Postingan panjang Darren telah menimbulkan perdebatan hebat para netizen. Para penggemar Thalia memarahi Darren telah memutarbalikkan fakta. Mereka juga memarahi Darren ingin memanfaatkan situasi untuk bisa tenar.Namun masih banyak netizen yang masih memiliki akal sehat. Mereka membandingkan Thalia di foto dengan Thalia yang sekarang. Kelima indranya memang telah berubah.Mata Thalia semakin besar. Hidungnya semakin mancung saja. Dia semakin mirip dengan Sonia saja. Sementara itu, tidak ada perubahan apa-apa dengan Sonia yang di foto dengan Sonia yang sekarang.Jadi, semua orang juga tahu sebenarnya siapa yang telah melakukan operasi plastik.Penggemar Thalia maju untuk menjelaskan. Mereka mengatakan foto yang diunggah Darren adalah hasil editan. Thalia memang sudah cantik sejak dulu.Namun, para netizen mengunggah foto Thalia ketika membintangi film Sutradara Nathan. Alhasil para penggemar merasa tertampar dan tidak tahu harus berkata apa lagi.Berhubung masalah operasi plastik Sonia
Apalagi dalam wawancara sebelumnya, Thalia pernah mengisyaratkan bahwa Sonia telah melakukan operasi plastik supaya bisa menyerupai wajahnya. Ketika menonton kembali video wawancara itu, semua orang memaki Thalia sebagai wanita murahan!Semua orang mulai menyerang kolom komentar Thalia. Jelas-jelas dialah yang melakukan operasi plastik untuk menyerupai wajah Sonia, dia malah memutarbalikkan fakta. Apa dia tidak takut dengan dosa yang dia perbuat?Memang ada yang merasa perbuatan Peace yang telah meretas ponsel Thalia dan manajernya sangatlah tidak sopan. Hanya saja, mereka juga tidak mempermasalahkan hal ini lagi.Suara netizen telah berubah. Orang yang panik kali ini adalah Thalia.Thalia tidak menyangka masalah akan berubah menjadi seperti ini. Tak disangka ada yang akan meretas ponsel Millie, bahkan diam-diam merekam pembicaraan mereka berdua.Sekarang ponsel Millie diserang banyak panggilan. Tempat tinggalnya berhasil dilacak. Ada banyak penggemar sedang mengepung di depan gedung u
Reza berkata dengan datar, “Aku pernah peringati kamu untuk jauhi dia.”Thalia membalas dengan suara serak, “Apa pun ceritanya, aku pernah membantumu. Kamu pernah bilang nggak akan perlakukan aku dengan buruk!”“Apa aku memperlakukanmu dengan buruk?” Reza tersenyum dingin. Suaranya terdengar sangat datar. “Aku telah menyuruh Thomas untuk memberimu pekerjaan terbaik. Kamu tidak perlu mengikuti perjamuan, semuanya diwakili oleh yang lain. Kamu sudah tenar, memiliki kekayaan dan kekuasaan. Apa semua ini masih belum cukup? Kamu membohongiku untuk menghadiri acara ulang tahunmu. Aku sudah cukup bersabar ketika kamu pamer di hadapan Sonia. Aku juga pernah peringatkan kamu untuk jauhi Sonia. Tapi kamu tidak pernah mendengar. Aku sungguh tidak berdaya.”“Tapi … tapi ….” Thalia terisak-isak.Reza memang pernah memperingati Thalia untuk menjauhi Sonia. Dia pun memperalat Liana untuk mengerjai Sonia. Waktu itu, jelas-jelas Reza tahu semua itu adalah ulah Thalia, tetapi dia malah tidak mengatakan
