Share

Bab 23. Gathering

Author: IyoniAe
last update Last Updated: 2023-11-13 15:56:51

Area resort untuk acara gathering kali ini sangat luas. Berada di kawasan puncak. Jadi, meski sudah menjelang siang, hawa terasa adem. Udaranya sangat segar. Begitu turun dari bus, mereka disambut pemilik resort. Mereka lantas dibawa ke sebuah paviliun yang luas.

Di depan paviliun ada kolam renang. Namun, kolam itu hanya sebagai hiasan. Sebab, tak ada yang sudi berenang di tempat dengan hawa sedingin puncak. Untuk mandi saja rasanya ogah-ogahan. Bahkan, minum saja seperti menenggak air dari kulkas.

Di belakang paviliun tampak pemandangan yang menakjubkan. Beberapa orang tak mau melewatkan pemandangan itu. Mereka langsung berswafoto.

Wulan yang sudah kembali ceria di hadapan bosnya pun mengusulkan untuk mengambil foto bersama, lengkap dengan MMT bertuliskan acara dan nama perusahaan mereka.

Usul itu kemudian disambut dengan gembira. Mereka lantas mengambil tempat dan bersiap dengan gayanya masing-masing.

“Ayo, Pak!” ajak Wulan melambaikan tangan, memanggil bosnya agar ikut.

Barra menol
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 24. Bercanda Berujung Bahaya

    Wanita itu tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Tadinya ia berharap harta karun tersebut berupa ponsel terbaru, atau minimal uang sekian juta. Namun, malah bosnya. Ia merengut.“Nggak lucu, tahu!” Barra merenggut pita dari kepalanya dengan geram. Wajahnya juga cemberut.Sandra mengernyit bingung. Apanya yang nggak lucu? tanyanya dalam hati.Sebuah tawa menggema, membuat wanita itu terkejut. Rupanya Barra tidak berbicara kepadanya. Ia berbicara pada orang lain yang bersembunyi di balik pintu. Dan ternyata orang lain itu adalah Yoshi.Setelah menampakkan diri, lelaki itu melambaikan tangan, menyuruh Sandra masuk, tetapi wanita itu menolak. “Barra itu melebihi harta karun, loh,” ujarnya.Sandra seolah belum percaya harta karun yang dimaksud adalah Barra. “Jadi, nggak ada harta karun, ya?” tanyanya.“Dih!” Barra tersinggung. “Kok, mukamu masam gitu? Nggak suka aku jadi harta karunnya?”Sandra hanya bisa mendesah. Sia-sia saja ia berpikir keras.Lelaki itu lantas menambahkan, “Kamu nggak

    Last Updated : 2023-11-14
  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 25. Menyebar Kebencian

    Sementara Sandra dibawa ke klinik terdekat oleh Barra yang ditemani Gladis, Wulan dan peserta lain melanjutkan acara barbeku. Walau dihibur oleh petikan gitar dan nyanyian, nyatanya belum mampu membuat para peserta mengalihkan perhatian dari kejadian barusan. Mereka bergerombol, menikmati acara bakar-bakaran dengan bergosip ria.Wulan melihat ke sekeliling sebentar dan bergabung bersama gerombolan yang dinilainya paling besar dan paling kompleks. Gerombolan itu terdiri dari tiga pria dan lima wanita. Mereka duduk-duduk di kursi yang disediakan di paviliun. Di depan mereka terdapat daging, ikan, dan jagung yang selesai dibakar.“Tuh, kan, bener. Pick me girl banget itu si Sandra.” Wulan memulai aksinya menjelek-jelekkan wanita itu. Ia membawa daging sepiring penuh untuk dinikmati bersama. “Pakai pura-pura pingsan segala.”“Mungkin dia emang pingsan beneran, kali,” sahut seorang peserta pria. Ia duduk sambil menggigiti jagung bakar yang ditawarkan di piring depannya.“Nah, betul, tuh!”

