Kenaya yang melihat Kean ada di toko bunganya, segera mengambil kacamata hitam. Matanya merah karena semalam Jerick memukulnya tepat di pelipisnya. Jadi dia tidak mau Kean melihat hal itu. Yang ada akan menjadi pertanyaan bagi Kean.
Kean mengayunkan langkahnya masuk ke toko bunga milik Kenaya. Dilihatnya Kenaya sedang menyusun bunga. Namun, ada yang aneh. Tiba-tiba Kenaya memakai kacamata hitam. Padahal ini berada di dalam ruangan. Entah untuk apa mantan kekasih memakai kacamata di dalam ruangan. “Apa kedatangan begitu silau sampai kamu menutup memakai kacamata?” Kean melemparkan pertanyaan dengan nada sindiran. “Aku sedang sakit mata.” Kenaya memberikan alasan palsu. Padahal dia menutupi lukanya. “Tidak menyangka jika ternyata kamu akhirnya memiliki toko bunga seperti yang kamu inginkan.” Kean melihat ke sekeliling. Melihat toko bunga milik Kenaya. Kenaya terdiam sejenak. Dia ingat jika pernah mengatakan hal itu pada Kean. Mimpi kecilnya yang ingin diwujudkannya. Namun, untuk saat ini bukan itu yang harus dipikirannya. “Dari mana kamu tahu aku di sini?” tanya Kenaya. “Apa itu penting saat ini?” Kean tidak mau mengatakan dari mana dirinya tahu. Tak mau Kenaya tahu jika dia mengikuti Kenaya. Kenaya memilih diam. Dia tidak tahu alasan Kean datang ke toko bunganya. “Aku heran kenapa seorang istri Jerick Arkan bisa memiliki toko kecil seperti ini. Apa menikah dengan orang kaya tidak memberikanmu kemudahan untuk mendapatkan toko yang lebih besar?” Kean menatap Kenaya penuh kebencian. Saat tahu jika Kenaya menikah dengan pria kaya, ada rasa sakit di hati Kean. Ternyata Kenaya sama saja dengan wanita lain. Memilih pria kaya untuk dinikahi. “Itu bukan urusanmu.” Kenaya tidak suka ketika membahas Jerick. Dia tidak mau terlihat menyesal telah menerima Jerick dan meninggalkan Kean. Pandangan Kean tertuju pada perut Kenaya yang sudah cukup besar. “Apa istri orang kaya harus bekerja di toko kecil ini?” Kean kembali menyindir Kenaya. Walaupun hatinya berkata rindu, tetapi mulutnya tak bisa mengatakan itu. Yang keluar dari mulutnya justru kalimat pedas. “Apa kamu juga tidak punya kerjaan, hingga mengurusi urusan orang lain?” Kenaya balas menyindir Kean. Seharusnya Kean tidak ada di sini. Namun, entah kenapa pria itu datang ke kota ini lagi. Terakhir Kenaya denger obrolan Jerick dengan seseorang perizinan masih dibuat. Jadi Kean jelas tidak akan datang. Kean merasa senang ketika Kenaya mulai banyak bersuara. Memancing kemarahan Kenaya memang membuat Kenaya banyak bicara. “Aku tidak bermaksud mengurusi urusan orang lain. Lebih tepatnya aku ingin melihat seberapa bahagianya kamu setelah meninggalkan aku?” Kean memberikan alasannya. Kenaya menahan sesak di dadanya. Kehidupan indah tidak pernah didapatkannya setelah berpisah dengan Kean. Hidupnya justru bak berada di dalam neraka. Namun, Kenaya tidak mau Kean mengetahui itu. “Aku bahagia. Bukankah kamu lihat. Punya suami yang kaya. Dia juga membuatkan aku toko bunga impianku. Kamu tahu ‘kan jika ini mimpiku. Suamiku memang sengaja membuatkan toko bunga kecil ini. Baginya aku hanya mengisi waktu luang. Tidak benar-benar mencari uang. Lalu untuk apa besar-besar dan membuat aku kelelahan. Suami mana yang rela melihat sang istri kelelahan.” Kenaya mencoba menjelaskan. Di balik kacamata hitam yang bertengger di hitungnya. Dia menahan air matanya keluar. Dia menampilkan senyum tipis saat bicara agar Kean yakin jika dia bahagia. Hati Kean