Share

Bab 4 Merindukan Kenaya

Author: Myafa
last update Last Updated: 2024-12-02 11:19:53

Seminggu setelah kembali dari melihat proyek, Kean tidak fokus bekerja. Dia memikirkan Kenaya terus. Bukannya hilang dari pikirannya, bayangan Kenaya justru menghiasi pikirannya. Kean tidak tahu harus berbuat apa.

Suara ponsel yang berdering membuat Kean mengalihkan pandangannya. Dilihatnya sang mommy yang menghubunginya.

“Ada apa, Mom?” Kean mengangkat sambungan telepon dan langsung bertanya-tanya tanpa basa-basi.

“Ke, Mommy buatkan jadwal untukmu.” Mommy Freya di seberang sana memberitahu anaknya.

“Jadwal apa? Jadwal dokter? Aku ‘kan tidak sakit?” Dengan polosnya Kean bertanya. Dia merasa tidak mengalami gejala sakit sama sekali.

“Jadwal kencan, Ke, kenapa kamu berpikir jadwal ke dokter.” Mommy Freya heran dengan sang anak.

“Kencan?” Kean menautkan alisnya. Merasa heran dengan sang mommy yang membuatkan jadwal kencan untuknya.

“Jam dua belas di restoran K-vin. Jangan terlambat.”

“Tapi—” Belum sempat Kean menolak, sang mommy sudah mematikan sambungan telepon. Kean hanya melihat ponselnya. Sang mommy memang belakangan ini sibuk menjodohkan dirinya. Apalagi sejak saudaranya menikah. Jadi sang mommy begitu bersemangat. Agar segera bisa menyusul.

Siang ini, akhirnya Kean benar-benar pergi untuk kencan. Di restoran milik pamannya itu, Kean segera duduk menunggu gadis yang sedang dikirim sang mommy.

“Permisi.” Seorang gadis cantik menyapa Kean.

Kean yang sedang sibuk mengaduk minumannya, langsung mengalihkan pandangan. Dilihatnya wanita cantik di depannya. Dia menduga jika itulah wanita yang akan dikenalkan padanya.

“Apa kamu Kean?” Gadis itu memastikan lebih dulu.

“Iya.” Kean mengangguk. Sang mommy tidak memberitahu sama sekali nama gadis yang akan ditemuinya. Beruntung gadis itu tahu namanya. Kean segera berdiri. Mengulurkan tangan pada gadis itu. “Aku Kean.” Dia memperkenalkan diri.

“Aku Aurora.” Gadis itu memperkenalkan diri sambil menerima uluran tangan Kean.

“Silakan duduk.” Kean segera duduk setelah berkenalan.

Aurora langsung duduk. Dia memerhatikan Kean yang ternyata tampan seperti di foto yang mamanya berikan.

Beberapa saat kemudian makanan datang. Kean merasa belum pesan apa pun, tetapi pramusaji mengatakan jika makanan sudah dipesan oleh Ny. Freya. Kean merasa jika sang mommy benar-benar menyiapkan dengan baik kencan ini. Tidak seperti kencan sebelumnya.

“Kamu kerja di mana?” Walaupun Kean tidak berniat kencan, bukan berarti dia tidak bisa bersikap baik dengan teman kencan.

“Aku bekerja di perusahaan periklanan. Sebagai desain grafis.” Aurora menjelaskan pekerjanya.

“Pasti kamu pandai menggambar.” Kean menebak.

Aurora tersenyum. “Lumayan.”

Saat memandangi Aurora yang tersenyum, tiba-tiba terlintas bayangan Kean. Aurora tampak seperti Kenaya yang tersenyum padanya. Melihat Kenaya yang berada di depannya membuat Kean begitu merindukan mantan kekasihnya itu.

Kean segera menyadarkan pikirannya. Saat tersadar, Kean melihat di depannya bukan Kenaya, melainkan Aurora. Hal itu membuatnya merasa kesal pada dirinya sendiri karena terus memikirkan Kenaya terus menerus. Kean memijat dahinya. Merasa begitu pusing dengan pikirannya sendiri.

