Beranda / CEO / Janda Cantik Milik CEO Arogan / Bab 37. Racun yang Disebar

Share

Bab 37. Racun yang Disebar

Penulis: IyoniAe
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-29 16:30:03

Keesokan harinya, Sandra izin tidak masuk kerja. Ia kelelahan. Barra pun datang setelah makan siang. Di kantor hanya ada Wuri. Wanita itu tampak sibuk merevisi notulen yang dikirim Sandra tadi pagi ke email-nya.

Teleponnya berdering ketika ia memperbaiki susunan kalimat dalam laporan.

“Ya, Pak?” sapanya ketika tahu lampu interkom yang berkedip.

“Kamu sudah baca e-mail yang dikirim oleh seketaris dewan ireksi?” Suara Barra terdengar lelah.

“Wah, belum tuh, Pak,” sahutnya dengan kening mengernyit. Tangannya sibuk menekan tetikus, menutup lembar kerjanya sementara dan berpindah membuka surat elektronik. Ia mengeklik surat yang baru masuk, membacanya singkat dan ternganga. “Rapat tahunan dipercepat, Pak?”

“Yup! Aku juga kaget. Pasti ada sesuatu.” Suara bosnya membuat Wuri penasaran.

“Jangan-jangan ....” Wanita itu tak sanggup melanjutkan kalimatnya.

“Nggak usah suudzon. Yang penting laporan untuk presentasi kita sudah selesai, kan?”

Sang seketaris pun sedikit panik. “Masih 75% sih, Pak.”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 38. Kekalahan Sandra

    “Maksudnya apa nih, Pak?” Sandra mengirimkan pesan ke atasannya. “Kok pakai minta maaf segala?”Wanita itu mengetuk-ngetukkan jemarinya ke meja dengan gelisah. Ia menunggu balasan. Namun, sekian menit berlalu, tak ada jawaban dari bosnya. Mungkin bosnya sedang fokus bekerja, pikirnya. Jadi, tak memperhatikan ponsel. Nanti kalau ada kesempatan bersama ia akan bertanya secara langsung, putusnya kemudian.Ia kembali merevisi notulennya.Mendadak, interkom berdering. Sandra memencet tombol speaker dan suara Barra terdengar jelas dari sana. “Hari ini ada jadwal bertemu klien, kan?”“Iya, Pak!” Sandra dan Wuri menjawab bersamaan. Mereka berpandangan sekilas sebelum kembali fokus pada telepon.“Bisa nggak minta dipercepat? Soalnya aku ada acara makan siang nanti,” lanjut suara dari interkom.“Saya hubungi klien dulu, Pak,” jawab Sandra kemudian. Setelah memutus sambungan, ia menelepon klien dan mengonfirmasi permintaan bosnya. Seusai mendapat jawaban, ia menelepon bosnya. “Bisa, Pak. Jadwal

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-30
  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 39. Bujukan

    Bak disambar petir di siang bolong, Barra terkejut bukan main. Tadinya ia sengaja tak langsung membalas pesan Sandra. Bukan berarti ia kejam. Hanya saja, ia tak tahu harus berkata apa. Ia malu mengungkit-ungkit peristiwa di atas jembatan gantung kemarin.Sebenarnya ia berencana mengajak Sandra makan siang tadi, untuk ganti ucapan permintaan maafnya. Maka dari itu ia meminta jadwal pertemuannya dimajukan. Namun rupanya, pertemuan itu sedikit alot. Kliennya meminta hal yang mustahil, sehingga Barra harus mencari jangan tengah yang menguntungkan kedua belah pihak. Alhasil, ia baru kembali saat jam makan siang. Ditambah orang yang mendampinginya bukan Sandra, jadilah ia mengajak Wuri makan siang sekalian sebelum kembali ke kantor.Barra tak menyangka bahwa kelambatannya dalam membalas pesan dan kegagalannya mengajak Sandra makan siang membuat wanita itu tersakiti sampai-sampai menangis di balik pintu kantor. Tak hanya itu, Sandra juga mengucapkan keinginannya untuk resign dari perusahaan.