begitu sakit ketika mendapati jawaban Kenaya. Ternyata Kenaya memang menikmati perannya sebagai istri Jerick. Terlebih lagi kini Kenaya hamil anak Jerick. “Jika kamu tidak ada urusan sebaiknya kamu segera pergi.” Kenaya tidak bisa berlama-lama berada dalam satu tempat dengan Kean. “Apa begitu caramu menerima pembeli?” Kean tersenyum. Tidak tersinggung dengan ucapan Kenaya. “Berikan aku bunga lily, maka aku akan segera pergi.” Kean tentu saja tidak akan pergi dengan tangan kosong. Mendapati Kean yang memesan bunga lily, tentu saja dia segera menyiapkan. Berharap Kean akan segera pergi setelah dirinya menyiapkannya. “Apa kamu ingat jika bunga lily adalah lambang kesetiaan. Orang yang memberikan bunga lily ingin menunjukan jika dia adalah orang yang setia.” Beberapa arti tentang bunga sering dijelaskan oleh Kenaya. Jadi dia tahu sedikit. Kenaya menarik senyum tipisnya. Ternyata Kean masih ingat penjelasannya. Dia tidak peduli apa yang dikatakan Kean. Yang ada di pikirannya membuatkan Kean rangkaian bunga lily dan memberikannya. “Ini. dua ratus ribu.” Kenaya memberikan satu buket bunga lily putih. Kean langsung mengambil uang di dompetnya. Kemudian memberikannya pada Kenaya. “Aku akan memberikannya pada orang yang tepat.” Kean tersenyum. Kenaya tidak peduli. Yang di pikirannya hanya Kean harus segera pergi. “Kalau begitu aku pergi dulu.” Kean segera berlalu pergi. “Ke …,” panggil Kenaya Kean menghentikan langkahnya, kemudian menoleh ke arah Kenaya. “Apa kamu mau bilang jika kamu merindukan aku?” godanya. Kenaya mencibirkan bibirnya. Merasa lucu dengan ucapan Kean. Padahal bukan itu yang ingin ditanyakan Kenaya. “Kakimu kenapa?” Kenaya yang melihat Kean berjalan sedikit pincang, penasaran. “Kecelakaan, saat memikirkanmu.” Dengan enteng Kean menjawab. Kanaya tiba-tiba merasa bersalah. Berpikir apa perpisahannya berdampak begitu besar pada Kean. Kean melihat reaksi Kenaya. Dia merasa jika pasti Kenaya merasa bersalah. Dia memilih membiarkan Kenaya dengan pikirannya itu. Memilih untuk segera pergi. Kenaya yang melihat Kean merasa menyesal. Ternyata kepergiannya membuat luka yang begitu dalam untuk Kean. “Apa kamu begitu terluka saat aku pergi?” *** Kenaya membulatkan matanya ketika Jerick ada di rumah. Mobilnya sudah terparkir. Melihat hal itu dia ketakutan. Jantungnya begitu berdebar. Tubuhnya gemetar. Takut jika Jerick kembali memukulnya lagi. “Di mana Pak Jerick?” Kenaya yang baru masuk bertanya pada asisten Jerick. “Beliau di kamar Anda.” Mendengar di mana keberadaan Jerick membuat Kenaya mulai berkeringat dingin. Dia jelas tahu untuk apa Jerick ke kamarnya. Hanya ada dua hal. Memintanya menuntaskan hasrat atau memukulnya. Dari dua itu, Kenaya tidak bisa menebak mana yang akan dilakukan Jerick. Kenaya segera masuk ke kamar. Saat masuk ke kamarnya tampak Jerick yang sedang duduk manis di sofa. Melihatnya duduk di sofa selalu membuatnya trauma. Namun, Kenaya tidak bisa lolos dari Jerick sekarang. “Sini!” Jerick memberikan kode pada Kenaya untuk mendekat. Dengan rasa takut Kenaya menghampiri Jerick. Dia jelas takut karena Jerick pulang lebih dulu. Pastinya akan membuatnya marah. “Duduk!” Jerick kembali memberikan perintah. Jerick menatap Kenaya. Tatapan itu tidak seperti biasanya. Biasanya Jerick bak singa yang siap menerkam. Namun, kali ini jauh lebih teduh. “Terima kasih.” Jerick tersenyum. Mendapati ucapan terima kasih dari Jerick membuat Kenaya bingung. Ada angin apa suaminya yang biasanya kasar itu berterima kasih. “Apa kamu sedang berusaha untuk membujuk aku?” Jerick meraih tangan Kenaya. Mengenggamnya erat tangan istrinya itu. Senyum manis menghiasi wajah Jerick. Padahal tidak pernah senyuman itu terlihat. Pertanyaan itu seketika membuat Kenaya semakin bingung. Dia merasa tidak melakukan apa-apa. Lalu bagaimana dia bisa berusaha membujuk?