Home / Romansa / Janda Milik Sang Aktor / 50. Kencan Perdana

Share

50. Kencan Perdana

Author: Hannfirda
last update Last Updated: 2023-12-26 22:39:25

Sesampainya di rumah, Noah langsung menyuruh Tara untuk masuk setelah memastikan semua pagar dan pintu terkunci rapat. Katanya, pemuda itu akan menunggu jemputan Radu di depan gapura perumahan. Tara menurut, sebab dia memang penasaran dengan isi dari tas kain yang diberikan oleh Noah tadi.

Di kamar, wanita muda itu mulai membuka isi tas tersebut dan terkesiap dengan isinya. Sebuah gaun malam yang tampak cantik dan menawan. Berwarna ungu tua, yang bagian bawahnya tergradasi oleh kerlap-kerlip warna platina.

"I-ini ... ngapain dia kasih ini?"

Sebuah notes terjatuh. Tara memungutnya, lantas menemukan satu paragraf singkat dari si pengirim.

'Langkah pertama untuk mencoba membalas perasaanku, adalah dengan kencan perdana yang akan kita lakukan besok malam. Pakai ini ya, Cantik!

Pahlawan Kesianganmu,

Sr. Alejandro.'

Butuh beberapa detik bagi Tara agar dapat mencerna serentetan tulisan yang baru dibacanya itu. Dia mengerti dengan jelas, namun yang terjadi pada detik ini lebih mirip mimpi ko
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Janda Milik Sang Aktor   51. Ciuman Sungguhan

    Bukan hanya sekedar bertanya, Noah menyodorkan sebuah cincin bermatakan berlian kecil berwarna ungu. Tara nyaris meragukan penglihatannya sendiri, atau barangkali saja sepasang bola matanya sedang tidak dalam kondisi fit. Tetapi, sosok Noah yang berdiri menjulang di hadapannya dengan senyum merekah itu langsung menyadarkan Tara bahwa semua ini memang terjadi secara nyata.Noah baru saja melamarnya?Apakah hal itu sesuai dengan yang dilakukan oleh Noah padanya saat ini?"Noah ....""Tara, aku tau ini terlalu cepat, tapi aku benar-benar nggak mau kehilangan kamu. Aku juga nggak mau melewatkan kesempatan yang ada. Aku mulai menyadari perasaanku, tapi aku juga nggak mau membuatmu tenggelam dalam sesuatu yang bisa menyia-nyiakan waktumu." Kata Noah bersungguh-sungguh.Kalau terdapat kamera tersembunyi dan semacamnya, tolong keluarlah sekarang juga! Tara tidak tahan! Apakah dia sedang menjadi bahan lelucon bagi satu daerah? Bila iya, mengapa harus dengan cara seperti ini?"Aku nggak akan me

    Last Updated : 2023-12-27
  • Janda Milik Sang Aktor   52. Malah Kacau

    Semalaman, Noah mendapatkan omelan panjang kali lebar dari Radu. Tepat setelahnya, Radu menghubungi Heru dan Rosalie. Sebab apa yang Noah katakan benar-benar mengundang kekalutan yang bisa membuat gempar banyak orang jika tak kunjung diselesaikan dari akarnya—berhubung masih hangat-hangatnya pula.Maka keesokan paginya, Noah dan Tara dipanggil ke ruangan Heru. Dua jam sebelum syuting dimulai, Noah sudah datang lebih dulu ke Hacer. Sedangkan Tara datang setengah jam kemudian, tak mengetahui jika dirinya akan terseret dalam momen tersebut.Tara mengembuskan napas perlahan. Sembari tertunduk, wanita muda itu memainkan jemarinya. Dia seperti seorang remaja yang ketahuan berpacaran di sekolah dan mau diomeli oleh para guru. Entah bagaimana caranya Heru dan Rosalie bisa mendengar tentang lamaran Noah semalam, yang jelas Radu merupakan bukti konkret pertama."Jadi ... apa benar, semalam Noah melamar kamu, Tara?" tanya Rosalie, setelah satu ruangan berada dalam keheningan yang janggal. Wanita

    Last Updated : 2023-12-27
  • Janda Milik Sang Aktor   53. Benarkah Sebuah Permainan?