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-01
  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 40. Terbongkar

    Saat ini perasaan Sandra tak dapat ditebak. Ia merasa marah atas perlakuan Wulan yang tidak adil terhadapnya, tetapi juga kasihan karena mendadak dia dipecat seperti itu. Jika ada di posisi wanita itu, ia pasti juga tidak terima dipecat hanya karena tidak memasukan nomor salah satu pegawai ke grup WA kantor. Itu tidak masuk akal. Namun rupanya bukan hanya itu yang menjadi alasan Barra untuk memecatnya.Wulan sendiri, yang kini mengetahui sumber masalahnya pun dengan licik mencari celah untuk membalikkan keadaan. Ia beralih pada Barra dan berkata, "Pak, jangan percaya dengan rubah ini, Pak!” Ia menunjuk Sandra. “Saya nggak tahu dia ngomong apa aja tentang saya, tetapi itu nggak benar."“Saya bukan rubah!” Jelas, Sandra marah dikata hewan.“Trus apa? Anj*ng?” Wulan memelotot.“Sssh .... Jangan bersikap kurang ajar di kantor!” tegur Barra kemudian.“Tapi, Pak, dia—“ Wulan mengadu.“Dia yang—“ Sandra ikut-ikutan.Namun, dengan tegas Barra memotong ucapan mereka berdua. “Tutup mulut kalian

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-04
  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 41. Racun yang Tersebar

    Beberapa waktu lamanya Bara dan Sandra membisu. Kontor itu terasa hening. Dengung dari mesin pendingin terdengar lembut.“Bapak yakin mau memecat Wulan?” tanya Sandra kemudian. Ada sedikit keraguan dalam nada bicaranya.“Aku nggak bisa bekerja dengan orang-orang munafik.”Deg! Jantung Sandra lansung mencelus. Kata munafik yang diucapkan lelaki itu seolah menamparnya. Apa bedanya ia dengan Wulan? Batinnya bertanya-tanya. Kalau dipikir-pikir, Sandra juga munafik. Tapi, tidak. Dia tidak munafik.Sandra tidak sama dengan Wulan. Ia hanya menyembunyikan sesuatu dari Barra. Bukankah setiap manusia memiliki rahasia? Sandra membela diri.“Saya nggak menyangka Wulan menyebar isu tentang Bapak yang gay,” ujarnya lagi.Barra mendesah. “Aku juga nggak tahu. Tetapi kemarin waktu kita ke Kalimantan, seseorang memberitahuku.”Sandra tergoda untuk bertanya siapa, tetapi ia urungkan niatnya mencari tahu. Ia diam, membiarkan Barra bercerita sendiri. Ia tak mau ikut campur urusan yang begitu.Sepertinya

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-05
  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 42. Serangan

    Seminggu lagi telah terlewati hingga sampailah pada hari di mana rapat tahunan berlangsung. Dari pagi, Sandra sudah disibukkan oleh telepon. Bahkan dari kemarin ia sibuk sampai-sampai lupa makan. Malamnya pun ia tidur dengan tak nyenyak. Ia takut lupa melakukan sesuatu. Berulang kali ia meneliti pekerjaannya. Dan begitu yakin semua sudah pada tempatnya ia baru bisa tidur.Berbeda dengannya, Barra tampak sangat tenang. Ia berjalan dengan percaya diri ke tempat rapat itu berangsung. Kacamata terpasang di wajahnya, dengan bingkai emas tipis yang tampak sangat elegan.“Saya nggak tahu Bapak pakai kacamata,” bisik Sandra berjalan di samping bosnya. Mereka baru saja masuk lift, naik ke tempat rapat itu diadakan. Wuri sudah menunggu di sana.“Ini namanya gaya. Biar kelihatan intelek.”Sandra tertawa. Namun, tawanya terdengar gugup karena ia memang tengah gugup. Wanita itu pernah ikut ke dalam rapat tahunan, tetapi bukan rapat tahunan yang dilakukan oleh para dewan. Ia seringnya ikut ke dalam

