Share

Bab 7 Luka Di Tangan

Penulis: Myafa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-08 05:00:10

Tubuh Kenaya gemetar ketika mendengar ucapan Jerick. Dia tahu apa yang akan dilakukan Jerick padanya. Kenaya selalu takut melakukan hal gila ini. 

“Kemarilah!” Jerick memberikan kode pada Kenaya dengan jarinya. Meminta Kenaya untuk segera mendekat ke arahnya. 

Sejujurnya Kenaya takut untuk mendekat, tetapi dia lebih takut untuk tidak menuruti perintah Jerick. Dengan memberanikan diri Kenaya segera menghampiri Jerick. 

“Duduk sini.” Jerick menepuk sofa. 

Kenaya perlahan duduk tepat di samping Jerick. Jantungnya berdegup kencang ketika berada di samping Jerick. Ini benar-benar lebih seram dibanding masuk ke rumah hantu. 

Tanpa aba-aba, Jerick mendaratkan bibirnya pada bibir Kenaya. Aroma rokok yang kuat tercium dari mulut Jerick. Ingin rasanya Kenaya muntah. Karena memang dia tidak suka aroma rokok itu. Namun, dia tidak bisa menghindar. Beruntung Jerick segera melepaskan ciumannya. Namun, penyiksaan belum berakhir. Dia mendaratkan kecupan di leher serta bahu Kenaya. 

Kenaya memejamkan matanya menahan kesedihannya. Melakukan dengan orang yang tidak dicintai memang membuatnya begitu terluka sekali. Namun, dengan dalih mereka sah suami-istri, membuat Kenaya tidak bisa menghindar. 

Jerick menarik tangan Kenaya. Membawanya ke atas pahanya. Memintanya memegang sesuatu yang sudah tegang sedari tadi. 

“Tanganku masih sakit.” Dengan lirih Kenaya menolak apa yang dilakukan Jerick dan menarik tangannya. Kemarin baru saja Jerick menyundut rokok tepat di telapak tangannya. Itu masih terasa sakit sekali. Jika lukanya tergores, pastinya itu akan membuat lukanya tidak akan kunjung sembuh. 

Jerick yang sedang asyik menciumi leher Kenaya, seketika menghentikan aksinya. Berusaha untuk bersabar karena hasratnya sedang menggebu. Jadi tak mau marah. Dia memundurkan tubuhnya. 

“Kalau tanganmu tidak bisa dipakai, pakailah mulutmu!” 

Kenaya membulatkan matanya ketika mendengar ucapan Jerick. Air matanya meluncur begitu saja di wajah cantiknya. 

“Aku tidak menyuruhmu menangis, kenapa justru menangis?” Jerick tiba-tiba kesal. Dia segera menjambak Kenaya. “Aku sudah berbaik hati padamu. Jadi turuti saja perintahku.” Dia melepaskan tangannya yang menjambak rambut Kenaya dengan begitu kasar. 

Kenaya tidak punya pilihan untuk tidak melakukan apa yang diminta suaminya. Dari pada dia akan dapat masalah setelah ini. 

 

***

 

Kenaya menutup luka di pipinya dengan foundation. Semalam Jerick memukul wajahnya karena tidak bisa melakukan dengan benar apa yang diperintahkan. Saat hasrat tak tersalurkan, jelas Jerick langsung melampiaskan dengan memukulnya. Semalam Jerick memukulnya hingga membuat sudut bibirnya berdarah. Walaupun darahnya sudah tidak ada, tetapi lukanya masih ada. 

“Sepertinya tidak hanya bisa ditutup dengan foundation.” Kenaya merasa foundation yang dipakainya tidak bisa meng-cover dengan baik lukanya. Kenaya mengambil masker. Memasukkannya ke dalam tasnya. Berharap dapat menutupi wajahnya saja. Dengan begini orang tidak akan tahu jika bibirnya terluka. 

