Share

Sah?

Author: Ayaya Malila
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Aira tidak mampu lagi mengelak. Dia pasrah ketika Manggala terus menggandengnya, memasuki bangunan bercat putih dua lantai yang tak terlalu besar.

Setelah melewati pintu masuk, Manggala mengarahkan Aira untuk berbelok ke kiri. Di sana, dia memberi contoh agar wanita cantik di sampingnya itu melepas alas kaki dan menyimpannya di salah satu dari sekian deret loker yang berjajar rapi.

"Kita ke ruang operasional." Manggala kembali menyeret pelan tubuh ramping Aira, tanpa menunggu persetujuan.

Ragu-ragu, Aira mengikuti langkah pria tinggi tegap di depannya itu. Mereka memasuki sebuah ruangan yang berjarak belasan meter dari ruang loker.

Seorang pria paruh baya berjenggot tebal, berdiri menyambut Manggala seraya tersenyum lebar. "Selamat datang, Nak. Kau terlambat beberapa menit," ujarnya dalam bahasa Inggris yang terdengar kaku.

"Maafkan kami, Syaikh. Ada halangan yang tak dapat kami hindari tadi," dalih Manggala.

Diam-diam Aira menoleh dan memperhatikan mantan kekasihnya itu.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Janda Tapi Perawan   Raut Misterius

    "Ayo!" ajak Aira saat Manggala masih tetap bergeming di sofa sambil mengetikkan sesuatu di ponselnya. "Eh! Sudah selesai?" Manggala tergagap. Dilihatnya Aira telah siap dengan satu koper besar dan ransel hitam kesayangan yang tersampir di pundak. "Tante melarang Aira membawa terlalu banyak baju, karena dia harus sering-sering kemari," tegas Mira. "Tentu, Tante! Tidak masalah." Manggala menyunggingkan senyuman cerah. "Sini, biar kubawakan," ujarnya seraya merebut pegangan koper Aira dan membawanya menuju mobil. Saat Aira hendak mengikuti langkah suaminya, Mira langsung mencekal lengan keponakan tersayangnya itu. "Kenapa, Tante?" tanya Aira heran. "Nggak tahu, tapi hati Tante nggak nyaman," ungkap Mira dengan sorot sendu. "Mungkin karena terlalu terkejut," hibur Aira. Diusapnya lembut bahu sang tante. "Mungkin. Semoga saja ini hanya perasaanku saja." Mira mengempaskan napas pelan. "Aku tidak bisa menilai karakter dan kejujuran atasanmu itu. Rautnya misterius sekali," keluhn

  • Janda Tapi Perawan   Dia Pemenangnya

    "M-maksudnya? Bukankah pernikahan kita ini cuma sandiwara?" Aira menelan ludah. Keringat dingin muncul membasahi dahi saat melihat tatapan dan mimik Manggala yang seakan ingin memakannya. "Ya, ampun!" Manggala tergelak. "Kamu mikir apa, Ra? Aku cuma bercanda. Lagian, kewajiban istri kan macam-macam. Nggak cuma di ranjang. Ternyata, pikiran kamu mesum juga, ya," ledeknya. "Angga!" seru Aira tak terima. Manggala tertegun sejenak mendengar panggilan kesayangan yang pernah disematkan Aira untuknya. Akan tetapi, beberapa saat kemudian, dia kembali tertawa renyah. Manggala menyembunyikan segala gundah dan kecewa dalam hati. Sebenarnya, perkataannya tadi serius. Namun, melihat bahasa tubuh Aira yang sama sekali tak menampakkan kenyamanan, membuat Manggala paham bahwa sepertinya sudah tak tersisa sedikit pun rasa cinta untuknya. "Kamu siap-siap, deh. Kita berangkat ke kantor sama-sama," titah Manggala. "Sama-sama? Memangnya tidak apa-apa?" tanya Aira ragu. "Sekadar berangkat ba