    Tak ada kewajiban untuk memberi jawaban bagi mantan suami bajingannya itu. Dia sudah cukup tersiksa dengan permasalahan baru ini, jadi perkara Seno tidak terlalu penting. Selesai dengan pekerjaan yang selalu bisa dituntaskan lebih awal dari staf lain, Tara memutuskan untuk mengunjungi Cell. Dia sudah bertanya mengenai kelenggangan rekan kerjanya itu, dan dia sedang sendirian dalam studio kesayangannya.Ketika pintu lift di depannya terbuka lebar, Tara dikejutkan oleh keberadaan Noah yang sama-sama menatapnya. Mendadak, Tara jadi salah tingkah duluan. Apa yang mereka lalui di ruangan Heru tadi tidak bisa dianggap sepele, sebab Noah seperti mengumumkan kepada dunia bahwa pemuda itu memang mencintainya."A-aku ...."Tara tak mampu melanjutkan perkataannya, sebab pemuda berandal yang semalam baru melamarnya itu berlalu begitu saja. Keluar dari lift, membiarkan Tara mematung seorang diri. Ujung mata Tara mengekori langkah tegap Noah. Dengan roman yang tak bisa dibaca, pemuda itu berbelok m

    Last Updated : 2023-12-28
  • Janda Milik Sang Aktor   54. Perang yang Mana?

    "Ha? Calon istri?"Noah merangkulkan lengannya pada pundak Tara yang hanya bisa pasrah. Tidak mungkin mengalahkan Noah yang sedang berada dalam mode tidak tau dirinya itu. Tetapi dia tidak mungkin diam terus kan? Masalahnya dia saja belum memberikan jawaban pasti atas lamaran yang pemuda itu suarakan."Noah ... kan aku belum menjawab," Tara menurunkan lengan berandal yang satu itu darinya, kemudian menatap Julian dengan segenggam minta maaf. "Maaf, Jull. Mau mencocokkan jadwal? Boleh! Kapan?""Lho? Kok diterima sih, Tara? Kamu mau kencan sama laki-laki lain, padahal aku sudah melamar kamu?" protes Noah. Julian makin bingung, hanya mampu melongo sembari mengalihkan pandang secara bergantian."Kamu masih memberi aku waktu sampai syutingmu selesai kan, Noah? Jadi, aku belum-belum benar menjadi calon istrimu. Begitu juga dengan kamu! Sekarang, nggak ada salahnya kalau aku mau kencan sama Julian kan? Kami cuma mau menepati janji satu sama lain yang sudah lama diperbuat tapi nggak kunjung d

    Last Updated : 2023-12-29
  • Janda Milik Sang Aktor   55. Penyesalan Mantan Suami

    Noah menempatkan diri di samping Tara. Tanpa ragu, pemuda itu langsung melahap masakan buatan si janda muda seperti tidak pernah makan seharian ini. Tara menyikut Noah, menghentikan kegiatan pemuda itu sejenak. "Apa kamu nggak makan seharian ini, Noah?""Enggak! Bang Radu aku suruh beli makanan, eh, dianya sendiri juga sibuk mondar-mandir. Aku harus terus di dekatnya penulis buat memikirkan adegan yang akan datang. Capek banget, Tara." Noah mendengus lelah. "Oh iya, tadi aku taruh di meja ruang tamu.""Apanya?""Kue bolu, enak banget, Tara. Kamu wajib cobain kue itu." Kata Noah."Gimana kalau kue bolunya dicoba sekarang aja, bareng-bareng? Buat makanan penutup." Saran yang terlontar dari mulut Juwita menciptakan guratan keheranan pada kening Noah dan Tara. Sementara itu, Sari dan Seno tampak senang dengan keputusan tersebut. Terlebih Seno—sebab tidak menyukai kenyataan bahwa bolu itu merupakan pemberian Noah.Noah dan Tara melempar pandang. Tara menggeleng, enggan menuruti kemauan Ju

