Beranda / Romansa / JEBAKAN MADU SANG GIGOLO / 8. DILARANG JATUH CINTA

Share

8. DILARANG JATUH CINTA

Penulis: Evita Maria
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-23 16:25:25

Michael menghela nafas lega sambil tersenyum penuh percaya diri, “Tentu saja aku bisa.”

Richard meletakkan beberapa foto wanita di atas meja lalu menyorongkannya ke arah Michael.

Michael memeriksa lembar demi lembar foto wanita cantik yang diberikan dengan mulut mengepak dan mata membulat.

“Bukankah i..ini istri anda?”

Richard mengangguk, “Namanya Rosie, dialah targetmu.”

Michael memperhatikan wajah Rosie lebih seksama, ia merasa tidak asing dengan wajah itu.

Rambut keemasan, mata biru, bibir tipis…bibir itu mengingatkannya pada bibir yang pernah membuatnya lupa diri beberapa hari lalu.

Perlahan ingatannya akan wajah itu terangkai penuh, ternyata istri Richard adalah wanita yang pernah bersamanya waktu itu.

“Maaf, aku tidak mengerti. Kau menugaskan aku untuk tidur dengan istrimu?” tanya Michael tak percaya sambil mengangkat dagunya memindahkan pandangannya kepada Richard yang masih menunggu reaksinya. 

“Aku memintamu untuk membuat istriku jatuh cinta padamu dalam waktu dua bulan entah bagaimana caramu melakukannya, sampai aku berhasil menceraikannya.”

“Apakah ini tidak terlalu kejam untuk istrimu?”

“Dengar!” tukas Ricard tak sabar, “Kau memiliki adik yang sakit dan membutuhkan biaya tidak sedikit bukan?”

Michael mengangguk perlahan.

“Aku akan menanggung semua biaya pengobatan adikmu selama di rumah sakit bila kau menyetujui dan menandatangani Perjanjian Rahasia kita, apakah itu cukup?”

Mata hijau zamrud Michael berbinar, “ Sungguh?”

“Aku tidak mungkin ingkar janji.”

Michael mengetatkan giginya sebelum akhirnya mengangguk. Richard dan Jason saling memandang dengan berbagi senyum kemenangan.

“Bagus,” Richard tersenyum dan kini menyodorkan sebuah map dengan kertas bermeterai diatasnya, "Bacalah perjanjian ini baik-baik, lalu tandatangani sebagai kesepakatan kita!” 

Michael membaca satu persatu isi Perjanjian Rahasia yang tersaji di depan matanya, Ada beberapa poin penting diketik dengan huruf tebal.

Pertama : Pihak ke 2 harus berhasil membuat Target jatuh cinta dalam waktu dua bulan.

Kedua : Pihak ke 2 dilarang jatuh cinta pada Target.

Ketiga : Pihak ke 2 harus meninggalkan Target apabila misi sudah selesai.

Keempat : Pihak ke 1 akan membayar sesuai kesepakatan.

Kelima : Apabila Pihak ke 2 melanggar perjanjian atau gagal dalam tugas maka harus membayar ganti rugi sebesar kesepakatan yang dikeluarkan oleh pihak ke 1.

Michael menelan ludah, sejujurnya ia tak yakin dapat menaklukkan Rosie mengingat wanita itu seperti jijik padanya. Bagaimana kalau ia gagal lagi? 

Ia tak mungkin sanggup membayar ganti rugi sesuai poin nomor lima.

“Tampaknya kau masih ragu-ragu,”Richard dapat melihat pulpen yang ada dalam genggaman Michael bergetar, “Kukira kau lebih sayang adikmu daripada segala kecemasan dan ketakutan yang sekarang ada dalam pikiranmu.”

Michael menggeser pandangannya ke arah Richard, “Aku hanya tak mengerti, kau tampak seperti suami yang takut kehilangan istrimu di malam itu, dan sekarang kau ingin mencampakkannya? Ini terdengar tak masuk akal.”

