Home / Romansa / Jadi Budak Kakak Ipar / UNGKAPAN HATI ERIK

Share

UNGKAPAN HATI ERIK

Author: Ummu Amay
last update Last Updated: 2024-02-28 19:30:07

Felisha terdiam saat mendengar ucapan Erik di seberang panggilan. Lelaki itu secara tidak langsung tengah menyatakan perasaannya dengan dalih menginginkan hubungan yang lebih dari sekedar berteman.

"Aku tidak sedang bercanda, Feli. Aku serius."

Kembali Erik berkata bahkan sebelum Felisha memberikan respon apapun terhadap pernyataannya.

"Maaf, Erik. Aku gak bisa."

Jujur saja saat ini Felisha begitu bahagia. Lelaki yang sejak awal ia masuk kuliah sudah menempatkan posisi tersendiri di hatinya, akhirnya menyampaikan sesuatu yang bahkan tidak pernah ada dalam benaknya.

Felisha memang telah jatuh cinta kepada Erik. Laki-laki paling populer di angkatannya yang juga berasal dari kalangan orang berada, ternyata juga menaruh hati padanya.

Tak pernah Felisha sangka selama ini sebab yang ia tahu banyak mahasiswi yang berebut mencari perhatian dari lelaki tampan tersebut, bahkan tak sungkan menyatakan perasaan mereka secara langsung tanpa ragu atau pun malu.

"Kenapa gak bisa, Feli? Apa kare
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Jadi Budak Kakak Ipar   MENUNGGU KAMU

    Di dalam kamar, Felisha masih belum melakukan apapun setelah selesai berbicara dengan Erik melalui sambungan telepon. Wanita itu seperti bingung harus melakukan apa sebab ucapan sang kawan yang kini membuatnya bak di persimpangan. 'Aku memang sudah menaruh hati padanya sejak lama. Tapi, menerima keinginannya untuk menjadi lebih dekat dari sekedar berteman, itu bukan keputusan yang tepat sebab kedekatan kami yang belum lama.'Felisha tentu akan dengan sangat senang hati menerima ajakan Erik tadi, dengan catatan tidak terpenjaranya ia di dalam kehidupan sang kakak ipar alias suaminya, Alan. Namun, kini semuanya sudah berubah. Ia sudah tidak sebebas dulu ketika kehidupannya hanya berkutat di rumah dan kampus. Sekarang Felisha memiliki sebuah tanggung jawab baru di mana ia harus menjadi seorang istri dari sosok pengusaha seperti Alan, yang notabene hanya menjadikannya sebagai seorang sandera atas kesalahan sang kakak. 'Aku tak akan berpikir panjang kalau posisiku sekarang murni hanya s

    Last Updated : 2024-02-29
  • Jadi Budak Kakak Ipar   KEMUNCULAN TAK TERDUGA

    Beberapa jam sebelumnyaAlan dibuat terkejut dengan kehadiran Dina di tempat parkir pameran ketika ia sedang menunggu kedatangan asistennya, Luna. Wanita itu, berdiri dengan raut lelah meski aura kecantikan masih tampak di wajahnya. "Alan!" panggil Dina ketika lelaki itu memalingkan wajah pura-pura tak melihat. Alan kaget. Tapi, ia mencoba tak peduli dengan tetap berjalan menuju mobil. "Alan tunggu aku! Aku mau minta maaf." Dina berseru ketika tak ada harapan baginya untuk berbicara dengan Alan. Pengusaha itu akhirnya berhenti melangkah. Ia kemudian berbalik dan menatap sang mantan istri yang berdiri tepat di depannya. Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, Alan menampar Dina tiba-tiba. "Argh!" pekik Dina yang langsung terhuyung sebab tamparan Alan yang begitu kencang. Ada setetes darah yang muncul di sudut bibirnya ketika Dina kembali menatap Alan tanpa malu. Terlihat pengusaha itu mengelap tangannya dengan sapu tangan yang Alvaro berikan. "Beraninya kamu menunjukkan wajahmu d

