Beranda / CEO / Jatuh Cinta Dengan Ranjang Presiden / Bab 66 Rencana Dalam Hati

Share

Bab 66 Rencana Dalam Hati

Penulis: Samudra
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-03 09:00:15

"Baik! Kami pasti akan pastikan keselamatan dari ibu ini!" Dokter yang tidak pernah memberikan jaminan seperti itu segera beranjak pergi.

"Apa kamu sudah gila, aku bersusah payah melayani dia selama setahun lalu pada akhirnya tidak ada hasil?" Ratna berteriak keras sambil membelalakkan matanya, "Bayinya juga baik-baik saja, setiap kali pemeriksaan sangat sehat apakah harus dibuang begitu saja? Tidak bisa, aku ingin cucuku!"

"Masalah ini sudah dipututskan seperti ini. Ibu, nanti suruh Ibu Sinta rawat dia. Ayah aku masih ada rapat jadi aku harus pergi dulu!"

"Perusahaan juga penting, pergilah!" Dimas juga sudah merasakan keanehan tapi biasanya dia juga tidak bisa mengendalikan putranya ini.

Fredy menatap kamar persalinan dengan tatapan penuh arti lalu dia menolehkan kepala dan berjalan menuju lift.

"Apa? Bukankah dia adalah keluarganya? Kenapa malah pergi meninggalkan aku di sini? Aku akan pergi karena cucuku sudah tidak ada!" ujar Ratna kesal sambil

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jatuh Cinta Dengan Ranjang Presiden   Bab 64 Cara Bertahan Hidup 2

    "Kamu harus menjadi penurut dan beretika. Harus menyapa orang dewasa saat melihat mereka!"Dela memejamkan mata sambil menahan sakit, dia tidak ingin mengajari anaknya menjadi licik sejak kecil, dia hanya ingin mengajari anaknya cara bertahan hidup, tidak ingin anaknya diabaikan dan menerima penindasan sejak kecil!Dela merasa sangat sedih sangat teringat dengan kemungkinan anaknya tidak dizinkan masuk ke rumah saat hujan di malam hari, teringat Fredy yang hanya akan menyukai anak lain dan tidak menyukai anak Dela."Jangan bersikap tidak baik pada anaknya, jangan!"Seiring dengan berjalannya waktu, tendangan bayi di dalam perut ini semakin sering dan keras sehingga perut bagian Dela terasa semakin sakit.Dela yang sejak tadi menahan diri itu akhirnya berteriak menangis."Sudah hampir pembukaan sepuluh, tahan sebentar lagi, setelah itu sudah bisa melahirkan!" Dokter kandungan memberi semangat."Anakku kamu harus ingat dengan ucapan mama. Harus ingat!" Dela tidak lupa mengingatkan anakn

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-12
  • Jatuh Cinta Dengan Ranjang Presiden   Bab 67 Sakit Hati

    "Nyonya jangan bersedih lagi, cepat makan buburnya!" Ibu Sinta menyendokkan sesendok bubur ke mulut Dela dan membujuk Dela agar makan.Dela yang bersandar kesakitan tidak bereaksi, dia terus menatap ke depan tanpa berkedip sama sekali seperti sebuah patung yang tidak memiliki nyawa.Ibu Sinta merapikan rambut Dela yang terlihat acak-acakan dengan sedih, rasa sakit membuat air matanya mengalir, "Nyonya, kalau orang lain tidak baik kepada sekitarnya itu bisa dimengerti dan tidak pantas untuk merasa marah tapi kalau diri sendiri yang tidak baik kepada diri sendiri itu benar-benar tindakan yang bodoh, benar bukan?"Dela masih tidak bergerak, tidak tahu pikirannya sudah melayang ke mana."Nyonya harus bersikap lebih baik pada diri sendiri, hidup lebih baik dari mereka adalah pembalasan dendam yang terbesar! Kalau kamu terus sedih seperti ini mereka hanya akan merasa lebih senang!" Bukannya Ibu Sinta menjelekkan majikan tapi memang tindakan Nyonya Besar Wijaya ini sudah keterlaluan.Melihat

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-12
  • Jatuh Cinta Dengan Ranjang Presiden   Bab 68 Maaf, Kamu Datang Tidak Tepat Pada Waktunya!

