Isabela terdiam cukup lama.Dia tak tahu apakah harus marah atau harus malu.Akan tetapi, sikap tegas dan ucapan tajam Adelia benar-benar memaksanya untuk berpikir keras. Bagaimanapun, budi dan dendam memang memiliki kedudukan yang sama. Cepat atau lambat, keduanya tetap wajib untuk dibalas dengan setimpal.Dia akhirnya mengembuskan napas panjang tak berdaya lalu berkata, “Leon dan Keluarga Sanjaya memang telah banyak berjasa kepada Keluarga Desplazado. Kita memang berutang budi pada mereka. Namun, apakah jasa dan budi baik mereka sudah cukup untuk menebus dosa Soraya yang telah membunuh Gloria 24 tahun lalu? Aku tidak dapat memutuskannya begitu saja!”Adelia pun tersenyum dan berkata, “Maaf, Nek. Cukup atau tidak, semua tergantung sepenuhnya pada Nenek. Jika Nenek mau memaafkan, maka semua itu sudah lebih dari cukup. Namun, seluruh kebaikan Leon dan Keluarga Sanjaya tidak akan ada artinya sama sekali jika Nenek hanya mengingat kesalahan dan kejahatan Nyonya Soraya saja. Bukankah begi
Malam itu, suasana di ruang makan Wisma Adulterium tampak berbeda dari biasanya.Pada saat itu, para tetua dan anggota Keluarga Desplazado terlihat berkumpul untuk merayakan keberuntungan atas keselamatan mereka dari serangan brutal para ahli beladiri Keluarga Atmaja beberapa waktu lalu.Hampir semua dari 24 kursi di sisi kanan dan kiri meja utama telah terisi. Kecuali kursi utama tempat duduk Isabela selaku pemimpin Keluarga Desplazado, hanya kursi yang biasa ditempati oleh Victoria dan Adelia saja yang terlihat masih kosong.Ketiga wanita utama Keluarga Desplazado itu baru muncul beberapa menit kemudian.Namun, ada yang berbeda dengan kemunculan mereka kali ini.Enam orang pria tegap berkacamata hitam yang juga berpakaian serba hitam pula, tiba-tiba datang dan langsung berbaris di sisi kanan dan kiri mulut tangga – sesaat sebelum Isabela, Victoria dan Adelia terlihat melangkah lambat menuruni tangga.Isabela sebagai pemimpin Keluarga Desplazado berjalan paling depan dengan dipapah o
Bukan hanya Adelia yang jadi amat membenci para pengawal Keluarga Sanjaya.Sebenarnya, hampir seluruh tetua dan tokoh Keluarga Desplazado juga merasakan kebencian yang sama seperti yang dirasakan oleh Adelia.Akan tetapi, mereka hanya memendamnya di dalam hati tanpa pernah berusaha menunjukkannya sedikit pun. Mereka menyimpannya dengan amat rapih, sambil memikirkan cara terbaik untuk melampiaskannya.Tentu saja, George Desplazado adalah orang yang paling banyak berpikir.Sebagai tetua keluarga yang paling berpengaruh dan dihormati, tentu saja dia menjadi orang yang paling merasa tersinggung atas sikap arogan para pengawal Keluarga Sanjaya yang dibawa Adelia. Begitu saja, seribu satu ide dan rencana licik pun langsung berkecamuk di dalam benak lelaki tua berambut putih keperakan itu.Tidak kepalang tanggung, George bahkan berencana untuk membunuh para pengawal suruhan Keluarga Sanjaya itu.Bukan hanya sebatas rencana, dia bahkan berniat untuk melaksanakannya pada malam itu juga!Sebaga
Detik berganti menit, menit pun berganti jam.Black dan ketiga kawannya makin brutal melecehkan Karina yang masih tak sadarkan diri. Kebrutalan mereka bahkan mulai menimbulkan suara-suara aneh yang dapat mengundang kecurigaan. Bagaimanapun, nafsu setan keempat penjahat biadab itu ternyata telah membuat mereka melepaskan kewaspadaan!Akibatnya, tentu saja sangat fatal.Suara-suara aneh itu berhasil memancing perhatian Morina dan Sherina, dua orang rekan Karina yang sedang berjaga di depan kamar tidur Isabela, Victoria dan Adelia.“Sssst, suara apa itu?” tanya Sherina sambil menajamkan pendengaran.“Itu … dari kamar Karina!” jawab Morina, langsung dapat menebak sumber suara aneh itu.Tanpa dikomando, kedua gadis pengawal itu melesat ke kamar kosong tempat Karina beristirahat. Begitu saja, mereka langsung terpana dengan emosi memuncak – saat membuka pintu.“Biadab!” teriak Morina seraya menerjang masuk.Sebagai pengawal papan atas Keluarga Sanjaya, dia tak butuh banyak usaha untuk membeb
