Share

114. Atas Nama Siapa

Penulis: Flutterby
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-27 01:26:11

"Sayang, udah di man- ahh. Mmhhh."

"Kenapa, ma?" Dewo mengernyitkan dahinya mendengar suara ambigu itu.

"Kamh... Kamu j-jadih jhemput kanhh."

"Kenapa suara kamu seperti itu? Kamu lagi di mana?"

"A-aku lag- laghi mules mhh. Kamuh udah di man- ahh"

Dewo mengernyitkan dahinya. "Aku sebentar lagi jalan."

"Aku tungguh mhh."

Dewo menutup panggilannya dan menggelengkan kepala. "Mules lagi. Udah tau gak tahan makanan pedas."

***

Mobil Dewo sedang berhenti di lampu merah. Di sebelahnya terdapat segerombolan siswi berseragam putih biru dengan berboncengan sepeda motor. Ada sekitar lima sepeda motor. Entah sedang membolos atau mengerjakan tugas di luar sekolah. Mereka sedang cekikikan. Tawa mereka terdengar sampai ke dalam mobil Dewo. Dewo melihat para gadis itu tertawa ceria dan dia baru teringat dia tidak pernah melihat Sekar tertawa selama ini. Wajah itu tid
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    115. Ustadz Maimun

    "Mohon jangan ditolak, ustadz. Ini adalah usaha kami untuk menjadi anak-anak yang berbakti pada orang tua kami. Tidak ada yang bisa kami berikan selain mengirimkan doa-doa untuk mereka yang telah tiada. Bacaan kami belum tepat dan fasih, maka kami meminta bantuan Ustadz Maimun dan rombongan untuk mendoakan orang tua kami mewakili kami. Bahkan rasanya nominal segini masih sangat kurang dibanding doa-doanya yang selalu ustadz dan rombongan bacakan. Diterima, ya, ustadz." Kayden menganggukkan kepalanya pelan dan mendorong amplop di tangannya ke dalam tangan ustadz Maimun.Ustadz Maimun tersenyum dan menatap teduh ke arah Kayden. "Saya bersaksi kamu dan Sekar adalah anak-anak yang berbakti. Orang tuamu insyaallah bangga memiliki anak-anak seperti kalian. Semoga kalian berdua selalu berada dalam lindungan Allah." Ustadz Maimun menepuk-nepuk bahu Kayden."Aamiin. Doakan bunda Kayden juga biar bisa segera sembuh, ustadz.""Selalu, nak. Saya selalu mendoakan ibumu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-28
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    116. Makhluk Paling Ganteng

    Shaka terkekeh. "Emang lagi sakit ini. Kan pilek.""Mana ada leader geng motor lemah begini." Sungutnya lagi. Detik berikutnya mata Shaka melototinya.Bara menggaruk tengkuknya. Bulu romanya tegak sebadan-badan. "Hehe. Becanda pak bos." Bara mengangkat dua jarinya dan menunjukkan giginya yang putih."Si Bara emang kagak ada otaknya, pak bos. Padahal kan pilek emang banyak siksaan yak. Kepala berat. Keliyengan. Hidung penuh. Badan meriang. Bejalan kayak melayang."Mata Bara berkedut-kedut melihat Vernon. "Penjilat lu!" Katanya tanpa suara."Bangunin gue deket maghrib ntar." Gumam Shaka. Dia meletakkan lengannya menutupi mata."Mau jadi imam sholat maghrib di masjid mana lo?" Ricko terkekeh.Shaka berdecak. "Mau balik. Papa Banyu udah ulti gue, kalo gak balik juga ke rumah sebelum malam nama gue mau dicoret dari KK."Bara mengelus dadanya dan tersenyum lebar. Akhirnya pulang juga.***"Bentar dul

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-28
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    117. Bunga Bangsa

    Sementara Andrew sedang berjalan paling belakang bersama Elroy. Dia menunjukkan seringai lebarnya tiap Kayden melirik ke arahnya. Dia juga mengedipkan sebelah matanya."Naksir Kayden lu ngedip-ngedip begitu?" Elroy menyenggol bahu Andrew.Andrew mendengus jijik. "Masih suka me- masih suka cewek gue, ya!"Elroy terkekeh. "Kayden ngeliatin lo terus dari tadi. Waspada satu kayaknya dia."Andrew terkekeh lalu berbisik-bisik padanya.Elroy melototkan matanya melihat punggung Kayden yang berjalan paling depan. Juga gadis asing di sampingnya. Elroy kemudian terkekeh. "Pantes gak negor lo dia tadi. Jalan juga jadi paling depan. Bokap gue aja dia duluin. Padahal biasanya gak begitu.""Kekuatan cinta kalo kata gue." Andrew ikut terkekeh.***"Kay, gue ikut lo, ya." Andrew masuk ke mobil yang sedang dibukakan Kayden untuk Sekar dan Anna."Heh, lu ikut mobil belakang sama bapak lu!" Kayden menahan kerah belakang An

