Home / CEO / Jadi Budak Kakak Ipar / MENUNGGU KAMU

Share

MENUNGGU KAMU

Author: Ummu Amay
last update Huling Na-update: 2024-02-29 23:25:46

Di dalam kamar, Felisha masih belum melakukan apapun setelah selesai berbicara dengan Erik melalui sambungan telepon. Wanita itu seperti bingung harus melakukan apa sebab ucapan sang kawan yang kini membuatnya bak di persimpangan.

'Aku memang sudah menaruh hati padanya sejak lama. Tapi, menerima keinginannya untuk menjadi lebih dekat dari sekedar berteman, itu bukan keputusan yang tepat sebab kedekatan kami yang belum lama.'

Felisha tentu akan dengan sangat senang hati menerima ajakan Erik tadi, dengan catatan tidak terpenjaranya ia di dalam kehidupan sang kakak ipar alias suaminya, Alan.

Namun, kini semuanya sudah berubah. Ia sudah tidak sebebas dulu ketika kehidupannya hanya berkutat di rumah dan kampus. Sekarang Felisha memiliki sebuah tanggung jawab baru di mana ia harus menjadi seorang istri dari sosok pengusaha seperti Alan, yang notabene hanya menjadikannya sebagai seorang sandera atas kesalahan sang kakak.

'Aku tak akan berpikir panjang kalau posisiku sekarang murni hanya s
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

  • Jadi Budak Kakak Ipar   KEMUNCULAN TAK TERDUGA

    Beberapa jam sebelumnyaAlan dibuat terkejut dengan kehadiran Dina di tempat parkir pameran ketika ia sedang menunggu kedatangan asistennya, Luna. Wanita itu, berdiri dengan raut lelah meski aura kecantikan masih tampak di wajahnya. "Alan!" panggil Dina ketika lelaki itu memalingkan wajah pura-pura tak melihat. Alan kaget. Tapi, ia mencoba tak peduli dengan tetap berjalan menuju mobil. "Alan tunggu aku! Aku mau minta maaf." Dina berseru ketika tak ada harapan baginya untuk berbicara dengan Alan. Pengusaha itu akhirnya berhenti melangkah. Ia kemudian berbalik dan menatap sang mantan istri yang berdiri tepat di depannya. Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, Alan menampar Dina tiba-tiba. "Argh!" pekik Dina yang langsung terhuyung sebab tamparan Alan yang begitu kencang. Ada setetes darah yang muncul di sudut bibirnya ketika Dina kembali menatap Alan tanpa malu. Terlihat pengusaha itu mengelap tangannya dengan sapu tangan yang Alvaro berikan. "Beraninya kamu menunjukkan wajahmu d

    Huling Na-update : 2024-03-01
  • Jadi Budak Kakak Ipar   KEMUNCULAN DINA

    Keterangan yang dokter sampaikan tentang hasil tes DNA Rafael dan Alan, membuat lelaki itu terdiam. Ada kemarahan yang hadir di wajahnya kala melihat satu kata di atas selembar kertas yang ia genggam. "Aku sudah bilang bukan?" Kata dokter itu dengan tatapan iba. "Bukan ini yang aku harapkan. Kamu sudah salah mengeceknya.""Alan, bukalah matamu. Kamu boleh membenci Dina, tapi tidak dengan Rafael. Dia anak kandungmu, Lan!""Dia sudah berani berselingkuh di belakangku. Lelaki mana yang akan percaya tentang status anak yang selama ini ada di tengah-tengah rumah tangganya? Tidak akan ada. Dan aku salah satu dari lelaki itu.""Tapi, hasil tes membuktikan kalau Rafael positif anak kamu. Sembilan puluh sembilan persen, Lan.""Masih ada satu persen bukan? Dan apapun bisa terjadi." Alan masih menatap lelaki berseragam putih di depannya, tak percaya. Sang dokter menghela napas pelan. "Kamu bukan hanya meragukanku, Lan. Tapi juga meragukan kehebatan rumah sakit ini. Rumah sakit milik keluargam