    Klek, pintu kamar perlahan terbuka terlihat seorang perawat masuk sambil mendorong troli, "Selamat pagi, waktunya suntik lagi!"Dela menghela napas dengan lega, ternyata adalah perawat, "Selamat pagi!"perawat memasang botol infus lalu menusukkan jarum dengan stabil ke dalam nadi Dela.Saat perawat keluar sambil mendorong trolinya, terlihat Darwin yang memakai jas dokter masuk."Dokter Darwin kenapa kamu kemari?" perawat itu langsung menunduk dengan pipi yang memerah."Oh, aku datang menjenguk teman!" Darwin mengangguk kepada perawat lalu menatap Dela yang berbaring.Wajah Dela yang pucat terlihat sedikit gegabah saat melihat Darwin, napasnya juga menjadi lebih berat.Perawat lalu pergi sambil mendorong troli setelah selesai menyapa, Darwin berdiri sambil diam untuk waktu yang lama lalu menunduk berkata,"Kakak ipar, maaf!"Tangan Dela yang menggenggam seprai perlahan terlepas, "Tidak ada gunanya mengatakan hal itu! Pergilah!" Dela tidak ingin melihatnya karena dia hanya membuat Dela t

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-12
  • Jatuh Cinta Dengan Ranjang Presiden   Bab 69 Seperti Bunga Persik Yang Busuk

    Darwin menunduk dan memejamkan matanya sambil berkata, "Baik Kak, aku mengerti!""Segera pergi!" Fredy melepaskan cengkeramannya dan berteriak sambil menunjuk ke arah pintu."Baik!" Darwin menatap Fredy lalu menatap Dela, setelah berpikir sejenak dia baru keluar dari kamar pasien!Hati Dela yang dingin seperti es seperti sedang menonton pertunjukan langsung sebuah drama, setelah pertunjukan itu berakhir dia menurunkan pandangannya.Waktu di dalam kamar seolah-olah sudah berhenti, suasana sangat hening sampai bisa mendengar suara napas mereka berdua.Fredy menghela napas dengan berat lalu melirik Dela sekilas dan dengan cepat mengalihkan pandangannya lagi.Kedua tangannya yang berada dalam saku membuat orang merasakan perasaan dingin, "Ternyata kalian masih berhubungan?"Dela tidak menjawab pertanyaannya malah membahas urusannya sendiri, "Tadi aku sudah menyuruh Ibu Sinta pergi mencari pengacara Dave, kebetulan kamu datang jadi urusann

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-13
  • Jatuh Cinta Dengan Ranjang Presiden   Bab 70 Surat Perceraian

    Merinding.Dela tercengang menatap orang di depan cermin, dia sama sekali tidak bersedia percaya kalau itu adalah dirinya sendiri. Sepanjang hidupnya, dia tidak pernah peduli terhadap penampilannya seperti saat ini.Mengerikan sekali, penampilannya benar-benar sangat mengerikan!Pantas saja Fredy berkata dia sangat mengerikan, bahkan Dela sendiri terkejut.Dela meletakkan cermin dan melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 2 sore, "Bukankah katanya pengacara Dave akan datang hari ini, kenapa masih belum datang!"Dela yang sudah tidak sabar mengambil ponselnya dan menekan sebuah nomor, dengan cepat nada dering telepon terdengar.Setelah menunggu beberapa detik, terdengar suara operator, "Maaf nomor yang anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi!"Dela menatap ponselnya beberapa saat lalu menelepon lagi."Maaf … "Hasil yang sama setelah beberapa kali mencoba, tidak ada yang menjawab panggilan telep