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-29
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    118. Tolong Berhenti

    "Berentiin mobilnya, bang!" Sekar berteriak lagi. Suaranya bergetar hebat.Kayden melihat ke depan dan tidak merasa ada kejanggalan. "Kamu kenapa, Kar?" Tanya Kayden bingung. Tante Alice dan Ninette pun terbangun karena suara teriakan Sekar."Kenapa, sayang?" Alice yang masih linglung berusaha menenangkan Sekar yang mengetuk-ngetuk kaca jendela mobil. Air mata gadis itu bercucuran."Abang berenti. Berenti sekarang.""Gue pinggirin mobil du- Kar!" Kayden berteriak khawatir melihat Sekar yang sudah melompat keluar dari mobil padahal mobil mereka belum berhenti sepenuhnya.Sekar meringis saat merasakan sakit di pergelangan kakinya saat melompat turun dari mobil. Tumbuhnya hampir tersungkur ke aspal jika tangannya tidak cepat bertumpu. Mobil di belakangnya mengklaksoninya tapi Sekar tak peduli. Dia bangkit dengan tubuh bergetar. Matanya terpaku pada mobil hitam yang kaca jendelanya terbuka separuh saat melewati mobil mereka tadi.Sek

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-29
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    119. Calon Suami Sekar

    "Kay, gimana keadaan Sekar? Kalian di mana?" Louis langsung ke inti. Suasana di dalam mobil hening. Harry, Dave dan John di kursi kemudi menunjukkan wajah tegang. Dua menit yang lalu pengawalnya mengabarkan Sekar berlarian mengejar sebuah mobil di jalan raya dan sekarang Sekar jatuh tak sadarkan diri. "Kabari Oda." Louis tak lupa berbisik pada Harry. Harry mengangguk dan segera sibuk dengan ponselnya. "Sekar Kayden bawa ke rumah sakit, om. Belum siuman sampai sekarang. Kata dokternya Sekar mengalami shock hebat." Louis memijit pelipisnya. "Kamu tahu siapa yang dia kejar itu, Kay? Dia gak mungkin senekat itu berlarian di jalan raya kalo emang gak ada apa-apa." Mau tak mau dia teringat tiga hari lalu saat Sekar menginap di rumahnya. Gadis itu berteriak histeris dalam tidurnya membuat satu rumah panik. Dari sanalah banyak kecurigaan muncul di benak Louis. "Kayden juga gak tau, om. Tiba-tiba aja Sekar histeris dari dalam mobil dan minta Kayde

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-30
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    120. Jadi Dia Orangnya

    Ratna berdecak dan meletakkan ponselnya ke atas meja setelah selesai bertelepon dengan Shaka. "Kakakmu itu sakit apa! Semalaman gak pulang. Gak sekolah. Sekarang malah langsung jenguk pacarnya. Anakmu tuh!" Ratna mengomel pada Bella dan Banyu."Kakak punya pacar lagi, ma?" Bella menatap Ratna. Binar di matanya meredup."Iya. Sama Sekar. Katanya kamu kenal sama dia."Bella melototkan matanya. "Sekar, ma? Mama gak salah, kan?"Ratna menganggukkan kepalanya ragu-ragu. "Kayaknya sih gitu tadi namanya.""Kita telpon kakak lagi, ya, ma. Bella masih gak percaya. Kyaa... Akhirnya Sekar jadi kakak ipar Bella juga." Bella memeluk Ratna dan Banyu bergantian lalu meraih ponsel Ratna."Bella telpon kakak lagi, ya, ma?" Bella mendongak pada Ratna sebelum mencari kontak kakaknya.Ratna menganggukkan kepalanya dan tersenyum manis. Dia senang akhirnya Bella sudah kembali ceria lagi sejak berbaikan dengan Shaka seminggu yang lalu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-30
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    121. Janji Cinta Bocah SMA