“Apa kamu sakit?” Aurora melihat Kean yang sepertinya sedang pusing.

“Pekerjaanku sedang banyak. Jadi aku sedikit tidak enak badan.” Kean beralasan pada Aurora.

“Setelah makan, sebaiknya kamu segera pulang saja. Kita bisa bertemu lain waktu.” Aurora tidak mau memaksakan Kean.

“Terima kasih sudah mengerti.” Kean bersyukur Aurora bukan seperti gadis-gadis sebelumnya yang memaksa sekali.

Setelah pertemuan itu, Kean memutuskan untuk pulang ke apartemen. Selama ini Kean memang tinggal di apartemen. Sejak sang saudaranya menikah dan sang mommy rajin menjodohkannya, Kean memutuskan untuk tinggal sendiri. Walaupun awalnya ditentang oleh sang mommy. Namun, sang daddy memberikan pengertian dan akhirnya sang mommy mengizinkan Kean tinggal di apartemen asal saat akhir pekan selalu pulang. Kean setuju saja. Walaupun pada akhirnya dia tidak benar-benar pulang karena terkadang harus ke luar kota.

Sampai di kamar apartemennya, Kean segera menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur. Kepalanya sedikit pusing sejak tadi pikirannya dihiasi dengan bayangan Kenaya.

“Ternyata aku masih begitu mencintaimu.” Kean tidak bisa memungkiri hatinya. Setelah bertemu dengan Kenaya, dia justru merasa begitu rindu dengan mantan kekasihnya itu.

Kean segera merogoh ponselnya. Menghubungi sekretarisnya. “Siapkan penerbangan hari ini. Aku mau bertemu anak walikota.” Dia memberi perintah pada sekretarisnya. Kean tidak bisa terus-terusan memikirkan Kenaya. Dia ingin bertemu dengan Kenaya. Agar bayangan Kenaya segera menghilang dari pikirannya.

***

“Anda tidak turun, Pak?” Sekretaris bertanya pada Kean. Menoleh ke arah belakang.

“Tidak. Aku hanya ingin mengawasi dari sini.” Kean melihat ke rumah Jerick. Memerhatikan apakah Kenaya akan keluar dari rumah atau tidak.

Setelah kemarin memutuskan untuk datang ke kota di mana Kenaya tinggal, pagi ini Kean pergi ke rumah Jerick. Dia ingin melihat Kenaya. Walaupun dari jauh. Baginya tidak masalah. Yang penting adalah dia dapat melepaskan rindu.

Beberapa saat kemudian tampak Kenaya keluar dari rumah megah itu. Kenaya begitu cantik dengan dress turtleneck, Persis dengan dress yang dipakainya waktu pertama bertemu dengan Kean. Hanya berbeda waktu. Kacamata hitam bertengger di hidung mancungnya. Selang beberapa saat kemudian taksi berhenti di depan rumah. Kenaya masuk ke dalam taksi tersebut, dan membawanya pergi dari rumah.

“Ikuti!” perintah Kean pada sekretarisnya.

Sekretaris Kean segera melajukan mobilnya. Mengikuti taksi yang membawa Kenaya.

Saat mengikuti Kenaya, Kean berpikir bagaimana bisa Kenaya naik taksi di saat mobil berjajar di garasi Jerick. Tidak mungkin juga Jerick tidak punya sopir untuk mengantarkan sang istri. Apalagi sang istri sedang hamil. Namun, Kean tidak mau memikirkan itu dulu. Dia ingin tahu ke mana Kenaya pergi lebih dulu.

Taksi berhenti di sebuah toko bunga kecil. Tampak Kenaya turun. Dari kejauhan Kean melihat Kenaya masuk ke dalam toko bunga. Kean memilih memerhatikan dari kejauhan apa yang dilakukan Kenaya.