“Membujuk apa?” Kenaya penasaran sekali karena dia tidak merasa melakukan apa pun. “Ini.” Jerick memberikan bunga lily yang tadinya berada di balik punggungnya. Kenaya membulatkan matanya. Bunga lily yang diberikan Jerick adalah bunga lily yang dibuatkan untuk Kean. Dia memikirkan bagaimana bunga ini sampai ke rumah. Saat memandangi bunga tersebut, Kenaya melihat sebuah kertas. Dengan segera dia mengambil dan membacanya. Bunga lily adalah lambang kesetiaan. Jadi aku akan memberikannya padamu untuk membuktikan kesetiaanku. Kenaya yakin jika Kean sengaja menulis kalimat itu dan ditujukan padanya. Namun, sialnya tidak ada tulisan untuk siapa bunga itu. Jadi Jerick mengira itu adalah bunga darinya. Jika sudah seperti ini, jelas Kenaya tidak bisa menghindar sama sekali. Jika mengelak pasti Jerick akan curiga dari mana bunga itu berasal, maka Kenaya harus berpura-pura jika bunga itu darinya.“Aku hari ini pulang terlambat karena ada pesanan, jadi aku sengaja mengirim bunga ini agar kamu
Tubuh Kenaya gemetar ketika mendengar ucapan Jerick. Dia tahu apa yang akan dilakukan Jerick padanya. Kenaya selalu takut melakukan hal gila ini. “Kemarilah!” Jerick memberikan kode pada Kenaya dengan jarinya. Meminta Kenaya untuk segera mendekat ke arahnya. Sejujurnya Kenaya takut untuk mendekat, tetapi dia lebih takut untuk tidak menuruti perintah Jerick. Dengan memberanikan diri Kenaya segera menghampiri Jerick. “Duduk sini.” Jerick menepuk sofa. Kenaya perlahan duduk tepat di samping Jerick. Jantungnya berdegup kencang ketika berada di samping Jerick. Ini benar-benar lebih seram dibanding masuk ke rumah hantu. Tanpa aba-aba, Jerick mendaratkan bibirnya pada bibir Kenaya. Aroma rokok yang kuat tercium dari mulut Jerick. Ingin rasanya Kenaya muntah. Karena memang dia tidak suka aroma rokok itu. Namun, dia tidak bisa menghindar. Beruntung Jerick segera melepaskan ciumannya. Namun, penyiksaan belum berakhir. Dia mendaratkan kecupan di leher serta bahu Kenaya. Kenaya memejamkan m
“Jangan ikut campur!” Kenaya segera menarik pergi. Kenaya mengambil beberapa bunga mawar karena bunga yang dirangkainya kurang. Berusaha untuk menghindar. “Itu sundutan rokok bukan?” Kean mengejar Kenaya. Dia sudah memikirkan jika luka yang terdapat di tangan Kenaya adalah sundutan rokok. Kenaya berusaha untuk tetap tenang. “Bukan urusanmu.” Kenaya kembali pada rangkaian bunga yang dibuatkan untuk Kean. Jawaban Kenaya itu sudah menegaskan jika memang itu adalah luka sundutan rokok. Rahangnya mengeras ketika mengetahui wanita yang dicintainya dilukai seperti itu. “Ini, dua ratus ribu. Bayar dan segeralah pergi.” Kenaya menyerahkan rangkaian bunga yang dibuatnya. Dia memilih melihat ke arah lain. Agar tidak menatap Kean. Tak mau Kean melihat sorot matanya. Karena Kean pasti akan tahu apa yang dirasakannya. Kean mengambil langsung uang di dompetnya dan memberikannya pada Kenaya. Saat melakukan itu, Kenaya tidak memandangnya sama sekali. Hal itu membuat Kean benar-benar terluka. Ken