    Last Updated : 2023-12-30
  • Janda Milik Sang Aktor   56. Tamu di Pagi Hari

    "Kamu pindah rumah? Terus rumahmu yang kelewat besar itu mau dijadikan sarang hantu gitu?" tanya Rosalie yang sudah siap mengomeli Noah.Pagi-pagi sekali, Heru dan Rosalie menghubungi Noah terkait tingkah membahayakan pemuda itu yang diperbuat semalam—lagi. Lantaran sang kemenakan tak menjawab, maka Heru menghubungi Radu, meminta alamat baru rumah yang mereka tempati. Keduanya telah bertandang ke rumah keluarga Alejandro, tetapi tak mendapatkan balasan apa pun.Sekarang, setelah mendapatkan alamat rumah baru Noah, keduanya datang dengan omelan yang makin menjadi-jadi. "Oh, ternyata diam-diam kamu jadi tetangganya Tara, iya? Astaga, buat apa sih, Noah! Kamu punya rumah yang kelewat besar lho!""Tapi nggak ada apa-apanya, Tante," sanggah Noah. "Terus kalau di sini, ternyata lebih dekat sama gedung lokasi syuting. Tanya aja sama Bang Radu! Beda kalau berangkat dari rumah langsung, agak lama, belum lagi kalau kena macet. Bonusnya, bisa dekat sama Tara, Tante! Kesayanganku, penyemangat har

    Last Updated : 2023-12-31
  • Janda Milik Sang Aktor   57. Ramalan Nyeleneh

    "Ha? Gimana? Peramal?"Noah menurunkan kaca mata hitamnya, mengalihkan fokus kepada seorang wanita yang merupakan teman dekat si penulis. Sosoknya yang cukup nyentrik dengan pakaian berwarna neon membuat Noah memejamkan mata untuk sesaat. Entah mengapa, dia jadi melihat kembaran Cell yang sama-sama mengagumi warna neon. Wanita itu dikenal sebagai Madam Rowell—nama panggung yang dikenal oleh semua orang, tetapi si penulis tampaknya mengenal si peramal lebih dekat dari yang lain. Mbak Yuri, si penulis yang duduk di dekat Noah itu melambaikan tangan ke arah Madam Rowell. Saat berpandangan dengan Noah, Madam Rowell memindainya secepat kilat bagaikan mesin pemindai paling canggih yang pernah ada.Noah mengernyit, menatap sosok Madam Rowell yang telah mendudukkan diri di samping Mbak Yuri. Menyadari tengah menjadi objek bersusulkan tanda tanya, Yuri memperkenalkan Noah dan Radu kepada Madam Rowell."Noah, kenalkan! Dia ini teman dekat saya semasa sekolah dulu, dan sekarang kami masih berhu

    Last Updated : 2024-01-01
  • Janda Milik Sang Aktor   58. Bolehkah Aku Menyerah?

    Noah tidak percaya ramalan—sangat. Namun apa yang Tara lakukan padanya hari ini cukup merobohkan kepercayaan pemuda itu. Syuting berlangsung cepat, tanpa basa-basi. Noah menjalankan perannya dengan baik, walaupun hatinya ketar-ketir. Sebab dia tak mengerti, mengapa Tara langsung memutuskan jawaban seperti tak berpikir panjang lebih dulu?Dia merasa, seseorang baru saja memengaruhi Tara, atau mungkin wanita muda itu telah mendengarkan sesuatu yang menggugah hati serta pikirannya. Apa pun itu, Noah sangat terganggu sehingga saat mengambil jeda, yang dilakukan hanya melamun dan mengabaikan ucapan Radu."Noah? Tara nggak mungkin ... serius kan?" tanya Radu untuk yang kesekian kali demi memastikan asmara pemuda itu dan sang pujaan hati. Mendengar keputusan mendadak Tara yang hendak mengembalikan cincin lamaran dari Noah, jujur saja Radu jadi kasihan. Selama ini, dia tak pernah melihat Noah begitu luluh, tersenyum bagai anak anjing yang lucu dan polos. Noah si pemain wanita, memiliki tatap