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-14
  • Jatuh Cinta Dengan Ranjang Presiden   Bab 71 Pangeran Yang Tidak Bersedia

    Dela memeluk lutut dan menempatkan dagunya di atas, "Nenek dia bukan pangeranku, dia tidak melindungiku, tidak menyayangiku, tidak memelukku saat petir hebat di malam hari, tidak menjagaku saat sakit.""Tapi aku tidak bisa menyalahkan dia karena itu bukan kehendaknya sendiri, aku sendiri yang memaksa dia menjadi pangeranku. Aku memang pantas menerima rasa sakit ini, aku tahu itu!"Air mata dengan cepat membasahi selimut yang menutupi lututnya,matanya yang cerah terlihat penuh dengan rasa sakit dan kesepian, "Tidak masalah, aku bisa sendiri. Aku sudah terbiasa melakukan semuanya sendiri. Saat kecil dulu aku juga seperti ini, jadi sekarang aku yang sudah dewasa pasti bisa!"Kemarin ayahnya sudah mengatakan kepadanya lewat telepon, kalau Dela bercerai maka Dela tidak akan diakui lagi sebagai anak, tidak boleh pulang ke rumah lagi!Bagus juga seperti ini, sebenarnya Dela juga tidak berani untuk pulang!Dela menyeka air matanya dengan kuat, tapi air mat

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-15
  • Jatuh Cinta Dengan Ranjang Presiden   Bab 72 Masalah penyiar Wanita

    Pria itu menyipitkan mata dan menatap penyiar di layar tv untuk waktu yang lama, membelai fitur wajahnya dengan tatapan yang dalam.Sudah 6 tahun, perubahannya sangat besar mungkin karena sudah berdandan. Fitur wajahnya terlihat lebih menonjol dari sebelumnya, pipinya yang bulat membuat dia terlihat semakin menawan, membuat pria ini terpesona sampai tidak bisa mengalihkan pandangan.Fredy tersenyum sambil mengejek, di mata orang-orang mungkin dia terlihat anggun, elegan dan sulit dijangkau tapi Fredy tahu dengan jelas wajah aslinya.Tubuh yang terbungkus dengan rapi di bawah setelan jas putih formal, bagaimana wanita itu akan berteriak di bawah tubuhnya.Fredy menghisap cerutunya dua kali untuk meredakan rasa panas di bagian bawah perutnya.penyiar wanita!Cih, penyiar wanita adalah lompatan terbaik untuk menikah ke keluarga kaya. Sepertinya, menikah ke keluarga kaya benar-benar adalah impian abadinya!Wanita yang sudah pernah menikah

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-16
  • Jatuh Cinta Dengan Ranjang Presiden   Bab 73 Keindahan Malam Hari

    Dela mencondongkan tubuhnya ke jendela lalu menggeser lehernya untuk menghindar, "Tidak, kamu mengemudi saja!"Julius yang tidak mendapatkan keinginannya hanya bisa menghela napas, tatapan matanya masih penuh hormat kepada Dela, "Hah, benar-benar tidak berdaya padamu!"Dela tersenyum, termasuk menjawab ucapannya.Dalam percakapan mereka selanjutnya, Julius terus menceritakan hal menyenangkan untuk Dela, menyesuaikan suasana yang terlalu hening di antara mereka dan selalu dia yang mengambil peran ini.Saat mobil bisnis edisi terbatas berhenti di lantai bawah apartemen Dela, Julis menarik Dela yang hendak turun, "Dela, aku punya hal penting yang ingin aku katakan. Besok malam temani aku ke sebuah acara makan malam, sangat penting!""Urusan pribadi atau pekerjaan?" Dela ingin memutuskan terlebih dulu apakah ingin ikut atau tidak."Urusan pekerjaan!""Apa tidak bisa ditemani oleh orang lain?" Kalau saja urusan pekerjaan, Julius bisa meminta sekretaris atau orang lain untuk menemaninya!"