    Huling Na-update : 2024-03-03
  • Jadi Budak Kakak Ipar   PENJAGAAN ALAN

    Pagi ketika Felisha bangun, masih ada Alan di sampingnya. Itu terasa ketika ada tangan yang memeluk perutnya dari belakang. Perlahan Felisha bergerak dan membalik. Lelaki itu terlihat masih memejamkan mata. Tampak tenang dan damai. 'Andai Kaka tidak melakukan kekerasan kepadaku, mungkin saja aku akan jatuh hati dengan melihat ketampanan wajah Kaka sekarang,' batin Felisha yang tanpa sadar mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah lelaki di depannya itu. Entah keberanian dari mana akhirnya Felisha benar-benar menyentuh pipi Alan. Lalu, perlahan ia menyentuh alis lelaki itu. Bak ulat berbaris, hitam dan tebal. "Sudah puas? Apa masih ada bagian wajahku yang mau kamu sentuh?"Tiba-tiba Alan bersuara. Sontak hal itu membuat Felisha menarik tangannya. Namun, wanita itu kalah cepat. Alan menahannya dan kini malah kembali membawanya ke wajah. Alan mengecup tangan halus Felisha. Membuat sang istri mengernyit, serasa ada sensasi yang menggelitik, geli. "Ka-Kak, lepasin ...." Felisha berka

    Huling Na-update : 2024-03-06
  • Jadi Budak Kakak Ipar   MENCARI CARA

    Suasana kantor sedikit berbeda dari hari-hari sebelumnya. Hal itu karena efek weekend, di mana para karyawan merasakan suasana hati yang lebih gembira karena besok libur kerja. Alan bisa melihat itu semua. Ia bisa melihat ekspresi anak buahnya senang dan bahagia. Juga sesuatu yang berimbas pada kinerja mereka sehingga tak ada makian atau kemarahan para manajer atas pekerjaan mereka hari itu yang biasanya terjadi di sepanjang hari. "Batalkan semua rapat hari ini. Atur ulang di awal minggu depan." Alan yang baru sampai di ruangannya berkata pada Alvaro. "Termasuk dengan PT. Ganada?" tanya Alvaro memastikan. "Ya. Termasuk dengan perusahaan itu. Aku lama-lama malas bertemu dengan Tuan Sakti kalau bukan karena terpaksa."Tanpa perlu Alan jelaskan, Alvaro tahu apa yang membuat pemimpinnya itu bersikap demikian terhadap salah seorang pengusaha kelas kakap yang kali ini mau bekerja sama dengan perusahaan mereka. "Kalau bukan karena papa, aku tidak mau melakukan kerja sama ini," lanjut Al

    Huling Na-update : 2024-03-06
  • Jadi Budak Kakak Ipar   OBROLAN SANTAI

    Taman kampus adalah tempat favorit Felisha ketika sedang mengobrol dengan Gina, teman satu-satunya yang cukup dekat dengannya di kampus. "Mas Aditya ketakutan tahu, Fel," kata Gina memulai obrolan. Jam kuliah baru akan dimulai satu jam lagi. Felisha sengaja berangkat lebih awal karena bosan lama-lama diam sendirian di hotel. Sekarang masih ada waktu kurang lebih empat puluh lima menit untuknya berbincang dengan Gina sebelum masuk kelas. "Ketakutan kenapa?" Felisha menatap bingung. "Tiba-tiba ada dua orang bertubuh besar nyamperin dan minta kamu turun dari area pameran."'Ah, sepertinya Kak Alan memakai cara ekstrim saat aku bekerja kemarin,' batin Felisha yang kini tahu cara apa yang membuat seorang Alan Tanujaya bisa membuatnya turun dari ajang pameran mobil mewah beberapa hari lalu. "Fel, memang sampai segitunya, yah?" Gina kembali berkata. "Segitunya gimana?" "Ya, sikap kakak ipar kamu itu. Sebelumnya dia pernah juga 'kan berhentiin motor aku di tengah-tengah jalan pas bonce

