Share

38. Kak Mela

Author: Flutterby
last update Last Updated: 2024-04-19 01:25:33

"Gak bisa untuk sekarang."

Hati Kayden terasa lega luar biasa. "Beneran, kan?"

Sekar mengangguk. "Sekar tuh gak boleh ke mana-mana dulu kalo Bang Kay masih jomblo. Misi Sekar kan bikin Bang Kay jadian sama Kak Mela."

"Mela siapa?" Kayden mengernyitkan dahi.

Sekar tersenyum bodoh. "Gue belum tau jodoh Bang Kay siapa nanti, sementara gue kasih nama Kak Mela dulu."

"Gemeshh banget sih." Kayden mengeratkan pelukannya.

"Gue tau alasan sebenernya, Kar." kata Kayden lagi. Dia menatap Sekar di pelukannya.

"Ibu cuma punya gue, bang." Wajah Sekar berubah sendu. "Apalagi jasad ibu belum ditemukan sampai sekarang. Sekar... Sekar-" Sekar menggelengkan kepala. Seperti ada batu sangat besar yang menghimpit dadanya.

Kayden meraup kedua sisi wajah Sekar dan memandang tepat di matanya. "Gue tau lo kuat, Kar. Lo cewek paling tangguh yang pernah gue kenal."

"Gue gak mau kehilangan lo, bang. Jangan pernah tinggalin gue, y
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    39. Selidiki Mereka

    Kayden duduk ke sisi brankar Sekar. "Abang tadi keluar nerima telpon sebentar. Kamu udah lama siuman?" Kayden mengusap lembut sisi wajah Sekar. Gadis ini sungguh jago sekali membuat orang lain khawatir. "Sekar sebelumnya pingsan?" Mata Sekar melotot dibuat-buat."Menurut kamu?" Kayden menatapnya sebal.Sekar terkekeh melihat muka sebal Kayden. Untung abangnya itu ganteng. Jadi mau tersenyum atau cemberut wajahnya akan terus enak dilihat. "Suka banget sih bikin abang khawatir." Kayden menangkap sisi kepalanya dan menciumi seluruh wajah Sekar sampai gadis itu kegelian."Abang bau jigong." Sekar terkikik sambil menghindari kecupan Kayden. "Jigong abang wangi, ya. Kayak parfum arab." Kayden semakin jadi menciumi wajahnya."Abang panggilin dokter dulu." Kayden melepaskan Sekar setelah puas balas dendam. Beberapa hari ini gadis itu selalu membuat hatinya khawatir. Sekar menahan tangan Kayden yang ingin menekan tom

    Last Updated : 2024-04-19
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    40. Anak Dewo Maryoto

    "Sepertinya bukan, tuan. Tidak terdapat luka di tubuh gadis itu." "Apa masih dirawat di rumah sakit?" Dimas meremas pulpen dalam genggamannya. "Saya pikir begitu, tuan. Wali kelas Kayden mengabari bahwa Kayden juga sudah empat hari tidak masuk." jawab Rendi. "Tapi nilainya masih sempurna, tuan. Dia juga selalu mengerjakan tugas dari guru." Rendi buru-buru menambahi."Selidiki tentang gadis itu. Aku ingin informasi lengkapnya besok pagi." Ucap Dimas. Rendi terdiam."Kau juga sudah menyelidikinya?" tanya Dimas jengkel. Dia tidak suka melihat Rendi yang berinisiatif sendiri. Dia merasa kesal tanpa alasan. Rasanya seperti seorang ayah yang kesal karena seseorang menyelidiki anak gadisnya diam-diam. Dia seperti merasa kecolongan. "Maafkan kelancangan saya, tuan. Saya hanya merasa perlu memastikan orang-orang di sekeliling tuan muda tidak akan mengancam keselamatannya." Rendi mencari pembelaan.Sebenarn

    Last Updated : 2024-04-19
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    41. Antek-antek Victorian