Seiring dengan tersebarnya kabar bunuh diri Thalia, berita mengenai Thalia dengan Sonia akhirnya mulai mereda. Sonia juga telah pindah kembali ke Kompleks Anggrek.Sampah dan karangan bunga dukacita di depan rumah juga sudah dibersihkan oleh pihak kompleks. Yang ada malahan adalah karangan bunga segar dengan tulisan permintaan maaf di atasnya.Sepertinya semua itu adalah kiriman dari netizen yang memarahinya dulu.Sonia mengambil bunga ke dalam rumah. Cahaya matahari kebetulan menyilaukan tubuhnya.Kelly menghubungi Sonia, “Cepat ke bawah, aku sudah masakin makanan kesukaanmu buat rayain kepulanganmu!”“Aku segera ke bawah!”Sonia meletakkan tasnya, lalu memasukkan bunga lili ke dalam vas bunga. Dia pun membalikkan tubuhnya berjalan menuruni gedung.Dengan adanya masalah dalam beberapa hari ini, sepertinya para netizen juga telah merenungkan kesalahan mereka. Mereka menyadari bahwa masalah tidak seperti yang mereka lihat. Setiap orang memiliki pemikirannya sendiri, tidak seharusnya mer
Darren tak kuasa menahan tawanya. “Aku akan tanyain Sonia. Tapi kamu jangan peluk harapan yang terlalu besar. Sonia orangnya tidak suka muncul di publik. Dulu Pak Nathan juga ingin memberinya satu peran, tapi ditolak dia.”“Benarkah?” Teddy tidak percaya wanita zaman sekarang tidak menginginkan popularitas dan kedudukan.“Serius!” balas Darren dengan sangat tulus.“Walaupun begitu, aku masih ingin mencobanya. Aku tidak akan mencari kandidat lain dulu, aku beri kamu waktu untuk bujuk Sonia. Kalau tidak berhasil, aku baru pergi mencarinya.” Sepertinya Teddy pantang menyerah.“Kalau dia tidak setuju, tidak ada yang bisa memaksanya!” balas Darren sembari tersenyum, “Baiklah, coba aku tanyakan dulu.”“Mohon bantuannya!”Sikap Teddy sangatlah tulus. Darren juga tidak enak hati untuk menolak. Kemudian, Darren mengajak Sonia untuk makan sate bersama.Sonia suka makan yang pedas-pedas. Darren pun memesan makanan kesukaannya. Mereka makan sembari mengobrol. Awalnya percakapan dimulai dengan memb
Sonia tersenyum datar. “Aku bisa ganti rugi, tapi bukan dengan diri aku sendiri.”“Sonia, sebenarnya apa yang kamu ragukan? Kalau kamu takut dengan masalah akting, aku bisa beri instruksi,” ucap Teddy dengan tulus.“Terima kasih atas tawaran Pak Teddy, tapi aku benar-benar nggak ingin jadi artis.”Penolakan Sonia masih saja tidak membuat Teddy menyerah. Dia akan menunggu hingga Sonia menyetujuinya.Victor Entertainment menyadari tidak ada progres apa-apa di lokasi syuting. Mereka pun menelepon Teddy untuk menanyakan masalah pemeran utama wanita.Teddy mengatakan dirinya hendak mencari Sonia untuk memerankan tokoh utama. Dia sedang berusaha untuk membujuk Sonia. Jadi, semuanya masih butuh waktu.Lantaran masalah ini berhubungan dengan Sonia, Thomas pun menghubungi Reza.Reza juga merasa sangat kaget. “Sonia jadi tokoh utama?”“Iya, Pak Teddy bersikeras ingin Sonia menggantikan posisi Thalia. Dia lagi berusaha untuk membujuk Sonia.”Kening Reza tampak berkerut. “Apa ada adegan ciuman?”“
Jason mengangkat-angkat keningnya. “Jadi, kamu tak berhenti menguji dan menggodanya? Kamu ingin Sonia tahu ada kamu di hatinya?”Reza membalas dengan tidak berdaya, “Aku juga tidak kepikiran cara lain. Aku baru akan mendapatkan kesempatan jika dia bersedia berbicara sama aku.”“Sepertinya sulit!” Jason menghela napas, merasa kasihan.Reza menyindir dirinya sendiri, “Semua ini akibat dari perbuatanku. Aku tidak bisa menyalahkan siapa-siapa!”“Bisa jadi ….” Jason tersenyum. “Maksudku, bisa jadi dia benar-benar tidak mencintaimu lagi? Aku lihat hubungannya dengan Melvin cukup dekat.”Reza mengembuskan asap rokok. Kepulan asap menutupi mata hitam si lelaki. “Meskipun aku mati, dia juga mesti mati bersamaku!”…Keesokan harinya, Sonia sedang melukis desain di dalam ruang baca. Saat menjelang sore hari, dia menerima panggilan dari Reza.Awalnya Sonia tidak ingin mengangkatnya. Namun, panggilan telah berbunyi sebanyak enam kali. “Pak Reza.” Nada bicara Sonia sangatlah sopan.Reza berkata, “N