    Last Updated : 2023-11-16
  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 26. Pilihan Sulit

    Di klinik, Sandra membuka mata. Ia mengerjap bingung. Terakhir kali ia ingat dirinya sedang dipapah menuju kamarnya di resort. Namun kini, ia terbangun di ruangan asing. Ruangan itu sempit dan temboknya bercat putih. Tirai berwarna hijau menjadi dindingnya. Jelas itu bukan kamarnya. Seingatnya kamarnya bercat krem dan tak ada sekat berupa tirai.Matanya bergulir, mencari Gladis. Namun, ia tak menemukannya. Ia lantas bangkit hingga terduduk di ranjang. Selimut tebal melorot ke dadanya yang terbuka. Seketika, ia menarik selimut itu rapat-rapat.Samar-samar, ia mendengar suara Barra dari balik tirai. Ia berniat mencari tahu di mana dia sekarang dan sedang apa di sana, tetapi yang keluar dari bibirnya hanya, “Pak ....”Barra yang mendengar panggilan Sandra pun menghentikan bicaranya. Ia menyibak tirai dan lega ketika mendapati Sandra siuman. Namun kemudian, saat sekilas melihat punggung polos wanita itu, wajahnya memerah. “Kamu berbaring saja,” katanya.Sandra sendiri terkejut ketika mend

    Last Updated : 2023-11-17
  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 27. Permintaan Barra

    Rumah Barra beraksitektur modern. Memiliki dua lantai dan berada di kawasan perumahan. Sehingga, ketika masuk ke kawasan itu, mobil Barra mesti melewati portal yang dijaga empat satpam berbadan bak tentara.Begitu masuk gang, suasana terasa sangat sepi. Selain karena malam hari, rumah-rumah yang berada dalam gang itu besar-besar. Semua memiliki halaman yang luas. Sehingga, dalam satu gang yang biasanya dihuni satu RT, di sana hanya berdiri dua rumah.Rumah-rumah itu dipisahkan oleh tembok-tembok yang tinggi. Bangunannya sendiri berbeda-beda, dalam arti tidak ada yang serupa. Ada yang beraksitektur klasik, ada pula yang beraksitektur ala-ala istana dengan pilar-pilarnya yang besar. Tak ada rumah kecil di sana.Sandra yang melihatnya dari dalam mobil berpikir, pencuri pasti bakal merasa bak di surga kalau memasuki kawasan ini. Namun kemudian, ia meralat pikirannya. Sebab, pencuri pastilah tak berani masuk ke sini. Ia yakin, kawasan itu tak selenggang kelihatannya.Di dalam gerbang-gerba

    Last Updated : 2023-11-18
  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 28. Kehidupan Barra

    Wajah Barra seperti malaikat ketika tidur. Bulu matanya yang panjang tampak indah. Kulitnya yang halus terasa lembut dan hangat. Kadang dahinya berkerut, membuat Sandra yang mengamatinya penasaran, apa yang diimpikan lelaki itu malam ini.Wanita itu duduk di kursi berlengan di samping ranjang. Satu tangannya berada di genggaman Barra. Dan, ketika ingin melepasnya, sang bos malah mengeratkan genggamannya. Sehingga Sandra tak mungkin meninggalkannya.Ia juga tak mungkin berani ikut berbaring di samping lelaki itu. Ia ingat dulu, ketika Barra mewawancarainya. Ia sudah diwanti-wanti untuk tidak menggodanya kalau masih ingin tetap bekerja.Sandra belum ingin dipecat. Ia belum menemukan lowongan pekerjaan baru. Lusi yang dulu dimintainya tolong mencarikan lowongan pekerjaan untuk Sandra malah sibuk mencari lowongan untuk dirinya sendiri. Lagi pula, ia masih ingin bekerja di sana setidaknya dua minggu lagi. Ia ingin mengalahkan Wulan dengan bertahan selama-lamanya di sana.Bicara soal Wulan,

    Last Updated : 2023-11-19
  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 29. Rahasia di Grup WA