“Dia punya toko bunga seperti yang diharapkannya.” Kean tahu jika Kenaya begitu suka dengan bunga. Dia bercita-cita memiliki toko bunga. Agar setiap hari dia melihat bunga-bunga cantik. “Tapi, kenapa kecil sekali?” Kean merasa heran dengan toko bunga Kenaya. Untuk sekelas istri anak walikota, harusnya dia bisa membuat toko bunga yang besar. Ditambah lagi dengan jumlah kekayaan Jerick yang cukup banyak. Tidak mungkin tidak bisa membuatkan toko bunga besar untuk istrinya.

Di dalam toko bunga, Kenaya menata bunga pesanan pelanggannya. Toko kecil ini adalah usaha yang baru dibangunnya satu bulan yang lalu. Dengan tabungannya, dia menyewa toko kecil dan membuka toko bunga. Toko ini dijaga oleh satu karyawannya.

Kenaya meminta izin pada Jerick membuka toko ini untuk mengisi waktu luangnya. Awalnya Jerick tidak mengizinkan. Namun, setelah bernegosiasi, akhirnya Jerick mengizinkan Kenaya. Asal Kenaya pulang sebelum dirinya pulang. Tidak boleh juga menggunakan fasilitas apa pun darinya. Tentu saja Kenaya menerima syarat yang diberikan Jerick. Ini adalah caranya mengumpulkan pundi-pundi uang. Walaupun tanpa bantuan Jerick.

“Selamat datang di toko bunga Kenaya.”

Lonceng yang berbunyi saat pintu dibuka membuat Kenaya menyapa pelanggan yang datang. Dia segera mengalihkan pandangan ke arah pintu untuk menyambut dengan senyuman pelanggan yang datang.

“Kean.” Senyum Kenaya meredup ketika melihat siapa yang datang.

Related chapters

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 5 Dari Mana Kamu Tahu?

    Kenaya yang melihat Kean ada di toko bunganya, segera mengambil kacamata hitam. Matanya merah karena semalam Jerick memukulnya tepat di pelipisnya. Jadi dia tidak mau Kean melihat hal itu. Yang ada akan menjadi pertanyaan bagi Kean. Kean mengayunkan langkahnya masuk ke toko bunga milik Kenaya. Dilihatnya Kenaya sedang menyusun bunga. Namun, ada yang aneh. Tiba-tiba Kenaya memakai kacamata hitam. Padahal ini berada di dalam ruangan. Entah untuk apa mantan kekasih memakai kacamata di dalam ruangan. “Apa kedatangan begitu silau sampai kamu menutup memakai kacamata?” Kean melemparkan pertanyaan dengan nada sindiran. “Aku sedang sakit mata.” Kenaya memberikan alasan palsu. Padahal dia menutupi lukanya. “Tidak menyangka jika ternyata kamu akhirnya memiliki toko bunga seperti yang kamu inginkan.” Kean melihat ke sekeliling. Melihat toko bunga milik Kenaya. Kenaya terdiam sejenak. Dia ingat jika pernah mengatakan hal itu pada Kean. Mimpi kecilnya yang ingin diwujudkannya. Namun,

    Last Updated : 2024-12-02
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 6 Membuat Masalah

    “Membujuk apa?” Kenaya penasaran sekali karena dia tidak merasa melakukan apa pun. “Ini.” Jerick memberikan bunga lily yang tadinya berada di balik punggungnya. Kenaya membulatkan matanya. Bunga lily yang diberikan Jerick adalah bunga lily yang dibuatkan untuk Kean. Dia memikirkan bagaimana bunga ini sampai ke rumah. Saat memandangi bunga tersebut, Kenaya melihat sebuah kertas. Dengan segera dia mengambil dan membacanya. Bunga lily adalah lambang kesetiaan. Jadi aku akan memberikannya padamu untuk membuktikan kesetiaanku. Kenaya yakin jika Kean sengaja menulis kalimat itu dan ditujukan padanya. Namun, sialnya tidak ada tulisan untuk siapa bunga itu. Jadi Jerick mengira itu adalah bunga darinya. Jika sudah seperti ini, jelas Kenaya tidak bisa menghindar sama sekali. Jika mengelak pasti Jerick akan curiga dari mana bunga itu berasal, maka Kenaya harus berpura-pura jika bunga itu darinya.“Aku hari ini pulang terlambat karena ada pesanan, jadi aku sengaja mengirim bunga ini agar kamu