Reza mengendarai mobil sembari berbicara dengan datar, “Pak Teddy ingin kamu jadi pemeran utama dalam sinetronnya? Aku sudah bantu kamu untuk menolak tawarannya.”Ujung mata Sonia sedikit berkedut. Dia spontan bertanya, “Gimana kamu bisa tahu?”Reza tersenyum tipis. “Sekarang aku adalah sponsor terbesar dalam sinetronnya. Tentu saja aku tahu.”Ketika mengungkit nama “sponsor”, Sonia kepikiran dengan candaan mereka dulu. Dia menggigit bibirnya dan tidak berbicara lagi.“Aku tahu kamu tidak suka menampakkan diri, apalagi dikelilingi oleh kamera. Jadi, aku menolak tawaran itu tanpa meminta persetujuanmu. Kamu tidak akan menyalahkanku, ‘kan?” Reza bertanya pada Sonia.“Nggak, kok!” Sonia menunduk. Dia memang telah menolaknya. Kali ini pihak sponsor juga sudah bersuara, sepertinya Teddy akan mengurungkan niatnya.“Bagaimana kamu berterima kasih kepadaku?” tanya si lelaki.Sonia memalingkan kepalanya dengan kaget. Kelima indra Reza kelihatan sangat menawan di bawah pancaran sinar matahari. E
“Emm, aku tidur siang!” Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi siang?”Theresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Sepertinya nggak begitu cocok.”Morgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.“Nggak cocok?” Ranty merasa agak kecewa. “Kenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?”Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kami saling nggak suka.”“Jadi, kalian nggak nonton opera?”“Nggak!”“Kakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk
Morgan memalingkan kepalanya, lalu mengambil boneka unicorn untuk melihatnya. Tiba-tiba dia kepikiran dengan ulang tahun ke-17 Theresia, Morgan baru pulang dari luar. Theresia menyuguhkan mie masakannya untuk dicicipinya.Morgan menyantap mie masalah Theresia, lalu memberinya sebuah gantungan kunci unicorn dan memberinya ucapan selamat ulang tahun.Pada malam hari itu juga, Morgan meminta pertama kalinya.Morgan melepaskan mantelnya, lalu meletakkannya di atas sofa. Theresia menyeduh teh, kemudian menyuguhkannya kepada Morgan. Dia berbicara dengan nada bersalah, “Hanya ada daun teh, coba dicicipi.”“Oke, tidak masalah!” Tatapan Morgan kelihatan tajam. Berhubung sering berhubungan dengan tentara bayaran, dia pun selalu menunjukkan sisi dinginnya.Theresia melangkah mundur selangkah, lalu melihat dia meminum teh.Morgan mengenakan kemeja berwarna hitam. Wibawanya kelihatan jelas. Dia memegang cangkir teh sembari duduk di atas sofa. Gambaran ini membuatnya terasa sangat ajaib.Morgan menye