    Huling Na-update : 2024-03-07
  • Jadi Budak Kakak Ipar   KERESAHAN ALAN

    Felisha tidak tahu kenapa Alan bersikukuh supaya dirinya datang bersama. Padahal jika Felisha diizinkan datang sendiri, sudah sejak siang tadi ia bisa melihat dan menjenguk Rafael yang katanya sakit. Sekarang Felisha malah harus menunggu sampai Alan selesai dengan pekerjaannya. Ia yang tidak terbiasa berdiam di sebuah ruangan seperti saat ini, tampak canggung dan hanya bisa diam tanpa melakukan apapun. Sesekali ia melihat Alan yang fokus dengan laptop di depannya. Bahkan, Alvaro yang juga duduk di dekatnya, sama sekali tidak terganggu dengan keberadaan Felisha di ruangan itu. Lelaki itu —sama seperti tuannya, tampak serius mengerjakan pekerjaannya di akhir minggu tersebut. 'Untuk apa aku diminta datang ke sini kalau cuma disuruh melihatnya bekerja?' batin Felisha yang lama-lama kesal. Tapi, Felisha masih Felisha yang dulu. Ia tak pernah bisa menolak ketika ada sesuatu yang tidak disuka atau tidak sesuai dengan hati nuraninya. Wanita itu tetap setuju, maksimal diam ketika diminta unt

    Huling Na-update : 2024-03-08
  • Jadi Budak Kakak Ipar   KEBOHONGAN

    Betapa terkejutnya Felisha ketika ia melihat sosok Dina ada di kediaman orang tuanya. Wanita itu kaget sekaligus senang sebab berpikir jika keberadaan sang kakak yang otomatis akan menyelamatkannya."Kak Dina? Kaka udah pulang?" tanya Felisha tak percaya. Kebahagiaan segera menyelimuti jiwanya, meski saat ini statusnya sudah menjadi istri sah Alan. "Feli, apa kabar? Kaka kangen banget sama kamu," sahut Dina seraya memeluk tubuh adiknya itu. Felisha tampak canggung. Baru kali ini Dina melakukan physical touch seperti yang saat ini tengah wanita itu lakukan. Padahal selama ini, tak pernah Dina melakukan hal tersebut meski diakui oleh Felisha jika kakaknya itu sangatlah baik kepadanya. "Kabar aku baik, Kak. Kak Dina sendiri apa kabar?" tanya Felisha balik seraya melepaskan pelukan yang tetap terasa canggung. Alan yang berdiri di belakang kedua wanita tersebut, tetap diam dan mengamati. Bersama Alvaro dan Luna yang sudah ada bersamanya, pengusaha itu bersikap dingin setelah melihat so

    Huling Na-update : 2024-03-16
  • Jadi Budak Kakak Ipar   JANJI YANG DILANGGAR

    "Kak, aku tahu kalau Kaka sudah tahu mengenai statusku dengan Kak Alan sekarang. Untuk itu aku mau minta maaf." Felisha bicara pada Dina saat mendapat kesempatan berbicara berdua di kamar sang kakak yang kini ditempati oleh putranya. "Feli, seharusnya Kaka yang meminta maaf, bukan kamu." Dina tampak tersenyum menatap adiknya tersebut. "Tapi, aku merasa seharusnya pernikahan itu tidak terjadi.""Kamu kaya nggak tahu Alan aja," sahut Dina tertawa. "Sudah sepatutnya Kaka mendapat hukuman seperti ini. Lagipula, seharusnya kamu bersyukur karena Alan menikahi kamu di tengah pembalasan yang ia lakukan ke kamu atas kesalahan Kaka yang semestinya Kaka terima."Tak tahu Felisha harus berkata apa. Mau bagaimana pun juga, ia masih menganggap jika Dina adalah seorang kakak yang baik. Saat ini saja kakaknya itu mau mengakui kesalahan yang sudah diperbuatnya dengan pergi dari kehidupan suami dan anaknya. Satu hal yang jarang bisa dilakukan oleh seorang pelaku di mana biasanya ia akan tetap bersiku