    Sekar cemberut. "Bukan gak suka. Tapi sukanya gak boleh banyak-banyak lagi. Sedikit aja." Sekar mendongak dan menempelkan ujung jari jempol dan telunjuknya. "Kata Andrew Sekar masih muda. Suka-sukaannya seadanya aja dulu. Kan belum mau nikah juga besok."Louis terkekeh. Ternyata Andrew itu ada bijaknya juga secuil. "Yaudah sekarang kamu mau di sini aja malam ini, atau mau pulang?""Udah boleh pulang?" Mata Sekar berbinar.Louis mengangguk. "Iya. Kata dokter gak ada yang menghawatirkan. Tapi kalo kamu mau keluar besok juga gak papa.""Gak mau. Mau pulang sekarang aja.""Yaudah, tapi paman panggil dokternya dulu buat periksa kamu lagi." Sekar mengangguk. Lalu Louis membantunya berbaring dengan benar. Sekali lagi pandangan matanya bertemu dengan Shaka. Sekar buru-buru mengalihkan pandangannya. Hatinya berdebar-debar.Mata Kayden berkedut-kedut melihatnya. Dari tadi dia tidak melepaskan pengawasannya pada dua orang itu. "Pulang lo. A

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    122. Dilecehkan

    "Paman dan Oda akan mengerahkan semua orang-orang kami. Cepat atau lambang baj-ingan itu akan kami temukan." Kata Louis.Sekar menatapnya rumit. "Paman, bukan." Sekar menggeleng."Kamu tidak perlu malu, nak. Kamu korban di sini. Kamu tidak salah. Orang-orang biadab itu yang bersalah. Mereka tega menodai gadis kecil sepertimu." Louis mengusap sisi wajah Sekar. Air matanya jatuh lagi.Lama-lama Sekar kesal mendengar tuduhan sepihak pamannya. "Siapa yang bilang Sekar dilecehin!" Dengusnya."Bukan? Kamu serius, Kar?" Louis menatapnya sangsi. Tapi wajahnya benar-benar menunjukkan kelegaan. Dia mengusap air matanya."Kapan Sekar bilang Sekar dilecehin." Sekar mengerucutkan bibirnya. Matanya sudah tidak mengantuk sama sekali.Louis langsung memeluk Sekar lagi dan menghujani kepalanya dengan kecupan. "Paman lega banget, Kar. Sepanjang kamu belum siuman tadi paman, Oda, Andrew dan Elroy menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi padamu. Ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31

Bab terbaru

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    171. Berlumuran Darah

    "Woy jangan kabur!"Kedua gadis itu sontak menoleh ke belakang dan melihat belasan orang mengejar mereka dari jarak agak jauh.Sekar melotot ngeri. Dia mengepalkan tangannya dan mempercepat larinya. "Kabur, Len!" Gadis itu menoleh pada Evelyn. "Lo masih sanggup, gak? Atau gue gendong aja?"Evelyn menggeleng tegas. Gadis itu menggigit bagian dalam bibirnya. Keringatnya sebesar biji jagung setiap dia menggerakkan kakinya.Sekar mengencangkan kepalan tangannya. Daniel. Awas saja. Besok dia luluh lantakkan orang itu bersama pengikutnya."Argh!" Evelyn berteriak saat tubuhnya terhuyung ke depan dan lututnya segera bergesekan dengan aspal jalanan. Dia merasakan kulitnya terkelupas dan terasa panas membakar. "Ilen!" Sekar yang sudah berjarak jauh di depannya segera menoleh mendengar teriakan Evelyn. Matanya melotot panik dan segera berlari hendak menghampiri Evelyn."Jangan." Evelyn menggelengkan kepala. Matanya berembun. "Jan

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    170. Karena Lo Kakak Gue

    "Lo beneran bego." Sekar menaikkan sudut bibirnya melihat seseorang yang juga terborgol di seberangnya. Gadis itu meringkuk. Meski kondisi ruangan mereka disekap remang-remang tapi Sekar dapat melihat wajah gadis itu yang lebam-lebam. Terdapat bulatan besar berwarna kehitaman di mata kirinya. Entah siapa yang sudah melayangkan kepalan tangannya."Shh..." Gadis itu meringis saat membuka mulutnya."Mulut lo robek. Mending diem kata gue mah." Sekar terkekeh dan melanjutkan ucapannya. "Tapi gue penasaran, mata lo ditonjok siapa? Anjir GG banget pukulannya. Jangan bilang cowok lo si Brian?"Evelyn menggertakkan giginya. Matanya melirik tajam Sekar. "Berisik. Mending lo pingsan aja kayak tadi.""Gue bangun karena tiba-tiba lapar. Tau gak, pas lo nelpon tadi posisi gue lagi nunggu pesenan makanan gue. Demi nyelametin kakak yang akhirnya mau nerima gue makanya gue langsung ke sini jemput lo, taunya kena prank." Sekar terkekeh. Kebetulan perutnya keroncong