“Cinta tidak membutuhkan akal sehat,” tangkis Richard dingin, nyaris membuat Michael menggigil mendengarnya.

Pemuda itu menarik nafas panjang sebelum akhirnya membubuhkan tandatangan pada surat perjanjian di depannya. Ia memang tak punya pilihan lain

“Oh ya, ada beberapa hal yang harus kau ketahui sebelum memulai!” ujar Richard lagi,.

“ Kau tidak boleh menghubungi Donna dan bekerja padanya selama masa kontrak perjanjian kita, karena ayah mertuaku pasti sedang mengawasiku saat ini. Aku tidak ingin rencana ini gagal dan bisnisku hancur karena ia bisa berbuat apa saja.”

Michael mengangguk paham, “Baiklah, tak masalah bagiku.”

Richard mengambil sebuah kartu debit dari dalam laci dan melemparkannya ke atas meja, “Kau bisa membeli segala keperluanmu . Untuk biaya rumah sakit, biarkan Jason yang mengurus.”

Mata Michael nanar menatap kartu itu, ia tak yakin apakah ia sedang bermimpi atau berada dalam alam nyata.

Bila mimpi, ia sungguh tak ingin bangun lagi. Bertahun-tahun hidup dalam himpitan ekonomi yang keras sangat melelahkan. 

Ia tak tahu Richard adalah malaikat penolong atau iblis menyamar, untuk saat ini ia tak akan peduli. Hanya Jonas yang terpenting.

***

Richard tiba di mansion sekitar jam 11 malam, ia berharap Rosie sudah tidur. Ia enggan mendapat berondongan pertanyaan penuh kecurigaan dari istrinya itu.

Seharian ia sibuk mempersiapkan rencana bersama Jason hingga lupa waktu. 

Namun ternyata harapannya sirna mendapati Rosie duduk menantinya di ruang tengah.

“Hai,” sapa Richard lembut.

‘Hai,” Rosie membalasnya dengan senyuman letih.

“Mengapa menungguku pulang? Kau baru sembuh, Rosie. Seharusnya masih perlu banyak istirahat.”

Rosie bangkit dari duduknya dan menghampiri Richard, melingkarkan lengannya ke pinggang suaminya, “Aku merindukanmu.”

Richard berdiri membeku saat wajah Rosie begitu dekat dengan mata setengah terpejam. Sudah lama sekali mereka tak bermesraan karena ia selalu menjauh dan kini saat istrinya menginginkan kemesraan, ia merasa canggung.

Richard menyentuh dagu Rosie, menghelanya lembut ke samping dan mengecup pipinya.

“Aku lelah sekali, mari kita beristirahat,” kata Richard seraya melepaskan lengan Rosie yang membelit pinggangnya. Rosie menekan kekecewaannya dalam-dalam dengan mengikuti suaminya.

“Aku ingin bekerja,” tiba-tiba saja Rosie berucap di belakang punggung Richard saat pria itu melangkah ke kamar mandi. Pria itu berbalik dan menatapnya penuh tanya.

“Kenapa?”

“Aku bosan setiap hari tanpa kegiatan, mungkin aku bisa membantu Selena kalau dia tak keberatan atau mencari di aplikasi lowongan pekerjaan.”

“Usulmu baik juga,” kata Richard dengan senyum penuh pengertian.

“Dengan adanya kesibukan kau pasti tidak akan kesepian, karena akhir-akhir ini aku sangat sibuk karena banyaknya tender yang harus diselesaikan.”

“Sungguh kau tidak keberatan?” Rosie terlihat senang sekali. 

“Kebetulan Jason membutuhkan bantuan dengan coffee shopnya, dia membutuhkan manager yang dapat menggantikannya karena ia harus lebih sering membantuku di kantor.”