Saat sudah selesai bersiap ke toko bunga, Kenaya segera keluar dari kamar. Tampak Jerick berada di meja makan. Kenaya takut sekali. Namun, Jerick sudah melihatnya. Jadi mau kembali ke kamar pun akan percuma.

Kenaya duduk untuk menikmati sarapannya. Mengabaikan Jerick yang berada di ruang makan. Saat makanan masuk ke mulutnya, rasa perih begitu terasa. Mulutnya sulit sekali digerakkan. 

Jerick melirik Kenaya yang tampak kesakitan. Ternyata pukulannya semalam terlihat parah. Karena semalam kesal, dia sampai tidak menyadari memukul tepat di wajah Kenaya. 

“Jangan pergi hari ini. Aku tidak mau orang lihat kamu seperti itu!” Jerick memberikan peringatan pada Kenaya. Melarangnya ke toko bunga. 

“Aku akan menutupi wajahku dengan masker.” Kenaya menjawab sambil memasukkan makanan ke dalam mulut. 

Jerick tidak mau berdebat pagi-pagi. Karena itu dia harus pergi pagi ini. Jadi dia membiarkan sang istrinya. “Aku akan kunjungan kerja ke luar pulau selama seminggu. Aku harap kamu tidak membuat masalah selama aku pergi. Ingatlah jika ada pengawal yang mengawasi kamu.” 

Kenaya selalu tahu jika Jerick memang mengawasinya. Jadi memang dia harus berhati-hati. 

Setelah sarapan Jerick segera berangkat. Kenaya menunggu Jerick berangkat, barulah dia berangkat. Dia berangkat dengan menaiki taksi. Kenaya sendiri yang tidak mau diantar oleh sopir. Karena jika diantar sopir, dia tidak akan leluasa. Jadi dia memilih menaiki taksi. 

Di toko Kenaya bekerja seperti biasanya. Kali ini dia memakai masker untuk menutupi luka yang ada di wajahnya. Melihat bunga-bunga yang indah memang membuat Kenaya bersemangat lagi. Paling tidak dia akan lupa dengan rasa sakitnya. 

“Permisi.” 

“Selamat ….” Baru membalas sapaan Kenaya langsung menggantung ucapannya ketika tahu siapa yang datang. Yang datang adalah Kean. Entah mau apa lagi pria itu. “Kenapa kamu ke sini lagi?” tanya Kenaya.

“Aku ingin membeli bunga.” Kean menjawab santai sambil meletakkan helm yang dibawa di atas meja di dekat pintu masuk. 

Kenaya langsung mengintip keluar. Melihat dari pintu kaca. Memastikan pengawal Jerick tidak ada. 

“Kamu lihat apa?” Kean berdiri tepat di samping Kenaya. 

Kenaya yang melihat Kean berada tepat di sampingnya, begitu terkejut sekali. Kean yang menatap Kenaya, membuat mereka beradu pandang. Saat berada dalam jarak dekat, Kean melihat sesuatu yang aneh dari pipi Kenaya yang di balik masker. Masker yang sedikit turun membuat warna biru terlihat. 

Mendapati Kean yang berada dalam jarak dekat membuat Kenaya langsung menjauh. “Sebaiknya kamu jangan ke sini!” Dia langsung memberikan peringatan. 

“Kenapa?” Kean dengan polosnya bertanya sambil memerhatikan wajah Kenaya. 

“Kamu bekerja sama dengan suamiku. Aku tidak mau dia tahu kamu mantan kekasihku. Jerick selalu mengawasi aku. Jadi kedatanganmu ke sini akan membuat orang-orang Jerick tahu.” Kenaya mencoba menjelaskan apa yang membuatnya melarang Kean. 

Kean hanya menganggu-anggukan kepalanya saja. Seolah didengar, tapi tidak dipahami. 

Kenaya melihat Kean yang tidak kunjung pergi. Masih diam membeku di tempat dia berpijak. “Kenapa tidak pergi?” tanya Kenaya.