Sampai di hotel, Kean meluapkan kekesalannya dengan memukul bantal. Meluapkan kekesalannya. Ingin sekali dia memukul Jerick. Sayangnya, dia tidak mau Kenaya yang akan jadi korban. Kean bertekad membawa kembali Kenaya, jika mantan kekasihnya itu tidak mendapatkan kebahagiaan. “Anggap saja aku anak kecil yang meminta permenku kembali. Jika tidak diberikan, aku akan merebutnya secara paksa.”Kean berusaha mengembuskan napasnya kasar. Berusaha menenangkan dirinya. Berharap jika akan sedikit meredakan amarah. Tepat saat kekesalannya itu sudah mereda, suara telepon terdengar. Kean segera mengambil ponselnya di dalam kantung celananya. Saat melihat ponselnya, ternyata saudara kembarnya yang menghubungi. “Ada apa, Le?” tanya Kean. “Kamu di mana? Kata sekretarismu kamu pergi jalan-jalan?” Lean di seberang sana bertanya.Kean baru sadar jika dia belum memberitahu keluarganya jika dia pergi ke luar kota. Dia tidak mau jika keluarganya a
Mendengar suara sang kakek berubah membuat Kenaya langsung menatap sang kakek. Apalagi suara itu dia kenal sekali. Siapa lagi jika bukan suara Kean. “Ke ….” Kenaya cukup terkejut dengan aksi Kean yang menyamar seperti kakek-kakek. “Jangan terkejut seperti itu, pengawalmu bisa curiga nanti.” Kean memberikan peringatan pada sang kakek. Kean memang sudah mempersiapkan ini semua sejak kemarin. Sejak Kenaya bilang jika dia untuk mendekatinya karena ada pengawalan, dia berusaha untuk mencari cara mendekati Kenaya. Karena itu dia melakukan penyamaran ini. Agar dapat bertemu Kenaya. Kemarin, dia membeli semua perlengkapan penyamaran. Sampai dia harus menghubungi Anka-sepupunya untuk membantunya merias diri seperti kakek-kakek. Kenaya tidak menyangka Kean benar-benar akan menemuinya. Lebih membuatnya terkejut adalah caranya menemuinya. Kean sampai berubah seperti kakek-kakek. “Sekarang jelaskan padaku. Apa yang sebena
Sejak saat itu, Kenaya memutuskan untuk tidak melakukan apa pun. Percuma meminta tolong orang lain, karena tidak mungkin orang akan menolongnya. Justru memintanya memaklumi apa yang dilakukan Jerick.Kenaya akhirnya mengubah strateginya. Menuruti perintah Jerick sebisa mungkin. Menerima pukulan saat tidak mau menuruti perintah Jerick. Dia akan bertahan sampai bisa mengumpulkan pundi-pundi uang. Setelah punya cukup uang, maka dia akan pergi. Karena merasa hanya cara itu yang bisa dilakukan. Dengan begitu, dia akan terbebas dari Jerick. Beruntung Jerick mengizinkannya untuk membuka toko bunga kecil. Mungkin bagi Jerick toko bunganya tidak akan memberikan pemasukan untuk Kenaya. Namun, sebenarnya toko bunga Kenaya cukup ramai.“Jika semua sudah dilakukan dan tidak membuahkan hasil, maka ayo pergi. Aku akan membawamu pergi.” Kean tidak akan tinggal diam begitu saja di sini. Dia akan membawa Kenaya untuk pergi. Tidak rela jika wanita yang dicint
“Ini apa?” tanya Kean. “Ini adalah pertama kali ada orang yang memegang perutku dan ini pertama kali orang merasakan kebahagiaan yang aku rasakan.” Kenaya begitu terharu sekali. “Apa Jerick tidak pernah memegang perutmu?” tanya Kean. “Tidak.” Kenaya menggeleng. Bagaimana bisa seorang pria yang akan menjadi ayah tidak memegangi perut istrinya. Padahal kebahagiaan begitu dirasakan Kean. Kean berpikir andai yang dikandung Kenaya adalah anaknya, pasti dia akan jauh lebih bahagia. Kenaya segera menghapus air matanya. Kemudian kembali ke tempat duduknya. Tak mau membuat pengawal Jerick curiga. Jika mereka lapor ke Jerick akan bahaya. Beruntung karena restoran pembatasnya tinggi, mereka tidak melihat saat Kenaya meminta Kean memegang perutnya. “Apa mereka akan selalu disampingmu terus menerus?” Kean penasaran sekali. Dari tadi pengawal Kenaya mengawasi terus. “Biasanya mereka akan datang saat siang sampai aku pulang dari toko, tetapi karena Jerick tidak ada, maka mereka akan menjaga d