“Oh wow!” Rosie memeluk Richard, “Terimakasih, Richard. Kapan aku bisa memulainya?”

“Bagaimana kalau besok?” kata Richard tak sabar.

“Besok?” mata Rosie membulat besar, “Apakah tidak terlalu mendadak? Aku merasa tidak siap.”

“Ah tidak apa-apa, hitung-hitung kau belajar dulu dengan Jason sebelum benar-benar terjun.”

“Baiklah,” Rosie tersenyum bahagia. 

“Sudah, kau tidur dulu supaya besok segar saat mengawali hari pertama-mu bekerja!” Richard mengecup kening Rosie dan mengelus kedua lengan istrinya.

“Selamat malam,” Rosie mengangguk lalu beranjak ke tempat tidur.

Masuk ke dalam kamar mandi dan menguncinya, Richard menyeringai sambil merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya.

“Hey Jason?’

“Yeah?” terdengar Jason menguap di seberang.

“Tidak disangka rencana kita menjadi lebih mudah, aku tidak perlu repot-repot mencari alasan. Ia sendiri yang masuk ke perangkap kita!”

Bab terkait

  • JEBAKAN MADU SANG GIGOLO   9. HARI PERTAMA

    Rosie bangun pagi-pagi sekali, untuk pertama kalinya entah sejak berapa lama, ia merasa sangat bersemangat. Ia menyiapkan sarapan untuknya dan Richard, kemudian membersihkan diri di bawah guyuran shower. Ia harus benar-benar segar di hari pertamanya bekerja. ia mengenakan blouse silk biru pastel dan rok pensil biru tua, dengan sepatu pantofel setinggi tujuh senti yang menonjolkan keindahan kaki jenjangnya. Rambutnya digelung ke atas dan ia membubuhkan make up tipis-tipis pada wajah untuk menampilkan kesan profesional dan juga fresh. “Cantik,” gumam Richard yang memperhatikan dari tempatnya berbaring. Rosie membalikkan tubuh dan tersenyum manis. Richard yang menyadari bahwa ia baru saja mengagumi istrinya segera mengatupkan bibir. “Benarkah?” Rosie mengerjap-ngerjapkan mata dengan ekspresi genit. “Ya tentu saja,” Richard tersenyum lalu mengalihkan pembicaraan, ”Kelihatannya kau sudah siap untuk memulai bekerja di t

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • JEBAKAN MADU SANG GIGOLO   10. APA KABAR, CANTIK

    Rosie berharap lantai yang dipijaknya terbelah dan menelannya hidup-hidup, tak mau berada di tempat itu bersama pria yang ia takut dan benci setengah mati. Bagaimana mungkin di kota sebesar ini dengan ratusan ribu jiwa penduduknya, mereka bisa dipertemukan kembali? Mata Michael tertuju pada bibirnya, tatapan mata lapar yang sama yang mengingatkan ia dengan peristiwa malam mengerikan itu. Tubuhnya bergetar menahan gelombang dahsyat. Perasaan malu, benci, menyesal, bersalah, dan takut berperang di dalam hatinya. “Rosie…Rosie…Rosie?” Ia tersentak menyadari Jason memanggil namanya berulang kali dengan mimik wajah cemas. Entah bagaimana ekspresinya tadi, ia menjadi sangat malu dan tak berani memikirkannya. “Kau tidak apa-apa?” Jason menyentuh bahunya, “Kau seperti melihat hantu.” Ia buru-buru mengangguk dengan wajah merah, “Benar, aku melihat hantu menyebalkan.” “Hah? DI mana?” Jason mengedarkan pandangan ke sekeliling dengan cemas. “Di sana!” Rosie menunjuk ke arah belakang Micha

