Share

117. Perkelahian

Jagat menatap heran saat melihat sosok Jantaka. Pria yang dulu kurus kering kini terlihat berisi, tubuh Jantaka gempal dan kuat. Namun, bukan itu yang membuat Jagat terpana. Ada hal yang berbeda dari sosok pria yang sudah dianggap sebagai kakak ipar.

"Piaraanmu cukup mumpuni, Jantaka. Tidak heran jika nasib membawamu hingga ke puncak," kata Jagat.

"Seperti hal nya engkau, Jagat. Aku pun masih mampu membuatmu lumpuh!"

Jagat mengulum senyum tipis, dia pun masih menunggu apa yang akan dilakukan oleh lawannya. Sementara Zavia justru duduk bersila di bawah pohon besar, dia tampak asyik dengan beberapa buah jambu air yang ada di depannya.

"Apa kamu tidak malu, masih muda jalan berduaan dengan wanita tua. Apakah semudah itu adikku tergantikan, Jagat?"

Jagat menggelengkan kepalanya, dia tidak bermaksud menjawab apa yang ditanyakan oleh Jantaka. Gelengan kepalanya berarti akan bosannya omongan Jantaka.

"Apa untungnya bagimu jika aku malu, Jantaka? Toh ini adalah jalan hidupku." Jagat berka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status