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    169. Perempuan Matre

    "Mau ke mana kamu, kak?" Shaka terlonjak kaget saat ruang tengah yang awalnya gelap menjadi terang benderang. Di belakangnya Ratna muncul dengan tangan bertengger di pinggang. "M-mama." Shaka menarik tangannya menyembunyikan sepatu yang ditentengnya di belakang tubuhnya. "Kamu mau ke mana lagi jam satu malam begini! Bentar lagi ujian, bukannya belajar di rumah." Mata Ratna tertuju pada tangan Shaka yang bersembunyi di belakang tubuhnya. "Kakak harus keluar, ma. Penting." Shaka memberikan tatapan memohon. "Udah larut malam, kak. Bahaya. Sekarang begal lagi marak. Lagian bisa tunggu besok pagi aja, kan." Ratna menatap gemas sekaligus kesal. "Mending balik ke kamarmu. Mama gak kasih izin kamu pergi sekarang. "Ma," Shaka menggelengkan kepalanya. "Kakak baru aja dapat kabar kalo Sekar diculik. Kakak mau bantu cari Sekar." "Lagi-lagi perempuan matre itu lagi?" Ratna menyugar rambutnya

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    168. Cari ke Semua Sudut Kota

    "Masuk!" Kata suara dari dalam. Sekar berdecih dalam hati. Matanya berkilat jijik mendengar suara Brian itu. Dia berjalan santai setelah seorang pemuda membukakan pintu. Begitu masuk mata Sekar langsung melotot melihat sosok di depannya. Matanya berkilat ngeri sesaat. Dia berbalik dan ingin keluar dari ruangan itu tapi seseorang sudah terlebih dahulu menutup pintu dan menguncinya dari luar. Seseorang yang duduk di balik meja menaikkan sudut bibirnya. Dia berjalan menghampiri Sekar. Sekar meneguk ludahnya. Kakinya bergerak mundur tanpa sadar. Pemuda itu berhenti di depan Sekar. Dia menyesap rokok di tangannya dan menghembuskan asapnya tepat ke depan wajah Sekar. Sekar memejamkan matanya dan menahan sekuat tenaga agar tidak kelepasan batuk. "Long time no see, baby girl~" Kata pemuda itu. Sebelah tangannya mengelusi pipi kiri Sekar. Sekar memejamkan matanya dan menolehkan wajahnya k

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    167. Kakak Ilen

    Ponsel Sekar berdering. Gadis itu merogoh isi tasnya untuk memeriksa ponselnya. Dia tertegun menatap layar ponselnya. "Ilen?" Gumamnya tanpa suara. Keningnya berkerut. Dia menggeleng kemudian mengembalikan ponselnya ke dalam tas setelah menolak panggilan. Belum selesai menyimpan ponselnya, nada dering kembali bergema. Sekar berdecak dan dengan cepat menggeser ikon telepon berwarna hijau di layar. "Kenapa?" Tanya Sekar ketus. "Kar, tolongin gue. G-gue takut~" "Hah?" Sekar melototkan matanya. Dia menjauhkan ponselnya dari telinga. Matanya sekali lagi memastikan nama penelepon. "Kar, gue takut." Suara Evelyn terdengar lagi. "Len, lo baik-baik aja, kan?" Tanya Sekar cemas. Evelyn menggelengkan kepalanya di seberang sana. "Selametin gue, Kar. G-gue... Hiks. Gue takut." "Len, lo tenang, oke. Lo bisa ceritain semuanya pelan-pelan." "Brian, d-dia nipu gue. S