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • JEBAKAN MADU SANG GIGOLO   11. DALAM DARAHMU, ADA AKU

    “Kelihatannya kau tertarik pada karyawan baru itu?” goda Jason, meski sebenarnya ia sedang mengulur waktu mencari jawaban yang tepat untuk istri sahabatnya tanpa menimbulkan kecurigaan. “Siapa bilang?” mata biru Rosie membeliak namun pipinya tak urung merah merona. Pemandangan itu tak luput dari mata jeli Jason yang menanggapinya dengan senyum tertahan. “Justru aku tidak suka padanya, terlihat licik dan jahat!” kata Rosie sambil mendekatkan dirinya ke partisi kaca, melihat ke arah MIchael yang sedang melayani seorang pelanggan wanita. Wanita itu terlihat mengulum bibir dan memainkan ujung rambutnya yang terjuntai di pundak, bahkan matanya menatap Michael sayu seperti gadis dimabuk cinta. Michael melayaninya dengan senyuman dan membiarkan pinggangnya dicubit gemas oleh wanita itu. “Lihat itu tingkahnya, norak…kampungan!” kata Rosie sebal menunjuk ke arah Michael dengan dagunya. “Memang dia kenapa? Wajarlah dia tampan hingga disukai pelanggan wanita. Apa yang salah?” Jason melihat

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • JEBAKAN MADU SANG GIGOLO   12. MAKAN MALAM ISTIMEWA

    Pria itu membungkuk dengan kedua tangannya menggenggam sandaran tangan kursi, mengungkung Rosie di dalamnya. “Aku hanya ingin berterima kasih, jadi tolong jaga sikapmu!” Rosie memicingkan mata geram, berusaha mengabaikan kupu-kupu yang sedang berperang dalam perutnya. “Jangan salahkan aku, ikatan darah di antara kita sangat kuat!” “Makin lama omonganmu makin ngawur!” sentak Rosie kesal, “Jangan buat aku menyesal sudah bersikap baik padamu!’ “Satu kali makan malam maka kuanggap kita impas, bagaimana?” kata Michael bernegosiasi. Rosie berpikir sejenak sebelum mengangguk, “Hanya makan malam!” “Ya tentu saja, kecuali kau ingin…” “Sebaiknya kurangi bicara atau gajimu kupotong!” ancam Rosie. Michael mengatupkan bibir namun mata hijaunya seperti tertawa menggoda. “Baiklah, kau lanjutkan pekerjaanmu. Akan kusiapkan makan malamnya!” Michael menjauh dari Rosie, melangkah meninggalkan ruangan menuju ke da

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • JEBAKAN MADU SANG GIGOLO   13. SANDIWARA CINTA

    Michael mengunci pintu depan cafe, menyembunyikan kuncinya di bawah pot besar sesuai pesan rekan-rekan seniornya sebelum mereka pulang. Pemuda itu memeriksa jam tangan kulit yang membelit pergelangan tangan kirinya, sudah jam delapan malam. Ia mendongak ke langit berwarna biru pekat, bulan purnama terlihat penuh di atasnya. Masih ada waktu untuk mengunjungi Jonas di rumah sakit, pikirnya. Hari ini sebenarnya hari yang melelahkan, seluruh tubuhnya serasa luluh lantak. Tetapi Jonas pasti akan menanyakannya bila ia tak datang. “Michael.” Michael membalikkan tubuh, matanya menangkap sosok wanita berdiri di dekat pintu mobil beberapa meter dari tempatnya berdiri. Sosok yang ia kenal. “Rosie?” Michael berjalan mendekat beberapa langkah untuk memastikan wanita di depannya adalah Rosie. Tak ada jawaban. Wajah Rosie bermandikan cahaya bulan, terlihat cantik. Michael melihat ke dalam mata birunya dan melihat tatapan lapar yang belum