    Sandra masuk kantor dengan lesu ketika Senin kembali datang. Rasanya ia menyesal memutuskan untuk ikut acara gathering itu. Tujuannya tidak tercapai. Malah semakin parah saja.Gladis menanyakan kondisinya begitu ia absen.“Aman,” katanya singkat. Ia lalu bertanya, “Mbak Wuri sudah datang?”Gladis menggeleng.“Apa masih flu?” tanyanya lagi.Gadis itu mengedikkan bahu sekilas. “Nggak tahu sih, Mbak. Seharusnya sih sudah sembuh.”“Kalau Pak Barra?”Gladis menggeleng lagi.Apa mungkin masih sakit? Batin Sandra bertanya. Akan tetapi, ia tak peduli. Atau mencoba tak peduli. Ia ingat kemarin pagi, ketika Barra memintanya melupakan kejadian malam sebelumnya.Memangnya dia pikir aku siapa? Sandra mendengkus. Ia kini dalam fase kemarahan setelah kekecewaan.Ia lantas naik ke ruangannya dan memeriksa e-mail serta jadwal sang atasan. Tak lama kemudian, Wuri datang.“Gimana gatheringnya, San?” tanyanya.Yang ditanya mendesah, “Lumayan, Mbak.”Wuri menggeleng prihatin. “Lumayan kacau?” Ia duduk di

    Last Updated : 2023-11-20
  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 30. Mencari Sumber Rahasia

    Meski tadinya bertekad akan mengonfrontasi Wulan secara langsung, saat jam makan siang tiba, Sandra tak mampu menemukan cara supaya wanita itu membocorkan rahasia yang dimiliki kepadanya tanpa menimbulkan curiga. Maka dari itu, Sandra mencari tahu dengan cara lain.Pertama, ia menyusup ke kantor Wulan. Ia menduga, andai benar Wulan tahu tentang statusnya pastilah dia tahu dari data kantor. Jadi, ketika semua pegawai HRD makan siang, ia diam-diam menyelinap.Ia mencari-cari bilik Wulan dan akhirnya ketemu. Ia membuka laci kerja wanita itu sembari melirik kanan kiri. Jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya.Sandra tahu ada CCTV yang menyorot aksinya. Tetapi, CCTV di sana ada banyak. Dan ruang kontrolnya pun berada di kantor keamanan. Seandainya Pak Satpam melihat perbuatannya sekarang, paling-paling petugas keamanan itu berpikir bahwa Sandra tak berniat buruk. Kecuali apabila nanti Wulan kehilangan sesuatu, dirinya pasti bakal dicurigai.Akan tetapi, barang apa yang mungkin hila

    Last Updated : 2023-11-21
  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 31. Kesalahan Pihak Hotel

    Sandra dipaksa bangun pagi keesokan harinya. Ia harus sampai bandara sebelum pukul delapan. Ia juga mesti bersiap. Beberapa kali pihak penyelenggara menghubungi Sandra. Sebagai seketaris, ia yang dimintai kepastian tentang berapa orang yang akan hadir dalam pertemuan itu nantinya. Untuk sesi makan siang, pihak pelaksana juga meminta daftar makanan yang membuat Barra alergi.Untuk mengetahui hal tersebut, Sandra terpaksa menelepon Wuri malam-malam.“Nggak ada, San. Pak Barra apa aja doyan, asal nggak bau.”“Oke!”Setelah meneruskan informasi tersebut kepada pihak penyelenggara, Sandra mesti berkemas.Ia datang setengah jam lebih awal di bandara, tetapi rupanya Barra sudah menunggu. Setelah melakukan boarding pass, akhirnya mereka terbang ke Kalimantan Timur.Dan, ketika duduk di pesawat, barulah Sandra bisa beristirahat. Entah apa sebabnya, mood Barra pagi ini kurang bagus. Begitu Sandra datang tadi, dia sudah mengomel.“Masa bos datang lebih dulu ketimbang pegawai,” ujar lelaki itu sa

