"Baik! Kami pasti akan pastikan keselamatan dari ibu ini!" Dokter yang tidak pernah memberikan jaminan seperti itu segera beranjak pergi.
"Apa kamu sudah gila, aku bersusah payah melayani dia selama setahun lalu pada akhirnya tidak ada hasil?" Ratna berteriak keras sambil membelalakkan matanya, "Bayinya juga baik-baik saja, setiap kali pemeriksaan sangat sehat apakah harus dibuang begitu saja? Tidak bisa, aku ingin cucuku!"
"Masalah ini sudah dipututskan seperti ini. Ibu, nanti suruh Ibu Sinta rawat dia. Ayah aku masih ada rapat jadi aku harus pergi dulu!"
"Perusahaan juga penting, pergilah!" Dimas juga sudah merasakan keanehan tapi biasanya dia juga tidak bisa mengendalikan putranya ini.
Fredy menatap kamar persalinan dengan tatapan penuh arti lalu dia menolehkan kepala dan berjalan menuju lift.
"Apa? Bukankah dia adalah keluarganya? Kenapa malah pergi meninggalkan aku di sini? Aku akan pergi karena cucuku sudah tidak ada!" ujar Ratna kesal sambil
"Kamu harus menjadi penurut dan beretika. Harus menyapa orang dewasa saat melihat mereka!"Dela memejamkan mata sambil menahan sakit, dia tidak ingin mengajari anaknya menjadi licik sejak kecil, dia hanya ingin mengajari anaknya cara bertahan hidup, tidak ingin anaknya diabaikan dan menerima penindasan sejak kecil!Dela merasa sangat sedih sangat teringat dengan kemungkinan anaknya tidak dizinkan masuk ke rumah saat hujan di malam hari, teringat Fredy yang hanya akan menyukai anak lain dan tidak menyukai anak Dela."Jangan bersikap tidak baik pada anaknya, jangan!"Seiring dengan berjalannya waktu, tendangan bayi di dalam perut ini semakin sering dan keras sehingga perut bagian Dela terasa semakin sakit.Dela yang sejak tadi menahan diri itu akhirnya berteriak menangis."Sudah hampir pembukaan sepuluh, tahan sebentar lagi, setelah itu sudah bisa melahirkan!" Dokter kandungan memberi semangat."Anakku kamu harus ingat dengan ucapan mama. Harus ingat!" Dela tidak lupa mengingatkan anakn
"Nyonya jangan bersedih lagi, cepat makan buburnya!" Ibu Sinta menyendokkan sesendok bubur ke mulut Dela dan membujuk Dela agar makan.Dela yang bersandar kesakitan tidak bereaksi, dia terus menatap ke depan tanpa berkedip sama sekali seperti sebuah patung yang tidak memiliki nyawa.Ibu Sinta merapikan rambut Dela yang terlihat acak-acakan dengan sedih, rasa sakit membuat air matanya mengalir, "Nyonya, kalau orang lain tidak baik kepada sekitarnya itu bisa dimengerti dan tidak pantas untuk merasa marah tapi kalau diri sendiri yang tidak baik kepada diri sendiri itu benar-benar tindakan yang bodoh, benar bukan?"Dela masih tidak bergerak, tidak tahu pikirannya sudah melayang ke mana."Nyonya harus bersikap lebih baik pada diri sendiri, hidup lebih baik dari mereka adalah pembalasan dendam yang terbesar! Kalau kamu terus sedih seperti ini mereka hanya akan merasa lebih senang!" Bukannya Ibu Sinta menjelekkan majikan tapi memang tindakan Nyonya Besar Wijaya ini sudah keterlaluan.Melihat
Klek, pintu kamar perlahan terbuka terlihat seorang perawat masuk sambil mendorong troli, "Selamat pagi, waktunya suntik lagi!"Dela menghela napas dengan lega, ternyata adalah perawat, "Selamat pagi!"perawat memasang botol infus lalu menusukkan jarum dengan stabil ke dalam nadi Dela.Saat perawat keluar sambil mendorong trolinya, terlihat Darwin yang memakai jas dokter masuk."Dokter Darwin kenapa kamu kemari?" perawat itu langsung menunduk dengan pipi yang memerah."Oh, aku datang menjenguk teman!" Darwin mengangguk kepada perawat lalu menatap Dela yang berbaring.Wajah Dela yang pucat terlihat sedikit gegabah saat melihat Darwin, napasnya juga menjadi lebih berat.Perawat lalu pergi sambil mendorong troli setelah selesai menyapa, Darwin berdiri sambil diam untuk waktu yang lama lalu menunduk berkata,"Kakak ipar, maaf!"Tangan Dela yang menggenggam seprai perlahan terlepas, "Tidak ada gunanya mengatakan hal itu! Pergilah!" Dela tidak ingin melihatnya karena dia hanya membuat Dela t