  • Janda Tapi Perawan   It's A Secret

    "Mr. Naradipta?" Tidak mungkin!" Aira terkekeh. "Kenapa tidak? Dia tampan dan mapan," sanggah Brandon. "Tapi dia ...." Aira buru-buru membungkam bibirnya sendiri. Jangan sampai dia kelepasan memberitahu Brandon bahwa Manggala telah menikah dengannya. "Apa?" Brandon mengernyitkan dahi curiga. "Tidak ada. Lupakan!" Aira mengibaskan tangan. Gugup sebenarnya, tapi dia harus berpura-pura santai supaya rekannya itu tak curiga. "Nanti makan siang sama-sama, ya. Di restoran depan kantor," ajak Brandon sebelum memulai kesibukannya di studio sebelah, yang hanya terpisah oleh sekat dinding berbahan kaca. Aira mengacungkan dua jempol sebagai isyarat jika dirinya setuju. Sama sekali tak terbersit dalam pikiran Aira untuk meminta izin atau mengabari Manggala. Toh, suaminya sendiri yang meminta untuk merahasiakan pernikahan ini. Dua jam berkutat dengan pekerjaan, kini saatnya Aira harus beristi

  • Janda Tapi Perawan   Aroma Kopi

    Aira buru-buru melepas helm Brandon. Rencananya, dia akan segera berlari masuk ke rumah sebelum Mira memergokinya pulang berdua dengan pria selain Manggala. Bukan apa-apa, Aira hanya malas dicecar pertanyaan oleh tante cerewetnya itu. "Ini! Terima kasih tumpangannya, ya." Aira segera menyodorkan pelindung kepala berwarna coklat itu pada Brandon. "Tunggu! Kau tidak mengajakku masuk? Apa tidak ingin menawarkan kopi atau semacamnya?" tuntut Brandon tak tahu malu. Aira langsung melotot. Sepertinya gestur itu sudah menjadi kebiasaannya akhir-akhir ini. "Aku tidak bisa. Di dalam ada ...." "Aira!" Belum selesai Aira merangkai kalimat, sang tante sudah keluar menghampirinya dengan langkah tergesa. "Siapa lagi ini?" Nada suara Mira semakin meninggi. "Eh, ini .... Di-dia rekan kerjaku, Tante. Kenalkan, namanya Brandon," ucap Aira terbata. Merasa tak ada gerakan apapun dari pria di sampingnya, Aira pun menyenggol lengan Brandon. "Ah, oh, hai! Senang berkenalan dengan anda, Nyonya,"

  • Janda Tapi Perawan   Palsu

    "Aku sibuk, Cynthia. Mengertilah. Selama tiga hari ke depan, aku harus menemanimu. Jadi, aku memutuskan untuk tidak ke kantor. Oleh karena itu, aku mesti bekerja dari sini," terang Manggala. Mendengar hal itu, Cynthia tertawa getir. "Kau menemaniku, tapi sibuk dengan pekerjaanmu. Sama saja," cibirnya. "Terus? Aku harus bagaimana?" tanya Manggala. "Kamu berubah ...." Air muka Cynthia mendadak sendu. "Berubah?" ulang Manggala. Tak lupa dia menyunggingkan senyuman tipis, berusaha supaya terlihat tenang di hadapan sang kekasih. "Apa ada yang kau sembunyikan dariku?" selidik Cynthia. "Ya, ampun." Manggala tergelak. Dia berinisiatif menghampiri Cynthia yang masih mematung di ambang pintu sambil membawa sekeranjang bunga. Dipeluknya tubuh molek nan seksi itu erat-erat demi meredakan kegalauan kekasihnya. "Maaf, ya. Sudah membuatmu curiga dengan sikapku," ucap Manggala. "Kau pasti lelah, ya? Terlalu banyak tekanan dalam pekerjaan bisa membuat stress," terka Cynthia. "Aku bisa me