Kean kali ini bersiap. Dilihatnya wajahnya sudah sesuai dengan keinginannya. Sempurna untuk penyamaran kali ini. Jika sudah begini, dia akan bisa leluasa menemui Kenaya. “Sebenarnya Kak Kean mau ke mana? Kenapa harus berdandan seperti wanita?” Anka-sepupu Kean melemparkan pertanyaan itu. Pagi-pagi sekali tadi kakak sepupunya menghubungi. Ternyata ingin dibantu untuk merias diri. Karena Anka adalah seorang vlogger kecantikan, dia membantu sang kakak, melalui video call. “Sudahlah, aku sedang cosplay.” Kean menjawab enteng.“Cosplay menjadi banci?” Anka tertawa. “Apa aku terlihat seperti banci. Rasanya aku lebih cantik.” Kean melihat pantulan kaca. Melihat wajahnya yang cantik. Sengaja Kean memakai rambut palsu panjang agar menutupi rambut pendeknya. Dia ingin terlihat seperti wanita agar pengawal Jerick tidak menyadari keberadaannya. Kean ingin memanfaatkan Jerick yang sedang tidak ada. Jadi dia bisa dekat dengan Kenaya. “Kak Kean cantik. Pasti orang tidak akan mengira kakak adala
“Siapa dia? Kenapa bawa-bawa keluarga Adion?” Grandpa Bryan langsung mengomentari. “Hendrik Arkan-walikota.” Grandpa Felix membaca nama yang tertera di bagian bawah. “Apa dia adalah mertua Kenaya?” tanya Grandpa Bryan. “Sepertinya begitu.”“Apa dia sengaja mengadakan konferensi pers untuk membangun opini publik?” Grandpa Bryan benar-benar geram sekali. “Sepertinya dia sengaja menyebut nama Adion.” Grandpa Felix merasa jika yang dilakukan orang yang sedang melakukan konferensi pers sengaja sekali. Setelah selesai berita tersebut, pembawa acara mengomentari keluarga Adion. Dari mulai siapa keluarga Adion. Apa saja bisnisnya. Tentu saja itu membuat Grandpa Bryan benar-benar geram sekali. Mereka menceritakan kasus yang terjadi beberapa bulan lalu juga. Di mana Lean dan Kean menangkap penyelundupan perusahaan. Di rumah sebelah, Mommy Ghea mencari keberadaan daddy-nya. Memastikan jika sang daddy tidak akan menonton berita. Namun, saat mencari sang daddy, dia tidak menemukan sang daddy
“Lihat ada konferensi pers dari walikota.” Rigel baru saja membuka media sosialnya. Tanpa sengaja dia melihat konferensi pers yang dilakukan walikota. Daddy El segera meraih ponsel Rigel. Melihat konferensi pers yang dilakukan oleh walikota yang merupakan papa Jerick. Dia benar-benar terkejut sekali dengan yang dilakukan oleh Hendrik. Daddy El, Daddy Dean, Lean, Mommy Freya, dan Kenaya langsung ikut melihat berita itu di ponsel mereka. Mereka semua tak kalah terkejut dengan yang baru saja mereka lihat. Walikota seolah menegaskan jika anaknya melakukan itu karena adanya perselingkuhan. “Sepertinya dia sengaja melakukan konferensi pers ini untuk mengiring opini publik.” Daddy Dean memberikan pendapatannya. “Iya, sepertinya begitu.” Daddy El melihat jika yang dilakukan walikota memang sengaja untuk menguntungkannya. Kenaya melihat postingan dari walikota itu, tetapi dia justru dikejutkan dengan komentar-komentar di dalam video. Miss gosip: Jelas saja suaminya melakukan kekerasan da
