Entah apa yang diucapkan oleh orang di ujung telepon, alhasil suara Susan menjadi semakin lembut lagi, “Hari ini kami kedatangan karyawan baru. Padahal hari ini adalah hari pertamanya bekerja, tapi dia malah sudah merebut pekerjaanku. Kamu harus bantu aku untuk balas dendam!”Lelaki di ujung telepon sepertinya sedang menghibur Susan. Dia pun tersenyum manis dan berbicara dengan nada manja, “Oke, janji, ya! Beri dia pelajaran saat kamu datang nanti. Tenang saja, aku bakal balas budimu!”“Emm, nanti aku akan tuangin minuman buat kamu. Sampai jumpa!”Selesai menelepon, Susan langsung tersenyum puas. Dia lalu mengeluarkan bedak mulai merias wajahnya.Di sisi lain, Sonia dan Jessy duluan pergi mengambil minuman untuk menyajikannya ke ruangan 8807.Setelah mengetuk pintu, Jessy mengambil botol alkohol dari tangan Sonia, dan langsung memasang senyum manis.Ruangan VIP 8807 diterangi dengan lampu kuning yang remang-remang. Di dalamnya terdapat belasan orang. Empat di antaranya sedang bermain k
Wajah Louis seketika memucat. Dia tidak mengerti kenapa Jason bisa semarah ini, tapi dia segera tersenyum dan berkata, “Iya, aku sudah minum kebanyakan, sudah mabuk. Kak Jason jangan masukkan ke hati, ya!”Saat ini Sera yang ditelepon Jessy sudah masuk ke dalam ruangan. Dia pun bertanya dengan penuh hati-hati, “Apa yang sudah terjadi?”Selesai Sera berbicara, tatapannya tak sengaja tertuju pada diri Jason. “Pak Jason, kamu lagi di sini, ya!”“Emm, Pak Louis traktiran, makanya aku bisa ada di sini,” ucap Jason.Sera menoleh ke sisi Louis. “Sonia adalah karyawan baru. Kalau dia sudah menyinggung Pak Louis, jangan masukkan ke hati, ya.”Ketika mengetahui Jason begitu melindungi Sonia, mana mungkin Louis berani mempermasalahkan masalah ini lagi. Dia pun terpaksa berkata, “Nggak masalah!”Mengenai tamu-tamu lainnya, setelah melihat Louis tidak berani mempermasalahkan masalah ini, mereka juga tidak berani bersuara lagi.Jason menatap Sonia, lalu berkata, “Keluar!”Tatapan Jessy langsung tert
“Jangan!”…Setelah keluar dari ruangan, Sonia masih memikirkan apa yang dikatakan Jason tadi. Ternyata dalang di balik perampokan itu adalah Hana. Sonia memang sempat mendengar percakapan Reza di telepon ketika membahas masalah pelaku perampokan. Hanya saja, berhubung Reza tidak mengatakan apa-apa, Sonia pun mengira pelakunya masih belum ditemukan. Ternyata Reza sudah berhasil menemukan dalangnya, dan bahkan sudah menghukum Hana.Kenapa Reza tidak mengatakannya?Sonia bersandar di dinding. Hatinya terasa sangat sedih. Dia mengeluarkan ponsel ingin menghubungi Reza untuk berterima kasih padanya. Namun Sonia merasa ragu, dan pada akhirnya dia mengurungkan niatnya untuk menelepon Reza.Masalah sudah berlalu lama, mungkin saja Reza sudah melupakannya. Namun Sonia akan mengingat masalah ini, dan dia akan mencari kesempatan untuk membalas kebaikannya.Setelah kembali ke ruang istirahat, kebetulan Jessy dan yang lainnya juga sedang berada di sana. Mereka semua sepertinya sudah mendengar apa
Jason berbicara pada orang di sampingnya, “Panggil Louis kemari. Bilang saja Reza cari dia!”Orang itu segera mengiakan, dan langsung melaksanakan perintah.Tak lama kemudian, Louis berjalan masuk ke ruangan dengan tersenyum hormat. “Kak Reza, kamu cari aku!”Reza membalas, “Emm!” Kemudian, terdengar suara, “Kemari!”“Baik!” Louis berjalan mendekat, lalu berkata, “Sudah lama aku nggak bertemu Kak Reza. Ayahku sungguh berterima kasih atas bantuan Kak Reza waktu itu. Dia ingin traktir kamu makan.”Raut wajah Reza terlihat datar. “Apa kamu punya rokok?”Louis segera mengeluarkan sebatang rokok dari sakunya, dan menyerahkannya kepada Reza. Kemudian, dia mengambil korek api di atas meja dan menyalakannya.“Apa begini caranya menyalakan rokok?”Tiba-tiba terdengar suara sinis Reza. Kemudian, Reza mengangkat kakinya dan menendang dada Louis.Louis ditendang hingga mundur beberapa langkah, dan menabrak dinding dengan kuat. Dia pun terjatuh sambil memegang bagian dadanya yang terasa sakit itu.