    Last Updated : 2025-01-08
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 7 Luka Di Tangan

    Tubuh Kenaya gemetar ketika mendengar ucapan Jerick. Dia tahu apa yang akan dilakukan Jerick padanya. Kenaya selalu takut melakukan hal gila ini. “Kemarilah!” Jerick memberikan kode pada Kenaya dengan jarinya. Meminta Kenaya untuk segera mendekat ke arahnya. Sejujurnya Kenaya takut untuk mendekat, tetapi dia lebih takut untuk tidak menuruti perintah Jerick. Dengan memberanikan diri Kenaya segera menghampiri Jerick. “Duduk sini.” Jerick menepuk sofa. Kenaya perlahan duduk tepat di samping Jerick. Jantungnya berdegup kencang ketika berada di samping Jerick. Ini benar-benar lebih seram dibanding masuk ke rumah hantu. Tanpa aba-aba, Jerick mendaratkan bibirnya pada bibir Kenaya. Aroma rokok yang kuat tercium dari mulut Jerick. Ingin rasanya Kenaya muntah. Karena memang dia tidak suka aroma rokok itu. Namun, dia tidak bisa menghindar. Beruntung Jerick segera melepaskan ciumannya. Namun, penyiksaan belum berakhir. Dia mendaratkan kecupan di leher serta bahu Kenaya. Kenaya memejamkan m

    Last Updated : 2025-01-08
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 8 Jangan Ikut Campur!

    “Jangan ikut campur!” Kenaya segera menarik pergi. Kenaya mengambil beberapa bunga mawar karena bunga yang dirangkainya kurang. Berusaha untuk menghindar. “Itu sundutan rokok bukan?” Kean mengejar Kenaya. Dia sudah memikirkan jika luka yang terdapat di tangan Kenaya adalah sundutan rokok. Kenaya berusaha untuk tetap tenang. “Bukan urusanmu.” Kenaya kembali pada rangkaian bunga yang dibuatkan untuk Kean. Jawaban Kenaya itu sudah menegaskan jika memang itu adalah luka sundutan rokok. Rahangnya mengeras ketika mengetahui wanita yang dicintainya dilukai seperti itu. “Ini, dua ratus ribu. Bayar dan segeralah pergi.” Kenaya menyerahkan rangkaian bunga yang dibuatnya. Dia memilih melihat ke arah lain. Agar tidak menatap Kean. Tak mau Kean melihat sorot matanya. Karena Kean pasti akan tahu apa yang dirasakannya. Kean mengambil langsung uang di dompetnya dan memberikannya pada Kenaya. Saat melakukan itu, Kenaya tidak memandangnya sama sekali. Hal itu membuat Kean benar-benar terluka. Ken

    Last Updated : 2025-01-08
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 9 Merebut

    Sampai di hotel, Kean meluapkan kekesalannya dengan memukul bantal. Meluapkan kekesalannya. Ingin sekali dia memukul Jerick. Sayangnya, dia tidak mau Kenaya yang akan jadi korban. Kean bertekad membawa kembali Kenaya, jika mantan kekasihnya itu tidak mendapatkan kebahagiaan. “Anggap saja aku anak kecil yang meminta permenku kembali. Jika tidak diberikan, aku akan merebutnya secara paksa.”Kean berusaha mengembuskan napasnya kasar. Berusaha menenangkan dirinya. Berharap jika akan sedikit meredakan amarah. Tepat saat kekesalannya itu sudah mereda, suara telepon terdengar. Kean segera mengambil ponselnya di dalam kantung celananya. Saat melihat ponselnya, ternyata saudara kembarnya yang menghubungi. “Ada apa, Le?” tanya Kean. “Kamu di mana? Kata sekretarismu kamu pergi jalan-jalan?” Lean di seberang sana bertanya.Kean baru sadar jika dia belum memberitahu keluarganya jika dia pergi ke luar kota. Dia tidak mau jika keluarganya a