    Last Updated : 2023-11-22

Latest chapter

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 92. Munafik

    Acara wisuda itu amat lancar. Setelah para tamu datang, para wisudawan dan wisudawati duduk di tepatnya. Setelahnya para dekan dan tamu kehormatan melakukan sambutan-sambutan di depan mimbar yang telah disediakan. Kemudian mahasiswa pilihan menyampaikan pidato perpisahannya. Setelah semuanya selesai, acara penyerahan ijazah secara simbolik dilakukan. Masing-masing wisudawan dan wisudawati dipanggil namanya supaya ke depan. Prestasi mereka disebut, begitupun dengan pesan yang sebelumnya mereka tulis.Sandra tak bisa menyembunyikan air mata harunya ketika nama sang adik disebut. Chandra bukanlah mahasiswa yang pandai hingga mendapat cum laude. Meski begitu, ia disebut sebagai mahasiswa paling rajin dan bekerja paling keras.Sandra jadi teringat dulu, ketika dia berbicara berdua dengan adiknya perihal uang kulian.“Mbak minta maaf,” katanya duduk di rumah kontrakan yang mereka tinggali sampai sekarang. “Mbak nggak bisa lagi ikut bayar uang kuliahmu. Soalnya suami Mbak nggak ngizinin Mbak

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 91. Seorang Barra

    Sandra tahu bahwa tidak mungkin sepasang suami istri dapat bekerja di perusahaan yang sama. Ia tahu kalau salah satu dari mereka harus mengalah. Sebab, atasan mereka tidak menginginkan masalah perusahaan dicampuradukkan ke masalah pribadi. Meski mereka yakin tak bakal melakukannya pun tetap saja manusia bisa khilaf. Jadi, perusahaan tak mau ambil risiko.Akan tetapi, bagaimana dengan sepasang kekasih? Bahkan belum tentu nantinya mereka akan tetap bersama. Bisa saja mereka bakal putus di tengah jalan. Namun, apakah salah satu dari mereka harus mengalah? Kalau memang begitu, dalam kasusnya tentu Sandralah yang mestinya mengundurkan diri. Tidak mungkin Barra. Sebab, lelaki itu seorang pemimpin perusahaan.Jika Barra keluar, bagaimana nasib perusahaan? Sandra jadi teringat perkataan Lusi dulu tentang perusahaannya yang lama. Pemimpin mereka memutuskan mengundurkan diri. Kepemipinan diambil alih sepenuhnya oleh perusahaan asing.Alhasil para karyawan seperti Lusi diperas tenaganya habis-ha

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 90. Akibat Beruntun

    Bisik-biik terdengar bagai dengung lebah di lobi kantor Aksara Group. Para karyawan yang baru kembali dari makan siang maupun yang sedang menunggu lift syok meelihat bos mereka menggandeng asisten seketarisnya dengan mesra.“Jadi, kabar itu beneran?”“Wah, kok bisa ya?”“Beruntung banget itu si Sandra ... iya, kan, namanya Sandra?”“Pakai pelet apa ya dia?”Pertanyaan-pertanyaan tersebut mereka bisiskkan ke telinga tean sebelahnya.Sementara itu, Sandra yang mendadak menjadi pusat perhatian orang-orang pun mencoba melepas genggaman Barra terhadapnya. “Pak, ini kan di kantor,” bisiknya, “nanti orang-orang salah paham.”“Salah paham apa?” Barra balik bertanya. Ia mengeratkan genggamannya, dan secara terang-terangan menunjukkan pada khalayak. “Nggak ada kesalahpahaman di antara kita. Dan, ya!” Ia berkata dengan lantang, seolah mengumumkan pada semua orang. “Kami memang berpacaran.”“Tuh, kan, bener kata Wulan dulu. Si Sandra itu emang penggoda. Kabarnya dia juga matre. Makanya ngelamar k