“Aku mau pesan bunga.” Kean memberikan alasan. 

“Mau kamu berikan siapa lagi? Jangan coba-coba kirim ke rumahku lagi!” Kenaya menatap tajam pada Kean. 

“Percaya diri sekali kamu.” Kean tersenyum tipis. “Buatkan aku buket mawar.” Dia meminta Kenaya. 

Kenaya masih dia saja. Tidak berkutik sama sekali. 

“Cepat buatkan.” Kean meminta Kenaya menyiapkan. 

Kenaya langsung membuatkan Kean bunga mawar agar segera cepat pergi.  Kenaya merangkai bunga dengan perasaan kesal. Hingga tiba-tiba tangannya ketusuk duri. Dengan segera Kean menarik tangan Kenaya. Menghisap darah yang keluar dari jari Kenaya. Saat menghisap jari Kenaya, Kean melihat telapak Kenaya yang terluka. Lukanya berbentuk bulat-bulat. Dia berusaha keras memikirkan luka apa itu. 

Untuk sejenak Kenaya terpaku. Melihat Kean yang masih sama perhatiannya seperti itu membuat Kenaya benar-benar merasa sakit sekali. Kenapa dia harus melepaskan pria sebaik Kean. Namun, pikiran itu langsung ditepis Kenaya. Dengan segera dia menarik tangannya. Kemudian kembali merangkai bunga untuk Kean.

Kean hanya pasrah ketika Kenaya menarik tangannya. Dia memilih memerhatikan luka yang ada di tangan Kenaya. Hingga akhirnya dia mendapatkan satu jawaban. 

“Apa kamu bahagia?” tanya Kean.

“Tentu saja aku bahagia.” Kenaya menjawab dengan percaya diri.

“Jika kamu bahagia, lalu apa ini?” Kean menarik tangan Kenaya. Sebuah luka di tangan Kenaya membuat Kean yakin jika Kenaya tidak bahagia.

Bab terkait

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 8 Jangan Ikut Campur!

    “Jangan ikut campur!” Kenaya segera menarik pergi. Kenaya mengambil beberapa bunga mawar karena bunga yang dirangkainya kurang. Berusaha untuk menghindar. “Itu sundutan rokok bukan?” Kean mengejar Kenaya. Dia sudah memikirkan jika luka yang terdapat di tangan Kenaya adalah sundutan rokok. Kenaya berusaha untuk tetap tenang. “Bukan urusanmu.” Kenaya kembali pada rangkaian bunga yang dibuatkan untuk Kean. Jawaban Kenaya itu sudah menegaskan jika memang itu adalah luka sundutan rokok. Rahangnya mengeras ketika mengetahui wanita yang dicintainya dilukai seperti itu. “Ini, dua ratus ribu. Bayar dan segeralah pergi.” Kenaya menyerahkan rangkaian bunga yang dibuatnya. Dia memilih melihat ke arah lain. Agar tidak menatap Kean. Tak mau Kean melihat sorot matanya. Karena Kean pasti akan tahu apa yang dirasakannya. Kean mengambil langsung uang di dompetnya dan memberikannya pada Kenaya. Saat melakukan itu, Kenaya tidak memandangnya sama sekali. Hal itu membuat Kean benar-benar terluka. Ken

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 9 Merebut

    Sampai di hotel, Kean meluapkan kekesalannya dengan memukul bantal. Meluapkan kekesalannya. Ingin sekali dia memukul Jerick. Sayangnya, dia tidak mau Kenaya yang akan jadi korban. Kean bertekad membawa kembali Kenaya, jika mantan kekasihnya itu tidak mendapatkan kebahagiaan. “Anggap saja aku anak kecil yang meminta permenku kembali. Jika tidak diberikan, aku akan merebutnya secara paksa.”Kean berusaha mengembuskan napasnya kasar. Berusaha menenangkan dirinya. Berharap jika akan sedikit meredakan amarah. Tepat saat kekesalannya itu sudah mereda, suara telepon terdengar. Kean segera mengambil ponselnya di dalam kantung celananya. Saat melihat ponselnya, ternyata saudara kembarnya yang menghubungi. “Ada apa, Le?” tanya Kean. “Kamu di mana? Kata sekretarismu kamu pergi jalan-jalan?” Lean di seberang sana bertanya.Kean baru sadar jika dia belum memberitahu keluarganya jika dia pergi ke luar kota. Dia tidak mau jika keluarganya a