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-22

Bab terbaru

  • Jatuh Cinta Dengan Ranjang Presiden   Bab 82 Wawancara Di Tempat

    'Fredy!' teriak Dela dalam hati, matanya yang jernih terlihat sangat kesal."Sebenarnya wawancara aku dan Nona Dela tadi berjalan sangat lancar. Aku sangat menyukai pertanyaan yang dia ajukan, sangat berstruktur dan terarah!" ujar Fredy bersamaan dengan Dela, momentum saat Fredy berbicara kebetulan menutupi suara Dela.Dela menghela napas lega, pipinya yang seperti giok terlihat memerah karena merasa bersalah.Fredy menatap Dela dengan serius dan memberikan penilaian tinggi untuknya, "Hah, Dela memang pantas menjadi penyiar terbaik MBS. Dia benar-benar berbeda dari yang lain, tidak hanya sikap profesionalnya yang tinggi tapi keterampilan wawancaranya juga hebat!Fredy menambahkan lagi, "Aku ingin penyiar terbaik yang melakukan wawancara sepenuhnya, tidak boleh diganti dengan orang lain secara tiba-tiba!"Dela yang berdiri di samping terlihat pucat. Bagaimana dia bisa tidak mengerti dengan maksud dan tujuan Fredy setelah konflik yang sudah terjadi dua kali?Ekspresi pucat Dela perlahan

  • Jatuh Cinta Dengan Ranjang Presiden   Bab 81 Kehangatan Di Dalam Ruang Tamu

    "Karena kamu sudah membereskan semuanya untukku, aku semakin tidak bisa mengganggu pekerjaanmu lagi. Presdir Fredy, aku pergi dulu!" Dela mendorong dada Fredy dengan kuat, dia ingin kabur."Pergi?" Fredy mengunci tubuh Dela lalu menunduk dan mengecup bibir merah Dela dengan kuat, "Karena hal yang menggiurkan sudah datang sendiri, bagaimana mungkin aku lepaskan semudah itu?"Ekspresi jahatnya terlihat yakin harus mendapatkan Dela."Jangan Fredy, aku datang untuk melakukan wawancara. Kamu tidak bisa seperti seorang maniak gila, jangan lupa dengan status Presdirmu!" Dela menghindar dari ciuman Fredy lalu mengingatkannya.Tatapan mata Fredy yang hitam terus menatap pipi Dela yang bulat seperti bulan, tangannya yang besar memegang pinggang Dela yang ramping, "Memang benar Presdir tapi aku juga seorang pria, memiliki keinginan pada perempuan. Sekarang adalah waktu, tempat dan orang yang tepat, bagaimana mungkin aku melepaskanmu lagi, istriku!" Fredy menyebut ucapan istriku dengan begitu san

  • Jatuh Cinta Dengan Ranjang Presiden   Bab 80 Wawancara Eksklusif

    "Haha, harus menggunakan sikap yang berbeda kepada orang yang berbeda. Aku mengerti maksudmu, tidak masalah. Ayo kita pergi!" Dela membuka pintu mobil lalu masuk ke dalamnya.Saat Dela sudah keluar dari ruangan, Niar langsung mengeluh kepada sesama rekan kerjanya, "Sifat Penyiar Dela benar-benar sangat jelek, sulit sekali membereskan sebuah berita untuknya! Tidak peduli bagaimana aku membuatnya, dia selalu mengatakan tidak bagus. Elemen berita mana yang tidak aku pahami? Waktunya sangat akurat, tempat juga sangat rinci, sudah berapa wanita yang diperkosa oleh 'topi hitam', bagaimana penampilan mereka, lalu apa yang disukai dari maniak itu dari para korbannya, semua aku ingat dengan sangat jelas.""Benar, Penyiar Dela selalu mengambil tindakan yang besar. Haha, dia sangat hebat dalam menyiarkan dan wawancara, tidak ada yang bisa sehebat dia!" Orang yang berbicara adalah Jeni Lorens yang sama-sama masuk ke departemen berita bersama dengan Dela, hanya saja dia sampai sekarang dia masih m