    Last Updated : 2025-01-09
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 10 Jelaskan Padaku

    Mendengar suara sang kakek berubah membuat Kenaya langsung menatap sang kakek. Apalagi suara itu dia kenal sekali. Siapa lagi jika bukan suara Kean. “Ke ….” Kenaya cukup terkejut dengan aksi Kean yang menyamar seperti kakek-kakek. “Jangan terkejut seperti itu, pengawalmu bisa curiga nanti.” Kean memberikan peringatan pada sang kakek. Kean memang sudah mempersiapkan ini semua sejak kemarin. Sejak Kenaya bilang jika dia untuk mendekatinya karena ada pengawalan, dia berusaha untuk mencari cara mendekati Kenaya. Karena itu dia melakukan penyamaran ini. Agar dapat bertemu Kenaya. Kemarin, dia membeli semua perlengkapan penyamaran. Sampai dia harus menghubungi Anka-sepupunya untuk membantunya merias diri seperti kakek-kakek. Kenaya tidak menyangka Kean benar-benar akan menemuinya. Lebih membuatnya terkejut adalah caranya menemuinya. Kean sampai berubah seperti kakek-kakek. “Sekarang jelaskan padaku. Apa yang sebena

    Last Updated : 2025-01-09
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 11 Membawa Pergi

    Sejak saat itu, Kenaya memutuskan untuk tidak melakukan apa pun. Percuma meminta tolong orang lain, karena tidak mungkin orang akan menolongnya. Justru memintanya memaklumi apa yang dilakukan Jerick.Kenaya akhirnya mengubah strateginya. Menuruti perintah Jerick sebisa mungkin. Menerima pukulan saat tidak mau menuruti perintah Jerick. Dia akan bertahan sampai bisa mengumpulkan pundi-pundi uang. Setelah punya cukup uang, maka dia akan pergi. Karena merasa hanya cara itu yang bisa dilakukan. Dengan begitu, dia akan terbebas dari Jerick. Beruntung Jerick mengizinkannya untuk membuka toko bunga kecil. Mungkin bagi Jerick toko bunganya tidak akan memberikan pemasukan untuk Kenaya. Namun, sebenarnya toko bunga Kenaya cukup ramai.“Jika semua sudah dilakukan dan tidak membuahkan hasil, maka ayo pergi. Aku akan membawamu pergi.” Kean tidak akan tinggal diam begitu saja di sini. Dia akan membawa Kenaya untuk pergi. Tidak rela jika wanita yang dicint

    Last Updated : 2025-01-09
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 12 Siapa Kakek Itu?

    “Ini apa?” tanya Kean. “Ini adalah pertama kali ada orang yang memegang perutku dan ini pertama kali orang merasakan kebahagiaan yang aku rasakan.” Kenaya begitu terharu sekali. “Apa Jerick tidak pernah memegang perutmu?” tanya Kean. “Tidak.” Kenaya menggeleng. Bagaimana bisa seorang pria yang akan menjadi ayah tidak memegangi perut istrinya. Padahal kebahagiaan begitu dirasakan Kean. Kean berpikir andai yang dikandung Kenaya adalah anaknya, pasti dia akan jauh lebih bahagia. Kenaya segera menghapus air matanya. Kemudian kembali ke tempat duduknya. Tak mau membuat pengawal Jerick curiga. Jika mereka lapor ke Jerick akan bahaya. Beruntung karena restoran pembatasnya tinggi, mereka tidak melihat saat Kenaya meminta Kean memegang perutnya. “Apa mereka akan selalu disampingmu terus menerus?” Kean penasaran sekali. Dari tadi pengawal Kenaya mengawasi terus. “Biasanya mereka akan datang saat siang sampai aku pulang dari toko, tetapi karena Jerick tidak ada, maka mereka akan menjaga d