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 43. CEO Baru

    Perdebatan itu belum juga usai sampai satu jam lamanya. Masing-masing orang mempertahankan pendapatannya.Anggota dewan yang menentang usul untuk mengganti Barra tentu saja Bu Dina dan beberapa dewan yang lain. Mereka merasa puas dengan kinerja Barra selama ini, apalagi dilihat dari grafik laba yang ditampilkannya tadi.“Bapak jangan lihat dari tampilannya, yang penting isinya. Kan sudah dijelaskan secara rinci bahwa dalam beberapa tahun ke belakang, progres pertumbuhan laba di perusahaan menanjak terus,” jelas Bu Dina. “Masalah pakai aplikasi apa dalam presentasi ini kan nggak penting. Yang penting kita mudeng. Ya, nggak?” Dia meminta dukungan. Tak sedikit yang setuju dengannya.“Ini bukan karena Barra anakku lho, ya!” tegasnya kemudian.“Betul. Saya setuju dengan Bu Dina. Sudah lama saya menjadi anggota dewan direksi. Saya tahu dengan pasti perkembangan perusahaan ini. Dan harus saya katakan dengan jujur bahwa setelah dipimpin oleh Barra perusahaan berkembang pesat.” Seorang anggota

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 44. Gengsi

    Barra memijat pangkal hidungnya dengan dua jari. Bokongnya bersandar pada pinggiran meja. Ia tampak lelah. Selain itu, ia juga tak habis pikir alasan Wuri nekat menyabotase presentasinya. Bukankah selama ini Wuri selalu berada di belakangnya? Wanita itu selalu mendukungnya, bukan? Apakah dia sudah berkhianat? Barra tak bisa membayangkan hal itu terjadi.Bagaimana tidak? Menurutnya seorang pemimpin yang tidak lagi memiliki kesetiaan anak buah tidak patut disebut pemimpin.“Mengapa kamu melakukan hal ini?” tanyanya menatap Wuri dengan pandangan terluka. Ia menaruh kedua tangannya di bahu wanita itu, berharap mendapatkan kebenaran. “Seketika, wanita itu mendongak. Matanya berkaca-kaca. Ia menggeleng kuat-kuat. “Enggak. Aku nggak bermaksud—““Lalu apa? Coba jelaskan?”Wuri menelan ludah dengan susah payah. “Aku .... Aku nggak mau dipecat.”Barra mengernyit. “Siapa yang ingin memecatmu? Kau itu bekerja di bawah wewenangku. Kalau ada yang memecatmu itu hanya aku. Sama seperti Sandra.”“Itu

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-08
  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 45. Bocah Tengil

    Sandra bingung harus senang atau sedih diperebutkan dua lelaki tampan. Satu sisi ia senang ada orang yang menginginkannya, namun di sisi lain ia sadar mereka merebutkannya bukan karena prestasi. Mereka hanya saling membenci dan entah bagaimana berhasil membuat Sandra bekerja di bawah wewenang mereka merupakan sebuah kemenangan.Wanita itu tak tahu sifat Brian. Pasalanya ia hanya sempat mengobrol selama lima menit, dan obrolannya pun hanya tentang nama. Meski Barra berkata bahwa dia bukan lelaki baik, tetap saja Sandra belum merasakan sendiri bekerja di bawah lelaki itu. Namun demikian, bukan berasti ia mau bekerja di bawah naungan Brian. Ia lebih suka menjadi asisten Wuri. Apalagi wanita itu kini bersikap baik kepadanya. Jadi ketika Brian memintanya menjadi seketaris, ia menolak. Ia juga tak yakin lelaki itu dapat melaksanakan ancamannya. Pasalanya, Barra lebih berkuasa. Dia CEO. Dan dengan tegas, dia berkata bahwa yang dapat memecat Sandra hanya Barra. Namun rupanya ia keliru.Esokn