  • Jatuh Cinta Dengan Ranjang Presiden   Bab 79 Insiden Topi Hitam

    Fredy dengan fokus menatap siaran ulang berita, penyiar cantik yang terlihat di layar sedang mewancarai beberapa politisi di ruang konferensi pemerintah.Ucapannya terdengar jelas, semua pertanyaan juga sangat spesifik. Beberapa pertanyaannnya sangat tajam sehingga para politisi itu sedikit kebingungan menjawabnya!Fredy yang menatap televisi tiba-tiba teringat dengan tingkah licik wanita itu, Fredy tersenyum dan ada perasaan gembira yang sudah lama tidak muncul dalam tatapan matanya."Apakah Ayah menonton komedi? Bukankah itu adalah siaran berita yang membosankan?" Jordan mengikuti tatapan ayahnya yang menonton siaran berita selama satu menit itu, dia benar-benar tidak bisa menemukan hal yang bisa membuat Ayahnya tersenyum.Penyiar wanita dalam berita itu menanyakan pertanyaan tentang harga rumah yang tinggi. Mungkinkah ini yang membuat ayahnya tertawa? Belakangan ini dia datang untuk hidup di kota ini bersama dengan ayahnya, itu semua karena ayahnya yang sedang mengembangkan bisnis

  • Jatuh Cinta Dengan Ranjang Presiden   Bab 78 Kekerasan Penuh Darah di Ruang Tamu

    "Presdir Wijaya, terima kasih atas niat baikmu tapi sudah ada yang datang menjemputku!" Dela mengambil tas kulitnya dan mengucapkan salam perpisahan."Dela, trik yang kamu mainkan semakin banyak saja!" Fredy menggeleng lalu menatap punggung Dela yang sangat memikat itu perlahan menghilang di pandangannya.Hah, Dela … tidak peduli seberapa liciknya kamu, pada akhirnya kamu tetap milikku!…Pada saat jam 10 malam, Fredy mendorong pintu masuk dan berjalan ke ruang tamu.Saat itu, dahinya terus mengernyit dan pada saat ini terlihat beberapa kerutan yang cocok dengan usianya.Lantai yang berwarna terang ditutupi dengan beberapa bungkusan makanan ringan berwarna-warni, beberapa botol minuman soda juga terlihat tergeletak jatuh di samping meja.Suara pertempuran, gelak tawa, pedang yang menusuk tubuh serta darah menyembur karena tindakan kekerasan terdengar!Seorang anak laki-laki yang duduk di atas karpet wol, mengetik

  • Jatuh Cinta Dengan Ranjang Presiden   Bab 77 Malam Yang Nyaman

    "Bajingan, Fredy … lepaskan aku!"Saat ini, Dela sudah didesak ke sudut ruangan oleh Fredy, roknya sudah terangkat dan sepasang kaki putih terjalin dengan kaki panjang yang dilapisi dengan celana berwarna biru tua, mereka secara tidak sengaja membentuk sebuah pose ambigu yang menarik."Akan kulepaskan, tapi nanti." Fredy mengeluarkan kesayangannya yang sudah berdiri tegak dari dalam celananya, "Ayolah, cepat! Pacarmu sudah tidur lelap!""Kamu benar-benar menjijikkan, kenapa sebelumnya aku tidak menyadari kalau kamu begitu menyebalkan?" Dela menolehkan kepala, sikap Fredy sekarang benar-benar membuatnya merasa sangat kecewa. Awalnya dalam hati Dela, Fredy seperti pangeran sempurna dalam cerita dongeng, wajahnya yang tampan yang elegan dan berkarisma, sangat terdidik dan berasal dari lingkungan ternama.Selamanya Dela hanya perlu memandangnya saja, Dela tidak hanya mencintainya, dia juga menghormati dan kagum pada Fredy.Walaupun Fredy pernah