    Last Updated : 2024-01-02

Latest chapter

  • Janda Milik Sang Aktor   102. Keluarga Kita - Tamat

    Beberapa tahun kemudian;"Pancake buatan Mama, enak?""Enak, Ma!""Sedapnyeee~""Enak dong, Sayang!""Sayang?""Eh?"Noah menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Akibat salah memanggil, sekarang pria itu mendapatkan tatapan maut dari sang istri lalu tatapan penasaran dari si kembar. Berdeham, Noah menatap kedua anaknya secara bergantian."Lupakan ya? Papa nggak tau Papa bilang apa barusan. Jadi, pancake buatannya Mama enak kan?" Si kembar menggangguk, lantas Noah melemparkan cengirannya pada Tara. "Enak, Ma. Kata Alva dan Vira, enak kok! Iya kan?"Tara menggeleng-gelengkan kepala, tetapi seutas senyum terbit pada wajah cantiknya. Waktu bergulir begitu cepat. Noah dan Tara yang terlihat baru menjadi orang tua, kini telah mendapati si kembar berada pada jenjang Taman Kanak-kanak.Selepas menghabiskan sarapan, si kembar diantar ke TK oleh baby sitter. Dikarenakan Noah dan Tara harus mengurus beberapa hal, maka dari itu hari ini tidak bisa pergi bersama anak-anak mereka. Tara sudah kembali

  • Janda Milik Sang Aktor   101. Badai Pernikahan (2)

    Tara mengabaikan makan malam yang telah dipersiapkan oleh pembantu barunya. Wanita itu tengah memandang rintik hujan melalui jendela kamar. Seperti tak mempunyai semangat hidup, Tara hanya bergerak saat Alvaro atau Alvira terbangun. Selebihnya, dia akan diam saja. Melamun bagaikan sesosok mayat hidup.Hingga malam harinya, Tara terlelap dengan sendiri selepas menidurkan si kembar. Kala itu pula, Noah memberanikan diri untuk menilik tiga manusia yang sangat disayanginya itu. Melihat Tara tidur dengan mata membengkak, mampu mengiris Noah tanpa tedeng aling-aling. Menyakitkan sekali melihat wanita yang disayanginya menangis karena ulanya sendiri—keteledoran yang bisa berakibat buruk bagi masa depan keluarga kecilnya bila tidak segera diselesaikan secepat mungkin.Setelah seharian berkomunikasi dengan Padre dan seseorang yang menjadi dalang dari kesalahpahaman meresahkan ini, baru detik ini Noah menampakkan dirinya di hadapan sang istri. Kedua anaknya pun tampak menggemaskan. Mereka terti

  • Janda Milik Sang Aktor   100. Badai Pernikahan (1)

    Dari luar, pasangan Noah dan Tara terlihat harmonis dan baik-baik saja. Tetapi dalam setiap rumah tangga, selalu ada yang namanya huru-hara. Rintangan entah kecil maupun besar, keduanya pasti menyambangi tiap bahtera rumah tangga yang berlayar.Pada tahun pertama rumah tangga pasangan tersebut, mereka mendapatkan rintangan terbaru. Didukung oleh lelahnya fisik setelah seharian menjaga si kembar, kemudian kali itu Noah tidak bisa memberikan sedikit sanggahan."Maaf ya, Sayang? Aku sudah menyuruh Mbak Maryam untuk menemani selama dua puluh empat jam kok! Setelah semua urusan selesai, aku bakalan langsung pulang ke pelukanmu." Tutur Noah dengan berat hati.Dikarenakan perkara bisnis yang tak bisa sembarangan ditinggalkan, Noah harus pergi bersama Federick ke luar kota lagi. Tara tidak bisa bermanja-manja dengan berkata bahwa dia enggan membiarkan Noah pergi. Pada kenyataannya, selama ini Noah tak pernah absen dalam menemaninya. Sekarang, dia tak berhak untuk terlalu mengekang pria muda i