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    166. 108 Penyiksaan

    "Dulu aku merasa kau adalah manusia paling menjijikkan yang rela melakukan apa saja demi harta, tapi ternyata jalang di sampingmu jauh lebih menjijikkan. Kalian pasangan yang serasi." Oda tersenyum sinis. Dia puas karena Dewo terdiam lama di seberangnya tanpa bisa menjawab. "Dan untuk isi catatan sebenarnya aku sudah lupa di mana menyimpannya, yang jelas...." "A-apa?" Dewo menahan nafas. Tangannya berkeringat. "Seandainya suatu hari nanti kau kecelakaan yang sangat parah dan membutuhkan donor darah dari anak-anakmu, maka hanya ada satu anakmu yang bisa melakukannya." Hati Dewo menjadi dingin. "Apa maksud perkataanmu?" Oda tersenyum sinis. "Dewo Maryoto, kau mampu merampok kekayaan tanteku dengan otak pintarmu, apa hal kecil seperti ini saja kau tidak mampu mengartikannya." Oda kemudian menekan logo telepon merah di layar ponselnya. Pemuda itu berdecak jijik setelahnya. Dia kemudian menghubungi sebuah nomor. Tak lama panggilannya diangkat. "Bawa dua orang itu ke markas b

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    165. Tiga Dadu

    "Kar~" Shaka langsung bangkit saat melihat Sekar muncul di belokan lantai apartemennya. Hatinya yang tergantung seharian ini akhirnya bisa merasakan kelegaan. Shaka mendekat dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya. "Kamu ke mana aja~? Seharian aku ngawatirin kamu. Aku takut kamu kenapa-napa." Tubuh Sekar membeku. Shaka tak menyadari keanehannya. Tangannya mengusap puncak kepala Sekar dengan sayang. "Sayang?" Shaka menundukkan kepalanya hingga wajahnya sejajar dengan Sekar. Sekar mundur ke belakang dan menundukkan kepalanya dalam-dalam. Kata-kata orang tua Shaka kemarin terngiang lagi di benaknya. Mata Sekar berembun lagi. "Kar, kamu kenapa?" "A-aku gak papa." Sekar menolehkan wajahnya ke samping saat tangan Shaka hendak menyentuh dagunya. "A-aku capek mau istirahat. Kamu sebaiknya pulang." Sekar mendorong bahu Shaka kemudian segera membuka pintu apartemennya dan segera menguncinya dari dalam. Shaka tak bisa berpikir jernih sesaat. Saat dia menyadarinya, Sekar sudah m

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    164. Panggilan Kesukaan

    "Iya, tapi kita kan posisinya juga lagi bolos. Ntar lo bebas mau galakin kalo lo lagi gak bolos. Ini kita sama jatohnya. Kagak malu lo?" Gio mengembalikan spatulanya ke tangan Kayden. "Aduk lagi. Jan lupa tambahin aer dikit." Perintahnya. Gio kemudian mendekati Sekar lagi. Gio menepuk puncak kepala Sekar dua kali sambil mengedipkan sebelah matanya. Sekar mengulum senyumnya. "Seneng, kan, lo sekarang ada yang bela." Kayden melototi Sekar. Sekar berpura-pura tidak melihatnya. "Sekali ini gue gak marah. Tapi besok-besok janji jangan bolos lagi." Kata Kayden lebih lembut. Sekar menganggukkan kepalanya dengan patuh. Setelahnya baru dia berani mendekati Kayden. "Bang Kay masak apa?" Tanyanya manja. "Mie rebus." Kata Kayden. Dia lalu menyerahkan spatula di tangannya. "Bantu adukin." Katanya. Dia lalu mulai memecahkan tujuh butir telur. "Banyaknya~" Sekar membulatkan mulutnya melihat mie di dalam panci. "Iya kan buat rame-rame." Kayden menjawab. "Kan kita cuma bertiga. Emang ha

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    163. Jangan-jangan Ada Maling

    Kayden terkekeh. Dia dengan semangat menunggu bagaimana Gio akan menghadapi Sekar yang curigaan. "Beneran habis putus. Astaga. Kan liat sendiri selama gue dirawat di rumah sakit gak ada yang jenguk gue. Kalo ada pacar kan gak mungkin gue gak dijenguk." Gio mendelik sebal. Sekar terkekeh. "Terus kok kenapa bisa putus?" "Kepo lu!" Gio mengusap wajah Sekar dengan telapak tangannya. "Paling habis diselingkuhin kan lo?" Kayden tersenyum mengejek. Gio bungkam. Hanya matanya yang melirik sinis Kayden. Kayden terbahak-bahak dan memukul pahanya sendiri. "Anji-ng. Beneran habis diselingkuhin?" "Setan lu!" Gio menarik bagian depan rambut Kayden. Bibirnya cemberut. Sekar terkekeh lucu. "Gio jomblo aja juga, biar kayak Sekar sama bang Kay~" Sekar mengh

DMCA.com Protection Status