Share

118. Kematian Jantaka

Angin malam bertiup dengan sendu, darah bercucuran membasahi tanah hutan gelap. Untuk sesaat Jagat berdiri mematung di depan jasad Jantaka. Pria itu seakan menyesali perbuatannya malam ini. Dia sendiri tidak mengerti mengapa harus terjadi, tetapi keadaanya begitu mendesak hingga mengharuskan dia melakukan hal itu.

"Sudah jangan sesali apa yang sudah terjadi, Le! Apapun itu semua sudah diserahkan Hyang Agung," bisik Zavia.

"Jika dia bisa aku kendalikan mungkin tidak akan seperti ini, Ibunda. Aku tidak ingin pendekar putih meninggal ditanganku," ucap Jagat.

"Jangan terlalu dipikirkan. Lebih baik segera kebumikan jasadnya sebelum terendus binatang buas lainnya!"

Jagat segera melakukan apa yang dikatakan oleh ibundanya-Zavia. Untuk saat ini Jagat sudah mau menerima jalan takdirnya sebagai putra Lawangbumi yang mewakili sebuah kerajaan besar.

Saat mulai pemakaman jasad Jantaka, bayangan sang begawan melintas sesaat lalu perkelahiannya dengan Jantaka ikut berputar.

Jurus yang maha dahs
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status