  • Janda Tapi Perawan   Hati Ke Hati

    "Ngga, terima kasih.." Aira tak henti-henti mengucapkan kata itu. Mungkin sudah puluhan kali. Namun, rasanya tak cukup untuk membalas kebaikan Manggala, pria yang dulu pernah dilukainya. "Santai saja, Ra. Anggap saja kita sama-sama diuntungkan. Kamu selamat dari gangguan Jati dan Senja, sedangkan aku ...." Aira mengernyit saat Manggala sengaja menggantung kalimatnya. "Kamu tahu sendiri, kan? Menikahimu adalah keinginanku sejak dulu," ujar Manggala lirih. Aira tertegun. Lekat, iris mata coklatnya memindai wajah tampan yang hanya berjarak beberapa senti darinya itu. Kata-kata Manggala terdengar pelan dan datar. Namun, siapa sangka jika bisa menggetarkan kalbu Aira. Debar jantung yang semakin lama semakin menggila, membuat Aira sesak napas. Selemah inikah dia menghadapi laki-laki? Dulu Jati, sekarang Manggala. Sungguh, Aira tak ingin terjatuh lagi. "Kamu mungkin menganggapku pecundang. Tapi, inilah yang kurasakan, Ra. Aku jatuh cinta padamu, sejak pandangan pertama." Manggala

  • Janda Tapi Perawan   Kebahagiaan Semu

    "Mama!" Aira menghambur ke pelukan ibunya. "Kok bisa mama ada di sini?" "Manggala yang mengundang kami semua, Ra. Dia juga yang memberikan tiket akomodasi," sahut seseorang yang kini berdiri di belakang ibunda Aira. "Kak Sinta? Kak Wildan?" seru Aira. Terkejut, sekaligus bahagia karena ternyata Manggala tak hanya mendatangkan sang ibu, melainkan juga kakak kandung serta kakak iparnya. "Ngga, kenapa kamu nggak cerita?" Aira mengalihkan pandangan ke arah Manggala yang sejak tadi setia mengikuti di sampingnya. "Namanya juga kejutan." Manggala tersenyum manis seraya membelai lembut pipi Aira. Mendapat perlakuan semanis itu, sontak Aira tersipu. "Semoga ini menjadi pernikahan terakhirmu, Ra. Kuharap kalian selalu bersama sampai maut memisahkan dan bahagia selamanya." Kali ini, bait-bait doa tulus dilantunkan oleh Mira, sang tante yang ternyata juga berada di sana. "Senang rasanya melihat kalian semua berkumpul," ucap Aira penuh haru sekaligus meragu. Dia masih merasa tak percaya

  • Janda Tapi Perawan   Lembaran Kelam

    "Jangan khawatir, Senja. Tidak ada dalam kamusku, menyakiti sesama perempuan. Aku anti merebut milik orang lain. Apalagi orang itu tidak pernah mencintaiku sejak awal," timpal Aira kalem. Dia sama sekali tidak berniat menyindir. Apa yang Aira ungkapkan hanyalah kenyataan. "Jangan terlalu berpikir macam-macam. Jalani saja hidupmu bersama Kak Jati dengan bahagia," sarannya. "Tapi, apa kamu bahagia, Ra?" sela Jati, tak memedulikan raut sendu istrinya. "Kak Jati bisa melihat dan menilai sendiri, kan?" Aira melingkarkan tangan di lengan Manggala dan bergelayut manja. Tanpa sungkan, dia menyandarkan kepala di pundak lebar sang suami. Manggala juga tampak tak keberatan. "Syukurlah." Jati memaksakan senyum. Sorot mata sejuta arti, dia layangkan pada Aira. Entah apa maksud tatapan itu, Aira tak peduli. Baginya, kisah bersama Jati sudah selesai dan tak ingin dia buka lagi lembaran kelam itu. Beruntung, Jati dan Senja tak berlama-lama di pesta. Mereka segera berpamitan setelah menikmati