    Huling Na-update : 2024-03-17

Pinakabagong kabanata

  • Jadi Budak Kakak Ipar   PENYESALAN ALAN

    "Katakan, apa ia sudah berhasil melakukannya?"Kata 'melakukan' yang Alan maksud sangat bisa Felisha pahami dengan jelas. Suaminya pasti berpikir bahwa Gani telah berhasil melecehkannya karena kondisi Felisha saat itu yang hampir tak berbusana. "Menurut Kak Alan?" sahut Felisha dingin. "Jangan menantangku, Felisha. Jawab saja pertanyaanku karena cuma kamu satu-satunya yang ada di sana.""Kenapa tidak Kaka tanyakan saja pada lelaki brengsek itu. Berharap saja ia berkata jujur.""Andai ia masih hidup pun aku tak sudi bertanya padanya."Sontak Felisha terkejut. Jadi, benar anggapannya jika suara tembakan itu tertuju pada Gani. "Kenapa? Kamu tidak rela lelaki itu mati?""Apa sebenarnya yang Kak Alan harapkan dari jawabanku?""Aku hanya ingin tahu sejauh apa dia melakukannya padamu.""Lalu, setelah tahu Kaka mau apa?" Felisha menatap Alan marah. Lelaki itu berjalan mendekat, lalu berdiri di sisi ranjang. Tampak tatapannya yang begitu dingin dan penuh amarah. "Kaka mau menceraikan aku,

  • Jadi Budak Kakak Ipar   PENYELAMATAN

    Gani tertawa mendengar pertanyaan yang Felisha ajukan. Menurutnya Felisha tak perlu tahu apa yang terjadi atas hubungannya dengan Dina, kakak sepupunya itu. "Dina bosan. Pengusaha itu terlalu monoton. Jadi, ia memutuskan untuk pergi sejenak untuk bersenang-senang.""Monoton? Apa maksudmu?" tanya Felisha tak mengerti. Tawa Gani semakin kencang seolah Felisha telah melakukan sesuatu yang lucu di depannya. "Apalagi, Feli? Menurutmu apa yang monoton kalau bukan urusan ranjang?" sahut Gani tertawa. "Seks," lanjutnya berkata pelan. Seketika Felisha paham. Sejenak ia membayangkan apa yang Gani katakan. 'Monoton? Apakah Kak Dina seseorang yang hyper? Bagaimana bisa ia menilai kalau Kak Alan seorang yang monoton?' benak Felisha bertanya. Sejauh yang Felisha rasakan selama melayani Alan, lelaki itu sama sekali tidak monoton. Alan sangat aktif dan penuh gaya. Namun, entahlah. Mungkin bagi seorang Felisha yang selama ini tak pernah melakukan hubungan intim dengan orang lain kecuali dengan

  • Jadi Budak Kakak Ipar   MENGULUR WAKTU

    Saat ini hanya tinggal Felisha dan Gani saja di dalam ruangan. Dina sudah pergi bersama orang-orang bayarannya sebab tak ingin melihat aksi yang Gani lakukan terhadap Felisha. "Tak ingin melihat wanita ini mati tersiksa?" tanya Gani sesaat sebelum Dina pergi meninggalkannya. "Kau gila kalau berpikir aku mau melihat kalian bersenang-senang," balas Dina waktu itu. Yang kemudian mendapat respon tawa mengerikan dari mulut Gani. Sekarang giliran Felisha yang ketakutan karena membayangkan hal apa yang hendak lelaki itu lakukan kepadanya. 'Sampai membuat calon bayi di dalam kandunganku mati, itu berarti ada dua kemungkinan. Tapi, apakah ia akan setega itu padaku?' batin Felisha demi membayangkan hal mengerikan tentang kemungkinan buruk yang akan terjadi. "Kamu tahu, aku serius ketika mengatakan bahwa wajahmu sangat mempesona. Jadi, aura wanita yang sedang hamil memang tak bisa dipungkiri begitu menggoda." Perkataan Gani tentang Felisha yang sempat membuat Dina cemburu, kembali lelaki it