Apa karena masalah rokok? Jadi Reza sedang bantu Sonia untuk balas dendam?Ekspresi kesal seketika terlihat di wajah Reza. Dia pun memelototi Jason. “Kalau nggak ada urusan lagi, pergi sana!”“Apa kamu risi sama aku? Ini namanya habis manis sepah dibuang!” Jason tersenyum. “Sonia, hari ini kamu nggak perlu lakukan apa-apa. Tugasmu hanya menghibur Reza saja. Mulai sekarang, kamu adalah adikku. Aku akan menjagamu!”Reza mengerutkan keningnya. “Siapa juga yang ingin jadi adikmu?”Jason lanjut menyindir, “Apa kamu cemburu?”Raut wajah Reza semakin muram lagi. Saat dia hendak bersuara, Sonia yang berada di samping langsung melanjutkan, “Jason, apa benar apa katamu?”Tanpa berpikir, Jason langsung menjawab, “Tentu saja!”Sonia berbicara dengan lembut, “Aku panggil Pak Reza dengan sebutan Paman. Kalau aku jadi adikmu, bukankah kamu juga harus memanggilnya Paman?”Tiba-tiba Jason tertegun.Reza diam-diam tersenyum sambil menatap Jason dan berkata, “Ayo cepat, panggil aku Paman!”Jason mengeksp
Entah siapa yang menutup lampu sebelah sini, saat orang-orang sedang ricuh di ujung sana, mereka berdua pun masih saling berciuman hingga ngos-ngosan.Beberapa saat kemudian, terdengar suara jerit kegirangan lantaran ada yang memenangkan permainan.Sonia pun terkejut dan segera menghentikan gerakannya. Wajahnya memerah, dan dia langsung menundukkan kepala untuk menyembunyikan rasa canggungnya.Reza menahan pinggang Sonia. Dia berusaha menenangkan dirinya sebelum berkata, “Kalau ada tamu yang punya permintaan seperti ini, apa kamu akan menyetujuinya?”Sonia mengerutkan keningnya, dan berbicara dengan suara seraknya, “Aku bukan wanita penghibur.”“Jadi untuk apa kamu bekerja di sini?” Dapat terdengar kekesalan di dalam suara si lelaki. “Apa kamu kira akan aman untuk jadi pelayan di sini? Coba kamu tanya rekan kerjamu yang sudah lama bekerja di sini? Bagaimana hubungan mereka dengan tamu langganan mereka?”Setelah beberapa hari bekerja di sini, Sonia pun mengerti. Seperti sii Susan yang p
Sonia mengerutkan keningnya. “Aku masih kerja.”“Nggak ada yang berani menahanmu!” Reza tersenyum, lalu langsung menggendong Sonia, dan berjalan pergi.Orang-orang di dalam ruangan seketika melirik ke sisi Reza dan Sonia. Sonia merasa malu, langsung melompat dari pelukan Reza. Dia menarik napas dalam-dalam, berjalan keluar ruangan dengan berlagak tenang.Jason pun berdiri dan tersenyum pada Reza.Reza spontan meliriknya. “Aku pergi dulu. Kalian main sana. Hari ini aku yang bayar!”Teman-teman akrab Reza lainnya juga spontan bersorak, “Terima kasih, Kak Reza!”“Kak Reza, jaga kesehatan, ya!”…Reza menunggu beberapa saat di area istirahat. Tak lama kemudian, tampak Sonia yang sudah mengganti seragamnya sedang berjalan ke sisinya. Sonia terlihat mengenakan kaos berwarna abu-abu dengan celana pendek berwarna putih. Penampilan Sonia membuatnya terlihat semakin mirip dengan anak SMP saja.Tanpa berbasa-basi, Reza langsung menggenggam tangan Sonia, dan membawanya ke sisi lift.Setelah keluar
