Share

137. Gulungan Lontar

Suasana Padepokan Galuh Wening mulai terlihat sunyi. Beberapa murid lebih memilih berada di dalam bilik masing-masing sesuai pesan Jagat. Bukan karena mereka malas ataupun takut akan suatu hal melainkan mereka diberi tugas untuk semedi.

Hampir seluruh murid berada di biliknya hanya sesekali tampak satu atau dua murid yang berkeliling sekitar padepokan. Angin bertiup seperti tidak biasanya, seakan membawa uap air yang begitu dingin membuat kedua pemuda itu menggigil kedinginan.

"Malam ini mungkin akan makin dingin, Sobat," kata pemuda kurus.

"Huum, seperti yang dikatakan oleh pendekar berkujang itu."

"Hust, jangan panggil seperti itu, dia adalah pangeran yang sengaja dihilangkan."

Angin makin bertiup kencang hingga sesekali terdengar tawa cekikikan yang berderai menyapa telinga keduanya. Mereka saling tatap penuh tanya, lalu tiba-tiba sebuah anak panah meluncur deras hingga hampir saja menembus jantung si kurus.

"Selamet aku isek iso nyingkir," kata kurus sambil menghela napas leg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status