“Saya akan mengurusnya, Pak. Untuk sementara waktu, Pak Kean akan di sini. Mungkin jika kasus ini dilimpahkan pada kejaksaan negeri, persidangan akan dilaksanakan dua puluh hari lagi.” Pengacara mencoba menjelaskan. Berapa lama Kean akan berada di dalam penjara. “Baiklah, aku tidak masalah jika berada di sini dalam jangka waktu lama.” Mommy Freya langsung menangis. Dia memeluk sang suami. Tidak bisa dibayangkan sang anak akan mendekam di penjara dalam jangka waktu yang lama. Kean segera menghampiri sang mommy. Membawanya ke dalam pelukannya. “Mommy jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja di sini. Aku harus membuat orang yang sudah membuat anakku meninggal, masuk penjara. Dia tidak boleh bebas begitu saja.” Dia mencoba memberikan pengertian pada sang mommy. Mommy Freya tahu jika anaknya pasti akan bertarung mati-matian. “Baiklah, Mommy percaya padamu.”Kean menjauhkan tubuhnya untuk melihat wajah sang mommy. Kean menghapus air mata yang membasahi wajah sang mommy. “Kean titip Kena
“Ada apa Anda menghubungi saya?” Daddy El benar-benar geram sekali mendengar suara walikota. “Bisakah kita bertemu?” “Saya tidak bisa bertemu dengan Anda. Bicarakan saja di telepon.” Daddy El tidak mau mengambil risiko dengan bertemu dengan walikota. Apalagi ini adalah wilayahnya. Tentu saja itu akan sangat bahaya. Hendrik tertawa. “Begitu rupanya. Baiklah kalau begitu kita bicarakan saja di sini.” Dia pun mengalah. Tidak masalah jika memang harus dibicarakan ditelepon. “Anak Anda sekarang di penjara, begitu pula dengan anak saya. Media juga sudah mulai mencium kasus ini. Kasus ini akan menjadi lebar jika kita melanjutkanya. Anda dan saya tentunya adalah orang yang paling dirugikan. Jadi saya ingin mengajukan negosiasi untuk kasus ini. Silakan Anda minta menantu saya mencabut laporan kekerasan dalam rumah tangga, dan saya akan mencabut semua laporan yang anak Anda dapatkan.” Hendrik Arkan mencoba menjelaskan niatnya untuk berbicara. Daddy El terdiam mendengar itu. Dia tidak bisa m
Daddy El menunggu Kenaya dan sang istri di hotel. Sekaligus membicarakan kasus yang menimpa Kean. Pengacara menjelaskan jika Jerick ternyata tidak bisa lari dari jerat hukum karena bukti-bukti kekerasan dalam rumah tangga jelas. “Apa mereka sengaja memasukkan Kean ke penjara?” Daddy El bertanya pada pengacara. “Bisa jadi, Pak. Mereka mencari celah dengan tuduhan perselingkuhan. Berlindung dari kasus perselingkuhan itu, agar dapat memutar balik fakta. Dengan tuduhan perselingkuhan, mereka akan membuat tuduhan perselingkuhan itu adalah alasan kekerasan rumah tangga yang menimpa Bu Kenaya.” Pengacara mencoba menjelaskan. Daddy El merasa jika apa yang dikatakan pengacara ada benarnya. Mungkin mereka memang sengaja melakukan hal itu. “Lalu apa yang harus kita lakukan saat ini?” “Kita hanya bisa mengandalkan kesaksian Bu Kenaya. Menceritakan semua. Dengan begitu Pak Kean akan bisa bebas dari tuduhan.” Daddy El hanya berharap jika Kenaya akan memberikan kesaksian untuk membebaskan Kean
“El, apa benar Kean ditangkap?” “Daddy tahu dari mana?” Daddy El di seberang sana begitu terkejut. Dia belum memberitahu siapa pun, tetapi daddy-nya sudah tahu. “Aku lihat di berita. Cucu Adion di penjara.” “Berita?” Daddy El begitu terkejut. Bagaimana bisa kasus ini suda tercium oleh media. Padahal pihaknya belum membocorkan sama sekali. “Iya, Dad, tetapi Daddy tenang saja. Aku sedang mengurusnya. Kean akan segera bebas.”“Baiklah, cepat urus, ini akan berdampak buruk untuk perusahaan juga jika berlarut-larut.” Grandpa Bryan mengingatkan anaknya. “Baiklah.” Daddy El segera mematikan sambungan telepon. Suara ketukan pintu terdengar. Daddy El pun segera membuka pintu untuk melihat siapa yang membuka pintu. Ternyata itu adalah Lean dan Rigel. “Dad, ada berita tentang Kean.” Lean langsung menunjukan ponselnya. Daddy El meraih ponsel Lean. Melihat berita yang ramai di media. Hal itu tentu membuat Daddy El cukup terkejut. Jika berita ini semakin digoreng, tentu saja akan berdampak