Setelah Reza bangun, Sonia pun baru mulai melebarkan kedua matanya. Dia menoleh menatap teriknya sinar matahari di luar jendela. Sonia pun bangkit dan meregangkan tubuhnya.Hanya saja ketika Sonia hendak menuruni ranjang, dia pun menyadari bahwa kedua kakinya terasa lemas hingga hampir terjatuh.Begitu mengangkat kepalanya, tampak Reza yang berada di depan pintu kamar mandi sedang tersenyum padanya. Saat ini Reza hanya membalut bagian bawah tubuhnya dengan handuk. Dia baru saja selesai membasuh tubuhnya, bahkan masih tampak bulir-bulir air di atas wajahnya.Wajah Sonia langsung memerah. Dia mengambil bantal dari atas ranjang, dan melemparkannya ke sisi Reza. Dia pun berteriak dengan mengerutkan keningnya, “Jangan ketawa!”Reza menangkap bantal dan berjalan mendekati Sonia. Dia lalu menggendong Sonia ke dalam kamar mandi. “Aku bukan sedang menertawakanmu, aku cuma tersenyum saja!”Sonia pun terdiam membisu.Robi sudah mengutus pelayan untuk mengantar pakaian ganti dan sarapan untuk mere
“Terima kasih, Kak Jason! Aku akan langsung pergi setelah menerima uang itu!”…Setelah Yerin pergi, anggota Robi datang untuk melapor. Robi segera menghubungi Reza. “Pak Reza, anaknya Bu Kelly sudah dibawa pergi Pak Jason!”Ujung bibir Reza sedikit melengkung ke atas. Dia berkata dengan suara datar, “Oke, kalian bubar saja!”“Bagaimana dengan masalah Yerin?” tanya Robi.Reza terdiam sejenak, baru berkata, “Kamu tidak usah urus masalah dia lagi. Biarkan dia pergi!”“Baik!”…Jason membawa Yana kembali ke rumahnya.Yana yang duduk di baris belakang itu berkata dengan kening berkerut, “Paman, aku mau cari Ibu!”Jason menoleh untuk menatapnya. Senyuman di wajah Jason sangatlah lembut. “Panggil Ayah!”Yana memiringkan kepala kecilnya. “Apa kita mau main rumah-rumahan?”“Bukan permainan. Aku itu memang ayahmu. Ke depannya, kamu mesti panggil aku Ayah!” Jason spontan tersenyum. “Apa kamu merasa gembira?”“Emm.” Yana mengangguk.“Kalau begitu, coba panggil dulu!”Yana berkata dengan suara im
Jason juga tidak menghiraukan Kelly. Dia menatap Yerin yang menunjukkan ekspresi bingung, lalu berkata dengan datar, “Katakanlah! Apa yang sebenarnya terjadi pada tiga tahun lalu? Setelah kamu mengatakannya, aku akan suruh anggotaku untuk transfer uang ke kamu. Tapi, aku hanya ingin mendengar kenyataan. Jangan ada yang ketinggalan!”Yerin bahkan tidak berani bernapas terlalu kuat. Reza menyerahkan laporan tes DNA kepadanya. Jelas sekali Jason tertarik dengan masalah itu! Kelly baru pulang dari luar negeri. Dia melihat sikap Jason terhadap Yana bagai sedang melihat orang asing saja, dia mengira Kelly dan Jason tidak pernah bertemu lagi sebelumnya. Jadi, dia pun ingin mengambil kesempatan untuk menipu uang Jason.Lagi pula, setelah Jason merespons nanti, Yerin juga sudah melarikan diri. Uang itu cukup untuk menyelamatkan kekasihnya, bahkan cukup untuk hidupnya!Siapa sangka Jason malah memanggil Kelly kemari!Saat ini, Yerin baru menyadari bahwa dirinya telah dimanfaatkan oleh Reza! Yeri
Jason mengangkat kepalanya untuk melihat Yana. Dia sungguh merasa syok ketika melihat kedua mata berkilauan anak perempuan itu. Dia merasa kilauan cahaya di mata Yana telah menyingkirkan awan mendung di dalam hatinya.Jantung Jason berdetak kencang. Suaranya terdengar serak. “Yerin, kamu keluar dulu!”“Hah?” Yerin menatap Jason dengan tatapan bingung.“Keluar!” Suara Jason terdengar gemetar.Kedua mata Yerin berkilauan. Dia tidak berani tidak menuruti ucapan Jason. Dia berkata dengan penuh hati-hati, “Kalau begitu, aku tunggu di luar.”Selesai berbicara, Yerin pun berjalan keluar. Saat ini, hanya tersisa Jason dan Yana di dalam rumah.Jason berdiri untuk berjalan ke hadapan Yana. Dia setengah berjongkok di depan Yana, lalu mengusap wajah imut si anak perempuan. Pandangan Jason seketika menjadi buram.Sejak Jason memasuki ruangan, Yana pun tidak merasa takut lagi. Dia menatap Jason dengan sedikit mengerutkan keningnya. “Paman.”“Aku itu Ayah!” Jason memeluk kedua pipi Yana, lalu menempe
