Leon meninggalkan paviliun timur istana Keluarga Sanjaya dengan perasaan gundah. Langkahnya tampak sedikit gontai, sukses membuat siapa pun yang berpapasan dengannya mendadak merasa takut dan khawatir. Bagaimanapun, semua pelayan dan pengawal telah mendapat informasi bahwa dia adalah Tuan Muda Keluarga Sanjaya yang sebenarnya.Dia terus berjalan.Melangkah tanpa arah pasti, sekedar mengikuti kegalauan hati yang makin menjadi.“Aku mungkin memang putra kandung mendiang Jenderal Charles Sanjaya dan Nyonya Soraya Clint, tetapi aku sama sekali bukan merupakan buah cinta mereka!” gumam Leon dalam hati, teringat pada catatan medis rumah sakit yang menerangkan bahwa kehamilan Soraya 25 tahun lalu adalah hasil sebuah proses inseminasi buatan.Leon tersenyum getir mengenang perjalanan hidupnya.Dia lahir sebagai seorang calon pewaris tunggal Keluarga Sanjaya, tetapi justru harus menjalani masa kecil di sebuah panti asuhan kumuh sebagai seorang bocah yatim piatu tanpa nama keluarga yang tersema
Keluarga Desplzado kembali menjadi topik pembicaraan masyarakat Granda Peko ketika sebuah sedan limusin mewah berwarna putih dan tiga unit mobil jenis SUV besar berwarna hitam mengkilap terlihat parkir di pekarangan depan Wisma Adulterium. Keempat mobil mewah berharga miliaran yang parkir berjajar dengan mesin dibiarkan tetap menyala itu adalah kendaraan operasional pasukan khusus pengawal Keluarga Sanjaya yang baru saja digunakan untuk mengantar Adelia.Hari itu, Adelia memang pulang ke Wisma Adulterium dengan dikawal oleh pasukan khusus pengawal Keluarga Sanjaya.Para pengawal tersebut berjumlah 12 orang, sembilan orang di antaranya adalah pengawal laki-laki dan tiga orang sisanya adalah pengawal wanita. Semuanya mengenakan setelan lengkap berwarna serba hitam dengan lencana kecil berwarna kuning keemasan tersemat pada lapel sebelah kiri jas yang mereka kenakan.Empat orang pengawal pria tampak berdiri gagah di samping pintu mobil sisi pengemudi. Sementara empat lainnya dan dua oran
Isabela terdiam cukup lama.Dia tak tahu apakah harus marah atau harus malu.Akan tetapi, sikap tegas dan ucapan tajam Adelia benar-benar memaksanya untuk berpikir keras. Bagaimanapun, budi dan dendam memang memiliki kedudukan yang sama. Cepat atau lambat, keduanya tetap wajib untuk dibalas dengan setimpal.Dia akhirnya mengembuskan napas panjang tak berdaya lalu berkata, “Leon dan Keluarga Sanjaya memang telah banyak berjasa kepada Keluarga Desplazado. Kita memang berutang budi pada mereka. Namun, apakah jasa dan budi baik mereka sudah cukup untuk menebus dosa Soraya yang telah membunuh Gloria 24 tahun lalu? Aku tidak dapat memutuskannya begitu saja!”Adelia pun tersenyum dan berkata, “Maaf, Nek. Cukup atau tidak, semua tergantung sepenuhnya pada Nenek. Jika Nenek mau memaafkan, maka semua itu sudah lebih dari cukup. Namun, seluruh kebaikan Leon dan Keluarga Sanjaya tidak akan ada artinya sama sekali jika Nenek hanya mengingat kesalahan dan kejahatan Nyonya Soraya saja. Bukankah begi