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 10 Jelaskan Padaku

    Mendengar suara sang kakek berubah membuat Kenaya langsung menatap sang kakek. Apalagi suara itu dia kenal sekali. Siapa lagi jika bukan suara Kean. “Ke ….” Kenaya cukup terkejut dengan aksi Kean yang menyamar seperti kakek-kakek. “Jangan terkejut seperti itu, pengawalmu bisa curiga nanti.” Kean memberikan peringatan pada sang kakek. Kean memang sudah mempersiapkan ini semua sejak kemarin. Sejak Kenaya bilang jika dia untuk mendekatinya karena ada pengawalan, dia berusaha untuk mencari cara mendekati Kenaya. Karena itu dia melakukan penyamaran ini. Agar dapat bertemu Kenaya. Kemarin, dia membeli semua perlengkapan penyamaran. Sampai dia harus menghubungi Anka-sepupunya untuk membantunya merias diri seperti kakek-kakek. Kenaya tidak menyangka Kean benar-benar akan menemuinya. Lebih membuatnya terkejut adalah caranya menemuinya. Kean sampai berubah seperti kakek-kakek. “Sekarang jelaskan padaku. Apa yang sebena

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 11 Membawa Pergi

    Sejak saat itu, Kenaya memutuskan untuk tidak melakukan apa pun. Percuma meminta tolong orang lain, karena tidak mungkin orang akan menolongnya. Justru memintanya memaklumi apa yang dilakukan Jerick.Kenaya akhirnya mengubah strateginya. Menuruti perintah Jerick sebisa mungkin. Menerima pukulan saat tidak mau menuruti perintah Jerick. Dia akan bertahan sampai bisa mengumpulkan pundi-pundi uang. Setelah punya cukup uang, maka dia akan pergi. Karena merasa hanya cara itu yang bisa dilakukan. Dengan begitu, dia akan terbebas dari Jerick. Beruntung Jerick mengizinkannya untuk membuka toko bunga kecil. Mungkin bagi Jerick toko bunganya tidak akan memberikan pemasukan untuk Kenaya. Namun, sebenarnya toko bunga Kenaya cukup ramai.“Jika semua sudah dilakukan dan tidak membuahkan hasil, maka ayo pergi. Aku akan membawamu pergi.” Kean tidak akan tinggal diam begitu saja di sini. Dia akan membawa Kenaya untuk pergi. Tidak rela jika wanita yang dicint

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 12 Siapa Kakek Itu?

    “Ini apa?” tanya Kean. “Ini adalah pertama kali ada orang yang memegang perutku dan ini pertama kali orang merasakan kebahagiaan yang aku rasakan.” Kenaya begitu terharu sekali. “Apa Jerick tidak pernah memegang perutmu?” tanya Kean. “Tidak.” Kenaya menggeleng. Bagaimana bisa seorang pria yang akan menjadi ayah tidak memegangi perut istrinya. Padahal kebahagiaan begitu dirasakan Kean. Kean berpikir andai yang dikandung Kenaya adalah anaknya, pasti dia akan jauh lebih bahagia. Kenaya segera menghapus air matanya. Kemudian kembali ke tempat duduknya. Tak mau membuat pengawal Jerick curiga. Jika mereka lapor ke Jerick akan bahaya. Beruntung karena restoran pembatasnya tinggi, mereka tidak melihat saat Kenaya meminta Kean memegang perutnya. “Apa mereka akan selalu disampingmu terus menerus?” Kean penasaran sekali. Dari tadi pengawal Kenaya mengawasi terus. “Biasanya mereka akan datang saat siang sampai aku pulang dari toko, tetapi karena Jerick tidak ada, maka mereka akan menjaga d