Saat Theresia pergi, Morgan telah memberinya uang yang cukup banyak untuk melewati sisa hidupnya. Kenapa Theresia mesti bekerja dengan susah payah lagi?“Emm!”Theresia mengangguk. “Setelah tiba di Kota Jembara, aku berencana untuk tinggal di sini, tapi aku tidak ingin jadi pengangguran. Aku merasa aku seharusnya melakukan sesuatu. Kemudian, aku pun mendirikan sebuah perusahaan humas. Jujur saja, maksud awalku adalah perusahaan humas memiliki banyak sumber informasi. Aku pikir mungkin bisa membantumu. Aku juga nggak menyangka ternyata hasilnya cukup baik.”Morgan mengangguk.Pelayan datang untuk mengantar makanan. Mereka berdua menghentikan obrolan, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setelah makan beberapa saat, Theresia mengangkat kepalanya dan bertanya, “Apa kamu datang ke Kota Jembara karena masalah Sonia?”“Iya!” Morgan mengangguk. “Sementara ini aku tinggal di rumah Pak Aska.”Theresia pun mengerti. Dia berkata dengan tersenyum, “Aku lihat di internet, sekarang semua opini berpi
Mereka berdua naik ke restoran lantai dua. Sonia mengirim pesan kepada Ranty.[ Kita sudah sampai! ]Ranty segera membalas pesan.[ Theresia sudah menunggu selama sepuluh menit. Suruh Tuan Morgan ke meja nomor enam! ][ Oke! ]Sonia menoleh untuk melihat Morgan. “Aku ke toilet dulu. Kamu tunggu aku di meja nomor enam. Aku akan segera kembali.”“Emm!” Morgan juga tidak merasa curiga. Dia pun berjalan ke meja makan nomor enam.Restoran di dalam opera house ini penuh dengan hawa seni. Jendela tinggi dipadukan dengan lukisan dinding dan lampu kristal kuno. Ada beberapa tamu sedang mengobrol santai. Hawa romantis dan klasik muncul di mana-mana.Morgan tahu wanita ini berada di kota ini. Hanya saja, saat bertemu, Morgan tetap merasa syok!Theresia juga terbengong. Dia spontan berdiri. Raut wajahnya seketika berubah menjadi ekspresi hormat. “Tuan Morgan!”Wanita Itu mengenakan mantel panjang berwarna hitam dengan riasan tipis di wajahnya. Alisnya indah bagai lukisan di kejauhan. Matanya bening
Sonia melirik Reza dengan tidak berdaya. Kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela. “Cuaca sudah cerah?”“Iya, sudah cerah!” Reza memiringkan tubuhnya, menopang kening dengan pergelangan tangannya. “Apa suasana hatimu sudah membaik?”Sonia meregangkan tubuhnya. “Suasana hatiku selalu baik!”Kemudian, Sonia memalingkan kepala untuk melihatnya. “Apa sudah seharusnya kamu pergi ke perusahaan untuk bekerja?”“Kamu pergi bersamaku!” Reza memasukkan tubuh lembut Sonia ke dalam pelukannya, tidak rela untuk melepaskannya.“Nggak bisa. Hari ini aku mau ke rumah Pak Aska.” Sonia mengangkat kepala untuk menatapnya. “Sekalian minta sesuatu dari Pak Guru. Aku mau mempersiapkan tes DNA Hallie.”“Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Setelah kamu pergi ke rumahnya Pak Aska, aku baru pergi bekerja!”“Oke!”Reza menunduk, lalu mencium Sonia untuk beberapa saat. Kemudian, dia baru menggendong Sonia.Saat sarapan, Sonia baru terbaca pesan yang dikirim Ranty semalam.[ Aku sudah berhasil atasi
Reza menatap Sonia. “Jadi, jangan harap untuk meninggalkanku!”Sonia mengulurkan tangan untuk memeluknya. “Aku nggak pernah berpikir seperti itu, nggak pernah sama sekali!”Suara Reza terdengar serak. “Sayang, apa kamu peduli dengan perasaanku?”“Peduli!”“Sekarang aku sangat panik!”Sonia memeluknya. “Aku ada di dalam pelukanmu. Kenapa kamu malah panik?”“Tapi, setelah kamu tidur, kamu tidak menginginkanku lagi!” Nada bicara si pria terdengar gusar.Sonia terdiam membisu.“Sonia!” Reza mencubit dagunya. Nada bicaranya terdengar sabar dan lembut. “Kematian Serigala tidak ada hubungannya sama kamu. Dia membantu Tritop dalam begitu banyak hal. Dia sudah tidak bisa kembali lagi. Meninggal tanpa penyesalan adalah akhir yang paling bagus untuknya.”Sonia menggigit erat bibirnya. Dia tidak berbicara.“Aku bukan lagi mengatakan kata-kata yang tidak ingin kamu dengar. Kalau kamu tidak mendetoks racun di dalam tubuhmu, cepat atau lambat kamu akan diserang oleh pengaruh obat. Kalau suatu hari nan