Malam itu, suasana di ruang makan Wisma Adulterium tampak berbeda dari biasanya.Pada saat itu, para tetua dan anggota Keluarga Desplazado terlihat berkumpul untuk merayakan keberuntungan atas keselamatan mereka dari serangan brutal para ahli beladiri Keluarga Atmaja beberapa waktu lalu.Hampir semua dari 24 kursi di sisi kanan dan kiri meja utama telah terisi. Kecuali kursi utama tempat duduk Isabela selaku pemimpin Keluarga Desplazado, hanya kursi yang biasa ditempati oleh Victoria dan Adelia saja yang terlihat masih kosong.Ketiga wanita utama Keluarga Desplazado itu baru muncul beberapa menit kemudian.Namun, ada yang berbeda dengan kemunculan mereka kali ini.Enam orang pria tegap berkacamata hitam yang juga berpakaian serba hitam pula, tiba-tiba datang dan langsung berbaris di sisi kanan dan kiri mulut tangga – sesaat sebelum Isabela, Victoria dan Adelia terlihat melangkah lambat menuruni tangga.Isabela sebagai pemimpin Keluarga Desplazado berjalan paling depan dengan dipapah o
Bukan hanya Adelia yang jadi amat membenci para pengawal Keluarga Sanjaya.Sebenarnya, hampir seluruh tetua dan tokoh Keluarga Desplazado juga merasakan kebencian yang sama seperti yang dirasakan oleh Adelia.Akan tetapi, mereka hanya memendamnya di dalam hati tanpa pernah berusaha menunjukkannya sedikit pun. Mereka menyimpannya dengan amat rapih, sambil memikirkan cara terbaik untuk melampiaskannya.Tentu saja, George Desplazado adalah orang yang paling banyak berpikir.Sebagai tetua keluarga yang paling berpengaruh dan dihormati, tentu saja dia menjadi orang yang paling merasa tersinggung atas sikap arogan para pengawal Keluarga Sanjaya yang dibawa Adelia. Begitu saja, seribu satu ide dan rencana licik pun langsung berkecamuk di dalam benak lelaki tua berambut putih keperakan itu.Tidak kepalang tanggung, George bahkan berencana untuk membunuh para pengawal suruhan Keluarga Sanjaya itu.Bukan hanya sebatas rencana, dia bahkan berniat untuk melaksanakannya pada malam itu juga!Sebaga
Detik berganti menit, menit pun berganti jam.Black dan ketiga kawannya makin brutal melecehkan Karina yang masih tak sadarkan diri. Kebrutalan mereka bahkan mulai menimbulkan suara-suara aneh yang dapat mengundang kecurigaan. Bagaimanapun, nafsu setan keempat penjahat biadab itu ternyata telah membuat mereka melepaskan kewaspadaan!Akibatnya, tentu saja sangat fatal.Suara-suara aneh itu berhasil memancing perhatian Morina dan Sherina, dua orang rekan Karina yang sedang berjaga di depan kamar tidur Isabela, Victoria dan Adelia.“Sssst, suara apa itu?” tanya Sherina sambil menajamkan pendengaran.“Itu … dari kamar Karina!” jawab Morina, langsung dapat menebak sumber suara aneh itu.Tanpa dikomando, kedua gadis pengawal itu melesat ke kamar kosong tempat Karina beristirahat. Begitu saja, mereka langsung terpana dengan emosi memuncak – saat membuka pintu.“Biadab!” teriak Morina seraya menerjang masuk.Sebagai pengawal papan atas Keluarga Sanjaya, dia tak butuh banyak usaha untuk membeb
Situasi benar-benar berbalik 180 derajat!Sekarang, Black dan kedua rekannya yang menguasai keadaan.Sebaliknya, Morina dan Sherina benar-benar dalam situasi yang sangat tidak menguntungkan. Selain kehilangan senjata, mereka juga tak dapat berbuat banyak karena Karina masih pingsan dan berada di bawah ancaman Black.Apalagi, Black tiba-tiba mengacungkan pistolnya ke arah Sherina.“Kamu telah mengambil kejantananku, maka sekarang aku akan mengambil nyawamu!” ucap bandit berkulit hitam itu sambil menyeringai kejam.Sherina tak gentar.Dia hanya khawatir Black akan bergerak secara gegabah sehingga mematahkan leher Karina tanpa sengaja. Bagaimanapun, saat ini gadis malang itu masih tergolek tak sadarkan diri dengan posisi leher yang setengah tertekuk.Beruntung, Black merasa sangat percaya diri dengan pistol di tangannya.Preman hitam itu tidak lagi merasa perlu untuk menyandera Karina atau menjadikan tubuh gadis malang itu sebagai tameng. Sebaiknya, dia justru mulai merasa terganggu dan