Latest chapter

  • Janda Tapi Perawan   Janji Jati

    "Kak Jati salah." Aira menggeleng seraya tertawa. "Aku belum menjadi janda." "Apa?" Jati tertegun menatap Aira. "Manggala tidak pernah mengucapkan kata cerai. Aku masih sah menjadi istrinya," ungkap Aira. Seulas senyuman tipis, tersungging di bibir ranum dan penuh itu. "Kalau begitu, aku akan tetap menunggu, Ra. Aku sudah bertekad untuk memperbaiki semua kesalahanku padamu," tegas Jati. "Sudah kubilang. Bukan begini caranya!" Nada bicara Aira meninggi. "Maaf," ucapnya saat menyadari bahwa dia sedikit kelepasan. Jati tersenyum, lalu bangkit dari duduknya. "Tidak apa-apa. Habiskan dulu makanmu," titahnya sambil sesekali melirik ke arah monitor bayi yang Aira letakkan di meja makan. "Apa aku boleh melihat bayimu, Ra? Anggap saja sebagai upah atas makan malammu," gurau Jati. Di satu sisi, dia bersiap untuk menerima kemarahan Aira. Namun, siapa sangka jika Aira memperbolehkan Jati masuk ke kamar bayi yang menjadi satu dengan kamarnya. "Sekalian minta tolong jagain selama aku

  • Janda Tapi Perawan   Janda Dan Duda

    Hari berganti tanpa terasa. Kini, putra tampan Aira genap berusia satu bulan. Sayangnya, bayi malang itu masih juga belum diberi nama. "Yang salah itu suamimu, Ra. Anakmu tidak berdosa. Kasihan kalau dia harus terkena dampaknya," tutur Kartika melalui panggilan telepon. "Memangnya Aira sudah berbuat apa sih, Ma?" Wanita cantik itu mendengkus kesal. "Beri anakmu nama, Ra!" hardik Kartika. "Kalau kamu tidak mau, setidaknya biarkan Mama, Tante Mira atau kakakmu yang memberi nama. Jangan semuanya kamu larang!" "Ah." Aira mendesah pelan. "Tunggu satu bulan lagi ya, Ma. Siapa tahu Manggala tiba-tiba muncul." Kartika pun membisu. Lama Aira menunggu, sampai dikiranya sang ibu sudah mengakhiri pembicaraan. "Ma? Halo?" panggilnya. "Ra, apa Mama boleh tanya sesuatu?" "Tanya saja, Ma. Kenapa memangnya?" Aira balas bertanya. "Apa kamu masih mau menerima Manggala kembali?" Jantung Aira berdetak lebih cepat saat mendengar pertanyaan sang ibu. Cukup lama dia berpikir, sampai akhir

  • Janda Tapi Perawan   Mendekatimu

    Aira kembali menemui Jati setelah bayinya tertidur. Dia duduk di samping Catherine, menghadap tepat ke arah pria tampan yang pernah menjadi suaminya selama dua tahun itu. Sementara itu, Brandon memilih untuk pulang ke apartemennya yang terletak di sebelah apartemen Aira dan Catherine. "Bukankah Kak Jati sedang mengembangkan usaha peternakan di Australia? Kenapa sekarang tiba-tiba pindah ke Amerika? Jadi bos pula! Sungguh tidak masuk akal," selidik Aira. Jati tertawa kecil. "Aku membatalkan rencana kerjasama di Australia dan ingin fokus dengan usaha yang telah kurintis bersama dengan rekanku sejak lama," jawabnya. "Apa itu cuma alasan saja?" kejar Aira. "Atau Kak Jati memang sengaja mengikutiku?" ketusnya. "Itu juga menjadi salah satu alasan," jawab Jati enteng. "Astaga!" Aira menepuk dahi, sedangkan Catherine hanya terbengong-bengong. Dia sama sekali tak mengerti bahasa Indonesia. "Apa Kak Jati tidak memikirkan perasaan Senja? Sebagai sesama perempuan, aku paham bagaimana rasa s

