Reporter juga merasa iba dengan apa yang menimpa Thalia. “Nona Thalia, kamu orangnya baik sekali! Sonia bukan hanya iri dengan penampilanmu saja, dia juga iri karena kamu memiliki kekasih. Dia pasti sudah merencanakan semua ini sejak dulu.”Pundak Thalia gemetar. Dia tak berhenti menangis seolah-olah telah menerima pukulan besar saja.Reporter tak berhenti bertanya, “Apa Pak Reza pernah menjelaskan mengenai hubungannya dengan Sonia? Apa yang telah dikatakannya?”Thalia menarik napas dalam-dalam, lalu berusaha menunjukkan senyuman paksanya. “Pak Reza sudah mengakui kesalahannya. Aku percaya ada salah paham di antara kami. Aku memilih untuk memercayainya!”“Apa kamu bisa beri tahu kami, apa yang telah dijelaskan Pak Reza?”Suara Thalia terdengar lembut. “Maaf, masalah ini adalah masalah pribadi aku dengan Pak Reza. Aku harap kalian bisa beri kamu sedikit ruang!”Reporter kembali bertanya, “Apa benar Sonia memiliki hubungan tidak jelas dengan wakil sutradara dan kru di lokasi syuting?”Ke
Reviana tersenyum sinis. “Namanya juga bukan anak baik-baik, ya jadinya seperti itu!”Hendri berdeham. “Jangan lupa dia itu anak kita.”“Sonia itu memang anak yang kita lahirkan, tapi kita tidak membesarkannya!” sindir Reviana, “Dia tumbuh di lingkungan yang buruk, wajar kalau dia jadi seperti ini! Tidak masalah kalau dia tidak tahu diri, yang penting jangan buat malu nama keluarga kita!”Saat Hendri hendak bersuara, tetiba Stellah berjalan menuruni tangga.Stella mengenakan pakaian tidur yang sangat imut dengan memeluk boneka kucing di tangannya. Dia kelihatan sangat gembira. “Ayah, Ibu, apa yang lagi kalian katakan?”Reviana tidak ingin mengungkit masalah Sonia, dia pun tidak menjawab, melainkan menarik tangan Stella. “Gimana kondisi studio?”“Aku memang ingin bahas masalah ini sama kalian!” Stella merangkul lengan Reviana dengan mesranya. “Aku dan anggota timku ingin mengikuti pertunjukan fesyen yang sangat terkenal di luar negeri, tapi persyaratannya tinggi sekali. Jadi, kami butuh
Sonia menonaktifkan ponselnya. Dia menggunakan ponsel yang lain untuk berhubungan dengan orang lain.Saat ini Sonia sedang memfokuskan dirinya untuk berkreasi. Dia sama sekali tidak peduli dengan berita yang sedang heboh di luar sana. Dia juga jarang melihat ponselnya.Hanya saja saat Ranty meneleponnya, dia pun baru mengetahui apa yang telah dikatakan Thalia. Sementara itu, hingga saat ini, Reza masih belum melakukan klarifikasi apa pun.Sonia merasa sangat tenang. Dia sering mengurung diri di dalam ruang baca. Terkadang dia kepikiran untuk memasak sendiri. Meskipun dia masih tidak jago dalam memasak dan rasanya tidaklah enak, dia tetap memaksa dirinya untuk menghabisi semua makanannya. Sebab pantangan terbesar dalam hidup Sonia adalah menyia-nyiakan makanan!Setiap harinya, Juno, Dania, dan Yandi akan melakukan panggilan video dengan Sonia. Menyadari kondisi Sonia baik-baik saja, mereka pun merasa tenang.Saat penggemar Thalia memaki dengan galak, Juno ingin sekali mengekspos identit