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 13 Cosplay

    Kean kali ini bersiap. Dilihatnya wajahnya sudah sesuai dengan keinginannya. Sempurna untuk penyamaran kali ini. Jika sudah begini, dia akan bisa leluasa menemui Kenaya. “Sebenarnya Kak Kean mau ke mana? Kenapa harus berdandan seperti wanita?” Anka-sepupu Kean melemparkan pertanyaan itu. Pagi-pagi sekali tadi kakak sepupunya menghubungi. Ternyata ingin dibantu untuk merias diri. Karena Anka adalah seorang vlogger kecantikan, dia membantu sang kakak, melalui video call. “Sudahlah, aku sedang cosplay.” Kean menjawab enteng.“Cosplay menjadi banci?” Anka tertawa. “Apa aku terlihat seperti banci. Rasanya aku lebih cantik.” Kean melihat pantulan kaca. Melihat wajahnya yang cantik. Sengaja Kean memakai rambut palsu panjang agar menutupi rambut pendeknya. Dia ingin terlihat seperti wanita agar pengawal Jerick tidak menyadari keberadaannya. Kean ingin memanfaatkan Jerick yang sedang tidak ada. Jadi dia bisa dekat dengan Kenaya. “Kak Kean cantik. Pasti orang tidak akan mengira kakak adala

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 14 Dia Benci

    Kenaya mendorong Kean yang berada di kursi roda. Alun-alun kota ternyata cukup ramai pagi itu. Banyak orang datang untuk menikmati alun-alun kota yang teduh dengan pepohonan di sana. Banyak jajanan yang dijual dan itu sangat menggiurkan sekali. “Kamu mau beli apa?” tanya Kean. “Aku bingung. Semua terlihat enak sekali.” Kenaya benar-benar berbinar ketika melihat jajaran makanan. Dia ingin sekali membeli semuanya. “Pilihlah satu-satu. Kita makan satu-satu.” Kean meminta Kenaya untuk membelinya. Kenaya mengangguk. Segera berbelok untuk membeli makanan. Makanan yang pertama dibeli ada gula kapas warna-warni. Apalagi dibentuk lucu sekali. “Mau bentuk beruang.” Kenaya meminta penjual membuatkan bentuk beruang. Karena satu gula kapas cukup besar dia membeli satu saja. Nanti dia akan membaginya untuk Kean. Kean mengeluarkan dompet di tas kecilnya. Sampai detail tas pun Kean memakai tas wanita. Benar-benar dia totalitas sekali dalam penyamaran ini. Setelah mendapatkan gula kapas, Kenaya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 15 Bersenang-Senang!

    Untuk sejenak Kenaya terdiam. “Baiklah, aku akan menghubungimu nanti.” Kean merasa lega. Karena mendapatkan kabar Kenaya baginya begitu berarti sekali.Setelah memastikan Kean aman dan taksi pergi, barulah Kenaya memesan taksi untuk kembali ke toko. Dia berharap semua akan aman. Pengawal Jerick tidak bisa mengikuti Kean, karena mereka harus mengikuti Kenaya. Karena itu mereka memutuskan membuntuti Kenaya dibanding membuntuti wanita yang bersama Kenaya. Kenaya melihat ke arah belakang di mana mobil pengawal Jerick mengikutinya. Dia bersyukur mereka mengikutinya. Jadi paling tidak Kean aman. “Kita mau ke mana, Bu?” tanya sopir. Kenaya tidak mau usaha pengawal Jerick sia-sia begitu saja. Mungkin mereka akan berpikir jika dia akan kembali ke toko. Jadi dia memilih memutar haluan. “Ke jalan kenari, Pak.” Kenaya memutuskan untuk pulang. Pengawal yang melihat Kenaya menuju arah lain selain toko, langsung bergegas mengikuti. Hingga akhirnya mereka sampai di kediaman Jerick. Kenaya pu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10