  • Jadi Budak Kakak Ipar   SEBUAH PERINTAH

    Felisha merasakan suasana yang dingin dan lembab. Ia tak tahu ada di mana sekarang. Karena selain kedua matanya yang tertutup, suasana hening di tempat tersebut semakin membuat keberadaannya tak bisa dibayangkan. Wanita itu hanya ingat mobil yang Pak Zaky kendarai dihadang oleh rombongan mobil lain ketika ia sudah hampir sampai rumah. Beberapa orang berpakaian serba hitam, seperti pakaian para anak buah Alan, turun dari dalam mobil tersebut lalu menghampiri dan menarik paksa dirinya keluar. Felisha tak diam saja, termasuk Luna dan dua pengawal yang Alan tugaskan untuk menjaganya. Mereka melawan sampai akhirnya terjatuh dan tak berdaya sebab jumlah yang tidak sebanding. Bahkan, Felisha harus pingsan ketika salah seorang dari mereka memukul tengkuknya dengan kencang. Setelah itu ia tak lagi ingat apa yang terjadi. Berapa lama ia tak sadarkan diri hingga kemudian terbangun di sebuah tempat yang saat ini ia rasakan terasa mencekam. Bagian yang terlewati tak ada dalam memorinya. Lama Fe

  • Jadi Budak Kakak Ipar   PENCULIKAN

    Alan memutuskan untuk segera menyusul Felisha yang sudah pulang lebih dulu setelah tak ada hal apapun yang dilakukan oleh mereka berdua di kantor selain bertengkar. Alan yang baru saja mendapat pencerahan atas kelalaiannya terhadap sang istri, kini menyesali apa yang sudah terjadi. Alvaro, lelaki yang mendadak menjadi seorang penasihat perkawinan, rela menghabiskan waktunya di kantor setelah sebelumnya habis dimarahi oleh sang tuan. Dianggap tak becus memberi nasihat serta saran, yang nyatanya justru Alan sendiri yang salah menanggapi saran tersebut. "Aku akan pulang dengan pengawal. Kamu selesaikan saja laporan kegagalan proyek tahun lalu, lalu kirimkan hasilnya ke email-ku. Aku harus meminta maaf pada istriku karena kebodohan yang sudah aku buat."Alvaro senang mendengarnya. Itulah mengapa ia dengan penuh kerelaan lembur hari itu sebab tugas yang tak main-main Alan berikan. 'Semoga saja Nona Feli mau memaafkan Anda, Tuan. Sebab setahuku, wanita hamil akan sulit dibujuk apalagi un

  • Jadi Budak Kakak Ipar   TAK PEKA

    Sekian menit berjalan masih dengan diamnya Alan sebab aksi yang istrinya lakukan. Ciuman yang Felisha lakukan kali ini, entah mengapa membuatnya tidak terbuai. Ia hanya kaget karena istrinya bisa melakukan hal tersebut. Tak jua mendapatkan respon dari Alan, Felisha akhirnya melepaskan ciumannya. Ia menghentikan aksinya karena merasa jika lelaki itu tidak menyukainya. Alan melihat Felisha menunduk. Sedangkan Felisha melakukan hal itu karena tatapan mata Alan yang tajam seolah tengah menunjukkan suasana hatinya saat ini. "Maafkan aku." Felisha merendahkan dirinya dengan meminta maaf terlebih dahulu. Meski hatinya sendiri masih merasa tak rela karena keinginannya tidak dituruti. "Apakah kamu menyadari kesalahanmu?" tanya Alan dengan suara pelan dan berat. "Entah kesalahan mana yang Kaka maksud, tapi aku merasa jika aku harus meminta maaf.""Tidak tahu kesalahanmu, tapi kamu meminta maaf? Apakah itu bukan tindakan bodoh namanya?"Sejenak Felisha memberanikan diri untuk membalas tatap