Sonia langsung berdiri. “Jangan dibuang!”“Tidak dibuang, hanya ditambah sedikit bumbu saja,” balas Reza. Dia memasukkan sisa mi Sonia dan dirinya ke dalam panci.Sonia berkata dengan sinis, “Pak Reza, apa kamu merasa higienis?”Reza memalingkan kepalanya menunjukkan senyuman di wajahnya. “Saat kita ciuman, aku juga sudah sering menelan air liurmu. Sekarang kamu malah membahas masalah higienis?”Amarah di hati Sonia mulai bergejolak. Hatinya terasa penat. Dia tidak tahu harus berkata apa lagi.Reza membuka kulkas, lalu mengeluarkan sayuran, mencucinya, baru memasukkannya ke dalam panci. Dia menaruh sedikit merica, kecap, kemudian menggoreng telur mata sapi.Setelah mendidih, Reza menuangkan mi ke dua mangkuk. Satu untuk Sonia dan satunya lagi untuknya.Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia kepikiran dengan ucapan Darren untuk pantang menyerah. Dia pun berlagak tidak terjadi apa-apa dan melanjutkan makannya.Telur di dalam mangkuk Sonia adalah telur yang digoreng oleh Reza. Kuning telur
Sonia tidak ingin berbicara panjang lebar dengannya lagi. Dia berdiri, lalu berjalan kembali ke ruang baca sembari mengeluarkan suara datarnya, “Nanti tolong tutup pintunya. Aku harap kamu nggak kemari lagi!”Reza menatap bayangan punggung Sonia. Tatapannya terlihat sangat muram.Beberapa saat kemudian, Reza menunduk lanjut menyantap mi yang sudah dingin itu. Mi yang gosong ditambah telah dingin membuat Reza kesulitan untuk menelannya. Namun, Reza memaksa dirinya untuk menyantap mi tersebut.Seusai makan, ponsel yang diletakkan Sonia di atas meja makan berdering. Dia lupa untuk mengambil ponselnya. Reza melirik layar ponsel sekilas, lalu mengangkatnya.“Sayang, sudah makan siang belum?” tanya Ranty.Kening Reza spontan berkerut. “Ranty, lain kali jangan biarkan dia masak sendiri. Apa kamu tidak tahu dia tidak berbakat dalam memasak? Apa kamu ingin dia mati keracunan?”Ranty merasa syok. Seketika amarahnya pun meluap. “Reza, kenapa kamu bisa ada di rumah Sonia?”Reza menjauhkan ponsel d
Sonia tidak berbicara lagi. Dia mengambil ponselnya, lalu berjalan kembali ke ruang bacanya.Reza membawa dua mangkuk ke dapur, lalu memasukkannya ke dalam mesin pencuci piring. Setelah itu, dia membersihkan dapur.Setelah mangkuk selesai dicuci, Reza menyusunnya ke rak. Dia duduk sejenak di ruang tamu, lalu berjalan ke ruang baca.Reza mengetuk pintu dengan perlahan. “Aku pergi dulu. Kamu tenang saja. Semuanya akan diatasi dalam dua hari ini!”Sonia duduk di depan meja kerja. Saat mendengar suara dari luar pintu, dia pun tidak merespons.Tak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki mulai menjauh. Ruangan menjadi hening dalam seketika.Sonia meletakkan pena di tangan, lalu menelungkupkan kepalanya di atas meja. Dia merasa sekujur tubuhnya telah kehilangan tenaga.…Keesokan harinya, GK melakukan pengumuman untuk memutuskan kerja sama dengan Thalia secara sepihak. Mulai hari ini, Thalia bukan lagi duta merek GK. Mereka juga tidak akan bekerja sama untuk selamanya.Bukan hanya Thalia
Reza mengenakan pakaian formal itu kelihatan sangat berwibawa. Dia memalingkan kepalanya melihat ke sisi reporter, lalu berkata dengan datar, “Aku tidak pernah mengakui Thalia sebagai kekasihku. Masalah pertunangan itu juga tidak benar. Kami tidak pernah bersama! Aku harap kalian tidak menyebar gosip tak benar dan mengganggu kehidupanku!”Para reporter terbengong. Salah satu reporter segera bertanya, “Pak Reza, masalah hubunganmu dengan Nona Thalia telah diketahui semua orang di dunia ini. Apa Pak Reza lagi cari alasan?”Tatapan Reza menjadi sinis. Dia melirik reporter yang berbicara itu. “Apa aku dan Thalia pernah memublikasikan hubungan kami di depan umum? Apa kamu pernah melihat kami sedang bermesraan? Diketahui semua orang di dunia? Bukankah semua itu ulah kalian yang menyebar gosip tak benar?”Nada bicara Reza sangatlah dingin. Auranya sungguh mengerikan. Dia melirik para reporter hingga mereka semua merinding ketakutan, tidak bisa mengatakan apa-apa.Salah seorang reporter wanita
