Di kantor Rachel pribadi yang tak kalah angkuhnya dari Tommy. Tapi Rachel buktikan di rumah dia tetap tak berubah, Begitu bertemu Bella, Gibran, dan adiknya Masri Harnady, serta si bocah tampan tanpa kaki Dyan, juga Sumi ibunya, Rachel tetap hangat, keibuan.Tak pernah sekalipun memarahi mereka dan tak berubah rasa hormatnya pada bu Sumi.Bella pun sampai takjub melihat ibu sambungnya yang dikatakannya lebih ‘ngeri’ di bandingkan papanya.“Papa wajahnya datar gitu, kalau bunda beda, ceria! Tapi saat ngantor menakutkan,” cetus Bella, saat melihat ibu sambungnya ini bersiap ngantor.Bella tentu saja tahu sepak terjang Rachel yang diam-diam dijuluki 'wanita bertangan besi'. Rachel hanya tertawa kecil dan membelai Bella yang tak segan bermanja-manja dengannya.“Kalian tak tahu, betapa sulitnya aku begini, jiwa angkuhku bertentangan dengan hatiku sendiri,” batin Rachel.Seperti biasa, sesampainya di kantor Tito dengan wajah lucunya sudah menyambut sang Presdir jelitanya ini.Tapi Rachel
Mira, sekretaris Rachel tergopoh menemuinya. “Ada apa Mira, kenapa kamu begitu pucat?” Rachel menatap dengan heran.“A-nu bu, nona Gita Harnady ke sini, dia marah-marah dan ngotot ingin bertemu ibu!”“Hmm…ya sudah biarkan dia masuk!”“B-baik bu, permisi!” Mira pun bergegas keluar dari ruangan ini dan begitu pintu terbuka, Gita sudah berada di depan pintu ini dan dia dengan kasar mendorong tubuh Mira, hampir saja Mira terjengkang.“Rachel, perempuan laknat, kamu ya yang memerintahkan si tambun brengsek itu ambil alih perusahaanku hahh!”Tanpa basa-basi Gita langsung memberondong Rachel dengan tuduhan menohok. Rachel tentu saja kaget bukan main.Tapi dia tetap tenang dan tak terpancing dan tetap duduk di kursinya.“Gita, kamu bicara apa? Aku tak tahu apa yang kamu bicarakan?” Rachel tak bohong.Dia sama sekali tahu menahu soal tudingan ini, tapi batinnya mulai tak enak. Begitu melihat Mira masih di ruangan ini, Rachel langsung beri kode agar Mira pergi.“Kamu ini, benar-benar wanita ser
Olly Bantano bak jadi bintang malam ini bersama Rachel Andriana, MoU keduanya di tanda tangani. Tapi Rachel sangat cerdik, bukan dia yang tanda tangan, namun..Tito, orang kepercayaannya! Kerjasama bernilai lebih 10 triliun malam ini di launching secara resmi. Ratusan tamu-tamu VVIP tentu saja kagum main melihat Rachel, seorang bussines women muda, cantik jelita dan gosip dia janda sudah menyebar di semua orang. Ditambah gaun rancangan Rifan Menthe, membuat Rachel malam ini bak seorang princess saja malam ini. rambutnya di sanggul sedemikian rupa, hingga leher jenjangnya terlihat jelas. Olly tentu saja senewen melihat bagaimana Rachel jadi rebutan semua orang yang ingin kenalan dengannya. Terutama para pengusaha-pengusaha muda dan tampan yang jadi undangan malam ini. Rachel pun dengan ramah melayani mereka, dia juga tak sungkan berselfong ria, hingga Olly makin cemburu. Tapi Olly tentu saja tak berani menegur, apalagi melarang Rachel, karena wanita jelita ini adalah mitranya dan