  • Jatuh Cinta Dengan Ranjang Presiden   Bab 76 Merayu Pria

    Fredy melemparkan orang yang mabuk sampai tidak bisa berdiri dengan stabil ini ke atas ranjang besar di kamar presidential suite.Julius yang sudah tidak sadarkan diri bergumam tidak jelas di atas ranjang, gerakan tangannya juga terlihat tidak jelas.Dela yang masuk setelahnya sengaja tidak menutup pintu, "Terima kasih Presdir Wijaya sudah membawa Presdir Julius kemari, aku saja yang menjaganya di sini tidak perlu merepotkan Presdir Wijaya lagi."Dela berdiri di samping pintu, mengucapkan terima kasih dengan sopan dan formal lalu meminta Fredy untuk pergi.Fredy sepertinya tidak mendengar ucapannya, dia menghembuskan napas dan berbalik menatap Dela, "Aku sedikit haus, bisakah ambilkan sedikit air untukku!"Kamar presidential suite memiliki segalanya dan akan terlihat sedikit berlebihan kalau meminta pelayan mengantarnya. Bagaimanapun juga dia sudah membawa Julius kemari, tidak peduli sebagai pacar atau bawahan Julius, Dela tidak bisa menolak permin

  • Jatuh Cinta Dengan Ranjang Presiden   Bab 75 Di Mana Daging Itu Tumbuh?

    "Haha, tidak disangka Presdir Wijaya humoris juga!" Julius yang masih mudah hanya ikut tertawa, Fredy yang hanya mengucapkan beberapa kata kasar sudah membuat Julius merasa hubungan mereka sudah dekat.Dela sangat kesal sampai tidak bisa berbicara, sekarang dia baru tahu ternyata Julius itu sama seperti wanita lain, tidak tahu bagaimana cara menghormati wanita.Julius menjawab ucapan tapi Fredy malah tidak melanjutkan pembicaraan ini, "Lebih baik kita kembali ke bisnis saja, ayo pesan makanan dulu, jangan biarkan manajernya panik! Dela, coba lihat apa yang kamu suka?"Panggilan Fredy terdengar semakin akrab, tadi dia masih memanggil Dela Amanda, lalu Nona Dela dan sekarang langsung memanggil nama Dela.Panggilan ini membuat Dela merasa tidak nyaman, atas dasar apa Fredy memanggil namanya dengan begitu akrab? Lagi pula, Dela semakin tidak suka Fredy yang mendekat sesuka hati dan menyemburkan hawa panas pada tubuh Dela.Untuk menghindari gangguan dar

  • Jatuh Cinta Dengan Ranjang Presiden   Bab 74 Klien Besar MBS

    Dela menatap ponselnya dengan penasaran, dia mendecak lalu menyimpan ponselnya dan membuka pintu.Melihat lampu di apartemen lantai 12 sudah menyala, Julius yang bersandar di mobil bersiap membuka pintu mobilnya.Saat ini, sebuah mobil muncul dari kegelapan melewati mobilnya sehingga hampir menabrak Julius, "Hei, apa kamu bisa menyetir atau tidak."Mobil itu langsung berhenti, pemilik mobil seolah-olah sengaja memprovokasi dengan melemparkan puntung rokok keluar lalu melaju pergi.Dela yang memakai gaun bermerek warna emas mengikuti Presdir MBS masuk ke sebuah hotel lokal yang terkenal, mereka berdua menuju sebuah ruangan pribadi di lantai dua.Ruang pribadi yang didekorasi dengan begitu megah cukup untu menampung pesta kecil berjumlah 30 orang. Di atas meja bundar yang sangat bersih terdapat sebuah lampu kuning bulat, cahaya keemasan yang lembut membuat ruangan itu terlihat lebih indah.Namun, dalam ruangan sebesar ini tidak terlihat orang lain selain mereka berdua!Dela mengernyit d

DMCA.com Protection Status