Bab terbaru

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 120 Kasus Semakin Ramai

    “Siapa dia? Kenapa bawa-bawa keluarga Adion?” Grandpa Bryan langsung mengomentari. “Hendrik Arkan-walikota.” Grandpa Felix membaca nama yang tertera di bagian bawah. “Apa dia adalah mertua Kenaya?” tanya Grandpa Bryan. “Sepertinya begitu.”“Apa dia sengaja mengadakan konferensi pers untuk membangun opini publik?” Grandpa Bryan benar-benar geram sekali. “Sepertinya dia sengaja menyebut nama Adion.” Grandpa Felix merasa jika yang dilakukan orang yang sedang melakukan konferensi pers sengaja sekali. Setelah selesai berita tersebut, pembawa acara mengomentari keluarga Adion. Dari mulai siapa keluarga Adion. Apa saja bisnisnya. Tentu saja itu membuat Grandpa Bryan benar-benar geram sekali. Mereka menceritakan kasus yang terjadi beberapa bulan lalu juga. Di mana Lean dan Kean menangkap penyelundupan perusahaan. Di rumah sebelah, Mommy Ghea mencari keberadaan daddy-nya. Memastikan jika sang daddy tidak akan menonton berita. Namun, saat mencari sang daddy, dia tidak menemukan sang daddy

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 119 Konfrensi Pers

    “Lihat ada konferensi pers dari walikota.” Rigel baru saja membuka media sosialnya. Tanpa sengaja dia melihat konferensi pers yang dilakukan walikota. Daddy El segera meraih ponsel Rigel. Melihat konferensi pers yang dilakukan oleh walikota yang merupakan papa Jerick. Dia benar-benar terkejut sekali dengan yang dilakukan oleh Hendrik. Daddy El, Daddy Dean, Lean, Mommy Freya, dan Kenaya langsung ikut melihat berita itu di ponsel mereka. Mereka semua tak kalah terkejut dengan yang baru saja mereka lihat. Walikota seolah menegaskan jika anaknya melakukan itu karena adanya perselingkuhan. “Sepertinya dia sengaja melakukan konferensi pers ini untuk mengiring opini publik.” Daddy Dean memberikan pendapatannya. “Iya, sepertinya begitu.” Daddy El melihat jika yang dilakukan walikota memang sengaja untuk menguntungkannya. Kenaya melihat postingan dari walikota itu, tetapi dia justru dikejutkan dengan komentar-komentar di dalam video. Miss gosip: Jelas saja suaminya melakukan kekerasan da

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 118 Menabuh Genderang Perang

    “Saya akan mengurusnya, Pak. Untuk sementara waktu, Pak Kean akan di sini. Mungkin jika kasus ini dilimpahkan pada kejaksaan negeri, persidangan akan dilaksanakan dua puluh hari lagi.” Pengacara mencoba menjelaskan. Berapa lama Kean akan berada di dalam penjara. “Baiklah, aku tidak masalah jika berada di sini dalam jangka waktu lama.” Mommy Freya langsung menangis. Dia memeluk sang suami. Tidak bisa dibayangkan sang anak akan mendekam di penjara dalam jangka waktu yang lama. Kean segera menghampiri sang mommy. Membawanya ke dalam pelukannya. “Mommy jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja di sini. Aku harus membuat orang yang sudah membuat anakku meninggal, masuk penjara. Dia tidak boleh bebas begitu saja.” Dia mencoba memberikan pengertian pada sang mommy. Mommy Freya tahu jika anaknya pasti akan bertarung mati-matian. “Baiklah, Mommy percaya padamu.”Kean menjauhkan tubuhnya untuk melihat wajah sang mommy. Kean menghapus air mata yang membasahi wajah sang mommy. “Kean titip Kena