    Oda berdecak. "Menyayangi apa! Bulan lalu saja ada lima perempuan yang mengaku-ngaku hamil anakmu dan membuat keributan di rumah daddy.""A-abang kan dua bulan di amerika, kok bisa tau?" Andrew melotot horror."Aku bahkan tau berapa uang yang sudah kamu keluarkan untuk mereka." Oda menatapnya malas."Mending lu tobat sekarang, Ndrew. Contoh nih bang Oda, dia pekerja keras. Gak suka main perempuan. Kagak cocok banget lu jadi adeknya. Gue curiga Andrew ini diadopsi, deh bang, pas masih kecil." Kata Kayden. Sekar di sampingnya menganggukkan kepala setuju.Andrew memandangi semua orang di ruangan itu dan memegang dada kirinya dramatis. "Kit ati gue."Sekar terkekeh melihat Andrew meniru kosakata darinya. "Yayang Andrew sini. Pasti banyak jajan!" Mata Sekar berbinar melihat ransel yang menggantung di bahu kiri cowok itu.Andrew tersenyum manis dan segera menghampiri brankar gadis itu. Andrew membongkar semua jenis jajan dari dalam tas

    Last Updated : 2024-04-20
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    42. Bolos Seminggu

    Oda hanya tersenyum saja."Abang kok gak pernah cerita kalau kenal Bagas?" Andrew juga kaget di belakang."Bang Bagas di mana sekarang, bang?" Tanya Kayden. Selama dia memiliki alamat Bagas, Kayden akan mengejarnya ke mana pun."Beberapa waktu lalu kami bertemu. Tunggu lah. Tidak akan lama lagi dia akan kembali.""Kayden hanya menghawatirkan Sekar, bang. Bisa saja Daniel mengalihkan dendam atas kematian adiknya pada Sekar. Padahal sudah banyak korban mereka. Dia seolah tidak pernah puas."Oda mengangguk. "Lingkaran setan ini memang harus diputuskan dan hanya Bagas yang bisa melakukannya.""Untuk Sekar kau tenang saja. Aku memiliki informan di Victorian itu. Takkan kubiarkan mereka menyentuh Sekar. Kau juga kan sudah jarang mengajak Sekar war sekarang. Lagipula gadis itu ilmu beladirinya tidaklah lemah. Jangan lupa om Louis juga menempatkan orang-orangnya untuk menjaga Sekar dua puluh empat jam. Gadis itu keamanannya berlapis."

    Last Updated : 2024-04-20
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    43. Sekongkol

    "Kak Shaka... kak~" seru Bella. Gadis itu menolehkan wajahnya ke segala penjuru rumah. "Apa sih, dek? Kenapa teriak-teriak di dalam rumah?" Seorang wanita cantik keluar dari dapur dengan celemek melekat di dadanya. Dia mengangsurkan sepiring kecil bolu. "Cobain. Mama baru coba resep baru." Bella mengipas-ngipaskan mulutnya setelah menggigit bolu berwarna merah velvet itu. "Hahih hanhas." Wanita itu terkekeh, "mama lupa bilang. Gimana, enak?" Bella mengangguk. "Enak. Manis, tapi masih manisan mamakuh." Bella gelendotan di lengan wanita itu. Ratna mengacak poni anak gadisnya itu. "Tadi kenapa nyari-nyari kakakmu?" Bella menepuk dahi, "iya. Kakak mana, ma?" "Di belakang lagi manjat pohon. Heran. Kenapa kakakmu suka banget nongkrong di pohon sekarang." Ratna menggelengkan kepalanya. "Yaudah, adek cari kakak dulu. Penting." Bella kembali berlari. Di belokan dia hampir saja bertabrakan dengan seseorang untung saja orang itu menangkap bahunya. "Hati-hati, dek." "Papa, i love you!"

    Last Updated : 2024-04-20
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    44. Suap-suapan Cokelat

    Bella semakin menciut saat jari telunjuk Kayden menunjuk-nunjuk tepat di depan wajahnya. "B-bang, s-sa-""Gue bukan abang lo!" Kayden menyela. Hanya Sekar yang boleh memanggilnya abang."P-pak. K-kak. S-sebelumnya saya minta maaf. Tapi saya mohon, tolong beri saya kesempatan untuk menjelaskan semuanya. S-saya yakin kakak adalah orang yang berpikiran terbuka.""Iya lah. Geng gue isinya cowok-cowok yang berpikiran dewasa. Gak kayak kakak lo yang senggol bacok kayak cewek pms."Kayden berdecih. Salah satu alasan kenapa dia tidak mau berurusan dengan geng Shaka adalah karena cowok itu terlalu mengandalkan emosi.Kayden masih ingat saat tahun lalu salah satu anggotanya hampir kehilangan nyawa hanya karena sebuah kesalah pahaman yang berawal dari anak buah Shaka sendiri. Bodohnya lelaki itu langsung menghajar anak buah Kayden tanpa mencari tau apa yang sebenarnya terjadi. Bella tidak menyangkal sama sekali. Apa yang dikatakan Kayden a