Millie sungguh syok. Dia tidak berani bertanya lagi. “Oke, oke, aku nggak tanya lagi. Thalia, kamu jangan nangis. Kamu tenangkan dirimu dulu. Kita akan cabut berita hangat itu. Kamu cukup unggah postingan untuk tenangin emosi penggemarmu saja.”Thalia berusaha menenangkan dirinya. Dia mengangguk dengan terisak-isak. “Aku mengerti!”Tak lama kemudian, Thalia mengunggah sebuah postingan di Instagram. Dia tidak menjelaskan mengenai masalahnya dengan Reza. Dia hanya mengatakan kondisinya saat ini sangat buruk. Dia tidak bisa berpikir dengan kepala dingin. Dia meminta sedikit waktu dari para penggemarnya.Semua penggemar tentu merasa sakit hati. Mereka mulai melakukan pembelaan.Di sisi lain, departemen humas perusahaan Matias menghubungi Ranty. “Nona Ranty, pihak Thalia mulai menghapus berita.”Ranty juga telah menonton wawancara Reza. Dia memalingkan kepalanya, lalu berkata dengan tersenyum dingin, “Mereka kira mereka bisa hebohin dan redain berita sesuka hati mereka? Mereka kira dunia me
Sonia menurunkan kelopak matanya sembari tersenyum. Dia lanjut memotong kue untuk yang lain. Berhubung terlalu banyak orang, Kase dan Theresia juga turun tangan untuk membantunya.Reza mencari tempat yang lebih hening untuk duduk. Dia menatap Sonia yang sedang dikerumuni banyak orang, lalu menunduk melihat cokelat bentuk hati di atas kue itu. Kedua tangan yang diletakkan di atas meja saling bertautan. Dia memalingkan kepala untuk melihat ke sisi jendela. Sepertinya suasana hatinya tidak seburuk yang dibayangkannya.Orang-orang yang mengambil kue tar mulai meramaikan suasana. Lampu di dalam baru menjadi redup. Suasana semakin meriah. Sonia bersembunyi dari orang-orang yang hendak melempar kue tar ke sisinya, lalu duduk di tempat yang agak terpencil.Kase kepikiran untuk mencari Sonia, tetapi langkahnya malah dihalangi oleh seorang wanita berambut emas. Dia ditarik ke lantai dansa. Kemudian, dia pun dikerumuni oleh banyak wanita lagi.Kase telah menghabiskan banyak uang untuk merayakan u
Dari sudut pandang Reza, kebetulan dia bisa melihat daun telinga merah Sonia. Sonia kelihatan sangat imut.Theresia menggigit bibirnya dan tidak bertanya lagi.Mereka berjalan ke dalam lift, lalu naik ke lantai atas. Saat berjalan di depan bar, pintu dibuka. Selain Kase, semua orang merasa kaget.Kase menyuruh orang untuk mengganti bar menjadi aula perjamuan. Aula itu diselimuti dengan gaya hutan hujan tropis, berbagai tanaman hijau tropis memenuhi ruang seluas ribuan meter persegi. Di bawah pencahayaan bar sebelumnya, lampu berwarna-warni tersembunyi di balik tanaman tinggi, memancarkan cahaya melalui bayangan dedaunan ke langit-langit. Efek cahaya yang berkilauan menciptakan suasana segar dan magis, tetapi tetap hangat dan semarak, memberikan efek visual yang luar biasa. Tempat yang dulunya penuh dengan kebisingan dan kemewahan yang kacau, kini berubah menjadi cerah dan bersih.Terdapat banyak orang di dalam bar mengenakan gaun pesta yang anggun dengan riasan yang elegan. Mereka ber