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 117 Negosiasi

    “Ada apa Anda menghubungi saya?” Daddy El benar-benar geram sekali mendengar suara walikota. “Bisakah kita bertemu?” “Saya tidak bisa bertemu dengan Anda. Bicarakan saja di telepon.” Daddy El tidak mau mengambil risiko dengan bertemu dengan walikota. Apalagi ini adalah wilayahnya. Tentu saja itu akan sangat bahaya. Hendrik tertawa. “Begitu rupanya. Baiklah kalau begitu kita bicarakan saja di sini.” Dia pun mengalah. Tidak masalah jika memang harus dibicarakan ditelepon. “Anak Anda sekarang di penjara, begitu pula dengan anak saya. Media juga sudah mulai mencium kasus ini. Kasus ini akan menjadi lebar jika kita melanjutkanya. Anda dan saya tentunya adalah orang yang paling dirugikan. Jadi saya ingin mengajukan negosiasi untuk kasus ini. Silakan Anda minta menantu saya mencabut laporan kekerasan dalam rumah tangga, dan saya akan mencabut semua laporan yang anak Anda dapatkan.” Hendrik Arkan mencoba menjelaskan niatnya untuk berbicara. Daddy El terdiam mendengar itu. Dia tidak bisa m

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 116 Kenaya Bersaksi

    Daddy El menunggu Kenaya dan sang istri di hotel. Sekaligus membicarakan kasus yang menimpa Kean. Pengacara menjelaskan jika Jerick ternyata tidak bisa lari dari jerat hukum karena bukti-bukti kekerasan dalam rumah tangga jelas. “Apa mereka sengaja memasukkan Kean ke penjara?” Daddy El bertanya pada pengacara. “Bisa jadi, Pak. Mereka mencari celah dengan tuduhan perselingkuhan. Berlindung dari kasus perselingkuhan itu, agar dapat memutar balik fakta. Dengan tuduhan perselingkuhan, mereka akan membuat tuduhan perselingkuhan itu adalah alasan kekerasan rumah tangga yang menimpa Bu Kenaya.” Pengacara mencoba menjelaskan. Daddy El merasa jika apa yang dikatakan pengacara ada benarnya. Mungkin mereka memang sengaja melakukan hal itu. “Lalu apa yang harus kita lakukan saat ini?” “Kita hanya bisa mengandalkan kesaksian Bu Kenaya. Menceritakan semua. Dengan begitu Pak Kean akan bisa bebas dari tuduhan.” Daddy El hanya berharap jika Kenaya akan memberikan kesaksian untuk membebaskan Kean

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 115 Urus Cepat

    “El, apa benar Kean ditangkap?” “Daddy tahu dari mana?” Daddy El di seberang sana begitu terkejut. Dia belum memberitahu siapa pun, tetapi daddy-nya sudah tahu. “Aku lihat di berita. Cucu Adion di penjara.” “Berita?” Daddy El begitu terkejut. Bagaimana bisa kasus ini suda tercium oleh media. Padahal pihaknya belum membocorkan sama sekali. “Iya, Dad, tetapi Daddy tenang saja. Aku sedang mengurusnya. Kean akan segera bebas.”“Baiklah, cepat urus, ini akan berdampak buruk untuk perusahaan juga jika berlarut-larut.” Grandpa Bryan mengingatkan anaknya. “Baiklah.” Daddy El segera mematikan sambungan telepon. Suara ketukan pintu terdengar. Daddy El pun segera membuka pintu untuk melihat siapa yang membuka pintu. Ternyata itu adalah Lean dan Rigel. “Dad, ada berita tentang Kean.” Lean langsung menunjukan ponselnya. Daddy El meraih ponsel Lean. Melihat berita yang ramai di media. Hal itu tentu membuat Daddy El cukup terkejut. Jika berita ini semakin digoreng, tentu saja akan berdampak