  • Janda Milik Sang Aktor   99. Kehidupan Baru

    Menjadi orang tua baru dari sepasang anak kembar tidaklah mudah. Baik Noah maupun Tara kekurangan tidur. Bahkan Noah harus mengurus beberapa pekerjaan dari rumah, lantaran dia tidak mau terlalu meninggalkan sang istri. Federick dan Elisabeth sudah menyarankan untuk menyewa baby sitter, tetapi pasangan tersebut menolak dengan alasan ingin memberi perhatian penuh selagi masih kecil. Mereka akan menyewa baby sitter saat si kembar sudah bisa berjalan, membantu Tara dalam kesehariannya."Sayang?" Noah menyembulkan kepala dari daun pintu."Ssstt! Mereka baru tidur, Sayang."Noah mengangguk, lantas berjalan mengendap-ngendap memasuki kamar. Mereka sudah berada di rumah sendiri, tapi keluarga besar betah mondar-mandir untuk menilik Alvaro dan Alvira. Meletakkan ponsel di atas nakas, Noah mendekati Tara yang berada di sisi lain ranjang. Pria muda itu memeluk Tara, yang kemudian dibalas dengan dengusan lelah pula. "Kamu hebat, Sayang. Kamu mau apa? Mau dipijit? Mau aku belikan sesuatu? Maaf ya

  • Janda Milik Sang Aktor   98. Lahirnya Si Kembar

    Tara tidak bisa ke mana-mana. Kenyataan itu membuatnya hanya mampu bergerak pada satu teritori saja; kediaman utama Alejandro. Sebetulnya dia ingin pulang ke rumah sendiri, tetapi mertuanya menolak dengan alasan tidak dapat membantu atau mengawasi Tara setiap saat.Bersama dua pengawal yang masih setia melindungi, seharusnya tidak masalah. Namun Elisabeth tak mau Tara kesusahan dalam keadaan hamil besar. Tara sendiri memang masih belum terbiasa atas perhatian berlimpah yang didapat dari keluarga mertuanya. Bahkan kehamilan yang dialami sampai detik ini pun setara mimpi indah baginya."Sayang! Ayo sini makan buah!"Pintu kamar menjeblak kencang, memperlihatkan sang suami yang membawa piring berisikan buah-buahan. Kalau dihitung, terdapat sekiranya lima buah yang sudah diiris. Tanpa sadar Tara menahan napas, takjub akan betapa banyak buah-buahan segar yang selalu tersedia di kediaman utama Alejandro ini.Menempatkan diri di samping Tara, Noah langsung menyuapi irisan buah kiwi yang tamp

  • Janda Milik Sang Aktor   97. Kisah Cinta Sampingan

    Selepas kehamilan Tara yang membutuhkan perhatian lebih besar, Cell sering menghabiskan waktu di studionya tanpa mau keluar untuk sekadar ke kafetaria. Entahlah, dia jadi tidak bersemangat. Satu-satunya teman yang kerap mendampingi di segala situasi sedang membutuhkan istirahat tambahan, sehingga Cell mulai kesepian.Benar, dia tidak punya teman lain di Hacer selain Tara. Maka dari itu, saat ini dia tak peduli bila harus dikata sebagai penggila kerja. Mau mencari udara segar pun, dia akan tetap bertemankan kesendirian. Namun siang itu, tiba-tiba saja seseorang mengetuk pintunya dan menyembulkan sekantung plastik besar makanan."Oh? Tara?""Bukan!""Eh?" Cell mengerjap-ngerjapkan mata. Dahinya berkerut heran, tak menduga akan kedatangan seseorang yang lama tak bersua. "Radu? Ngapain ke sini? Katanya Tara, Noah lagi dinas di luar kota kan? Memangnya kamu nggak ikut Noah?""Enggak dong! Kan aku bukan pembantunya. Dulu aku memang mengikuti dia ke mana-mana karena memang itu tugasku sebaga

