Share

Sepi yang Terpendam

“Sebenarnya aku kasihan dengan syeikh, dia susah payah membawamu ke rumah sakit dan kabarnya sampai menjadi penanggung jawab sampai kau sembuh. Eh, tapi kau malah lupa dengannya. Hatinya pasti ada sedikit luka. Bagaimana, ya, bilangnya, rasanya syeikh itu menyimpan perasan denganmu, Nuwa. Ini tebakanku saja,” ucap Fani. Dia yang paling perasan dengan perubahan Dayyan.

“Aku juga berpikir begitu.” Anjali tak mau kalah.

“Aku juga. Orang yang terlalu sering ribut lama-lama jadi kepikiran terus di dalam hatinya, jadi tanpa sadar cinta di dalam hatinya tumbuh. Batasan antara benci dan cinta itu, kan, tipis.” Asumsi Padma.

“Eh, jangan, marah istri dan anaknya nanti. Lagi pula aku tak pernah mau masuk dalam rumah tangga orang. Aku sudah terbiasa menjadi satu-satunya dalam hidup Kai dulu, sampai maut yang memisahkan kami.”

“Hei, kau ini, syeikh dudalaaah, dudaaa. Itu pun kau lupa. Parah kawan kita ini.” Fani mulai kesal.

“Syeikh Dayyan, duda?” Nuwa lupa sekali.

“Iya, istrinya, kan, menin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status