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • JEBAKAN MADU SANG GIGOLO   14. PERTEMUAN TAK TERDUGA

    Seorang pria berusia sekitar 60 tahun-an berjalan keluar dari bandara, mengenakan jaket kulit di luar kaos putih dipadu celana jeans biru. Penampilannya sederhana namun tetap terlihat rapi dan elegan.Di samping kiri-kanannya berjalan pula dua orang pria yang berusia lebih muda mengenakan pakaian serba hitam. Mereka menggunakan jasa taksi bandara untuk mengantarkan ke sebuah hotel bintang lima yang terletak di jantung kota.Nama pria itu adalah George Bridgewood, seorang pengusaha sukses dari Inggris. Namun demikian penampilannya selalu bersahaja.Meski sudah kepala enam, dengan tubuh tinggi tegap, dada bidang dan sedikit keriput di wajah, ia lebih mirip pria berusia 40 tahun. Sepanjang perjalanan menuju ke hotel. mata hijau zamrudnya memandang ke luar jendela taksi. Kenangan masa lalu tiba-tiba mengusiknya, membawa ia dalam perasaan bersalah yang menyiksa. 25 tahun yang lalu George pernah tinggal di kota itu selama beberapa waktu dalam rangka membina hubungan kerjasama dengan salah

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • JEBAKAN MADU SANG GIGOLO   15. MENYANGKAL DIRI

    Pagi itu, suasana cafe mulai ramai pengunjung. Michael dan rekan-rekannya sibuk melayani customer yang terus saja datang. Beruntungnya kondisi sakit di kakinya berangsur membaik hingga ia tetap mampu bekerja maksimal. Bukan hanya menerima pelanggan yang memesan makanan dan minuman, Michael juga harus menghadapi beberapa pelanggan genit yang meminta nomor teleponnya. Sungguh memusingkan, ditambah pandangan cemburu rekan-rekan pria yang lain padanya karena ia lebih sering mendapat tips dari pengunjung wanita. Michael sudah banyak belajar tentang karakter orang dan bagaimana membuat mereka puas dengan hasil kerjanya, hal ini dikarenakan ia sudah harus bekerja mencari nafkah sejak usia 15 tahun. Kondisi perekonomian yang sulit mengajarkan banyak hal padanya termasuk bertahan hidup. Setelah berhasil meloloskan diri dari rayuan seorang gadis cantik yang berani mengajaknya kencan setelah memesan secangkir kopi latte, ia memilih menghabiskan waktu m

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31
  • JEBAKAN MADU SANG GIGOLO   16. TAK SESUAI RENCANA

    David tak pernah menyangka akan mendapat durian runtuh, manager barunya yang cantik tiba-tiba saja mengajaknya makan malam. Mimpi-pun ia tak berani, hanya mampu mengagumi dari jauh. Kini sang bidadari dengan suka rela datang ke pelukannya tanpa diminta, tak mungkin akan ia sia-siakan. “Bos, benarkah kita akan makan malam?” ia bertanya untuk memastikan bahwa ia tak sedang bermimpi. Rosie menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan sebelum akhirnya mengangguk perlahan. “Ya, tentu saja.” “Terima kasih, Bos!” David tak dapat menyembunyikan kegembiraannya, “Kalau begitu sebaiknya aku melanjutkan pekerjaanku dulu.” Rosie mengangguk kecil, nyaris tak terlihat olehnya. Dengan langkah kaki penuh percaya diri, ia meninggalkan ruangan. Setiba di pantry dimana Michael dan Ruby sedang menyiapkan pesanan pelanggan, David menari kegirangan. Michael yang melihatnya hanya bisa melengos kesal, berusaha menyibukkan diri dengan pekerjaannya. “Tampaknya sudah jelas akulah pemenang taruhan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31