Situasi benar-benar berbalik 180 derajat!Sekarang, Black dan kedua rekannya yang menguasai keadaan.Sebaliknya, Morina dan Sherina benar-benar dalam situasi yang sangat tidak menguntungkan. Selain kehilangan senjata, mereka juga tak dapat berbuat banyak karena Karina masih pingsan dan berada di bawah ancaman Black.Apalagi, Black tiba-tiba mengacungkan pistolnya ke arah Sherina.“Kamu telah mengambil kejantananku, maka sekarang aku akan mengambil nyawamu!” ucap bandit berkulit hitam itu sambil menyeringai kejam.Sherina tak gentar.Dia hanya khawatir Black akan bergerak secara gegabah sehingga mematahkan leher Karina tanpa sengaja. Bagaimanapun, saat ini gadis malang itu masih tergolek tak sadarkan diri dengan posisi leher yang setengah tertekuk.Beruntung, Black merasa sangat percaya diri dengan pistol di tangannya.Preman hitam itu tidak lagi merasa perlu untuk menyandera Karina atau menjadikan tubuh gadis malang itu sebagai tameng. Sebaiknya, dia justru mulai merasa terganggu dan
Morina tidak berdusta.Suasana di dalam kamar memang amat menjijikkan sekaligus mengerikan. Dua orang pria dan satu orang wanita tampak bergelimpangan tak bergerak di dalam kamar tersebut.Semuanya tanpa busana!Yang wanita tergolek di atas ranjang dalam keadaan tak sadarkan diri. Jejak-jejak pelecehan yang amat biadab terlihat jelas di sekujur tubuhnya. Sedangkan yang laki-laki, keadaan mereka juga tak kalah menyedihkan. Kedua lelaki tanpa busana itu tergeletak dalam keadaan anggota tubuh yang tidak lengkap, yaitu – tanpa alat vital.Isabela hampir muntah saat melihat dua potong daging berlumuran darah tergolek nista di lantai kamar. Walaupun tak terlalu jelas, wanita tua itu tetap masih dapat mengenali kedua potongan daging berbentuk aneh itu.Sebaliknya, Morina dan Sherina justru tampak panik saat melihat keadaan di dalam kamar.Mereka saling berpandangan dengan tatapan aneh saat menyadari bahwa dua orang rekan Black ternyata sudah tak ada lagi di sana.“Kurang ajar, mereka berhasi
George sangat memahami makna di balik tatapan Isabela.Dia pun segera berkata, “Aku memang menyuruh beberapa orang anak buah Rudolf untuk memberi pelajaran pada para pengawal sombong itu. Sebagai tetua Keluarga Desplazado, aku tentu tidak dapat membiarkan reputasi dan kehormatan keluarga kita direndahkan terus-menerus oleh Keluarga Sanjaya. Lihat saja, mereka masih tetap bercokol di sini sekalipun sudah jelas bahwa kita tidak menginginkan kehadiran mereka. Bahkan, Adelia yang membawa mereka ke tempat ini pun sudah mengusir mereka. Apalagi, Victoria pun ternyata akhirnya harus terluka oleh senjata milik mereka. Menurutku, sudah waktunya bagi Keluarga Desplazado kita untuk mulai bersikap tegas terhadap Keluarga Sanjaya!”Isabela langsung terperangah mendengar ucapan George. Dia tak menduga bahwa adik sepupunya itu justru menjadikan masalah ini sebagai deklarasi perang terbuka dengan Keluarga Sanjaya.Dia pun segera meluruskan, “Bukan mereka yang menembak Victoria!”“Sama saja, semua tak
Kabar kematian Isabela Desplazado merebak dengan cepat keseluruh pelosok Granda Peko, bahkan melintasi perbatasan kota hingga ke Morenmor dan Negara Vicinus.Di Merenmor, Kakek Sanjaya dan Martin segera mengadakan pertemuan rahasia.Bagaimanapun, mereka berdua adalah orang yang telah mengatur dan memerintahkan beberapa orang anggota pasukan khusus pengawal Keluarga Sanjaya untuk melindungi Adelia dan Keluarga Desplazado. Namun, siapa sangka – justru para pengawal itulah yang ternyata menjadi sebab meninggalnya beberapa tokoh keluarga pendiri kota Granda Peko yang seharusnya mereka lindungi.Berbeda dari Kakek Sanjaya dan Martin, Leon justru langsung berangkat ke Granda Peko.Calon pemimpin Keluarga Sanjaya itu berangkat tanpa pengawalan sama sekali. Dia hanya mengajak Ray, mantan petugas keamanan rumah sakit Medicamento Hospital yang dulu mengantarnya saat pertama kali datang ke Granda Peko.Selain Leon yang berangkat dari Morenmor, masih ada satu orang lagi yang juga tergesa-gesa per