Morina tidak berdusta.Suasana di dalam kamar memang amat menjijikkan sekaligus mengerikan. Dua orang pria dan satu orang wanita tampak bergelimpangan tak bergerak di dalam kamar tersebut.Semuanya tanpa busana!Yang wanita tergolek di atas ranjang dalam keadaan tak sadarkan diri. Jejak-jejak pelecehan yang amat biadab terlihat jelas di sekujur tubuhnya. Sedangkan yang laki-laki, keadaan mereka juga tak kalah menyedihkan. Kedua lelaki tanpa busana itu tergeletak dalam keadaan anggota tubuh yang tidak lengkap, yaitu – tanpa alat vital.Isabela hampir muntah saat melihat dua potong daging berlumuran darah tergolek nista di lantai kamar. Walaupun tak terlalu jelas, wanita tua itu tetap masih dapat mengenali kedua potongan daging berbentuk aneh itu.Sebaliknya, Morina dan Sherina justru tampak panik saat melihat keadaan di dalam kamar.Mereka saling berpandangan dengan tatapan aneh saat menyadari bahwa dua orang rekan Black ternyata sudah tak ada lagi di sana.“Kurang ajar, mereka berhasi
“Hati-hati …”“Tenanglah, jangan berisik …”Dua orang lelaki berpakaian serba hitam berjalan mengendap-endap mendekati gerbang sebuah bangunan besar berlantai dua di pusat kota Granda Peko, Wisma Adulterium.Tidak terlalu jauh di belakang kedua orang itu, masih ada sepuluh orang lainnya yang juga berpakaian serba hitam. Mereka bersembunyi di balik bayangan pepohonan atau mobil-mobil yang parkir di pinggir jalan.Melihat gelagat yang ditunjukkan oleh sikap dan gerakan mereka, sudah dapat dipastikan bahwa orang-orang berpakaian serba hitam itu memiliki tujuan jahat. Niat jahat mereka tak perlu diragukan lagi ketika dua orang pertama tiba-tiba memanjat gerbang dan melompat masuk. Apa pun alasannya, hanya orang jahat yang akan masuk dengan cara memanjat pintu gerbang!Tak lama berselang, terdengar suara berderit halus dan pintu gerbang pun terbuka dari dalam.Ternyata, kedua orang yang tadi melompat masuk itulah yang membukanya.Sepuluh orang berpakaian serba hitam yang lain pun langsung
Grace tak bisa berbuat apa-apa.Pesan rahasia yang dikirimkan Winston amat jelas. Setiap kalimat tersusun dengan sempurna dan terasa amat sesuai dengan situasi yang tengah berlangsung, menimbulkan kesan yang begitu nyata dan hampir tak mungkin untuk disangkal.Apalagi, dia pun telah terlanjur kelepasan memberi jawaban tak jujur kepada Adelia.Akhirnya, Grace hanya bisa terdiam pasrah – hingga bahkan tak sadar keningnya berdarah.Sementara di sisi lain, Adelia tampak terengah-engah menahan murka. Rentetan kata kasar dan caci maki yang meluncur deras dari celah bibirnya seolah tak pernah cukup untuk meluapkan amarah dan rasa kecewa di hatinya. Lebih dari itu, emosinya bahkan tidak berkurang sedikit pun walau hampir semua barang yang dapat dijangkaunya telah dia ambil dan lemparkan ke tubuh Grace!Beruntung, masih ada sedikit kewarasan yang tersisa dalam benak Adelia.Wanita jelita yang hampir sepenuhnya dikuasai emosi itu akhirnya berhenti mengamuk. Dengan suara yang melengking tinggi,