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 114 Berita

    “Saya cek tadi ternyata Pak Hendrik-walikota yang merupakan papa Jerick Arkan yang melaporkan hal itu.” Daddy El mengeratkan rahangnya. Ternyata keluarga Jerick Arkan sudah mulai turun tangan. Tentu saja dia tidak akan membiarkan anaknya sendiri.Di dalam kantor polisi, Kean ditanya beberapa pertanyaan. Kean menjelaskan apa adanya. Dia memang tidak menculik Kenaya. Kenaya dengan kesadaran ikut dengannya karena lari dari kejaran suaminya yang memukulinya. Kenaya waktu itu memang benar menabrakkan mobilnya, itu karena melihat Kenaya jatuh dan setelah itu membawa Kenaya ke rumah sakit. Kean memiliki alibi kuat menyangkal tuduhan itu. Sayangnya, tuduhan perselingkuhan tidak bisa dia elakkan. Karena memang ada hubungan di antara mereka. Untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut, Kean akhirnya dimasukan ke dalam penjara. Dia akan bermalam di penjara. Pengacara menegaskan akan menjamin Kean tidak akan pergi. Meminta Kean untuk dibebaskan. Namun, sayangnya polisi tidak menyetujui permohonan

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 113 Kean Ditangkap

    Kean membaca surat penangkapan atas dirinya itu. Tentu saja itu membuatnya merasa heran. Bagaimana bisa dia dituduh menculik. Apalagi di dalam surat penangkapan tertulis jelas jika korban penculikan adalah Kenaya. “Tuduhan lucu apa ini? Penculikan?” Kean merasa aneh dengan segala tuduhan yang dilayangkan padanya. Jelas ini menggelitik sekali. “Silakan ikut kami. Jelaskan semua di kantor polisi.” “Korban penculikannya saja ada di sini aman dan terjaga. Bagaimana bisa dikatakan penculikan?” Kean masih mengelak. “Sebaiknya, Anda jelaskan saja di kantor polisi.” Polisi yang melihat Kean terus menjawab, akhirnya menangkap paksa Kean. “Lepaskan dia? Saya tidak merasa diculik.” Kenaya yang berada di belakang, menerobos ke depan. Mencegah apa yang dilakukan polisi. Dia menarik tangan Kean. “Silakan melakukan pembelaan di pengadilan.” Polisi tetap tidak peduli dengan apa yang dilakukan Kenaya. “Tenanglah, aku akan keluar. Kamu harus disini dan jangan ke mana-mana. Tetaplah bersama kelua

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 112 Polisi Lagi

    Saat sampai, Kenaya langsung disambut oleh Mommy Freya dan Daddy El. Mereka meminta Kenaya untuk beristirahat di kamar yang pernah ditempatinya.Kenaya pun memanfaatkan waktu untuk beristirahat. Tubuhnya belum benar-benar sembuh. Bekas luka prosesi kuret masih terasa sakit sesekali.Di saat Kenaya beristirahat, Kean dan Daddy El mengobrol di ruang keluarga. Mereka membahas apa yang akan mereka lakukan jika proyek ini jadi sasaran walikota. “Mereka tidak akan mengusik sebenarnya karena kita punya surat tanah dan izin yang kuat. Lagi pula sebelum dibangun, kita sudah cek di tata kota. Jadi harusnya mereka tidak akan sejauh itu.” Daddy El memberikan pendapatnya tentang proyek yang sedang dikerjakan anaknya itu.Kean memahami apa yang dikatakan sangat daddy. Dia juga berpikir, jika walikota tidak mungkin bisa mengusik proyeknya. Apalagi dia sudah sangat berhati-hati dengan masalah legalitas. Saat sedang mengobrol, pengacara menghubungi Kean. Dengan segera Kean mengangkat sambungan telep

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status