Bukan hanya Adelia yang jadi amat membenci para pengawal Keluarga Sanjaya.Sebenarnya, hampir seluruh tetua dan tokoh Keluarga Desplazado juga merasakan kebencian yang sama seperti yang dirasakan oleh Adelia.Akan tetapi, mereka hanya memendamnya di dalam hati tanpa pernah berusaha menunjukkannya sedikit pun. Mereka menyimpannya dengan amat rapih, sambil memikirkan cara terbaik untuk melampiaskannya.Tentu saja, George Desplazado adalah orang yang paling banyak berpikir.Sebagai tetua keluarga yang paling berpengaruh dan dihormati, tentu saja dia menjadi orang yang paling merasa tersinggung atas sikap arogan para pengawal Keluarga Sanjaya yang dibawa Adelia. Begitu saja, seribu satu ide dan rencana licik pun langsung berkecamuk di dalam benak lelaki tua berambut putih keperakan itu.Tidak kepalang tanggung, George bahkan berencana untuk membunuh para pengawal suruhan Keluarga Sanjaya itu.Bukan hanya sebatas rencana, dia bahkan berniat untuk melaksanakannya pada malam itu juga!Sebaga
Detik berganti menit, menit pun berganti jam.Black dan ketiga kawannya makin brutal melecehkan Karina yang masih tak sadarkan diri. Kebrutalan mereka bahkan mulai menimbulkan suara-suara aneh yang dapat mengundang kecurigaan. Bagaimanapun, nafsu setan keempat penjahat biadab itu ternyata telah membuat mereka melepaskan kewaspadaan!Akibatnya, tentu saja sangat fatal.Suara-suara aneh itu berhasil memancing perhatian Morina dan Sherina, dua orang rekan Karina yang sedang berjaga di depan kamar tidur Isabela, Victoria dan Adelia.“Sssst, suara apa itu?” tanya Sherina sambil menajamkan pendengaran.“Itu … dari kamar Karina!” jawab Morina, langsung dapat menebak sumber suara aneh itu.Tanpa dikomando, kedua gadis pengawal itu melesat ke kamar kosong tempat Karina beristirahat. Begitu saja, mereka langsung terpana dengan emosi memuncak – saat membuka pintu.“Biadab!” teriak Morina seraya menerjang masuk.Sebagai pengawal papan atas Keluarga Sanjaya, dia tak butuh banyak usaha untuk membeb
Situasi benar-benar berbalik 180 derajat!Sekarang, Black dan kedua rekannya yang menguasai keadaan.Sebaliknya, Morina dan Sherina benar-benar dalam situasi yang sangat tidak menguntungkan. Selain kehilangan senjata, mereka juga tak dapat berbuat banyak karena Karina masih pingsan dan berada di bawah ancaman Black.Apalagi, Black tiba-tiba mengacungkan pistolnya ke arah Sherina.“Kamu telah mengambil kejantananku, maka sekarang aku akan mengambil nyawamu!” ucap bandit berkulit hitam itu sambil menyeringai kejam.Sherina tak gentar.Dia hanya khawatir Black akan bergerak secara gegabah sehingga mematahkan leher Karina tanpa sengaja. Bagaimanapun, saat ini gadis malang itu masih tergolek tak sadarkan diri dengan posisi leher yang setengah tertekuk.Beruntung, Black merasa sangat percaya diri dengan pistol di tangannya.Preman hitam itu tidak lagi merasa perlu untuk menyandera Karina atau menjadikan tubuh gadis malang itu sebagai tameng. Sebaiknya, dia justru mulai merasa terganggu dan
Morina tidak berdusta.Suasana di dalam kamar memang amat menjijikkan sekaligus mengerikan. Dua orang pria dan satu orang wanita tampak bergelimpangan tak bergerak di dalam kamar tersebut.Semuanya tanpa busana!Yang wanita tergolek di atas ranjang dalam keadaan tak sadarkan diri. Jejak-jejak pelecehan yang amat biadab terlihat jelas di sekujur tubuhnya. Sedangkan yang laki-laki, keadaan mereka juga tak kalah menyedihkan. Kedua lelaki tanpa busana itu tergeletak dalam keadaan anggota tubuh yang tidak lengkap, yaitu – tanpa alat vital.Isabela hampir muntah saat melihat dua potong daging berlumuran darah tergolek nista di lantai kamar. Walaupun tak terlalu jelas, wanita tua itu tetap masih dapat mengenali kedua potongan daging berbentuk aneh itu.Sebaliknya, Morina dan Sherina justru tampak panik saat melihat keadaan di dalam kamar.Mereka saling berpandangan dengan tatapan aneh saat menyadari bahwa dua orang rekan Black ternyata sudah tak ada lagi di sana.“Kurang ajar, mereka berhasi
