Hari ini update 2 Bab. Dukungan Gem adalah dorongan terbesar untuk tulisan aku, Jika anda masih ada Gem, silakan dukungan aku. Sebelum nya terima kasih banyak!!! Selamat baca!!!
"Kakak Ipar, bangunlah." Darwin mengguncang tubuh Dela dengan panik. Dela membuka matanya secara perlahan, kepalanya sangat sakit seperti akan meledak. Dinding langit berwarna merah muda? Di mana ini? Dela segera bangkit dan duduk, selimut yang menutupi tubuhnya juga merosot jatuh sehingga dia merasa sedikit kedinginan. Dela menunduk dan menarik napas dingin, "Kenapa bisa begini?" Dela sangat kebingungan. Dia sudah tidur dengan Darwin! Sudah terjadi hubungan yang tidak seharusnya terjadi antara dia dan Darwin! "Kakak ipar maaf, aku benar-benar minta maaf. Aku juga tidak tahu apa yang sudah terjadi?" Darwin mengambil celananya dan menjelaskan dengan sulit! "Kemarin aku minum terlalu banyak jadi aku tidak ingat apapun. Aku tidak tahu bagaimana semua ini bisa terjadi! Tapi aku tidak akan melemparkan tanggung jawab, aku tahu semua ini adalah salahku!" Setengah menit kemudian, Dela menarik selimut, kedua bahunya bergetar hebat dan air mata mulai membasahi pipinya. Dela hanya inga
Asap nikotin memenuhi wajah Dela saat dia baru keluar dari kamar mandi. Dela yang masih memikirkan hal lain langsung terkesiap, matanya yang bengkak dan memerah itu langsung membelalak menatap ke depan. Dia menahan napasnya sambil berkata, "Fredy, kenapa kamu sudah pulang? Kapan kamu pulang?" "Coba tebak!" Suara yang rendah itu seperti terdengar dari neraka, tatapan Fredy seperti singa yang baru saja tertidur menatap Dela dengan lekat, langkah kakinya yang sedikit berbahaya berjalan perlahan mendekati Dela. Rasa dingin menakutkan yang dipancarkan dari tubuhnya langsung menembus masuk ke dalam tulang Dela yang terlihat panik. Dela bergerak mundur sampai punggungnya menempel ke pintu kaca kamar mandi. "Aku, aku … Fredy, aku … " Dela yang panik tidak tahu harus bagaimana menghadapi Fredy. Tangan Fredy yang besar dan tegas itu memegang leher Dela, mata tajamnya yang menyipit malah terlihat lebih waspada, "Kemarin jam 10 malam aku sampai di rumah, awalnya ingin mencari kehangatanmu tap
"Aku tidak ingin mendengar ini semua, aku sudah peringatkan kamu tidak boleh merusak kebahagiaan Angel karena kamu tidak akan bisa menahan akibatnya nanti! Karena kamu berani menantangku, aku akan biarkan kamu rasakan akibatnya!" Fredy berteriak sampai nadi hijaunya terlihat, dia menarik rambut Dela lebih kuat lalu menghisap rokok di jari tangannya. Cahaya lampu di atas kepalanya yang terang membuat ekspresi wajahnya semakin menakutkan!Saat melihat Fredy mulai menurunkan rokoknya yang masih terbakar itu, Dela langsung memohon dengan ekspresi ketakutan, "Aku mohon, jangan … "Diiringi dengan suara mencicit dan bau terbakar, suara teriakan Dela yang terdengar menyakitkan memenuhi kamar!Dela membuka mulutnya yang gemetaran, seluruh tubuhnya meringkuk erat dan kedua tangannya memegang kemeja Fredy dengan kaku. Rasa sakit dan panas yang berasal dari pangkal pahanya membuat air matanya mengalir.Sampai napasnya menjadi teratur dan tubuhnya perlahan menjadi rileks, Fredy baru mematikan rok
Melihat cairan lengket yang ada di atas lantai, Fredy yang sepertinya teringat sesuatu lalu menyipitkan mata dan menarik lengan Dela, "Sialan, apa kamu hamil?"Dela mencoba untuk tenang dan berkata dengan datar, "Hamil? Bagaimana mungkin? Berapa kali kesempatan yang kamu berikan kepadaku untuk hamil?" Saat mereka melakukan hubungan, walaupun Fredy tidak menggunakan pengaman, dia juga sangat jarang bisa kehilangan kendali di dalam tubuh Dela.Walaupun Dela berbicara dengan sangat datar, Fredy yang tidak percaya tidak berencana membiarkan ini semua lewat begitu saja, dia menyipitkan mata lalu berkata, "Ayo kita pergi periksa ke dokter! Kalau kamu benar-benar hamil, aku tidak akan biarkan anakku terlantar di luar!""Tidak, aku tidak hamil. Aku tidak mau pergi periksa ke dokter, aku mau kita langsung pergi mengurus perceraian!" Dela yang tadi terlihat tenang langsung menggeleng dengan panik."Kamu ternyata sudah hamil!" Ekspresi dingin Fredy terlihat sedikit