Saling todong antara Grace dan para petugas keamanan rumah sakit Medicamento Hospital masih terus berlangsung. Tak ada pihak yang mau mengalah, tetapi tak ada pula yang berani untuk memulai tembak-menembak.Kedua belah pihak sama-sama menunggu.Sementara itu, Edward telah dibawa ke ruang perawatan.“Beritahu Nyonya Adelia, Tuan Edward ternyata benar-benar keracunan!” ucap seorang dokter muda setelah memeriksa kondisi Edward.Selang beberapa saat, Adelia pun tiba di ruang perawatan Edward.“Bagaimana keadaannya?” tanya wanita berparas bidadari itu dengan nada suara yang terdengar sedikit panik.Dokter menggeleng lemah lalu menjawab lirih, “Maaf, Nyonya. Kami masih belum dapat mengidentifikasi racun di dalam tubuh Tuan Edward. Untuk sementara, kami hanya dapat memperlambat penyebaran racun itu supaya tidak membahayakan organ vital.”Seorang perawat laki-laki kemudian menambahkan, “Sebenarnya, kita dapat menggali informasi dari wanita yang membawa Tuan Edward ke sini. Akan tetapi, wanita
Hari itu, Edward memang tak mungkin dihubungi.Sejak tadi malam, putra Victoria Desplazado yang juga merupakan suami Grace Wijaya itu telah dikurung di salah satu gudang bawah tanah pabrik obat Sanus Pharmacy. Dia ditangkap dan dikurung oleh Winston Wijaya karena ketahuan menelepon ibunya, pada suatu sore dua hari yang lalu.Saat itu, Winston mendengar bahwa Edward siap bekerja sama untuk mengusir orang-orang dari Negara Vicinus yang bercokol di pabrik obat Sanus Pharmacy.Seolah terinspirasi oleh pembicaraan telepon yang tak sengaja didengarnya tersebut, Winston selaku tetua Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus langsung menyusun rencana untuk menjadikan Edward sebagai mata-mata.Demi memuluskan rencananya, dia memerintahkan Riana Blake agar meracuni Edward!Selain itu, dia juga memaksa Grace untuk membantu.“Sebentar lagi, Negara Vicinus mungkin akan terlibat dalam perang terbuka melawan Morenmor. Keluarga Wijaya adalah keluarga teratas di Negara Vicinus, tentu harus melakukan yang te
Keesokan harinya, bukan hanya Keluarga Prasojo yang datang ke istana kediaman Keluarga Sanjaya untuk mendapatkan bantuan persenjataan.Bersama Keluarga Prasojo, datang pula ratusan orang utusan dari belasan keluarga besar kelas dua maupun kelas tiga yang lain. Tanpa banyak pertimbangan, mereka pun segera didata dan diangkat sumpah sebagai anggota pasukan milisi. Bukan hanya itu, mereka bahkan langsung diperintahkan untuk mengikuti pelatihan singkat di Alun-alun Kota bersama ribuan orang pasukan pengawal dari beberapa keluarga teratas Morenmor.Begitu saja, tiga kelompok besar tentara gabungan pun langsung terbentuk.Kelompok pertama adalah pasukan inti yang jumlahnya hampir mencapai 5.000 orang, seluruhnya dibekali dengan persenjataan yang cukup lengkap. Mereka adalah gabungan pasukan dari benteng perbatasan dan tentara keamanan kota Morenmor. Kesetiaan mereka pada Keluarga Sanjaya dan Keluarga Hanjaya tak perlu diragukan lagi.Adapun kelompok kedua adalah pasukan pendukung yang berju
Suasana Morenmor memang telah berubah total.Sirine alarm tanda bahaya terdengar meraung-raung di seantero kota, seolah ingin berebut perhatian dengan suara derum mesin ratusan kendaraan tempur berlapis baja yang sejak dua hari terakhir memang sudah banyak terlihat berseliweran di beberapa ruas jalan utama yang biasanya hanya didominasi oleh mobil-mobil mewah dan mahal.Selain itu, seluruh aula dan ruang pertemuan di hampir setiap kediaman keluarga teratas dan terkaya Morenmor tampak dipenuhi oleh para tetua dan tokoh penting dari keluarga inti maupun keluarga cabang. Semuanya berkumpul dan membahas masalah yang sama, pengumuman Gubernur Morgan Hanjaya tentang sikap dan ultimatum Presiden Negara Pecunia – yang memerintahkan untuk menjemput kembali Stempel Jabatan Gubernur Morenmor sebelum tujuh hari!Ternyata, pagi tadi – Gubernur Morgan Hanjaya telah membuat salinan surat balasan dari Presiden dan mengirimkannya kepada seluruh pemimpin keluarga kaya Morenmor.