Bab terbaru

  • JEBAKAN MADU SANG GIGOLO   58. HARI PERNIKAHAN

    Dalam keheningan ruangan yang hanya terisi suara gemerisik gaun satin, Rosie berdiri bagai patung lilin, indah namun bagai tanpa nyawa. Cahaya lampu di atas kepala menyorot lembut menciptakan kilauan pada renda dan kain satin yang membalut tubuh rampingnya.Tiba-tiba pintu terayun terbuka, terdengar suara langkah kaki berbalut sepatu high heels memasuki ruangan lalu disusul suara wanita yang terperangah sekaligus terpesona.“Wow, cantik sekali!” pekik Selena memandang sepupunya dari atas ke bawah berulang kali seolah tak pernah puas mengagumi. Tetapi kemudian wajah bahagianya berubah manyun menyadari ekspresi Rosie yang kaku tanpa keceriaan di dalamnya.“Kau ini kenapa? Ini hari pernikahanmu, harusnya bahagia bukan cemberut seperti nenek-nenek tua!” omel Selena, “Tariklah ke atas bibirmu itu!”Rosie berusaha menarik bibirnya ke atas seperti saran Selena, menciptakan senyuman miring yang tak sedap dipandang.“Jelek sekali, ingat … Ini momen terbaikmu!” keluh Selena, diraihnya tangan Ro

  • JEBAKAN MADU SANG GIGOLO   57. GAUN PENGANTIN PILIHAN

    Keputusan menikah Michael dan Rosie mendapatkan sambutan yang positif dari banyak pihak, terutama Sebastian. Pria tua itu sangat lega karena putrinya bersedia menikah dengan pengusaha kaya raya. Ia lega bukan hanya karena bisnis Keluarga White akan membaik, tetapi juga anak dan cucunya akan memiliki sebuah keluarga utuh.Rosie sendiri berusaha untuk berpura-pura bahagia di depan Sebastian, ia tak ingin ayahnya berduka yang akan mempengaruhi kesehatan pria yang sudah tak muda lagi itu. Namun sesungguhnya jauh di dalam hati, Rosie mengalami pergumulan batin. Antara dendam, kebencian, dan cinta. Ia membenci Michael dengan sepenuh hati, ingin membalas dendam atas kebohongan yang pernah ditorehkan pria itu kepadanya. Tetapi wanita itu juga takut akan jatuh cinta lagi pada ayah kandung Ronald, karena jujur ia belum bisa melupakan Michael. Namun Rosie merasa sedikit lega karena Michael bersikap acuh tak acuh padanya semenjak kesepakatan mereka untuk menikah. Pria itu hanya datang ke aparte

  • JEBAKAN MADU SANG GIGOLO   56. PEMBALASAN JEBAKAN MADU

    “Aku ada ide!” Tiba-tiba Selena menjentikkan jari, bibirnya menyunggingkan senyuman lebar. “Ide apa, Lena?” Rosie menjadi penasaran, ia harus akui Selena memiliki ratusan ide, meskipun kebanyakan dari idenya terbilang ekstrim.“Bagaimana kalau kau turuti saja persyaratan yang diminta Michael pada ayahmu?” usul Selena, dan sebelum sepupu berambut pirang itu memprotes, ia menempelkan telunjuknya ke bibir Rosie.“Coba pikirkan, bila kau setuju menikah dengan Michael. Pertama, hotel yang didirikan Sebastian akan terselamatkan dan kau bisa mengembangkannya menjadi hotel yang maju. Kedua, Ronald memiliki seorang ayah seperti yang selama ini selalu diimpikan. Ketiga, Sebastian memiliki semangat hidupnya kembali!” papar Selena, mata coklatnya berbinar penuh semangat.“Aku membenci laki-laki itu, Lena!” sergah Rosie cepat. “Aku tidak mau jatuh kedua kali padanya, sakit sekali rasanya.” “Kalau kau memang membencinya, mengapa takut jatuh cinta?” tantang Selena memprovokasi. “Lakukan balas dend