    Last Updated : 2025-01-09

Latest chapter

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 13 Cosplay

    Kean kali ini bersiap. Dilihatnya wajahnya sudah sesuai dengan keinginannya. Sempurna untuk penyamaran kali ini. Jika sudah begini, dia akan bisa leluasa menemui Kenaya. “Sebenarnya Kak Kean mau ke mana? Kenapa harus berdandan seperti wanita?” Anka-sepupu Kean melemparkan pertanyaan itu. Pagi-pagi sekali tadi kakak sepupunya menghubungi. Ternyata ingin dibantu untuk merias diri. Karena Anka adalah seorang vlogger kecantikan, dia membantu sang kakak, melalui video call. “Sudahlah, aku sedang cosplay.” Kean menjawab enteng.“Cosplay menjadi banci?” Anka tertawa. “Apa aku terlihat seperti banci. Rasanya aku lebih cantik.” Kean melihat pantulan kaca. Melihat wajahnya yang cantik. Sengaja Kean memakai rambut palsu panjang agar menutupi rambut pendeknya. Dia ingin terlihat seperti wanita agar pengawal Jerick tidak menyadari keberadaannya. Kean ingin memanfaatkan Jerick yang sedang tidak ada. Jadi dia bisa dekat dengan Kenaya. “Kak Kean cantik. Pasti orang tidak akan mengira kakak adala

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 12 Siapa Kakek Itu?

    “Ini apa?” tanya Kean. “Ini adalah pertama kali ada orang yang memegang perutku dan ini pertama kali orang merasakan kebahagiaan yang aku rasakan.” Kenaya begitu terharu sekali. “Apa Jerick tidak pernah memegang perutmu?” tanya Kean. “Tidak.” Kenaya menggeleng. Bagaimana bisa seorang pria yang akan menjadi ayah tidak memegangi perut istrinya. Padahal kebahagiaan begitu dirasakan Kean. Kean berpikir andai yang dikandung Kenaya adalah anaknya, pasti dia akan jauh lebih bahagia. Kenaya segera menghapus air matanya. Kemudian kembali ke tempat duduknya. Tak mau membuat pengawal Jerick curiga. Jika mereka lapor ke Jerick akan bahaya. Beruntung karena restoran pembatasnya tinggi, mereka tidak melihat saat Kenaya meminta Kean memegang perutnya. “Apa mereka akan selalu disampingmu terus menerus?” Kean penasaran sekali. Dari tadi pengawal Kenaya mengawasi terus. “Biasanya mereka akan datang saat siang sampai aku pulang dari toko, tetapi karena Jerick tidak ada, maka mereka akan menjaga d

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 11 Membawa Pergi

    Sejak saat itu, Kenaya memutuskan untuk tidak melakukan apa pun. Percuma meminta tolong orang lain, karena tidak mungkin orang akan menolongnya. Justru memintanya memaklumi apa yang dilakukan Jerick.Kenaya akhirnya mengubah strateginya. Menuruti perintah Jerick sebisa mungkin. Menerima pukulan saat tidak mau menuruti perintah Jerick. Dia akan bertahan sampai bisa mengumpulkan pundi-pundi uang. Setelah punya cukup uang, maka dia akan pergi. Karena merasa hanya cara itu yang bisa dilakukan. Dengan begitu, dia akan terbebas dari Jerick. Beruntung Jerick mengizinkannya untuk membuka toko bunga kecil. Mungkin bagi Jerick toko bunganya tidak akan memberikan pemasukan untuk Kenaya. Namun, sebenarnya toko bunga Kenaya cukup ramai.“Jika semua sudah dilakukan dan tidak membuahkan hasil, maka ayo pergi. Aku akan membawamu pergi.” Kean tidak akan tinggal diam begitu saja di sini. Dia akan membawa Kenaya untuk pergi. Tidak rela jika wanita yang dicint