    Last Updated : 2024-04-20
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    45. Batuk Lebay

    "M-manada, g-gue dipaksa meluk dia waktu itu." Sekar tergagap. Padahal saat itu dia sudah yakin bahwa sekolah sudah sepi. Dari mana Bella bisa tau."Tapi lo seneng, kan~" Bella semakin semangat. Alisnya naik turun."Bella ihh, lo kalo udah bosen pintu keluarnya itu, ya.""Apa sih, ambekan. Gitu aja marah." Bella memeluk tangan Bella yang tidak diinfus."Ya lo abisnya." Sekar cemberut."Nanti kalo kalian pacaran, lo wajib traktir gue di kantin seminggu.""Kok gitu." Ucap Sekar protes."Yaudah, gue palak kak Shaka aja. Kalau dia gak mau, gak gue izinin macarin sahabat gue!" Bella terkekeh."Gue gak yakin, Bell. Apalagi dia gak tau gue adek Kayden."Bella terdiam. Iya juga. Tapi tak apa. Dia akan membantu Sekar menjelaskannya pada Shaka.°°°Shaka mondar-mandir di depan gerbang sekolahnya. Dia terus memperhatikan murid-murid yang datang membuat beberapa gadis tersipu.Shaka berde

    Last Updated : 2024-04-21
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    46. Karena Dia Ganteng

    "Rupa-rupanya... Pantas lo selalu nolak pas gue ajak ke kantin akhir-akhir ini, ternyata udah janjian sama abang pacar di sini. Aww!" Bella mencolek dagu Sekar."A-apa sih, orang gue gak sengaja ketemu kok. L-laagian dia bukan pacar gue, ya." Sekar melototinya berbanding terbalik dengan pipinya yang semerah tomat sekarang."Iya bukan, tapi lagi otw, kan?" Bella sekali lagi menoel dagu Sekar. Alisnya turun naik menggoda.Sekar berdecak dan menatap sinis Bella. Sepertinya dia setengah sadar saat menerima gadis itu menjadi sahabatnya dulu.°°°"K-kenapa maju terus?" Sekar menahan tubuh Shaka dengan tangannya. Gadis itu juga memiringkan wajahnya karena jarak mereka terlalu dekat. Sekar juga merasakan tidak nyaman karena jantungnya jadi berdegup kencang di dalam sana. Dia juga malu karena terus-terusan ditatap Shaka dengan jarak sedekat itu. "Kamu ngelirik siapa tadi?" Shaka makin mencondongkan tubuhnya ke depan.Satu tangan

    Last Updated : 2024-04-21

Latest chapter

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    168. Cari ke Semua Sudut Kota

    "Masuk!" Kata suara dari dalam. Sekar berdecih dalam hati. Matanya berkilat jijik mendengar suara Brian itu. Dia berjalan santai setelah seorang pemuda membukakan pintu. Begitu masuk mata Sekar langsung melotot melihat sosok di depannya. Matanya berkilat ngeri sesaat. Dia berbalik dan ingin keluar dari ruangan itu tapi seseorang sudah terlebih dahulu menutup pintu dan menguncinya dari luar. Seseorang yang duduk di balik meja menaikkan sudut bibirnya. Dia berjalan menghampiri Sekar. Sekar meneguk ludahnya. Kakinya bergerak mundur tanpa sadar. Pemuda itu berhenti di depan Sekar. Dia menyesap rokok di tangannya dan menghembuskan asapnya tepat ke depan wajah Sekar. Sekar memejamkan matanya dan menahan sekuat tenaga agar tidak kelepasan batuk. "Long time no see, baby girl~" Kata pemuda itu. Sebelah tangannya mengelusi pipi kiri Sekar. Sekar memejamkan matanya dan menolehkan wajahnya k