  • JEBAKAN MADU SANG GIGOLO   55. PENYESALAN SANG AYAH

    Sebastian menatap Rosie dalam-dalam, ada guratan kecewa di matanya. “Hanya ini jalan satu-satunya untuk menyelamatkan hotel ibumu, Rosie!” suara Sebastian terdengar serak. “Tidak ada seorangpun yang sudi mengeluarkan uang untuk usaha kita ini, hanya dia yang mau menolong!” “Michael bukan menolong, Ayah!” sergah Rosie marah, “Dia menginginkan timbal balik, dan aku tak akan memberikan diriku padanya!” “Ayah mohon kau mau mempertimbangkannya, demi masa depanmu dan Ronald!” pinta Sebastian, suaranya nyaris memelas. “Tidak ada yang perlu dipertimbangkan, Ayah!” tegas Rosie, mata birunya berkilat-kilat. “Aku sudah tidak mau Ayah jadikan alat pembayaran untuk mencapai kesuksesan. Dulu Ayah sudah menjualku pada keluarga Eddison untuk penyatuan dua perusahaan besar, sekarang menjualku pada Bridgewood? Aku bukan pelacur!” Napas Rosie memburu dilanda emosi yang sangat hebat. Ia ingin menangis dan meraung namun sadar saat ini harus tegar dan kuat. Aku tak akan membiarkan siapapun menyakiti h

  • JEBAKAN MADU SANG GIGOLO   54. HARGA YANG HARUS DIBAYAR

    Sebastian menatap punggung kursi direktur di depannya dengan rasa penasaran yang tinggi. Pria tua ini tak mengerti dan sedikit tersinggung mengapa George Jr. tidak menyambut dan menampakkan diri di depannya.Apakah benar dugaan Rosie, pebisnis macam George Bridgewood mustahil bersedia bekerja sama dengan keluarga White yang berada di ambang kebangkrutan?“Hal penting apakah yang ingin Anda bicarakan dengan saya, Tuan George Junior?” Sebastian memberanikan diri bertanya seraya membenarkan posisi duduk yang terasa tak nyaman. Ia bersiap untuk menerima kemungkinan terburuk , karena sudah beberapa kali mengalaminya. Ya, penghinaan kerap pria tua itu terima saat menawarkan kerja sama karena dianggap datang hanya untuk meminjam uang. Bila hari ini ia menerima penghinaan itu lagi, baginya semua telah berakhir.“Saya ingin menyuntikkan dana untuk merenovasi kembali hotel Anda dan membantu pemasaran agar hotel tersebut bangkit kembali dan jaya seperti dulu.”“Benarkah Anda mau melakukan itu?”

  • JEBAKAN MADU SANG GIGOLO   53. RENCANA MEREBUT RONALD

    “Rosie, tunggu!” Michael berusaha mengejar Rosie yang berjalan tergesa menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari supermarket sambil menggandeng Ronald .“Rosie, jangan abaikan aku!” Michael berhasil menangkap lengan Rosie dari belakang, namun wanita berambut pirang itu menyentakkannya dengan marah.“Jauhi aku dan anakku!” desis Rosie dengan nada mengancam. Michael menoleh pada Ronald yang bersembunyi di belakang kaki jenjang wanita itu, seolah kaki-kaki itu dapat membuatnya tak terlihat.“Apakah dia anakku?” bisik Michael, matanya berkaca-kaca. Ia tak ingin menangis, tetapi melihat sosok kecil yang merupakan copy dirinya sungguh pemandangan yang mengharukan.“Ronald, masuk ke mobil cepat!” perintah Rosie pada putranya. Ronald berlari masuk ke dalam mobil dengan patuh.“Aku harap tidak perlu melihatmu lagi, karena kalau sampai kau berani mendekati kami, aku akan memanggil polisi!” ancam Rosie lagi.“Kau tega memisahkan aku dari anak kita!” Suara Michael terdengar kecewa. “Seharusny