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 89. Makan Siang dan Bekal

    Dampak yang Sandra alami setelah beredarnya podcast itu langsung terasa begitu jam istirahat kantor berlangsung. Karena tak enak hati telah menyembunyikan hubungannya dari Gladis, ia berniat meminta maaf dan mengajak gadis itu makan siang bersama. Apalagi kemarin dia sudah berjanji. Demi memperbaiki hubungannya dengan Gladis, Sandra bahkan rela menolak ajakan makan siang bersama Barra.Sandra keluar kantor, menuju lift sembari membawa dompet. Ia berencana menraktir Gladis. Ketika lift terbuka, ia melihat beberapa orang di dalamnya. Orang-orang itu segera bungkam begitu melihat Sandra masuk ke lift.Di lantai di bawahnya, lift kembali terbuka. Dua orang yang Sandra kenali adalah bagian HRD, teman Wulan dulu masuk. Mereka berdiri di depan Sandra.“Eh, kamu udah nonton podcast Mbak Nadine belum?” cetus salah satu gadis tadi kepada temannya. Matanya melirik ke arah Sandra dengan sengit.“Udah. Cantik banget ya, Mbak Nadine di podcast itu. Mana lucu lagi orangnya,” sahut temannya.Sombong

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 88. Podcast

    Tangan Sandra gemetar ketika melihat ponselnya berbunyi. Sebuah notifikasi tertampil. Gladis menepati janjinya dengan mengirim link podcast itu kepada Sandra.Meski begitu, Sandra enggan membukanya segera. Ia takut. Mengingat respons Gladis tadi, ia tak sanggup melihat isi podcast. Meskipun demikian ia penasaran siapa yang telah lancang mengusik privasinya.Sandra menenangkan hatinya. Sebagai pacar Barra, kejadian ini tak bisa dia hindari lagi. Seperti yang diutarakan Bu Dina kemarin, ia harus siap.Mendadak, jantung Sandra berdetak lebih kencang. Jempolnya ragu memencet layar ponsel. Ia lantas mendesah. Mungkin ia akan melihatnya nanti saja, kalau sudah siap. Lagi pula, ia masih bekerja. Ia harus fokus pada pekerjaannya.Sandra memasukkan ponselnya ke saku. Ia mulai membuka folder pada komputernya dan kembali mengatur jadwal Barra. Sebuah email yang sudah dikirim beberapa hari yang lalu membuatnya mengernyit.Email tersebut berisi undangan dari kampus sang adik. Sekilas, Sandra berpi

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 87. Saran Mama

    Rasa penasaran Sandra sudah mencapai puncak. Pasalnya, ia tak bisa lagi mereka siapa kiranya yang tega menyebar kabar tersebut secepat ini. Ditambah respon Barra yang malah minta maaf, ia menjadi tak sabar. “Memangnya siapa yang bicara kepada wartawan tentang tatusmu? Dan kenapa pula kamu minta maaf?”Barra menarik Sandra mendekat ke kursinya. Tangannya merangkul pinggang wanita itu. Kepalanya mendongak, menatap sang kekasih dengan mata lebar, seperti kucing yang menyesal karena ketahuan mencuri ikan di dapur. “Mama,” jawabnya singkat.Sandra terkejut. “Apa?” Ia memastikan dirinya bahwa tak salah mendengar.“Mamaku.” Barra mengedikkan bahu. “Makanya aku minta maaf. Tapi beliau kan nggak ngasih tahu kalau pacarku itu kamu jadi masih aman.”“Tapi, kenapa?” Sandra mengernyit. Ia ingn marah, namun tak bisa.Belum sempat menjawab, ponsel Barra berdering. Lelaki itu mengamati layar ponselnya kemudian memberitahu, “Nih, coba tanya sendiri. Beliau menelepon.”Sandra menggigit bibir bawahnya.