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-09

Bab terbaru

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 92. Munafik

    Acara wisuda itu amat lancar. Setelah para tamu datang, para wisudawan dan wisudawati duduk di tepatnya. Setelahnya para dekan dan tamu kehormatan melakukan sambutan-sambutan di depan mimbar yang telah disediakan. Kemudian mahasiswa pilihan menyampaikan pidato perpisahannya. Setelah semuanya selesai, acara penyerahan ijazah secara simbolik dilakukan. Masing-masing wisudawan dan wisudawati dipanggil namanya supaya ke depan. Prestasi mereka disebut, begitupun dengan pesan yang sebelumnya mereka tulis.Sandra tak bisa menyembunyikan air mata harunya ketika nama sang adik disebut. Chandra bukanlah mahasiswa yang pandai hingga mendapat cum laude. Meski begitu, ia disebut sebagai mahasiswa paling rajin dan bekerja paling keras.Sandra jadi teringat dulu, ketika dia berbicara berdua dengan adiknya perihal uang kulian.“Mbak minta maaf,” katanya duduk di rumah kontrakan yang mereka tinggali sampai sekarang. “Mbak nggak bisa lagi ikut bayar uang kuliahmu. Soalnya suami Mbak nggak ngizinin Mbak

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 91. Seorang Barra

    Sandra tahu bahwa tidak mungkin sepasang suami istri dapat bekerja di perusahaan yang sama. Ia tahu kalau salah satu dari mereka harus mengalah. Sebab, atasan mereka tidak menginginkan masalah perusahaan dicampuradukkan ke masalah pribadi. Meski mereka yakin tak bakal melakukannya pun tetap saja manusia bisa khilaf. Jadi, perusahaan tak mau ambil risiko.Akan tetapi, bagaimana dengan sepasang kekasih? Bahkan belum tentu nantinya mereka akan tetap bersama. Bisa saja mereka bakal putus di tengah jalan. Namun, apakah salah satu dari mereka harus mengalah? Kalau memang begitu, dalam kasusnya tentu Sandralah yang mestinya mengundurkan diri. Tidak mungkin Barra. Sebab, lelaki itu seorang pemimpin perusahaan.Jika Barra keluar, bagaimana nasib perusahaan? Sandra jadi teringat perkataan Lusi dulu tentang perusahaannya yang lama. Pemimpin mereka memutuskan mengundurkan diri. Kepemipinan diambil alih sepenuhnya oleh perusahaan asing.Alhasil para karyawan seperti Lusi diperas tenaganya habis-ha

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 90. Akibat Beruntun

    Bisik-biik terdengar bagai dengung lebah di lobi kantor Aksara Group. Para karyawan yang baru kembali dari makan siang maupun yang sedang menunggu lift syok meelihat bos mereka menggandeng asisten seketarisnya dengan mesra.“Jadi, kabar itu beneran?”“Wah, kok bisa ya?”“Beruntung banget itu si Sandra ... iya, kan, namanya Sandra?”“Pakai pelet apa ya dia?”Pertanyaan-pertanyaan tersebut mereka bisiskkan ke telinga tean sebelahnya.Sementara itu, Sandra yang mendadak menjadi pusat perhatian orang-orang pun mencoba melepas genggaman Barra terhadapnya. “Pak, ini kan di kantor,” bisiknya, “nanti orang-orang salah paham.”“Salah paham apa?” Barra balik bertanya. Ia mengeratkan genggamannya, dan secara terang-terangan menunjukkan pada khalayak. “Nggak ada kesalahpahaman di antara kita. Dan, ya!” Ia berkata dengan lantang, seolah mengumumkan pada semua orang. “Kami memang berpacaran.”“Tuh, kan, bener kata Wulan dulu. Si Sandra itu emang penggoda. Kabarnya dia juga matre. Makanya ngelamar k