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    167. Kakak Ilen

    Ponsel Sekar berdering. Gadis itu merogoh isi tasnya untuk memeriksa ponselnya. Dia tertegun menatap layar ponselnya. "Ilen?" Gumamnya tanpa suara. Keningnya berkerut. Dia menggeleng kemudian mengembalikan ponselnya ke dalam tas setelah menolak panggilan. Belum selesai menyimpan ponselnya, nada dering kembali bergema. Sekar berdecak dan dengan cepat menggeser ikon telepon berwarna hijau di layar. "Kenapa?" Tanya Sekar ketus. "Kar, tolongin gue. G-gue takut~" "Hah?" Sekar melototkan matanya. Dia menjauhkan ponselnya dari telinga. Matanya sekali lagi memastikan nama penelepon. "Kar, gue takut." Suara Evelyn terdengar lagi. "Len, lo baik-baik aja, kan?" Tanya Sekar cemas. Evelyn menggelengkan kepalanya di seberang sana. "Selametin gue, Kar. G-gue... Hiks. Gue takut." "Len, lo tenang, oke. Lo bisa ceritain semuanya pelan-pelan." "Brian, d-dia nipu gue. S

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    166. 18 Penyiksaan

    "Dulu aku merasa kau adalah manusia paling menjijikkan yang rela melakukan apa saja demi harta, tapi ternyata jalang di sampingmu jauh lebih menjijikkan. Kalian pasangan yang cocok." Oda tersenyum sinis. Dia puas karena Dewo terdiam lama di seberangnya tanpa bisa menjawab. "Dan untuk isi catatan sebenarnya aku sudah lupa di mana menyimpannya, yang jelas...." "A-apa?" Dewo menahan nafas. Tangannya berkeringat. "Seandainya suatu hari nanti kau kecelakaan yang sangat parah dan membutuhkan donor darah dari anak-anakmu, maka hanya ada satu anakmu yang bisa melakukannya." Hati Dewo menjadi dingin. "Apa maksud perkataanmu?" Oda tersenyum sinis. "Dewo Maryoto, kau mampu merampok kekayaan tanteku dengan otak pintarmu, apa hal kecil seperti ini saja kau tidak mampu mengartikannya." Oda kemudian menekan logo telepon merah di layar ponselnya. Pemuda itu berdecak jijik se

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    165. Tiga Dadu

    "Kar~" Shaka langsung bangkit saat melihat Sekar muncul di belokan lantai apartemennya. Hatinya yang tergantung seharian ini akhirnya bisa merasakan kelegaan. Shaka mendekat dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya. "Kamu ke mana aja~? Seharian aku ngawatirin kamu. Aku takut kamu kenapa-napa." Tubuh Sekar membeku. Shaka tak menyadari keanehannya. Tangannya mengusap puncak kepala Sekar dengan sayang. "Sayang?" Shaka menundukkan kepalanya hingga wajahnya sejajar dengan Sekar. Sekar mundur ke belakang dan menundukkan kepalanya dalam-dalam. Kata-kata orang tua Shaka kemarin terngiang lagi di benaknya. Mata Sekar berembun lagi. "Kar, kamu kenapa?" "A-aku gak papa." Sekar menolehkan wajahnya ke samping saat tangan Shaka hendak menyentuh dagunya. "A-aku capek mau istirahat. Kamu sebaiknya pulang." Sekar mendorong bahu Shaka kemudian segera mem

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    164. Panggilan Kesukaan

    "Iya, tapi kita kan posisinya juga lagi bolos. Ntar lo bebas mau galakin kalo lo lagi gak bolos. Ini kita sama jatohnya. Kagak malu lo?" Gio mengembalikan spatulanya ke tangan Kayden. "Aduk lagi. Jan lupa tambahin aer dikit." Perintahnya. Gio kemudian mendekati Sekar lagi. Gio menepuk puncak kepala Sekar dua kali sambil mengedipkan sebelah matanya. Sekar mengulum senyumnya. "Seneng, kan, lo sekarang ada yang bela." Kayden melototi Sekar. Sekar berpura-pura tidak melihatnya. "Sekali ini gue gak marah. Tapi besok-besok janji jangan bolos lagi." Kata Kayden lebih lembut. Sekar menganggukkan kepalanya dengan patuh. Setelahnya baru dia berani mendekati Kayden. "Bang Kay masak apa?" Tanyanya manja. "Mie rebus." Kata Kayden. Dia lalu menyerahkan spatula di tangannya. "Bantu adukin." Katanya. Dia lalu mulai memecahkan tujuh butir telur. "Banyaknya~" Sekar membulatkan mulutnya melihat mie di dalam panci

