Share

33. Pingsan di Jalan

Sekar tersenyum haru. Setiap kali dia dan Kayden berkunjung, Sekar sebenarnya sering memergoki Farah yang diam-diam melirik ke jendela tempat Kayden mengintip dari luar. Pandangannya kadang kosong, terkadang penasaran atau kadang berubah sendu. Tapi tidak pernah lagi memandang dengan tajam atau panik seperti lima atau enam tahun lalu.

Sekar mengangguk. Dia juga ikut menunjuk ke arah jendela. "Iya, abang Kayden yang suka liat bunda dari sana."

"Mana Kayden? Kayden anak bunda."

"Abang Kayden masih di sekolah." jawab Sekar.

"Kayden pulang. Putri sudah pulang."

"Belom, bunda. Putri masih kelas sepuluh, jadi pulangnya lebih awal. Abang Kayden kelas dua belas. Belum boleh pulang." Sekar dengan lembut memberi pengertian.

"Dua belas pulang. Belum pulang."

Sekar tersenyum. "Iya, belum pulang."

"Pulang belum?"

"Iya. Besok-besok Putri ajak abang Kayden, ya. Bunda mau ketemu abang?"

Farah mengangguk riang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status