  • Jadi Budak Kakak Ipar   TINDAKAN BERANI FELISHA

    Lima belas menit sudah Alan menunggu Felisha datang. Menurut kabar yang didapat, wanita itu hampir tak mau turun ketika mobil sudah berhenti di pelataran gedung kantor. "Anda tahu, Nona, saya dan semua pengawal akan mendapat hukuman jika Anda tak mau turun dan menemui tuan di atas." Untuk kali ini Luna terpaksa mengancam. Bukan omong kosong jika Felisha benar-benar tak mau keluar dan menemui sang tuan, maka ia dan semua pengawal yang mendapat penugasan hari itu, bisa dipastikan dipecat dari pekerjaan mereka. Felisha menatap Luna yang terlihat berusaha merayu. Namun, entah apa yang terjadi dengan dirinya, Felisha seperti kukuh dengan pendiriannya. "Aku cuma mau pulang, Luna. Aku lelah. Sejak pagi aku keluar rumah. Kalau aku turun dan menemui Kak Alan, entah sampai jam berapa aku baru bisa pulang dan istirahat." Felisha mencoba memberikan alasan atas keengganannya turun menemui sang suami. "Kalau Anda lelah, kenapa tadi Anda berpikir untuk pergi dengan kawan Anda? Tuan sudah tahu i

  • Jadi Budak Kakak Ipar   KISI-KISI RASA

    Felisha benar-benar merajuk. Setelah Gina mengajaknya pulang, ia justru mengiyakan ajakan Erik yang tiba-tiba datang menyusul. "Fel, serius?" tanya Gina yang sudah berdiri bersama Zaky, pacar barunya. "Iya. Udah lama juga aku enggak pergi ke pantai."Rupanya Erik mengajak Felisha untuk jalan-jalan ke pantai. "Ini masih panas loh!" seru Gina yang sedikit kurang setuju dengan tujuan Erik mengajak Felisha pergi."Sampe sana juga udah sore, pasti cuaca juga udah enggak panas kok, Gin!" Felisha mencoba menjelaskan supaya Gina tidak perlu mencemaskannya. "Rik, enggak bisa cari tujuan lain?" Kali ini Gina memilih berbicara dengan Erik. Lelaki itu hanya tersenyum seolah kekhawatiran Gina terlalu berlebihan. "Pantai pinggir kota, Gin. Enggak jauh. Lagian tempatnya juga adem. Enggak usah khawatir Felisha bakal kepanasan. Felisha-nya juga mau kok!" Erik tertawa menatap Gina. "Ya, ya, aku tahu. Aku cuma khawatir aja kalo Felisha sampai sakit lagi.""Loh! Memang kapan kamu sakit, Fel?" Erik

  • Jadi Budak Kakak Ipar   SEBUAH PERINGATAN

    "Anda main terlalu terburu-buru. Padahal saya belum selesai mengatakan tujuan saya datang kemari," ucap Gani dengan wajah yang sudah tak lagi seperti di awal. Beberapa luka memar berwarna keunguan muncul di sekitar wajah, seperti di area sudut bibir dan bawah mata. Alan yang sudah bisa dihentikan aksinya sebab emosi yang hadir karena ucapan lelaki di depannya itu, kini tampak terdiam di kursi kebesarannya bersama Alvaro. "Saya hanya ingin menawarkan sesuatu yang mungkin menguntungkan bagi perusahaan Anda.""Orang sepertimu mana pernah bisa dipercaya.""Tapi, orang seperti saya akan mencari apapun yang bisa menguntungkan. Termasuk bekerja sama dengan lawannya."Tawa mengejek masih bisa Gani lakukan meski tampangnya sudah 'hancur' sebab pukulan Alan. Sikap angkuh yang masih bisa ia tunjukkan demi membuat lawan bicaranya terpancing tak mampu membuat Alan kembali melancarkan aksinya. "Tak perlu kau katakan, aku tak akan mau bekerja sama.""Sungguh?""Aku tak perlu meyakinkan seseorang

DMCA.com Protection Status