  • Janda Milik Sang Aktor   96. Permintaan Nyeleneh

    Kedatangan Seno yang terlalu berani ke kediaman utama Alejandro malam-malam begini, mengundang gurat keheranan pada wajah Tara. Yang mengherankan, bagaimana bisa Elisabeth dan Rosalie membiarkan cecunguk yang satu itu masuk? Bukan berniat menyalahkan, tetapi dia tau sendiri betapa protektifnya dua wanita itu. Membiarkan Seno masuk pada waktu seperti ini, sepertinya mantan suaminya itu melakukan sesuatu yang berhasil menarik iba dari Elisabeth dan Rosalie.Seno mendongak saat mengetahui kehadirannya. Apalagi, Tara sudah telanjur menggunakan parfum yang luar biasa harum dan kini rasanya menguar memenuhi seisi ruang tamu. Tara jadi malu sendiri. Tau begini, dia akan memakai parfum nanti saat hendak tidur saja.Sebab lihatlah—Seno malah senyam-senyum seperti orang sinting, berpikir jika Tara menyambut kedatangannya dengan tampil cantik dan wangi. Padahal Tara berdandan cantik untuk Noah tadi."Cepat katakan, Seno! Apa yang mau kamu katakan kepada menantu saya ini?" Suara Elisabeth memecah

  • Janda Milik Sang Aktor   95. Tamu tak Diundang

    Demi mengakhiri segala urusan yang—disinyalir masih belum selesai—oleh Seno, Tara memutuskan untuk berbicara empat mata dengan Seno di salah satu stand foodcourt. Sebenarnya dia luar biasa malas. Berhadap-hadapan dengan Seno, yang ada malah menambah tekanan darah tingginya. Saat itu, salah satu pramusaji datang untuk menawarkan lembar menu. "Bapak dan Ibu, silakan pilih, mau pilih makanan apa?"Seno tersenyum lebar, "Kami kelihatan cocok nggak, Mbak?"Tara mengernyit kebingungan. Maksud dari pertanyaan tersebut apa? Kenapa Seno tidak berkaca dari kejadian sebelumnya sih? Sekarang, Tara menyesal sudah mengizinkan dirinya untuk menuruti ajakan Seno yang tidak jelas itu.Si pramusaji mengangguk lantaran tidak tau yang sebenarnya. "Seharusnya Bapak di sampingnya Ibu ini, soalnya ibunya sedang hamil. Bukannya kalau hamil membutuhkan bantuan dari pasangannya ya, Pak?""Ah, begitu? Oke, kalau be—"Tara bersiap melempar ponsel ke arah Seno. Pria itu urung meneruskan ucapannya, memilih untuk

  • Janda Milik Sang Aktor   94. Perhatian Ekstra

    Bugh!Saking kesalnya, bukan Tara yang didapat, tetapi tendangan susulan dari wanita hamil tersebut. Seno meringkuk kesakitan. Sedari dulu, kemampuan fisik Tara memang tak bisa diremehkan. Namun dalam kondisi hamil seperti ini, tentu saja Tara sudah dirundung kelelahan lebih cepat dari biasanya.Napas wanita muda itu terengah-engah, mundur perlahan dan terjatuh dalam dekapan hangat sang suami. Elisabeth dan Rosalie mendekat, hendak membantu menopang tubuh Tara yang harus beristirahat itu. Malahan, gelombang mual datang membanjiri tenggorokannya. Menepi, Tara memuntahkan sup tahu pedas yang baru dimakannya tadi."Pergilah!" Noah memberi gerakan mengusir yang langsung dijalankan oleh dua pengawal di sisi Seno. "Tara sudah tidak menaruh perasaan sedikit pun terhadapmu, Seno. Pergi! Pergilah selamanya dari hadapan kami! Kalau kamu memang mencintai Tara, ikhlaskan Tara dengan kehidupannya yang sekarang ini. Kalau ketahuan kamu datang untuk mengganggu kami lagi, maka aku tidak akan ragu unt

DMCA.com Protection Status