  • Janda Tapi Perawan   Status

    "Ini. Hadiah untuk bayi kamu, Ra!" Jati menyodorkan beberapa paperbag berukuran besar. "Wildan mengatakan kalau bayimu laki-laki. Jadi, kubelikan barang-barang yang sesuai. Kuharap kamu menyukainya," ucap Jati tulus. "Terima kasih." Aira menerima pemberian dari Jati tersebut lalu meletakkannya di sofa ruang tamu. Sejenak, dia ragu hendak mempersilakan masuk. Namun, mengingat Jati berniat baik, Aira pun terpaksa menawarinya duduk. "Di mana suamimu, Ra?" Jati mengedarkan pandangan ke setiap sudut ruangan. Tatapannya kemudian berhenti pada Brandon yang juga tengah menatapnya tajam. Sementara, Aira juga tak kunjung menjawab pertanyaannya. "Siapa laki-laki aneh ini?" tanya Jati dalam bahasa Indonesia yang tentu tak dapat dimengerti oleh Brandon. "Dia Brandon, teman sekaligus penolongku. Brandon lah yang membantuku mengurus bayi selama di sini," beber Aira. "Kenapa pria lain yang mengurus bayimu? Memangnya, suamimu ke mana, Ra?" cecar Jati bingung. "Manggala ... pergi." Aira

  • Janda Tapi Perawan   Dua Lelaki

    Sudah seminggu sejak Aira keluar dari rumah sakit. Brandon sampai harus menyewa apartemen tepat di samping apartemen Catherine. Pria itu selalu bersemangat membantu merawat bayi Aira. Terlebih ketika Catherine berangkat kerja dan Aira sendirian. Seperti pagi ini, Brandon membantu memandikan bayi tampan Aira yang belum diberi nama. "Apa kau tidak ada kerjaan lain?" tanya Aira heran. "Kau sekarang pengangguran, ya?" terkanya. Brandon terbahak mendengar hal itu. "No! Aku punya pekerjaan. Sebuah proyek besar," ujarnya sambil memandikan tubuh mungil yang tampak sangat rapuh itu. Brandon sangat berhati-hati menyentuh putra pertama Aira. "Lihatlah. Wajahnya sangat mirip dengan Manggala." "Iya." Aira tersenyum tipis. Sorot matanya mendadak berubah sendu. "Kenapa dunia selucu ini?" racaunya. "Maksudmu?" "Di saat aku sangat ingin melupakan Manggala dan mencoba melangkah ke depan, Tuhan malah memberikanku seorang bayi yang wajahnya mirip sekali dengan Manggala," desah Aira. "Mu

  • Janda Tapi Perawan   Bayi Tampan

    Sudah dua bulan sejak Kartika pulang ke Indonesia. Kini, Aira menjalani kehamilannya seorang diri. Meskipun ada Catherine, tetapi perempuan cantik itu tak bisa 24 jam di samping Aira, karena Catherine juga bekerja. Di satu sisi, Aira juga mengkhawatirkan keadaan sang kakak. Akibat insiden jatuh di kamar mandi waktu itu, Sinta terpaksa melahirkan prematur. Beruntung, Sinta dan bayinya berada dalam kondisi baik. Namun demikian, bayi prematur harus mendapatkan perawatan dan penanganan yang lebih intens. Itulah sebabnya Kartika tetap tinggal di Jakarta untuk mengawasi perkembangan cucu pertamanya. "Aira, kau tidak apa-apa kan, kutinggal sendiri?" tanya Catherine, membuyarkan lamunan Aira. "Memangnya kau mau ke mana?" Aira yang tengah sibuk menyiapkan peralatan memotretnya, langsung menoleh ke arah Catherine. "Aku harus mendampingi atasanku. Kami ada perjalanan bisnis ke luar kota untuk dua hari ke depan," jelas Catherine. "Oh, tidak masalah. Aku tidak selemah yang kau kira," k