  • JEBAKAN MADU SANG GIGOLO   52. BANGKIT DARI KETERPURUKAN

    Keputusan Rosie pulang kembali ke New York setelah lima tahun semata-mata karena ingin mengunjungi ayahnya yang sakit-sakitan. Hubungan mereka sudah sangat buruk sebelum akhirnya ia memilih pergi waktu itu. Kini saatnya memaafkan sekaligus memperkenalkan Ronald kepada kakeknya. Berdiri berhadapan di lobi sebuah hotel milik Sebastian yang tersisa, Rosie merasa canggung. Ayahnya seperti orang asing, dengan rambut berwarna perak, tubuh ringkih dan tongkat yang ia gunakan untuk membantunya tetap tegak berdiri. Apa yang telah Sebastian alami selama lima tahun ini sepertinya sangat berat untuk ia lalui sendirian. “Apakah dia … cucuku?” suara serak Sebastian menyadarkan Rosie. Wanita itu mengangguk lalu membungkuk menatap mata putranya. “Ronald, dia adalah kakekmu!” Rosie menunjuk Sebastian. Anak laki-laki berusia empat tahunan itu menoleh ke arah kakeknya, mata hijaunya berkilat. Setelah mendapat izin dari Rosie, Ronald berlari ke arah Sebastian. Sebastian tak bisa berjongkok untuk m

  • JEBAKAN MADU SANG GIGOLO   51. SETELAH LIMA TAHUN

    Lima tahun berlalu, di kota Seattle. Seorang bocah laki-laki kecil sedang berlarian keluar dari gedung sekolah, rambut ikalnya bergoyang tertiup angin. “Ronald!” langkah si kecil terhenti ketika seorang guru pria memanggilnya dari belakang. “Ya, Pak Tim?” Ronald kecil memutar tubuh menghadap gurunya yang bernama Timothy. “Kau melupakan kotak makan siangmu di bangkumu lagi!” Tim menggoyang-goyangkan tempat makan Ronald seraya menghampiri. “Terima kasih, Pak!” Ronald tersenyum saat menerima kotak makan bergambar 'lilo and stitch' kembali. Tim membantu memasukkan kotak tersebut ke dalam ransel yang disandang si kecil. Tim mengangkat dagu ke depan, melambai ke arah seorang wanita cantik yang menunggu Ronald di dalam mobil hatchbacknya. Ia menggandeng tangan Ronald berjalan ke arah mobil. “Hi, Mommy!” Ronald menyapa wanita itu. “Hi, Sayang!” Wanita itu tersenyum lebar, dengan sabar menunggu Tim membuka pintu mobil dan pria kecilnya memanjat masuk ke dalam mobil mereka. “Bagaimana

  • JEBAKAN MADU SANG GIGOLO   50. PENYESALAN SEUMUR HIDUP

    Di hari minggu yang cerah, pesta pernikahan Richard dan Sasha dengan nuansa alam terbuka sedang berlangsung. Sasha terlihat begitu bahagia, senyuman tak kunjung pupus dari bibir. Ia tampil bak seorang putri negeri dongeng, gaun pengantin mermaid yang dikenakan menyempurnakan penampilan. Pernikahan ini adalah yang ditunggu-tunggu, kini dirinya tidak akan lagi disebut pelakor atau orang ketiga. Semua orang akan memanggilnya dengan sebutan Nyonya Eddison.Tetapi tidak demikian dengan Richard, seharian berwajah murung. Ia berusaha tersenyum di depan Sasha, namun pikirannya carut marut.Di hari istimewanya, sahabat yang selalu setia tidak bersedia datang maupun sekedar menelepon mengucapkan selamat. Richard mencoba menghubungi beberapa kali namun tak ada tanggapan. Rasa kehilangan tentu saja ada, bahkan sangat kental. Ia bukan hanya kehilangan sahabat, tetapi juga partner kerja.Selesai pemberkatan nikah, Sebastian White -ayah Rosie- menghampiri Richard. Wajahnya sangat dingin dan tidak b

DMCA.com Protection Status