Setengah jam kemudian, Jason pun tiba di Nine Street Mansion. Dia membuka pintu ruangan. Ketika melihat sosok Yana yang sedang duduk di samping Yerin, dia spontan menyipitkan matanya.Yana juga melihat Jason. Kedua mata besarnya berlinangkan air mata. Dia kelihatan sangat takut, tapi dia tidak berbicara hanya duduk di tempat saja.“Kak Jason, sudah lama nggak ketemu!” Yerin berdiri. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu, ketika melihat pria tampan di hadapannya, hatinya masih saja bergejolak.Jason sungguh merasa curiga. Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajahnya. Dia mengangguk sedikit kepalanya, lalu duduk di hadapan Yerin.“Untuk apa mencariku?”Setelah Yerin melihat sikap Jason terhadap Yana, dia semakin yakin dengan pemikirannya lagi. Jason tidak tahu dengan keberadaan Yana. Kelly malah menyembunyikannya dari Jason. Dasar bodoh!Hanya saja, pilihan bodoh Kelly telah membantu Yerin!Yerin menatap Jason dengan raut lembut. “Kak Jason, selama beberapa tahun ini, kehidupanku di l
[ Yerin, kamu bawa Yana ke mana? ][ Aku akan kembalikan uangmu. Aku akan segera bayar utangku. Angkat teleponku! ][ Aku mohon sama kamu. Jangan sakiti Yana! ]“Kelly, kamu jangan panik. Yerin janji dia tidak bakal lukai Yana,” bujuk Sandora yang berdiri di samping.Kelly langsung memalingkan kepala untuk menatapnya. “Kamu sengaja, ‘kan? Waktu itu, kamu menjualku. Kali ini, kamu malah mau jual Yana-ku?”Sandora menggeleng dengan panik. “Nggak!”Kelly menatap Sandora dengan tatapan tidak percaya. Terlintas kebencian di dalam matanya. Dia sungguh merasa geram. “Kenapa kamu kejam sekali? Kenapa kamu berbuat seperti ini? Apa yang aku lakukan untuk keluarga ini masih belum cukup? Apa kamu mau memaksaku sampai mati?”“Kelly, dengarkan aku!” Sandora menarik tangan Kelly. “Kamu cukup beri uang kepada Yerin. Dia tidak akan melukai Yana!”“Awas!” Kelly menepis tangan Sandora. Dia berusaha untuk menahan rasa sakit di hatinya, lalu menatap Sandora dengan tatapan kalut. “Kamu nggak pantas untuk ja
Yerin menggenggam ponselnya. Jantungnya berdetak kencang! Apa dia ingin mengambil risiko ini?Namun selain cara ini, sepertinya Yerin sudah tidak memiliki jalan lain lagi. Anggota keluarga Yerin tidak suka dengan kekasihnya. Sebelumnya Yerin pernah meminta uang dari keluarganya, sekarang keluarganya juga tidak memedulikan Yerin lagi. Rumahnya di Negara Madani juga sudah dijual. Namun, uang masih belum terkumpul.Benar apa kata Reza. Meski meminta uang 200 juta dari Kelly, Yerin juga tidak bisa menyelamatkan kekasihnya! Lebih baik, Yerin bertaruh saja!Yerin memalingkan kepalanya melihat Yana dengan raut penuh curiga. Apa Jason akan peduli dengan anaknya Kelly? Jangan-jangan Yana adalah anaknya Jason? Hanya saja, bukannya Yana adalah anak yang dikandung Kelly ketika sekolah di luar negeri?Apa yang ingin Reza berikan kepada Yerin? Saat ini, Yerin sudah tidak sabaran ingin mengetahuinya!Yerin membawa Yana meninggalkan apartemen. Dia tidak turun tangan sendiri dalam mengambil barang di