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 10 Jelaskan Padaku

    Mendengar suara sang kakek berubah membuat Kenaya langsung menatap sang kakek. Apalagi suara itu dia kenal sekali. Siapa lagi jika bukan suara Kean. “Ke ….” Kenaya cukup terkejut dengan aksi Kean yang menyamar seperti kakek-kakek. “Jangan terkejut seperti itu, pengawalmu bisa curiga nanti.” Kean memberikan peringatan pada sang kakek. Kean memang sudah mempersiapkan ini semua sejak kemarin. Sejak Kenaya bilang jika dia untuk mendekatinya karena ada pengawalan, dia berusaha untuk mencari cara mendekati Kenaya. Karena itu dia melakukan penyamaran ini. Agar dapat bertemu Kenaya. Kemarin, dia membeli semua perlengkapan penyamaran. Sampai dia harus menghubungi Anka-sepupunya untuk membantunya merias diri seperti kakek-kakek. Kenaya tidak menyangka Kean benar-benar akan menemuinya. Lebih membuatnya terkejut adalah caranya menemuinya. Kean sampai berubah seperti kakek-kakek. “Sekarang jelaskan padaku. Apa yang sebena

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 9 Merebut

    Sampai di hotel, Kean meluapkan kekesalannya dengan memukul bantal. Meluapkan kekesalannya. Ingin sekali dia memukul Jerick. Sayangnya, dia tidak mau Kenaya yang akan jadi korban. Kean bertekad membawa kembali Kenaya, jika mantan kekasihnya itu tidak mendapatkan kebahagiaan. “Anggap saja aku anak kecil yang meminta permenku kembali. Jika tidak diberikan, aku akan merebutnya secara paksa.”Kean berusaha mengembuskan napasnya kasar. Berusaha menenangkan dirinya. Berharap jika akan sedikit meredakan amarah. Tepat saat kekesalannya itu sudah mereda, suara telepon terdengar. Kean segera mengambil ponselnya di dalam kantung celananya. Saat melihat ponselnya, ternyata saudara kembarnya yang menghubungi. “Ada apa, Le?” tanya Kean. “Kamu di mana? Kata sekretarismu kamu pergi jalan-jalan?” Lean di seberang sana bertanya.Kean baru sadar jika dia belum memberitahu keluarganya jika dia pergi ke luar kota. Dia tidak mau jika keluarganya a

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 8 Jangan Ikut Campur!

    “Jangan ikut campur!” Kenaya segera menarik pergi. Kenaya mengambil beberapa bunga mawar karena bunga yang dirangkainya kurang. Berusaha untuk menghindar. “Itu sundutan rokok bukan?” Kean mengejar Kenaya. Dia sudah memikirkan jika luka yang terdapat di tangan Kenaya adalah sundutan rokok. Kenaya berusaha untuk tetap tenang. “Bukan urusanmu.” Kenaya kembali pada rangkaian bunga yang dibuatkan untuk Kean. Jawaban Kenaya itu sudah menegaskan jika memang itu adalah luka sundutan rokok. Rahangnya mengeras ketika mengetahui wanita yang dicintainya dilukai seperti itu. “Ini, dua ratus ribu. Bayar dan segeralah pergi.” Kenaya menyerahkan rangkaian bunga yang dibuatnya. Dia memilih melihat ke arah lain. Agar tidak menatap Kean. Tak mau Kean melihat sorot matanya. Karena Kean pasti akan tahu apa yang dirasakannya. Kean mengambil langsung uang di dompetnya dan memberikannya pada Kenaya. Saat melakukan itu, Kenaya tidak memandangnya sama sekali. Hal itu membuat Kean benar-benar terluka. Ken