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 86. Salah Paham

    “Bu-bukan, kok!” Sandra segera menepis dugaan Gladis. Ia belum siap jujur pada gadis itu. Bukan karena tidak mempercayai Gladis. Hanya saja, banyak orang di sana. Ia takut seseorang mendengarnya dan akhirnya tersebarlah kabar tersebut.Bibir Gladis mengerucut. Matanya masih memandang Sandra penuh selidik. “Tapi masa iya Mbak Sandra sama sekali nggak tahu tentang ceweknya Pak Bos? Mbak kan yang paling dekat. Coba nanti kutanya Mbak Wuri, ah!”“Jangan!” Sandra segera mencegah.Gladis semakin curiga. “Kenapa?”Otak Sandra bekerja keras mencari alasan yang logis. “Mbak Wuri kan gitu orangnya. Agak ketus kalau ditanya soal privasi bosnya.”“Oh, ya?” Gadis itu pun mengernyit, seakan mengingat-ingat kenangan masa lalu. “Saya belum pernah nanya hal-hal pribadi sama dia sih. Emang orangnya gitu, ya? Pantas nggak ada wartawan yang berani nanya-nanya tentang Pak Barra sama dia.”Sandra mengangguk-angguk dengan khidmat. Saking banyaknya masalah yang dipikirkan wanita itu kemarin, ia sampai lupa

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 85. Kabar Burung

    Mulanya Sandra yakin bakal mampu menjalani konsekuensi yang mungkin bakal terjadi ketika menjadi pacar CEO muda paling berpengaruh di dunia bisnis. Namun, hal itu terjadi sebelum ia kembali masuk kantor.Pagi itu ia mulai merapikan dirinya. Meski Bu Dina sudah bilang bahwa bukan penampilan yang mesti ia urus, tetapi tetap saja, ia ingin tampak cantik ketika bertemu dengan Barra. Kini ia merias wajahnya supaya tampak segar. Ia juga memulas lipstik baru. Selain itu, ia mengenakan blus dan rok span selutut. Ketika keluar kamar, Chandra sempat mengejeknya.“Mau kerja apa mau pacaran, Mbak?”Sandra merengut. Ia mencubit perut sang adik dengan gemas. “Enak aja. Kerja, dong!”“Sambil menyelam, minum air ya, Mbak?” Pemuda itu terkikik.“Apaan sih? Nggak lucu tau!” Akan tetapi, Sandra mengulum senyum. Ia memasukkan bekal yang sudah disiapkan ke tas. “Hari Rabu kamu wisuda, kan?”Chandra mengangguk. “Jangan lupa hadir ya, Mbak. Masa punya kakak satu enggak mau hadir di wisuda adiknya. Kebangeta

  • Janda Cantik Milik CEO Arogan   Bab 84. Sejajar

    Sandra pernah mengalaminya dulu ketika meminta izin Bu Utami menikahi Alex. Pertanyaan yang sama sempat keluar dari bibir calon mertuanya itu. Meski menggunakan nada bicara yang berbeda, tetap saja efek yang ditimbulkan sama menyesakkannya.Waktu itu ia dan Alex makan malam di rumah Bu Utami.“Kamu kan tahu, Alex itu pangkatnya tinggi, nggak kayak kamu yang cuma wakil. Memang kamu bisa menyetarakan dirimu di samping anakku?” tanya Bu Utami dengan hidung mengernyit. Matanya memandang Sandra seakan-akan wanita itu tikus yang menjijikkan.“Saya sanggup, Tante,” jawab Sandra penuh percaya diri. ”Saya mencintai anak Tante. Saya akan lakukan apa pun untuk membuat Alex bahagia.”Bu Utami mendecakkan lidah. “Ya sudah, kalau gitu suruh orang tuamu kemari.”Sejenak, Sandra tertegun. Ia tertegun bukan karena orang tuanya yang tak bisa menemui Bu Utami karena sudah meninggal. Ia tertegun karena harus membawa orang tuanya menemui Bu Utami. Bukankah seharusnya orang tua dari pihak laki-laki yang da

DMCA.com Protection Status