'Plak' Suara tamparan yang keras terdengar di telinga Dela. Dela merasakan panas di pipunya lalu suara dengungan keras terdengar di telinganya. "Dela, berani sekali kamu. Beraninya melompat dari atas sambil membawa keturunan keluarga Wijaya!" Nyonya Wijaya menatap menantunya ini dengan tatapan tajam. Orang yang hampir menjadi korban dalam adegan mengejutkan di depan matanya sampai jantungnya akan lepas itu adalah cucu pertamanya! Dela yang pusing karena ditampar itu langsung menatap mertuanya, "Aku tidak lompat, aku hanya ingin membawa anakku pergi dari tempat ini. Aku punya hak membawa anak ini, lepaskan aku!" Mertuanya sudah tinggal di Blue Bay selama setengah bulan dan selama itu juga Dela dikurung tanpa adanya sedikitpun alat komunikasi. Setiap hari mertuanya mengawasi makanan 3 hari sekali Dela, memerintahkan dia untuk menelan berbagai suplemen tapi mertuanya melakukan itu semua bukan karena peduli pada Dela melainkan hanya menganggap dia sebagai alat produksi saja. Dela tid
"Nyonya apakah sudah mau melahirkan?" Pelayan wanita yang mengantarkan makanan terkejut saat melihat Dela yang meringkuk di atas lantai sambil memegang perutnya.Wajah kecil yang penuh dengan keringat itu berusaha keras menggeleng, Dela menggertakkan gigi tidak ingin berteriak, dia menenangkan napasnya lalu berkata, "Aku baik-baik saja!"Namun bagaimana bisa seorang pelayan yang sudah melahirkan 3 anak bisa tertipu oleh Dela?"Nyonya, anda sudah akan melahirkan. Aku akan suruh orang membawamu ke rumah sakit!" Pelayan yang panik itu sampai lupa meletakkan nampan makanan itu."Tidak, aku tidak. Jangan panggil orang, aku tidak mau ke rumah sakit!" Dela berteriak dengan keras kepala. Saat ini dia berpikir dirinya tidak akan berpisah dengan anaknya kalau saja anaknya tidak lahir.Tentu saja pelayan itu tidak akan mematuhi perintahnya, bagaimanapun juga ini berhubungan dengan nyawa manusia. Anak bayi yang sudah akan lahir tidak mungkin bisa ditunda!
"Dokter cepat katakan apakah nyawa bayinya bisa dipertahankan?" tanya Ratna dengan panik sambil menarik pakaian dokter."Apakah sulit untuk melahirkan? Ada tanda-tanda pendarahan hebat?""Sekarang kondisinya sangat gawat, hanya bisa menolong salah satu saja! Cepat putuskan siapa yang ingin ditolong?" tanya dokter dengan panik, sekarang mereka benar-benar berpacu dengan waktu."Tentu saja selamatkan bayinya!" jawab Ratna tanpa ragu."Kalau begitu keluarganya segera tanda tangan berkas, kalau ditunda lagi keduanya tidak akan bisa selamat!" Dokter mencari suami Dela, "Apakah suami dari ibu hamil ini tidak datang?""Dokter, aku adalah mertua dari ibu hamil, bisakah aku yang tanda tangan?" Ratna menawarkan diri."Tidak bisa, harus suami atau orang tua kandung! Kalau setuju tolong cepat tanda tangan, nyawa ibu dan anak dalam bahaya!""Dimas cepat suruh Fredy kemari!"Dimas mengeluarkan ponsel untuk menelepon Fredy."Tidak perl
"Baik! Kami pasti akan pastikan keselamatan dari ibu ini!" Dokter yang tidak pernah memberikan jaminan seperti itu segera beranjak pergi."Apa kamu sudah gila, aku bersusah payah melayani dia selama setahun lalu pada akhirnya tidak ada hasil?" Ratna berteriak keras sambil membelalakkan matanya, "Bayinya juga baik-baik saja, setiap kali pemeriksaan sangat sehat apakah harus dibuang begitu saja? Tidak bisa, aku ingin cucuku!""Masalah ini sudah dipututskan seperti ini. Ibu, nanti suruh Ibu Sinta rawat dia. Ayah aku masih ada rapat jadi aku harus pergi dulu!""Perusahaan juga penting, pergilah!" Dimas juga sudah merasakan keanehan tapi biasanya dia juga tidak bisa mengendalikan putranya ini.Fredy menatap kamar persalinan dengan tatapan penuh arti lalu dia menolehkan kepala dan berjalan menuju lift."Apa? Bukankah dia adalah keluarganya? Kenapa malah pergi meninggalkan aku di sini? Aku akan pergi karena cucuku sudah tidak ada!" ujar Ratna kesal sambil