“Tok! Tok! Tok!” Terdengar suara ketuk pintu dari luar sana. Sonia segera memalingkan kepalanya. Suaranya terdengar serak. “Siapa?”“Kekasih sahmu!” jawab Kase.Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia merasa dirinya terlalu khawatir. Dia merobek kertas hasil lukisannya, lalu membuangnya ke tong sampah. Dia pun berdiri, pergi membuka pintu.Sebentar?Apa kata Kase tadi?Kekasih sahnya?Sial!Sonia ingin menahan amarahnya. Kemungkinan dia akan segera meninggalkan Hondura. Jadi, dia tidak berencana untuk perhitungan dengan Kase.Pintu dibuka, terlihat sosok Kase yang berpakaian kemeja putih dan jas hitam. Kerah pakaiannya sedikit terbuka, menunjukkan tulang selangka leher yang menggoda. Aura bangsawannya sungguh memesona.Kase memiringkan kepalanya untuk menatap Sonia. Dia menyipitkan bola mata cokelatnya. “Tadi kamu ke mana lagi?”Sonia membalas dengan datar, “Aku sudah pernah bilang. Selama aku bisa menjamin keselamatanmu, kamu nggak usah ikut campur dalam urusanku.”Ujung bibir Kase sedi
Dania, Pretty, dan yang lain bertanya kapan Sonia akan kembali?Sonia memberi tahu mereka bahwa dia akan segera kembali!Setelah meletakkan ponsel, Sonia mengganti pakaiannya untuk meninggalkan tempat.Saat memasuki lantai B12, Tensiro dan wanitanya sedang berciuman di sofa.Meskipun Sonia masuk, mereka berdua juga tidak bermaksud untuk berhenti. Sonia melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelayan. Dia tidak memperhatikan majikannya, hanya fokus dalam membersihkan kamar.Ruangan di lantai bawah tanah ini tidak berdebu sama sekali. Tidak ada yang perlu dibersihkan. Sonia pergi ke kamar untuk membereskan pakaian ganti wanita itu. Pada saat ini, mereka berdua yang berada di dalam ruang tamu telah mengambil alkohol. Mereka sedang bersiap-siap untuk pergi memancing ikan.Sonia pergi membersihkan ruang baca. Komputer sedang dalam keadaan dibuka. Gambar layar yang ditampilkan adalah rasi bintang Biduk. Di tengah luasnya langit malam, hanya bintang-bintang Biduk yang bersinar paling terang.So
Sonia menerima panggilan video. Dia langsung menunjukkan senyuman di wajahnya. “Kakek!”Sekarang cuaca di Kota Atria kelihatan cerah. Jemmy pun berkata dengan tersenyum, “Selamat ulang tahun!”Sonia tersenyum. “Terima kasih, Kakek!”“Mengenai hadiah ulang tahunmu, aku dan kakakmu sudah mempersiapkannya. Kami letakkan di kamarmu. Tadi Indra dan Arkas bilang siang hari makan mie ulang tahun untuk merayakan ulang tahun buat kamu.”“Dia lagi berpikir variasi apa yang bisa dia buat untuk mie ulang tahun kali ini, biar kamu bisa ingin memakannya ketika melihatnya. Kalau kamu ingin makan, bisa jadi kamu akan segera terbang ke sini,” ucap Jemmy dengan tersenyum. “Semua ini pasti ulah Arkas.”Hati Sonia terasa hangat. “Terima kasih untuk Pak Arkas dan juga Kakek Indra.”“Apa kamu masih di Mirlan? Kapan kamu pulangnya?” tanya Jemmy.“Aku akan pulang dalam beberapa hari ini. Aku akan pulang untuk menemanimu!” balas Sonia dengan tersenyum santai.“Apa hari ini ada yang merayakan ulang tahun buat k
Tadinya Sonia mengira, seiring berjalannya waktu, efek samping dari obat itu akan berkurang. Namun setelah dilihat sekarang, sepertinya tidak demikian.“Jangan! Aku yang menyebabkanmu menjadi seperti ini!” Terlintas rasa sakit hati dan bersalah di dalam mata Kase. Dia menatap Sonia dalam-dalam, lalu membuka pintu berjalan meninggalkan tempat.Setelah Kase pergi, Sonia kembali mengenang kembali mimpi semalam. Dia tetap saja tidak bisa kepikiran apa pun. Hanya saja, seharusnya Sonia telah mimpi semalam.Sampai saat ini, rasa gelisah dan sakit masih terbayang di dalam benak Sonia. Rasa pesimis yang tidak terdeskripsikan telah menguasai benaknya saat ini. Tiba-tiba Sonia kepikiran kenapa Rayden bisa melepaskannya dengan semudah ini? Apa benar hanya karena Kase dan Bondala? Apa Rayden masih sedang mengontrol dirinya?Sonia kembali berbaring di atas ranjang. Dia meringkuk, tidak bisa meluapkan rasa lara di hatinya. Dia juga tidak tahu bagaimana caranya keluar dari perasaan ini? Dia hanya mer