Reza berkata dengan perlahan, “Kamu mau muntahin ke dalam air lagi?”Tangan Sonia yang sedang menekan ponsel berhenti. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi sang pria.Hanya ada satu lampu yang dinyalakan di dalam kamar. Pencahayaan lampu redup dipancarkan ke lima indra tajam si pria. Di dalam suasana istimewa ini, wajah tampan Reza kelihatan agak dingin.Terdengar juga samar-samar suara turun salju di luar sana. Angin dingin mengembus kepingan salju, lalu dijatuhkan ke atas kaca. Rasa dingin mulai terasa.Mereka berdua bertatapan untuk beberapa saat, kemudian Reza berkata dengan nada datar, “Aku terus mencari alasan kenapa obat ini tidak berkhasiat. Bahkan aku juga menyuruh anggotaku untuk mencari Billy dan Profesor Regan, aku yakin mereka tidak membohongiku. Obat penawar untuk racun yang disuntikkan di tubuhmu juga tidak salah.”“Aku tidak habis pikir, padahal obat itu manjur, kemudian aku mendapatkan jawabannya pada tiga hari lalu. Aku tahu kenapa obat itu tidak manjur?”“Selain m
Saat makan malam, Rose sudah kelihatan bersemangat saat turun ke lantai bawah. Ketika melihat Juno, dia pun memberi salam dengan terkejut, “Juno, kapan kamu pulangnya?”Juno tidak ingin menghiraukan Rose. Dia hanya melirik Rose sekilas, lalu membalikkan tubuhnya berjalan ke ruang makan.“Kenapa malah nggak hiraukan aku?” Rose mengejarnya. “Apa hanya karena aku nggak tunggu kamu, lebih dulu kembali dari Kota Kibau saja? Aku merindukan Sonia!”Langkah kaki Juno semakin cepat lagi. Dia masih saja tidak berbicara.“Kenapa, sih!” Rose mengejar, lalu mengadang di hadapan Juno. Dia memutar bola matanya dan bertanya, “Jangan-jangan kamu marah karena aku tidur di ranjangmu?”Bola mata di balik kacamata Juno kelihatan dingin dan datar. “Aku takut kamu tular flumu ke aku, boleh, ‘kan?”“Aku malah mau tularin ke kamu!” Rose membelalakinya. “Biar kita sama-sama sakit. Namanya juga senasib sepenanggungan!”Juno menatap Rose, lalu mengangkat tangannya untuk memegang kening Rose. “Apa kamu masih demam?
Tenggorokan Juno bergerak. Dia menarik selimut untuk menutupi tubuh Rose.Rose malah langsung membukanya lagi. “Panas! Panas sekali!”Juno kembali menarik selimut, lalu menahan Rose tidak mengizinkannya untuk bergerak. Keningnya sendiri juga ikut berkeringat.Biasanya orang yang demam akan merasa kedinginan. Kenapa Rose malah berbeda?Juno mencari pakaian Rose, lalu memasukkannya ke dalam selimut. Dia meraba-raba mulai memakaikan pakaian di tubuh Rose. Meskipun hendak memanggil pelayan, Rose juga mesti duluan mengenakan pakaiannya. Jika tidak, bagaimana pemikiran orang lain ketika melihat Rose tidak mengenakan apa-apa di dalam kamarnya?Mungkin karena merasa gugup dan tidak pernah membantu orang lain untuk mengenakan pakaian dalam, Juno pun meneliti beberapa saat baru berhasil mengenakannya. Di antaranya, tentu saja tersentuh bagian yang tidak seharusnya tersentuh. Juno memaksakan dirinya untuk menganggap Rose sebagai anak kecil yang baru datang ke rumah Aska saja.Pada akhirnya, Juno m