  • Janda Tapi Perawan   Tragedi

    Ditemani oleh Catherine, Arunika mendatangi seorang dokter kandungan. "Usia janin diperkirakan sembilan minggu," jelas sang dokter sembari mengusapkan tranducer pada perut Aira. Air mata mulai mengembun. Haru sekaligus bahagia Aira rasakan saat pertama kali mendengarkan detak jantung janinnya. Tanpa bisa berkata-kata, dia menutup mulutnya rapat-rapat dengan kedua tangan. Begitu pula Catherine yang ikut terharu. "Kita harus memberitahukan berita gembira ini pada keluargamu," cetus Catherine saat mereka berada dalam perjalanan pulang. "Entahlah. Aku ragu, apakah harus mengatakan kehamilanku atau tidak," gumam Aira lirih. "Apa maksudmu? Tentu saja kau harus mengatakannya!" timpal Catherine. Setelah menimbang-nimbang cukup lama, akhirnya Aira memutuskan untuk menelepon sang ibu. Setibanya di apartemen dan membersihkan diri, Aira meraih ponsel. Bergetar jemarinya saat menekan kontak Kartika. Tak membutuhkan waktu lama sampai sang ibunda mengangkat telepon. "Halo, Sayang. Apa k

  • Janda Tapi Perawan   Menghilang

    Aira terpaksa mengajukan cuti dua hari. Dirinya sedang kacau. Pikiran kalut dan mental sedang tidak baik-baik saja. Dipaksa bekerja pun tak akan bagus hasilnya. "Hei, apa kau mau kuantarkan ke rumah sakit?" tawar Catherine. "Tidak usah, Cat. Aku baik-baik saja," tolak Aira halus. "Tapi, kupikir kau harus memeriksakan kandunganmu," saran Catherine khawatir. Aira terdiam. Diusapnya perut yang masih rata itu. Hatinya bimbang. Haruskah dia menghubungi Manggala dan memberitahukan kehamilannya, atau menyembunyikan semua dari pria yang masih menjadi suaminya tersebut. "Aira?" panggil Catherine. Dia sedikit was-was karena teman satu apartemennya itu tak menimpali, dan malah menatap kosong ke lantai. "Ya?" Aira baru tersadar. Dia segera menoleh ke arah Catherine. "Kau dengar kan, apa yang kukatakan barusan? Kita harus pergi ke dokter dan memeriksakan kandunganmu," ulang Catherine. "Ah, aku harus menelepon Manggala!" cetus Aira tiba-tiba. Lincah jemarinya mengetikkan nomor Mangga

  • Janda Tapi Perawan   Hamil?

    Sengaja Aira memilih penerbangan malam untuk berjaga-jaga supaya tidak dibuntuti oleh Manggala. Aira takut, bisa saja pria itu masih bersembunyi di sekitaran rumahnya. Meskipun kamera CCTV di sekeliling rumah menunjukkan sebaliknya. Manggala sudah tak ada lagi di sana. Sejak diusir oleh Mira, dia pergi menggunakan mobil dan tak kembali lagi. "Ah," desah Aira lirih. Setiap kali dirinya memikirkan pria tampan berambut gondrong itu, kepalanya selalu terasa pening. Ada rasa yang mengganjal dalam hati. Sedih, kecewa dan marah, bercampur menjadi satu. Sampai detik ini, adegan percintaan yang dilakoni oleh Manggala bersama Cynthia, terus membayangi benak Aira. Dan yang lebih menyakitkan, mereka melakukan itu saat dirinya terlibat kecelakaan. Terlepas dari apapun alasan Manggala, Aira tak bisa membenarkan hal itu. Daripada pikirannya semakin kalut, Aira pun memutuskan untuk tidur, sebab 22 jam perjalanan udara, sangatlah berat. Hingga waktu berlalu tanpa terasa. Setelah mengalami transit

DMCA.com Protection Status