    Last Updated : 2024-03-01
  • Jadi Budak Kakak Ipar   KEMUNCULAN DINA

    Keterangan yang dokter sampaikan tentang hasil tes DNA Rafael dan Alan, membuat lelaki itu terdiam. Ada kemarahan yang hadir di wajahnya kala melihat satu kata di atas selembar kertas yang ia genggam. "Aku sudah bilang bukan?" Kata dokter itu dengan tatapan iba. "Bukan ini yang aku harapkan. Kamu sudah salah mengeceknya.""Alan, bukalah matamu. Kamu boleh membenci Dina, tapi tidak dengan Rafael. Dia anak kandungmu, Lan!""Dia sudah berani berselingkuh di belakangku. Lelaki mana yang akan percaya tentang status anak yang selama ini ada di tengah-tengah rumah tangganya? Tidak akan ada. Dan aku salah satu dari lelaki itu.""Tapi, hasil tes membuktikan kalau Rafael positif anak kamu. Sembilan puluh sembilan persen, Lan.""Masih ada satu persen bukan? Dan apapun bisa terjadi." Alan masih menatap lelaki berseragam putih di depannya, tak percaya. Sang dokter menghela napas pelan. "Kamu bukan hanya meragukanku, Lan. Tapi juga meragukan kehebatan rumah sakit ini. Rumah sakit milik keluargam

    Last Updated : 2024-03-03
  • Jadi Budak Kakak Ipar   PENJAGAAN ALAN

    Pagi ketika Felisha bangun, masih ada Alan di sampingnya. Itu terasa ketika ada tangan yang memeluk perutnya dari belakang. Perlahan Felisha bergerak dan membalik. Lelaki itu terlihat masih memejamkan mata. Tampak tenang dan damai. 'Andai Kaka tidak melakukan kekerasan kepadaku, mungkin saja aku akan jatuh hati dengan melihat ketampanan wajah Kaka sekarang,' batin Felisha yang tanpa sadar mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah lelaki di depannya itu. Entah keberanian dari mana akhirnya Felisha benar-benar menyentuh pipi Alan. Lalu, perlahan ia menyentuh alis lelaki itu. Bak ulat berbaris, hitam dan tebal. "Sudah puas? Apa masih ada bagian wajahku yang mau kamu sentuh?"Tiba-tiba Alan bersuara. Sontak hal itu membuat Felisha menarik tangannya. Namun, wanita itu kalah cepat. Alan menahannya dan kini malah kembali membawanya ke wajah. Alan mengecup tangan halus Felisha. Membuat sang istri mengernyit, serasa ada sensasi yang menggelitik, geli. "Ka-Kak, lepasin ...." Felisha berka

    Last Updated : 2024-03-06
  • Jadi Budak Kakak Ipar   MENCARI CARA

    Suasana kantor sedikit berbeda dari hari-hari sebelumnya. Hal itu karena efek weekend, di mana para karyawan merasakan suasana hati yang lebih gembira karena besok libur kerja. Alan bisa melihat itu semua. Ia bisa melihat ekspresi anak buahnya senang dan bahagia. Juga sesuatu yang berimbas pada kinerja mereka sehingga tak ada makian atau kemarahan para manajer atas pekerjaan mereka hari itu yang biasanya terjadi di sepanjang hari. "Batalkan semua rapat hari ini. Atur ulang di awal minggu depan." Alan yang baru sampai di ruangannya berkata pada Alvaro. "Termasuk dengan PT. Ganada?" tanya Alvaro memastikan. "Ya. Termasuk dengan perusahaan itu. Aku lama-lama malas bertemu dengan Tuan Sakti kalau bukan karena terpaksa."Tanpa perlu Alan jelaskan, Alvaro tahu apa yang membuat pemimpinnya itu bersikap demikian terhadap salah seorang pengusaha kelas kakap yang kali ini mau bekerja sama dengan perusahaan mereka. "Kalau bukan karena papa, aku tidak mau melakukan kerja sama ini," lanjut Al