Suasana di komplek Istana Kepresidenan Negara Pecunia mendadak heboh ketika sebuah helikopter tempur tiba-tiba terbang rendah di atas bangunan utama. Tanpa dikomando, ratusan orang pasukan pengawal Presiden pun berhamburan keluar dan berbaris membentuk formasi pertahanan. Semuanya bersenjata laras panjang dan langsung mengambil posisi siap menembak.Mendapati sambutan yang sama sekali tak ramah seperti itu, helikopter tak diundang itu pun segera terbang menjauh.Helikoter itu adalah helikopter yang ditumpangi Lucas, Leon dan Carlos.“Kita sudah mendapatkan perhatian mereka, Tuan Muda. Mohon izin untuk menjatuhkan paket,” ujar Lucas sambil menjaga ketinggian helikopter agar tetap berada di luar jarak tembak.Leon tak langsung menjawab.Dia malah menatap Carlos dan bertanya, “Bagaimana?”“Lakukanlah!” jawab Carlos singkat seraya mengangguk tegas.Leon tersenyum lalu berkata pada Lucas, “Jatuhkan
Hari masih sangat pagi ketika sebuah helikopter terlihat meninggalkan langit Morenmor. Tanpa pengawalan sama sekali, Leon dan Carlos berangkat ke Ibu Kota untuk mengembalikan Stempel Gubernur Morenmor kepada Presiden. Kecuali Lucas yang bertindak sebagai pilot, tidak seorang pun menyertai perjalanan mereka.“Carlos, apa rencanamu sebenarnya?” tanya Leon pelan, merasa penasaran dengan tindakan Carlos yang mengusir semua pengawal sesaat sebelum mereka tinggal landas.“Sederhana, kita buang stempel ini – lalu pulang!” jawab Carlos, ringan tanpa beban.Mendengar jawaban Carlos, Leon langsung teringat peristiwa belasan tahun lalu ketika putra gubernur itu membawa lari dan membuang semua tas milik teman-teman sekelas mereka di Lectio High School dulu.“Jangan bercanda, ini masalah serius!” tukas Leon, tak sepakat.Carlos mendengus pendek lalu bertanya santai tanpa rasa bersalah sedikit pun, “Kalau tidak dibuang, lalu mau diapakan? Kita sudah jelas telah
“Tutup pabrik obat Sanus Pharmacy!”“Usir orang-orang Vicinus dari Morenmor!”Orang-orang makin bersemangat meneriakkan dukungan dan kesiapan untuk berjuang bersama Keluarga Sanjaya.Akan tetapi, tiba-tiba Kakek Sanjaya justru mengangkat tangan memberi isyarat agar orang-orang berhenti meneriakkan kesiapan dan dukungan. Pemimpin keluarga teratas Morenmor itu tampak menatap tajam ke arah seorang perempuan setengah baya yang duduk di baris kedua deretan sebelah kanan.“Nyonya Victoria, apakah ada yang ingin kamu sampaikan?” tanya Kakek Sanjaya, lembut.Victoria tersenyum getir lalu menjawab lirih, “Sebagai penduduk Granda Peko yang masih merupakan bagian dari Morenmor, aku tentu akan mendukung setiap usaha untuk mengusir orang-orang Vicinus dari kota kita ini. Apalagi, Keluarga Desplazado dan Keluarga Sanjaya memang sudah menjadi satu kesatuan yang tidak akan terpisahkan sejak putriku Adelia menikah dengan cu