsung melesat lari menuju kamar. Dan untung Samudra tidak menghalanginya, membiarkan dirinya pergi begitu saja. Lihat! Akira bercermin, penampilannya sekarang sungguh berantakan. Bibirnya yang membengkak, kemeja Samudra yang dipakainya sangat kusut, lalu rambutnya yang berantakan. Bibirnya berkedut, Akira memegangnya. Bahkan ciuman Samudra masih terasa di bibirnya. Ini benar-benar menjijikkan, batinnya. Akira yang polos seketika berubah menjadi Akira yang nakal dan liar. Dan sekarang tidak ada lagi bibir sucinya, karena ciuman pertamanya sudah dicuri Samudra. Dengan langkah lunglai, Akira berjalan menuju kasur lalu merebahkan dirinya. Menatap langit-langit, matanya menerawang. Ia harus membatasi semuanya sekarang, sebelum terlambat. Ia hanya takut jika Samudra

  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   6. Tidak Ada Penghalang

    Selama perjalanan pulang, keduanya diam tidak ada yang membuka suara. Akira menatap jendela mobil, memperlihatkan jalanan yang mulai sepi karena sudah larut malam. Bintang dan bulan yang biasanya nampak, kini tidak terlihat. Lama-kelamaan kaca jendela mobil mulai basah, hujan mulai turun rintik-rintik. "Sebaiknya, kamu menginap di rumah. Karena sudah larut malam, Akira," ujar Samudra memecah keheningan. Akira mengangguk, untung Akira sudah berpesan pada Aji untuk menjaga Ara. Akira lalu mengusap bahunya karena dingin. Gaunnya yang terlalu terbuka membuatnya harus menahan hawa dingin yang menusuk hingga tulang. Sedangkan Samudra yang tau, karena tidak sengaja melirik ke arah Akira yang sedang mengusap-usap lengannya menjadi tidak tega. Dengan gagah, Samudra melepas jasnya ketika lampu merah. Lalu memakaikannya pada Akira, membuat gadis itu sedikit terkejut. "Eh." "Pakai, kamu terlihat kedinginan." Akira tersenyum hangat. "Terima kasih." Hujan deras menemani keheningan keduanya

  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   5. Pesta

    Akira menghela napasnya lelah, setelah menerima telpon dari Samudra, Akira terduduk memijat pelipisnya. Akira benar-benar lelah sekarang, sungguh. Samudra menyuruhnya untuk datang ke rumah nanti siang, Akira sempat menolak tapi Samudra dan sifat keras kepalanya benar-benar membuatnya jengkel. Bagaimana tidak? Samudra bahkan menekankan kata bahwa pria itu tidak menerima penolakan dan itu artinya Akira memang harus datang. "Ayah, nanti siang Akira harus ke rumah pak Samuel.''Anton yang sedang berbaring menatap anaknya. "Bukannya Pak Samuel memberimu cuti sehari?""Ya, tapi anaknya yang keras kepala memaksa Akira datang," jawabnya merengek. Anton terkekeh."Yasudah datanglah."Akira mengangguk lesu sebelum berbalik untuk mencari Ara."Araaa," teriak Akira memanggil nama adiknya.Ara yang sedang berada di luar rumah bermain masak-masakan bersuara. "Iya mbak Ilaaa?!""Oh di sini rupanya," kekeh Akira yang sudah menemukan Ara.Akira berjongkok, mensejajarkan tingginya dengan Ara. "Nanti m

  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   4. Tidak Menerima Penolakan

    "Ceritakan pada Ayah, bagaimana bisa kamu baru pulang pagi ini?" tanya Anton.Selepas menidurkan Ara, Akira segera menemui ayahnya. Gadis itu menghela napas. Cerita mengalir lancar begitu saja dari mulut Akira. Semua diceritakan tanpa ada kebohongan."Bagaimana keadaan Samudra sekarang?""Dia tidak kenapa-napa. Lukanya juga tidak terlalu parah."Anton bernapas lega. "Syukurlah.""Apa perampok itu juga melukaimu?"Akira menggeleng. "Tidak. Karena waktu itu yang keluar hanya Samudra, Akira menunggu di dalam mobil."Selesai bercerita kepada Anton perihal kejadian yang dialaminya bersama Samudra, Akira memutuskan untuk masak. Dan Akira sangat bersyukur, hari ini Samuel memberinya ijin untuk tidak berangkat. "Mbak mau ke mana?" tanya Aji yang sedang membuat layang-layang.Akira yang sudah siap dengan pakaiannya tak lupa kardigan berwarna hitam melekat pada tubuhnya. "Mbak mau ke pasar. Aji mau ikut?" tawar Akira. Aji langsung berdiri, tersenyum mengangguk. "Mau!"Akira terkekeh. "Yaudah