    Last Updated : 2024-03-06
  • Jadi Budak Kakak Ipar   OBROLAN SANTAI

    Taman kampus adalah tempat favorit Felisha ketika sedang mengobrol dengan Gina, teman satu-satunya yang cukup dekat dengannya di kampus. "Mas Aditya ketakutan tahu, Fel," kata Gina memulai obrolan. Jam kuliah baru akan dimulai satu jam lagi. Felisha sengaja berangkat lebih awal karena bosan lama-lama diam sendirian di hotel. Sekarang masih ada waktu kurang lebih empat puluh lima menit untuknya berbincang dengan Gina sebelum masuk kelas. "Ketakutan kenapa?" Felisha menatap bingung. "Tiba-tiba ada dua orang bertubuh besar nyamperin dan minta kamu turun dari area pameran."'Ah, sepertinya Kak Alan memakai cara ekstrim saat aku bekerja kemarin,' batin Felisha yang kini tahu cara apa yang membuat seorang Alan Tanujaya bisa membuatnya turun dari ajang pameran mobil mewah beberapa hari lalu. "Fel, memang sampai segitunya, yah?" Gina kembali berkata. "Segitunya gimana?" "Ya, sikap kakak ipar kamu itu. Sebelumnya dia pernah juga 'kan berhentiin motor aku di tengah-tengah jalan pas bonce

    Last Updated : 2024-03-07
  • Jadi Budak Kakak Ipar   KERESAHAN ALAN

    Felisha tidak tahu kenapa Alan bersikukuh supaya dirinya datang bersama. Padahal jika Felisha diizinkan datang sendiri, sudah sejak siang tadi ia bisa melihat dan menjenguk Rafael yang katanya sakit. Sekarang Felisha malah harus menunggu sampai Alan selesai dengan pekerjaannya. Ia yang tidak terbiasa berdiam di sebuah ruangan seperti saat ini, tampak canggung dan hanya bisa diam tanpa melakukan apapun. Sesekali ia melihat Alan yang fokus dengan laptop di depannya. Bahkan, Alvaro yang juga duduk di dekatnya, sama sekali tidak terganggu dengan keberadaan Felisha di ruangan itu. Lelaki itu —sama seperti tuannya, tampak serius mengerjakan pekerjaannya di akhir minggu tersebut. 'Untuk apa aku diminta datang ke sini kalau cuma disuruh melihatnya bekerja?' batin Felisha yang lama-lama kesal. Tapi, Felisha masih Felisha yang dulu. Ia tak pernah bisa menolak ketika ada sesuatu yang tidak disuka atau tidak sesuai dengan hati nuraninya. Wanita itu tetap setuju, maksimal diam ketika diminta unt

    Last Updated : 2024-03-08
  • Jadi Budak Kakak Ipar   KEBOHONGAN

    Betapa terkejutnya Felisha ketika ia melihat sosok Dina ada di kediaman orang tuanya. Wanita itu kaget sekaligus senang sebab berpikir jika keberadaan sang kakak yang otomatis akan menyelamatkannya."Kak Dina? Kaka udah pulang?" tanya Felisha tak percaya. Kebahagiaan segera menyelimuti jiwanya, meski saat ini statusnya sudah menjadi istri sah Alan. "Feli, apa kabar? Kaka kangen banget sama kamu," sahut Dina seraya memeluk tubuh adiknya itu. Felisha tampak canggung. Baru kali ini Dina melakukan physical touch seperti yang saat ini tengah wanita itu lakukan. Padahal selama ini, tak pernah Dina melakukan hal tersebut meski diakui oleh Felisha jika kakaknya itu sangatlah baik kepadanya. "Kabar aku baik, Kak. Kak Dina sendiri apa kabar?" tanya Felisha balik seraya melepaskan pelukan yang tetap terasa canggung. Alan yang berdiri di belakang kedua wanita tersebut, tetap diam dan mengamati. Bersama Alvaro dan Luna yang sudah ada bersamanya, pengusaha itu bersikap dingin setelah melihat so