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 89. Makan Siang dan Bekal

    Dampak yang Sandra alami setelah beredarnya podcast itu langsung terasa begitu jam istirahat kantor berlangsung. Karena tak enak hati telah menyembunyikan hubungannya dari Gladis, ia berniat meminta maaf dan mengajak gadis itu makan siang bersama. Apalagi kemarin dia sudah berjanji. Demi memperbaiki hubungannya dengan Gladis, Sandra bahkan rela menolak ajakan makan siang bersama Barra.Sandra keluar kantor, menuju lift sembari membawa dompet. Ia berencana menraktir Gladis. Ketika lift terbuka, ia melihat beberapa orang di dalamnya. Orang-orang itu segera bungkam begitu melihat Sandra masuk ke lift.Di lantai di bawahnya, lift kembali terbuka. Dua orang yang Sandra kenali adalah bagian HRD, teman Wulan dulu masuk. Mereka berdiri di depan Sandra.“Eh, kamu udah nonton podcast Mbak Nadine belum?” cetus salah satu gadis tadi kepada temannya. Matanya melirik ke arah Sandra dengan sengit.“Udah. Cantik banget ya, Mbak Nadine di podcast itu. Mana lucu lagi orangnya,” sahut temannya.Sombong

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 88. Podcast

    Tangan Sandra gemetar ketika melihat ponselnya berbunyi. Sebuah notifikasi tertampil. Gladis menepati janjinya dengan mengirim link podcast itu kepada Sandra.Meski begitu, Sandra enggan membukanya segera. Ia takut. Mengingat respons Gladis tadi, ia tak sanggup melihat isi podcast. Meskipun demikian ia penasaran siapa yang telah lancang mengusik privasinya.Sandra menenangkan hatinya. Sebagai pacar Barra, kejadian ini tak bisa dia hindari lagi. Seperti yang diutarakan Bu Dina kemarin, ia harus siap.Mendadak, jantung Sandra berdetak lebih kencang. Jempolnya ragu memencet layar ponsel. Ia lantas mendesah. Mungkin ia akan melihatnya nanti saja, kalau sudah siap. Lagi pula, ia masih bekerja. Ia harus fokus pada pekerjaannya.Sandra memasukkan ponselnya ke saku. Ia mulai membuka folder pada komputernya dan kembali mengatur jadwal Barra. Sebuah email yang sudah dikirim beberapa hari yang lalu membuatnya mengernyit.Email tersebut berisi undangan dari kampus sang adik. Sekilas, Sandra berpi

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 87. Saran Mama

    Rasa penasaran Sandra sudah mencapai puncak. Pasalnya, ia tak bisa lagi mereka siapa kiranya yang tega menyebar kabar tersebut secepat ini. Ditambah respon Barra yang malah minta maaf, ia menjadi tak sabar. “Memangnya siapa yang bicara kepada wartawan tentang tatusmu? Dan kenapa pula kamu minta maaf?”Barra menarik Sandra mendekat ke kursinya. Tangannya merangkul pinggang wanita itu. Kepalanya mendongak, menatap sang kekasih dengan mata lebar, seperti kucing yang menyesal karena ketahuan mencuri ikan di dapur. “Mama,” jawabnya singkat.Sandra terkejut. “Apa?” Ia memastikan dirinya bahwa tak salah mendengar.“Mamaku.” Barra mengedikkan bahu. “Makanya aku minta maaf. Tapi beliau kan nggak ngasih tahu kalau pacarku itu kamu jadi masih aman.”“Tapi, kenapa?” Sandra mengernyit. Ia ingn marah, namun tak bisa.Belum sempat menjawab, ponsel Barra berdering. Lelaki itu mengamati layar ponselnya kemudian memberitahu, “Nih, coba tanya sendiri. Beliau menelepon.”Sandra menggigit bibir bawahnya.