Darwin menunduk dan memejamkan matanya sambil berkata, "Baik Kak, aku mengerti!""Segera pergi!" Fredy melepaskan cengkeramannya dan berteriak sambil menunjuk ke arah pintu."Baik!" Darwin menatap Fredy lalu menatap Dela, setelah berpikir sejenak dia baru keluar dari kamar pasien!Hati Dela yang dingin seperti es seperti sedang menonton pertunjukan langsung sebuah drama, setelah pertunjukan itu berakhir dia menurunkan pandangannya.Waktu di dalam kamar seolah-olah sudah berhenti, suasana sangat hening sampai bisa mendengar suara napas mereka berdua.Fredy menghela napas dengan berat lalu melirik Dela sekilas dan dengan cepat mengalihkan pandangannya lagi.Kedua tangannya yang berada dalam saku membuat orang merasakan perasaan dingin, "Ternyata kalian masih berhubungan?"Dela tidak menjawab pertanyaannya malah membahas urusannya sendiri, "Tadi aku sudah menyuruh Ibu Sinta pergi mencari pengacara Dave, kebetulan kamu datang jadi urusann
Merinding.Dela tercengang menatap orang di depan cermin, dia sama sekali tidak bersedia percaya kalau itu adalah dirinya sendiri. Sepanjang hidupnya, dia tidak pernah peduli terhadap penampilannya seperti saat ini.Mengerikan sekali, penampilannya benar-benar sangat mengerikan!Pantas saja Fredy berkata dia sangat mengerikan, bahkan Dela sendiri terkejut.Dela meletakkan cermin dan melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 2 sore, "Bukankah katanya pengacara Dave akan datang hari ini, kenapa masih belum datang!"Dela yang sudah tidak sabar mengambil ponselnya dan menekan sebuah nomor, dengan cepat nada dering telepon terdengar.Setelah menunggu beberapa detik, terdengar suara operator, "Maaf nomor yang anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi!"Dela menatap ponselnya beberapa saat lalu menelepon lagi."Maaf … "Hasil yang sama setelah beberapa kali mencoba, tidak ada yang menjawab panggilan telep
Dela memeluk lutut dan menempatkan dagunya di atas, "Nenek dia bukan pangeranku, dia tidak melindungiku, tidak menyayangiku, tidak memelukku saat petir hebat di malam hari, tidak menjagaku saat sakit.""Tapi aku tidak bisa menyalahkan dia karena itu bukan kehendaknya sendiri, aku sendiri yang memaksa dia menjadi pangeranku. Aku memang pantas menerima rasa sakit ini, aku tahu itu!"Air mata dengan cepat membasahi selimut yang menutupi lututnya,matanya yang cerah terlihat penuh dengan rasa sakit dan kesepian, "Tidak masalah, aku bisa sendiri. Aku sudah terbiasa melakukan semuanya sendiri. Saat kecil dulu aku juga seperti ini, jadi sekarang aku yang sudah dewasa pasti bisa!"Kemarin ayahnya sudah mengatakan kepadanya lewat telepon, kalau Dela bercerai maka Dela tidak akan diakui lagi sebagai anak, tidak boleh pulang ke rumah lagi!Bagus juga seperti ini, sebenarnya Dela juga tidak berani untuk pulang!Dela menyeka air matanya dengan kuat, tapi air mat
Pria itu menyipitkan mata dan menatap penyiar di layar tv untuk waktu yang lama, membelai fitur wajahnya dengan tatapan yang dalam.Sudah 6 tahun, perubahannya sangat besar mungkin karena sudah berdandan. Fitur wajahnya terlihat lebih menonjol dari sebelumnya, pipinya yang bulat membuat dia terlihat semakin menawan, membuat pria ini terpesona sampai tidak bisa mengalihkan pandangan.Fredy tersenyum sambil mengejek, di mata orang-orang mungkin dia terlihat anggun, elegan dan sulit dijangkau tapi Fredy tahu dengan jelas wajah aslinya.Tubuh yang terbungkus dengan rapi di bawah setelan jas putih formal, bagaimana wanita itu akan berteriak di bawah tubuhnya.Fredy menghisap cerutunya dua kali untuk meredakan rasa panas di bagian bawah perutnya.penyiar wanita!Cih, penyiar wanita adalah lompatan terbaik untuk menikah ke keluarga kaya. Sepertinya, menikah ke keluarga kaya benar-benar adalah impian abadinya!Wanita yang sudah pernah menikah
Dela mencondongkan tubuhnya ke jendela lalu menggeser lehernya untuk menghindar, "Tidak, kamu mengemudi saja!"Julius yang tidak mendapatkan keinginannya hanya bisa menghela napas, tatapan matanya masih penuh hormat kepada Dela, "Hah, benar-benar tidak berdaya padamu!"Dela tersenyum, termasuk menjawab ucapannya.Dalam percakapan mereka selanjutnya, Julius terus menceritakan hal menyenangkan untuk Dela, menyesuaikan suasana yang terlalu hening di antara mereka dan selalu dia yang mengambil peran ini.Saat mobil bisnis edisi terbatas berhenti di lantai bawah apartemen Dela, Julis menarik Dela yang hendak turun, "Dela, aku punya hal penting yang ingin aku katakan. Besok malam temani aku ke sebuah acara makan malam, sangat penting!""Urusan pribadi atau pekerjaan?" Dela ingin memutuskan terlebih dulu apakah ingin ikut atau tidak."Urusan pekerjaan!""Apa tidak bisa ditemani oleh orang lain?" Kalau saja urusan pekerjaan, Julius bisa meminta sekretaris atau orang lain untuk menemaninya!"