    Last Updated : 2024-03-16

Latest chapter

  • Jadi Budak Kakak Ipar   MURKA

    Alan sampai di sebuah rumah sakit bersama Alvaro dan Luna. Ia berlari menuju area UGD untuk mencari keberadaan Felisha. "Siapa namanya, Pak?" tanya seorang perawat penjaga ketika Alan bertanya begitu heboh. "Felisha Putri.""Sebentar saya lihat dulu." Perawat lelaki itu kemudian mengecek nama Felisha di komputer. Beberapa saat kemudian ia kembali melihat Alan. "Maaf, Pak. Tidak ada nama pasien bernama Ibu Felisha di sini.""Jangan bohong, Mas. Dengan jelas teman saya melihat kalau istri majikan saya ke rumah sakit ini." Alvaro mencoba menjelaskan. "Saya tidak tahu itu. Kalau melihat data yang saya lihat, nama Felisha Putri memang tidak ada di sini."Alan menatap Alvaro kesal. "Kamu tahu kabar itu dari siapa?""Dari Fery, Tuan. Dia tadi mau pulang dan tidak sengaja melihat Nona Felisha dibawa kesini.""Dia melihat di sini atau di mana? Coba kamu hubungi dia lagi sekarang!""Baik, Tuan. Sebentar saya hubungi Fery."Di saat Alvaro mencoba menghubungi salah seorang temannya, Alan meng

  • Jadi Budak Kakak Ipar   PERGI MENINGGALKAN

    Semua orang menatap tak percaya. Bu Rumi yang tadi tengah membantu Felisha di kamar, terperangah demi mendengar kalimat Alan barusan. "Apakah Kaka pikir keluargaku hanya mereka saja?" Felisha terlihat tertawa. Alan menatap tajam dengan mulut membisu. "Jadi, terakhir aku tanya, Kaka mau apa? Mau menghukum aku seperti dulu? Atau mau aku pergi dari sini?""Kau tak akan berani." Alan berkata dingin. Lagi-lagi Felisha tertawa mengejek. "Apakah Kaka sedang menantang aku?"Alan diam tidak menjawab, membuat Felisha kemudian masuk ke kamar untuk mengambil satu-satunya barang miliknya, yaitu tas ransel berukuran kecil yang hanya berisi beberapa benda penting, yang ia miliki sebelum dinikahi Alan. Alan masih diam ketika perempuan itu berdiri di depannya. "Entah apa yang sebenarnya terjadi, satu yang pasti aku tak akan pernah terima dengan tuduhan Kaka kepadaku. Termasuk tindakan Kaka yang memaksaku tadi."Setelah berkata demikian Felisha pergi meninggalkan Alan dan orang-orang yang hanya bi

  • Jadi Budak Kakak Ipar   BODOH

    Keesokan paginya Alan sudah bersama Alvaro di sebuah tempat di mana tampak sesosok perempuan yang duduk dalam keadaan terikat di atas sebuah kursi kayu yang diletakkan di tengah-tengah ruangan. Perempuan itu tertawa menatap Alan yang melihatnya marah. "Kenapa, Alan? Kenapa wajahmu seperti itu?" Tanpa ada rasa takut sedikit pun, perempuan itu kembali tertawa. "Apakah kamu tidak menyesal sama sekali, Dina?" Pertanyaan yang Alan lontarkan disambut tawa riang yang menggema di seluruh sudut ruangan. "Menyesal katamu? Menyesal untuk apa?""Kau sudah tertangkap, Dina. Semua bukti tentang rencana penculikan yang kau lakukan bersama kekasihmu itu sudah aku pegang. Aku hanya tinggal membawamu ke kantor polisi dan membiarkanmu membusuk di dalam penjara.""Hahaha. Kamu pikir aku takut, Alan?"Tidak menatap wajah pengusaha itu, Dina justru menatap lampu serta langit-langit ruangan yang tinggi. Entah di mana ia berada sekarang, hanya kegelapan yang tampak di matanya. "Kau benar-benar sudah ti