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 86. Salah Paham

    “Bu-bukan, kok!” Sandra segera menepis dugaan Gladis. Ia belum siap jujur pada gadis itu. Bukan karena tidak mempercayai Gladis. Hanya saja, banyak orang di sana. Ia takut seseorang mendengarnya dan akhirnya tersebarlah kabar tersebut.Bibir Gladis mengerucut. Matanya masih memandang Sandra penuh selidik. “Tapi masa iya Mbak Sandra sama sekali nggak tahu tentang ceweknya Pak Bos? Mbak kan yang paling dekat. Coba nanti kutanya Mbak Wuri, ah!”“Jangan!” Sandra segera mencegah.Gladis semakin curiga. “Kenapa?”Otak Sandra bekerja keras mencari alasan yang logis. “Mbak Wuri kan gitu orangnya. Agak ketus kalau ditanya soal privasi bosnya.”“Oh, ya?” Gadis itu pun mengernyit, seakan mengingat-ingat kenangan masa lalu. “Saya belum pernah nanya hal-hal pribadi sama dia sih. Emang orangnya gitu, ya? Pantas nggak ada wartawan yang berani nanya-nanya tentang Pak Barra sama dia.”Sandra mengangguk-angguk dengan khidmat. Saking banyaknya masalah yang dipikirkan wanita itu kemarin, ia sampai lupa

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 85. Kabar Burung

    Mulanya Sandra yakin bakal mampu menjalani konsekuensi yang mungkin bakal terjadi ketika menjadi pacar CEO muda paling berpengaruh di dunia bisnis. Namun, hal itu terjadi sebelum ia kembali masuk kantor.Pagi itu ia mulai merapikan dirinya. Meski Bu Dina sudah bilang bahwa bukan penampilan yang mesti ia urus, tetapi tetap saja, ia ingin tampak cantik ketika bertemu dengan Barra. Kini ia merias wajahnya supaya tampak segar. Ia juga memulas lipstik baru. Selain itu, ia mengenakan blus dan rok span selutut. Ketika keluar kamar, Chandra sempat mengejeknya.“Mau kerja apa mau pacaran, Mbak?”Sandra merengut. Ia mencubit perut sang adik dengan gemas. “Enak aja. Kerja, dong!”“Sambil menyelam, minum air ya, Mbak?” Pemuda itu terkikik.“Apaan sih? Nggak lucu tau!” Akan tetapi, Sandra mengulum senyum. Ia memasukkan bekal yang sudah disiapkan ke tas. “Hari Rabu kamu wisuda, kan?”Chandra mengangguk. “Jangan lupa hadir ya, Mbak. Masa punya kakak satu enggak mau hadir di wisuda adiknya. Kebangeta

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 84. Sejajar

    Sandra pernah mengalaminya dulu ketika meminta izin Bu Utami menikahi Alex. Pertanyaan yang sama sempat keluar dari bibir calon mertuanya itu. Meski menggunakan nada bicara yang berbeda, tetap saja efek yang ditimbulkan sama menyesakkannya.Waktu itu ia dan Alex makan malam di rumah Bu Utami.“Kamu kan tahu, Alex itu pangkatnya tinggi, nggak kayak kamu yang cuma wakil. Memang kamu bisa menyetarakan dirimu di samping anakku?” tanya Bu Utami dengan hidung mengernyit. Matanya memandang Sandra seakan-akan wanita itu tikus yang menjijikkan.“Saya sanggup, Tante,” jawab Sandra penuh percaya diri. ”Saya mencintai anak Tante. Saya akan lakukan apa pun untuk membuat Alex bahagia.”Bu Utami mendecakkan lidah. “Ya sudah, kalau gitu suruh orang tuamu kemari.”Sejenak, Sandra tertegun. Ia tertegun bukan karena orang tuanya yang tak bisa menemui Bu Utami karena sudah meninggal. Ia tertegun karena harus membawa orang tuanya menemui Bu Utami. Bukankah seharusnya orang tua dari pihak laki-laki yang da

DMCA.com Protection Status