Robi mengiakan. Setengah jam kemudian, Robi menelepon Reza lagi. “Pak Reza, Yerin sudah kembali. Aku juga menemukan Yerin memiliki kekasih baru di Negara Madani. Kekasihnya kalah banyak dalam judi. Dia sedang ditahan. Yerin sedang sibuk mencari uang untuk menebus kekasihnya!”Terlukis ekspresi sinis di wajah Reza. “Aku mengerti.”Robi berkata, “Gimana kalau kita utus orang untuk mencari Yerin? Sandora pasti akan menyerahkan anak itu kepadanya.”Reza berpikir sejenak. “Sementara ini tidak usah dulu. Kamu urus masalah yang lain saja. Biar aku saja yang mengurus masalah Yerin.”“Baik!” jawab Robi dengan hormat.Reza duduk di bangku dengan pena mengetuk meja. Saat dia sedang berpikir bagaimana cara memberi kode kepada Jason, tiba-tiba ada yang datang. Bagus sekali!…Sandora menaiki taksi selama satu jam baru tiba di tempat yang dikatakan Yerin. Akhirnya mereka tiba di sebuah gedung apartemen yang letaknya terpencil.Yerin melihat Yana dengan tersenyum. “Bibi memang hebat!”Sandora menyera
Setelah Sandora mendapatkan jaminan dari Yerin, dia pun mengangguk. “Oke, kapan?”“Aku sangat membutuhkannya. Kamu bawa anak itu besok!” Yerin kelihatan panik.Sandora mengangguk dengan serbasalah. “Besok aku akan hubungi kamu lagi.”Yerin mengiakan, lalu berkata, “Pergilah! Jangan kasih tahu siapa pun masalah kita ketemuan hari ini. Jangan beri tahu orang tuaku juga!”“Oke!” balas Sandora dengan lesu. Dia berdiri, lalu berpamitan. “Kalau begitu, aku pulang dulu, ya!”“Hubungi aku besok!” pesan Yerin.“Aku mengerti!” Setelah Sandora berjalan keluar restoran, dia kelihatan sangat galau. Kelly masih berutang terhadap Perusahaan Teknologi Yorna. Dia pasti sudah tidak memiliki uang. Bagaimana caranya dia bisa mengembalikan utangnya terhadap Yerin?Meski sekarang mereka sudah putus hubungan, sebagai seorang ibu, Sandora tetap merasa sakit hati!Sudahlah! Lagi pula ada banyak teman kaya di sisi Kelly. Dia bisa pinjam uang dari mereka!Keesokan harinya.Setelah Kelly pergi bekerja, Sandora p
Yerin menjawab, “Di Kota Jembara!”Sandora berkata dengan kaget, “Yerin, apa kamu sudah pulang? Sudah bertahun-tahun kamu belum pulang.”“Bibi, coba kamu keluar sebentar. Ada yang ingin aku bicarakan sama kamu!”“Masalah apa?”“Masalah yang sangat penting!”“Oh!”Yerin berkata, “Aku kasih alamat ke kamu. Kamu ke sini naik taksi. Segera, ya!”“Oke!” Sandora mengakhiri panggilan. Kemudian, dia menerima pesan masuk dari Yerin.Malam hari ini, Kenzo dan Wilona pergi berkencan di luar sana. Sandora meletakkan belanjaannya, lalu buru-buru meninggalkan tempat.Tempat yang dicari Yerin adalah sebuah restoran yang sangat terpencil dan tidak terkenal. Setelah Sandora memasuki ruangan VIP, Yerin baru melepaskan maskernya. “Bibi, sudah lama kita nggak bertemu!”“Yerin, ke mana saja kamu selama beberapa tahun ini? Kenapa kamu tidak pernah pulang?” tanya Sandora dengan penuh perhatian.Yerin meliriknya sekilas, lalu berkata dengan nada dingin, “Bukannya semua itu gara-gara putrimu!”Kali ini, Yerin