  • Jadi Budak Kakak Ipar   PENYESALAN ALAN

    "Katakan, apa ia sudah berhasil melakukannya?"Kata 'melakukan' yang Alan maksud sangat bisa Felisha pahami dengan jelas. Suaminya pasti berpikir bahwa Gani telah berhasil melecehkannya karena kondisi Felisha saat itu yang hampir tak berbusana. "Menurut Kak Alan?" sahut Felisha dingin. "Jangan menantangku, Felisha. Jawab saja pertanyaanku karena cuma kamu satu-satunya yang ada di sana.""Kenapa tidak Kaka tanyakan saja pada lelaki brengsek itu. Berharap saja ia berkata jujur.""Andai ia masih hidup pun aku tak sudi bertanya padanya."Sontak Felisha terkejut. Jadi, benar anggapannya jika suara tembakan itu tertuju pada Gani. "Kenapa? Kamu tidak rela lelaki itu mati?""Apa sebenarnya yang Kak Alan harapkan dari jawabanku?""Aku hanya ingin tahu sejauh apa dia melakukannya padamu.""Lalu, setelah tahu Kaka mau apa?" Felisha menatap Alan marah. Lelaki itu berjalan mendekat, lalu berdiri di sisi ranjang. Tampak tatapannya yang begitu dingin dan penuh amarah. "Kaka mau menceraikan aku,

  • Jadi Budak Kakak Ipar   PENYELAMATAN

    Gani tertawa mendengar pertanyaan yang Felisha ajukan. Menurutnya Felisha tak perlu tahu apa yang terjadi atas hubungannya dengan Dina, kakak sepupunya itu. "Dina bosan. Pengusaha itu terlalu monoton. Jadi, ia memutuskan untuk pergi sejenak untuk bersenang-senang.""Monoton? Apa maksudmu?" tanya Felisha tak mengerti. Tawa Gani semakin kencang seolah Felisha telah melakukan sesuatu yang lucu di depannya. "Apalagi, Feli? Menurutmu apa yang monoton kalau bukan urusan ranjang?" sahut Gani tertawa. "Seks," lanjutnya berkata pelan. Seketika Felisha paham. Sejenak ia membayangkan apa yang Gani katakan. 'Monoton? Apakah Kak Dina seseorang yang hyper? Bagaimana bisa ia menilai kalau Kak Alan seorang yang monoton?' benak Felisha bertanya. Sejauh yang Felisha rasakan selama melayani Alan, lelaki itu sama sekali tidak monoton. Alan sangat aktif dan penuh gaya. Namun, entahlah. Mungkin bagi seorang Felisha yang selama ini tak pernah melakukan hubungan intim dengan orang lain kecuali dengan

  • Jadi Budak Kakak Ipar   MENGULUR WAKTU

    Saat ini hanya tinggal Felisha dan Gani saja di dalam ruangan. Dina sudah pergi bersama orang-orang bayarannya sebab tak ingin melihat aksi yang Gani lakukan terhadap Felisha. "Tak ingin melihat wanita ini mati tersiksa?" tanya Gani sesaat sebelum Dina pergi meninggalkannya. "Kau gila kalau berpikir aku mau melihat kalian bersenang-senang," balas Dina waktu itu. Yang kemudian mendapat respon tawa mengerikan dari mulut Gani. Sekarang giliran Felisha yang ketakutan karena membayangkan hal apa yang hendak lelaki itu lakukan kepadanya. 'Sampai membuat calon bayi di dalam kandunganku mati, itu berarti ada dua kemungkinan. Tapi, apakah ia akan setega itu padaku?' batin Felisha demi membayangkan hal mengerikan tentang kemungkinan buruk yang akan terjadi. "Kamu tahu, aku serius ketika mengatakan bahwa wajahmu sangat mempesona. Jadi, aura wanita yang sedang hamil memang tak bisa dipungkiri begitu menggoda." Perkataan Gani tentang Felisha yang sempat membuat Dina cemburu, kembali lelaki it