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    163. Jangan-jangan Ada Maling

    Kayden terkekeh. Dia dengan semangat menunggu bagaimana Gio akan menghadapi Sekar yang curigaan. "Beneran habis putus. Astaga. Kan liat sendiri selama gue dirawat di rumah sakit gak ada yang jenguk gue. Kalo ada pacar kan gak mungkin gue gak dijenguk." Gio mendelik sebal. Sekar terkekeh. "Terus kok kenapa bisa putus?" "Kepo lu!" Gio mengusap wajah Sekar dengan telapak tangannya. "Paling habis diselingkuhin kan lo?" Kayden tersenyum mengejek. Gio bungkam. Hanya matanya yang melirik sinis Kayden. Kayden terbahak-bahak dan memukul pahanya sendiri. "Anji-ng. Beneran habis diselingkuhin?" "Setan lu!" Gio menarik bagian depan rambut Kayden. Bibirnya cemberut. Sekar terkekeh lucu. "Gio jomblo aja juga, biar kayak Sekar sama bang Kay~" Sekar mengh

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    162. Rasa Seafood

    Mata Kayden berkedut kesal. "Biasa juga gue. Ada lu aja makanya jadi elu." "Ya berarti selama ini pelayanan lu kagak memuaskan. Gitu aja kagak ngarti." "Heh mulut lu!" Kayden melototkan mata. Kemudian adegan jambak menjambak terjadi lagi. Sekar beralih duduk di single sofa. Dia melanjutkan memakan cikinya dan cengengesan melihat kelakuan keduanya. "Kok lo gak misahin gue sama Kayden?" Gio menahan tangan Kayden yang hampir menyentuh rambutnya yang acak-acakan. Dia menatap Sekar tak puas. Begitu juga Kayden. "Abang berantemnya seru. Sekar mau nonton." Sekar memamerkan senyumnya. Mata Gio dan Kayden berkedut kesal. Mereka lalu berpisah dan duduk diam seperti semula. "Sini lagi," Kayden menunjuk tengah-tengah sofa yang kosong. Sekar dengan cemberut kembali duduk di sana.

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    161. Mirip Emak-emak

    Sekar sedang duduk di atas permadani dengan berbagai bumbu dapur menghampar di depannya. Di sebelah gadis itu masih menyala laptop yang layarnya menampilkan beragam informasi tentang bumbu-bumbuan beserta gambarnya. "Yang ini pedas!" Sekar menjauhkan butiran kecil berwarna putih di tangannya. Dia baru saja membauinya. Rasa pedas memenuhi rongga hidungnya. "Lagi apa?" Sekar menoleh ke belakang dan langsung tersenyum lebar. "Bang Kay~ Bang Kay datang sama Gio~" Sekar lekas menumpahkan butiran merica di tangannya ke dalam mangkuk. Dia mengibas-ngibaskan tangannya ke ujung kaosnya kemudian mendekati Kayden dan Gio. Senyumannya semakin lebar saja. "Awas robek bibirnya senyum lebar-lebar." Kayden mencubit gemas sebelah pipi Sekar. "Biarin!" Sekar menjulurkan lidahnya. Senyumnya semakin lebar. Dia lalu menyerobot untuk berdiri di tengah-

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    160. Terakhir Kalinya

    Sekar menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Iya." Jawabnya. Shaka tersenyum puas. Dia mengacak gemas pucuk kepala Sekar. "Yaudah kalo gitu aku tinggal dulu, ya." Sekar langsung menaikkan pandangannya menatap Shaka. Shaka tersenyum manis dan meraih tangan Sekar. "Bentar aja. Ini barang bang Mustopa ada yang kebawa sama aku. Dia butuh sekarang." Sekar mengeratkan genggaman tangannya. Dia takut melihat pandangan tidak suka Ratna di belakang punggung Shaka. "Ya. Bentar doang kok. Janji abis itu gak kelayapan ke mana-mana. Lagian kan di rumah ada mama. Kalian bisa masak-masak seru lagi. Bisa belajar masak karedok juga. Itu tuh masakan sunda kesukaan aku. Kamu harus belajar bikin itu. Biar aku tambah tergila-gila sama kamu." Shaka membisikkan kalimat terakhir. "Ya ma, Shaka

DMCA.com Protection Status