“Saya cek tadi ternyata Pak Hendrik-walikota yang merupakan papa Jerick Arkan yang melaporkan hal itu.” Daddy El mengeratkan rahangnya. Ternyata keluarga Jerick Arkan sudah mulai turun tangan. Tentu saja dia tidak akan membiarkan anaknya sendiri.Di dalam kantor polisi, Kean ditanya beberapa pertanyaan. Kean menjelaskan apa adanya. Dia memang tidak menculik Kenaya. Kenaya dengan kesadaran ikut dengannya karena lari dari kejaran suaminya yang memukulinya. Kenaya waktu itu memang benar menabrakkan mobilnya, itu karena melihat Kenaya jatuh dan setelah itu membawa Kenaya ke rumah sakit. Kean memiliki alibi kuat menyangkal tuduhan itu. Sayangnya, tuduhan perselingkuhan tidak bisa dia elakkan. Karena memang ada hubungan di antara mereka. Untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut, Kean akhirnya dimasukan ke dalam penjara. Dia akan bermalam di penjara. Pengacara menegaskan akan menjamin Kean tidak akan pergi. Meminta Kean untuk dibebaskan. Namun, sayangnya polisi tidak menyetujui permohonan
Kean membaca surat penangkapan atas dirinya itu. Tentu saja itu membuatnya merasa heran. Bagaimana bisa dia dituduh menculik. Apalagi di dalam surat penangkapan tertulis jelas jika korban penculikan adalah Kenaya. “Tuduhan lucu apa ini? Penculikan?” Kean merasa aneh dengan segala tuduhan yang dilayangkan padanya. Jelas ini menggelitik sekali. “Silakan ikut kami. Jelaskan semua di kantor polisi.” “Korban penculikannya saja ada di sini aman dan terjaga. Bagaimana bisa dikatakan penculikan?” Kean masih mengelak. “Sebaiknya, Anda jelaskan saja di kantor polisi.” Polisi yang melihat Kean terus menjawab, akhirnya menangkap paksa Kean. “Lepaskan dia? Saya tidak merasa diculik.” Kenaya yang berada di belakang, menerobos ke depan. Mencegah apa yang dilakukan polisi. Dia menarik tangan Kean. “Silakan melakukan pembelaan di pengadilan.” Polisi tetap tidak peduli dengan apa yang dilakukan Kenaya. “Tenanglah, aku akan keluar. Kamu harus disini dan jangan ke mana-mana. Tetaplah bersama kelua
Saat sampai, Kenaya langsung disambut oleh Mommy Freya dan Daddy El. Mereka meminta Kenaya untuk beristirahat di kamar yang pernah ditempatinya.Kenaya pun memanfaatkan waktu untuk beristirahat. Tubuhnya belum benar-benar sembuh. Bekas luka prosesi kuret masih terasa sakit sesekali.Di saat Kenaya beristirahat, Kean dan Daddy El mengobrol di ruang keluarga. Mereka membahas apa yang akan mereka lakukan jika proyek ini jadi sasaran walikota. “Mereka tidak akan mengusik sebenarnya karena kita punya surat tanah dan izin yang kuat. Lagi pula sebelum dibangun, kita sudah cek di tata kota. Jadi harusnya mereka tidak akan sejauh itu.” Daddy El memberikan pendapatnya tentang proyek yang sedang dikerjakan anaknya itu.Kean memahami apa yang dikatakan sangat daddy. Dia juga berpikir, jika walikota tidak mungkin bisa mengusik proyeknya. Apalagi dia sudah sangat berhati-hati dengan masalah legalitas. Saat sedang mengobrol, pengacara menghubungi Kean. Dengan segera Kean mengangkat sambungan telep