George sangat memahami makna di balik tatapan Isabela.Dia pun segera berkata, “Aku memang menyuruh beberapa orang anak buah Rudolf untuk memberi pelajaran pada para pengawal sombong itu. Sebagai tetua Keluarga Desplazado, aku tentu tidak dapat membiarkan reputasi dan kehormatan keluarga kita direndahkan terus-menerus oleh Keluarga Sanjaya. Lihat saja, mereka masih tetap bercokol di sini sekalipun sudah jelas bahwa kita tidak menginginkan kehadiran mereka. Bahkan, Adelia yang membawa mereka ke tempat ini pun sudah mengusir mereka. Apalagi, Victoria pun ternyata akhirnya harus terluka oleh senjata milik mereka. Menurutku, sudah waktunya bagi Keluarga Desplazado kita untuk mulai bersikap tegas terhadap Keluarga Sanjaya!”Isabela langsung terperangah mendengar ucapan George. Dia tak menduga bahwa adik sepupunya itu justru menjadikan masalah ini sebagai deklarasi perang terbuka dengan Keluarga Sanjaya.Dia pun segera meluruskan, “Bukan mereka yang menembak Victoria!”“Sama saja, semua tak
Kabar kematian Isabela Desplazado merebak dengan cepat keseluruh pelosok Granda Peko, bahkan melintasi perbatasan kota hingga ke Morenmor dan Negara Vicinus.Di Merenmor, Kakek Sanjaya dan Martin segera mengadakan pertemuan rahasia.Bagaimanapun, mereka berdua adalah orang yang telah mengatur dan memerintahkan beberapa orang anggota pasukan khusus pengawal Keluarga Sanjaya untuk melindungi Adelia dan Keluarga Desplazado. Namun, siapa sangka – justru para pengawal itulah yang ternyata menjadi sebab meninggalnya beberapa tokoh keluarga pendiri kota Granda Peko yang seharusnya mereka lindungi.Berbeda dari Kakek Sanjaya dan Martin, Leon justru langsung berangkat ke Granda Peko.Calon pemimpin Keluarga Sanjaya itu berangkat tanpa pengawalan sama sekali. Dia hanya mengajak Ray, mantan petugas keamanan rumah sakit Medicamento Hospital yang dulu mengantarnya saat pertama kali datang ke Granda Peko.Selain Leon yang berangkat dari Morenmor, masih ada satu orang lagi yang juga tergesa-gesa per
Leon tiba saat Edward masih berada di ruang perawatan Victoria. Namun, dia tidak langsung masuk. Salah seorang pengawal keluarga Sanjaya yang secara diam-diam masih terus mengikuti dan melindungi Adelia memberitahu tentang kedatangan Edward dan sekarang masih berada di dalam ruang perawatan Victoria. Menurut pengawal itu, mantan Tuan Muda Keluarga Sanjaya tersebut datang bersama seseorang yang terlihat seperti orang dari Negara Vicinus. “Di mana orang dari Negara Vicinus itu sekarang?” tanya Leon langsung cemas. Pengawal yang ditanya segera menjawab, “Dia tidak ikut masuk, Tuan Muda. Dia menunggu di tempat parkir, ada dua orang anggota kita yang mengawasinya.“ “Bagus. Tambah orang, pastikan kalian bisa mengatasinya dengan cepat jika dia berbuat sesuatu yang mencurigakan!” perintah Leon, tak mau ambil risiko sedikit pun. Bagaimanapun, dia masih ingat kebrutalan orang-orang Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus ketika mengacau pada acara perayaan ulang tahun Kakek Sanjaya beberapa wakt
Victoria berhasil melewati masa kritisnya setelah dua hari dirawat di rumah sakit Medicamento Hospital. Puluhan orang dokter berpengalaman yang dipersenjatai dengan beragam peralatan medis paling mutakhir di rumah sakit terbaik Morenmor akhirnya berhasil melepaskan calon mertua Tuan Muda Keluarga Sanjaya itu dari cengkraman Dewa Kematian. Victoria tersadar dari koma tepat pada hari pemakaman Isabela. Leon adalah sosok pertama yang dia lihat pada saat kesadarannya perlahan pulih. “Leon?” tanya Victoria lemah, saat mengenali sosok berjas putih yang berdiri di samping ranjangnya. Leon tersenyum hangat dan menjawab, “Syukurlah, akhirnya Nyonya mampu melewati masa kritis. Sekarang, semua akan baik-baik saja.” “Di mana Adelia? Siapa yang membawa aku ke sini?” tanya Victoria setelah mengenali suasana kamar perawatan VVIP Medicamento Hospital. Bagaimanapun, dia sudah pernah dua kali dirawat di ruangan ini. Leon medesah pelan lalu menjawab lirih, “Maaf, Nyonya. Tiga hari yang lalu, Nyon