Sebentar lagi sudah subuh, Reza membuka ponselnya. Dia sedang melihat jam, tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu membuka sistem yang terhubung dengan kalung Sonia. Suhu tubuh dan detak jantung Sonia tidak berada di kondisi normal.Kening Reza sedikit berkerut. Apa Sonia melepaskan kalungnya lagi?Sebelumnya Reza menyadari Sonia akan melepaskan kalung itu saat sedang tidur. Reza juga pernah mempertanyakan masalah itu. Sonia mengatakan tidaklah nyaman untuk mengenakan sesuatu di saat sedang tidur.Hanya saja, meski Sonia sedang tidur, Reza juga bisa merasakan detak jantungnya. Siapa suruh saat ini Sonia tidak berada di dalam pelukannya.Reza mengendus ringan. Setelah waktu menunjukkan pukul 12, dia mengirim pesan kepada Sonia.[ Istriku, selamat ulang tahun! ]…Keesokan harinya, sama seperti biasanya, saat hampir mendekati pukul sembilan pagi, Sonia dibangunkan oleh Kase.Kali ini, agak sulit untuk membangunkan Sonia daripada biasanya. Saat Sonia bangun, dia malah kelihatan linglung.“
“Bondan!” balas Reza dengan suara datar, “Ada urusan?”“Iya, sudah terjadi sesuatu!” Bondan segera memberi tahu masalah Sonia dihujat kepada Reza. “Sekarang masalah ini sangat heboh. Keluarga Dikara sendiri yang merusak nama Sonia. Sekarang Sonia lagi dihujat habis-habisan sama warganet. Bahkan, Arkava Studio dan GK Jewelry juga terkena imbasnya.”Suara Reza bagai suara halilintar yang terdengar menggelegar. “Mereka memang cari mati!”“Kapan kalian kembalinya? Apa yang bisa aku lakukan untuk Sonia?” tanya Bondan, “Kak Jason lagi tidak di sini. Nona Ranty dan Matias juga belum kembali dari bulan madu. Keluarga Tamara memang pintar dalam mencari kesempatan.”Sepertinya anggota Keluarga Tamara yakin Sonia tidak akan menampakkan diri, itulah sebabnya mereka bisa bersikap semena-mena. Sekarang kondisi Sonia tidaklah bagus. Semua skandalnya tampaknya sudah memiliki bukti kuat. Bahkan jika suatu hari nanti dia kembali dan mencoba untuk menjelaskan, kemungkinan besar warganet juga tidak akan m
Ketika melihat ayahnya juga melihat dengan penasaran, Cindy memutar bola matanya dan mendengus dingin. “Tebakanku!”“Kalau kamu bisa menghubungi Sonia, kamu telepon dia, suruh dia sementara ini untuk jangan kembali ke Jembara. Sembunyi di luar saja.” Hani menghela napas. Dia kelihatan sangat cemas. “Mengenai masalah kita, pasti kita akan ditekan oleh Keluarga Dikara dan juga Keluarga Tamara. Lebih baik kita banyak berdoa saja. Semoga Ayah tidak sadis memperlakukan kita seperti dia memperlakukan Sonia!”Ferdi berkata, “Jangan takut. Masih ada aku dan juga Kak Cindy!”Cindy berucap, “Ibu, kamu dan Ayah pasti mesti tetap berpihak sama Sonia. Kalian percaya sama aku. Keputusan kalian hari ini sudah benar.”Hani tahu Cindy sangat mengagumi Sonia, juga tidak memasukkan ucapannya ke dalam hati. Dia berpikir sejenak, kemudian berkata, “Aku akan telepon Tuan Bondan untuk beri tahu masalah ini.”Harun berdiri. “Biar aku saja!”Setelah anggota Keluarga Tamara meninggalkan rumah Harun, dia segera