  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   3. Kedua Kalinya

    Ciuman tak berlangsung lama karena Samudra langsung melepaskan pungutannya. Pria itu mendengus karena Akira hanya diam, tidak membalas ciumannya. Menarik diri, lalu bersandar pada kursi kemudi. “Ciuman terburuk yang pernah kulakukan,” gumam Samudra mendengus.Akira masih diam. Ia tidak percaya dengan apa yang barusan terjadi, Samudra menciumnya. Dan ini yang kedua kalinya. Lalu tanpa rasa bersalah, pria itu diam tidak meminta maaf. Akira jadi bertanya-tanya, ada apa dengan mulutnya? Kenapa Samudra suka sekali menciumnya tanpa permisi. Tadi Samudra hanya bertanya, apakah dia kedinginan tapi Akira hanya diam tidak menjawab. Membuat tiba-tiba pria itu menciumnya, melumat bibirnya dalam. Ia hanya diam, tidak membalas. Karena dasarnya ia juga tidak mahir dalam hal seperti itu. Karena itu adalah kedua kalinya dengan orang yang sama.Lalu kaca mobil terketuk, membuat keheningan yang terjadi beberapa menit yang lalu tidak menjadi senyap. Samudra menoleh ke arah kanan, menaikkan sebelah alisny

  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   2. Kesialan atau Sebaliknya?

    Mereka masih sama-sama terdiam. Mencerna apa yang terjadi beberapa detik yang lalu. Samudra merutuki dirinya. Bagaimana bisa ia sampai kelepasan, tetapi, bibir itu benar-benar terasa manis. Bahkan sekarang, Samudra menginginkannya lagi dan lagi. Seakan, bibir merah ranum itu adalah candunya. Begitu memabukkan.Menatap gadis di depannya yang terlihat ling-lung ditambah bibir yang sedikit membengkak karena ulahnya terlihat sangat sexy. ''Kamu bisa keluar.'' Suara dingin Samudra menyadarkan Akira. Terlihat gadis itu tergugup, menormalkannya kembali lalu undur diri.Anggap saja, itu kecelakaan kecil. Batin Samudra. Ah, tapi Samudra menyadari dirinya benar-benar pria brengsek karena telah memperawani bibir gadis itu.Persetan dengan itu, ia tidak peduli.*****Akira menghela napasnya. Ciuman pertamanya, dicuri oleh anak majikannya. Siapa lagi jika bukan Samudra?Bahkan ia diam, tidak melawan. Lalu pria itu dengan seenak jidatnya tidak meminta maaf. Malah biasa-biasa saja dengan tampang wa

  • Jatuh Cinta dengan Majikan Sendiri   1. Pencuri Ciuman Pertama

    "Ayah, Akira akan bekerja. Akira pamit," ujar seorang gadis cantik mencium tangan pria tua yang terbaring lemah di atas ranjang. Dia—Anton, orang tua yang Akira punya satu-satunya.Pria tua itu mengangguk lemah. "Hati-hati ya, Nak. Jaga dirimu baik-baik, maafkan ayah karena sakit-sakitan ini."Akira menggeleng. "Tidak. Ini semua bukan salah Ayah. Ini memang sudah kewajiban Akira untuk mencari uang menggantikan Ayah. Dan Ayah istirahat saja di rumah."Akira lalu berbalik, berjalan melewati jalanan yang becek dan kumuh. Ya, Akira dan keluarganya tinggal di tempat yang begitu kumuh, rumah yang sempit. Tapi Akira bersyukur, ia masih memiliki tempat tinggal. Walau rumahnya entah bisa dikatakan layak atau tidak.Hidup seperti ini justru membuatnya selalu bersyukur dengan apa yang ia punya. Memiliki rumah kecil dengan keluarga yang menyayanginya. Akira tumbuh dewasa, tanpa seorang ibu. Ibunya itu pergi entah ke mana, karena bosan dengan kehidupannya yang miskin. Lalu meninggalkan ayahnya u

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status