  • Jadi Budak Kakak Ipar   SEBUAH PERINTAH

    Felisha merasakan suasana yang dingin dan lembab. Ia tak tahu ada di mana sekarang. Karena selain kedua matanya yang tertutup, suasana hening di tempat tersebut semakin membuat keberadaannya tak bisa dibayangkan. Wanita itu hanya ingat mobil yang Pak Zaky kendarai dihadang oleh rombongan mobil lain ketika ia sudah hampir sampai rumah. Beberapa orang berpakaian serba hitam, seperti pakaian para anak buah Alan, turun dari dalam mobil tersebut lalu menghampiri dan menarik paksa dirinya keluar. Felisha tak diam saja, termasuk Luna dan dua pengawal yang Alan tugaskan untuk menjaganya. Mereka melawan sampai akhirnya terjatuh dan tak berdaya sebab jumlah yang tidak sebanding. Bahkan, Felisha harus pingsan ketika salah seorang dari mereka memukul tengkuknya dengan kencang. Setelah itu ia tak lagi ingat apa yang terjadi. Berapa lama ia tak sadarkan diri hingga kemudian terbangun di sebuah tempat yang saat ini ia rasakan terasa mencekam. Bagian yang terlewati tak ada dalam memorinya. Lama Fe

  • Jadi Budak Kakak Ipar   PENCULIKAN

    Alan memutuskan untuk segera menyusul Felisha yang sudah pulang lebih dulu setelah tak ada hal apapun yang dilakukan oleh mereka berdua di kantor selain bertengkar. Alan yang baru saja mendapat pencerahan atas kelalaiannya terhadap sang istri, kini menyesali apa yang sudah terjadi. Alvaro, lelaki yang mendadak menjadi seorang penasihat perkawinan, rela menghabiskan waktunya di kantor setelah sebelumnya habis dimarahi oleh sang tuan. Dianggap tak becus memberi nasihat serta saran, yang nyatanya justru Alan sendiri yang salah menanggapi saran tersebut. "Aku akan pulang dengan pengawal. Kamu selesaikan saja laporan kegagalan proyek tahun lalu, lalu kirimkan hasilnya ke email-ku. Aku harus meminta maaf pada istriku karena kebodohan yang sudah aku buat."Alvaro senang mendengarnya. Itulah mengapa ia dengan penuh kerelaan lembur hari itu sebab tugas yang tak main-main Alan berikan. 'Semoga saja Nona Feli mau memaafkan Anda, Tuan. Sebab setahuku, wanita hamil akan sulit dibujuk apalagi un

  • Jadi Budak Kakak Ipar   TAK PEKA

    Sekian menit berjalan masih dengan diamnya Alan sebab aksi yang istrinya lakukan. Ciuman yang Felisha lakukan kali ini, entah mengapa membuatnya tidak terbuai. Ia hanya kaget karena istrinya bisa melakukan hal tersebut. Tak jua mendapatkan respon dari Alan, Felisha akhirnya melepaskan ciumannya. Ia menghentikan aksinya karena merasa jika lelaki itu tidak menyukainya. Alan melihat Felisha menunduk. Sedangkan Felisha melakukan hal itu karena tatapan mata Alan yang tajam seolah tengah menunjukkan suasana hatinya saat ini. "Maafkan aku." Felisha merendahkan dirinya dengan meminta maaf terlebih dahulu. Meski hatinya sendiri masih merasa tak rela karena keinginannya tidak dituruti. "Apakah kamu menyadari kesalahanmu?" tanya Alan dengan suara pelan dan berat. "Entah kesalahan mana yang Kaka maksud, tapi aku merasa jika aku harus meminta maaf.""Tidak tahu kesalahanmu, tapi kamu meminta maaf? Apakah itu bukan tindakan bodoh namanya?"Sejenak Felisha memberanikan diri untuk membalas tatap

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status