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 7 Luka Di Tangan

    Tubuh Kenaya gemetar ketika mendengar ucapan Jerick. Dia tahu apa yang akan dilakukan Jerick padanya. Kenaya selalu takut melakukan hal gila ini. “Kemarilah!” Jerick memberikan kode pada Kenaya dengan jarinya. Meminta Kenaya untuk segera mendekat ke arahnya. Sejujurnya Kenaya takut untuk mendekat, tetapi dia lebih takut untuk tidak menuruti perintah Jerick. Dengan memberanikan diri Kenaya segera menghampiri Jerick. “Duduk sini.” Jerick menepuk sofa. Kenaya perlahan duduk tepat di samping Jerick. Jantungnya berdegup kencang ketika berada di samping Jerick. Ini benar-benar lebih seram dibanding masuk ke rumah hantu. Tanpa aba-aba, Jerick mendaratkan bibirnya pada bibir Kenaya. Aroma rokok yang kuat tercium dari mulut Jerick. Ingin rasanya Kenaya muntah. Karena memang dia tidak suka aroma rokok itu. Namun, dia tidak bisa menghindar. Beruntung Jerick segera melepaskan ciumannya. Namun, penyiksaan belum berakhir. Dia mendaratkan kecupan di leher serta bahu Kenaya. Kenaya memejamkan m

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 6 Membuat Masalah

    “Membujuk apa?” Kenaya penasaran sekali karena dia tidak merasa melakukan apa pun. “Ini.” Jerick memberikan bunga lily yang tadinya berada di balik punggungnya. Kenaya membulatkan matanya. Bunga lily yang diberikan Jerick adalah bunga lily yang dibuatkan untuk Kean. Dia memikirkan bagaimana bunga ini sampai ke rumah. Saat memandangi bunga tersebut, Kenaya melihat sebuah kertas. Dengan segera dia mengambil dan membacanya. Bunga lily adalah lambang kesetiaan. Jadi aku akan memberikannya padamu untuk membuktikan kesetiaanku. Kenaya yakin jika Kean sengaja menulis kalimat itu dan ditujukan padanya. Namun, sialnya tidak ada tulisan untuk siapa bunga itu. Jadi Jerick mengira itu adalah bunga darinya. Jika sudah seperti ini, jelas Kenaya tidak bisa menghindar sama sekali. Jika mengelak pasti Jerick akan curiga dari mana bunga itu berasal, maka Kenaya harus berpura-pura jika bunga itu darinya.“Aku hari ini pulang terlambat karena ada pesanan, jadi aku sengaja mengirim bunga ini agar kamu

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 5 Dari Mana Kamu Tahu?

    Kenaya yang melihat Kean ada di toko bunganya, segera mengambil kacamata hitam. Matanya merah karena semalam Jerick memukulnya tepat di pelipisnya. Jadi dia tidak mau Kean melihat hal itu. Yang ada akan menjadi pertanyaan bagi Kean. Kean mengayunkan langkahnya masuk ke toko bunga milik Kenaya. Dilihatnya Kenaya sedang menyusun bunga. Namun, ada yang aneh. Tiba-tiba Kenaya memakai kacamata hitam. Padahal ini berada di dalam ruangan. Entah untuk apa mantan kekasih memakai kacamata di dalam ruangan. “Apa kedatangan begitu silau sampai kamu menutup memakai kacamata?” Kean melemparkan pertanyaan dengan nada sindiran. “Aku sedang sakit mata.” Kenaya memberikan alasan palsu. Padahal dia menutupi lukanya. “Tidak menyangka jika ternyata kamu akhirnya memiliki toko bunga seperti yang kamu inginkan.” Kean melihat ke sekeliling. Melihat toko bunga milik Kenaya. Kenaya terdiam sejenak. Dia ingat jika pernah mengatakan hal itu pada Kean. Mimpi kecilnya yang ingin diwujudkannya. Namun,

DMCA.com Protection Status