Roy ternyata hanya bilang lusa akan main ke kantor Rachel, lalu berbisik pelan. Tapi Rachel langsung menggeleng, tanda menolak halus ajakan pria tampan ini.Pria tajir melintir dan jadi pujaan ratusan wanita cantik ini agak kecewa, Rachel juga menolak cipika-cipiki. Si jelita malah langsung ke mobilnya yang stanby dari tadi.Roy hanya bisa menatap kepergian Rachel dengan berbagai pikiran, baru kali ini dia harus menelan pil pahit dan agaknya harus berjuang keras untuk dapatkan hati wanita jelita ini.Mood Rachel lagi jelek, pertemuan yang tak di sangka-sangka dengan Tommy penyebabnya.Roy tadi mengajaknya ke sebuah pub super mewah yang romantis di tolaknya mentah-mentah. Walaupun tetap gunakan bahasa yang sopan.“Hmmm kemana sih dia menghilang, kenapa tak langsung saja ke rumah menemuiku, kenapa harus di sini,” batin Rachel heran sendiri, sekaligus gemes.Bayangan Roy, apalagi bayangan Olly lenyap dari otaknya, sepanjang jalan yang jadi bahan pikirannya hanya Tommy saja.Sampai di rum
“Jadi…benar kalau Rachel ini udah...janda?” Roy bertanya saat mereka makan malam romantis di sebuah restoran mewah di Singapura.Rachel mengangguk sambil melempar senyum kecilnya. Dia justru berharap Roy urungkan niatnya untuk mengajak lebih serius.Rachel inginnya hubungan mereka hanya bisnis semata, tanpa embel-embel asmara.Tapi harapan Rachel pupus. Roy dengan antusias malah minta izin berkunjung ke rumah Rachel, dia ingin kenalan dengan Gibran dan Masri, kedua anaknya.Sesaat Rachel terdiam, tak menyangka pria tajir melintir dan tampan ini tetap ngotot ingin kejar dirinya.“Aku suka anak kecil…!” sahut Roy apa adanya. Rachel sesaat bingung cari alasan.“Hmm…aneh, sangat aneh, pa Roy masih muda, ganteng dan uang tak berseri, masa kejar seorang janda dan miliki dua anak? Kenapa tak cari wanita yang singel dan kamu bikin anak sendiri?”Rachel masih bersiasat dan berharap alasannya bisa di terima Roy. Tapi di sisi lain, layaknya wanita, kepo juga ingin tahu kenapa Roy tetap ngotot ke
Saat Rachel berbalik, wajah tua kebapakan dan tenang menatanya lembut dan mengajaknya duduk ke kursi tamu, di mana tadi Tommy duduk dan di usirnya. “Kamu pintar sekali, tetap bersembunyi. Papa senang, kamu lebih cerdik dari si Tommy.” Berbeda saat bicara dengan Tommy dengan intonasi tinggi, terhadap Rachel berbeda 180 derajat, lembut sekali. Inilah yang bikin Rachel makin hormat pada mertuanya. “Pah…Rachel sebaiknya mundur saja, biarkan Abang Tommy yang lanjutkan ini..?” Ucapan Rachel ini bikin kaget Purnomo, juga Tante Reni yang duduk bergabung. “Tidak, kamu selesaikan apa yang sudah kita rencanakan. Jangan pedulikan Tommy, biarkan dia sadar sendiri. Tu anak harus belajar mulai kini, jangan lagi bersikap kekanak-kanakan. Dia sudah tua, sudah punya cucu, harusnya dia sadar diri..!” tegas suara Purnomo, saat menatap Rachel. “Iya Rachel, kamu sudah sampai sejauh ini bertindak, teruskan. Mama dan papa akan tetap mendukung apapun yang kamu lakukan.” kali ini Tante Reni ikut nimbrung.
Rachel berhenti melangkah, dia pun berpaling. “T-tolong jangan kasih tahu kakek dan nenekku…apalagi papa!”Rachel mengangguk. “Istirahatlah Gita, aku pulang dulu, kasian ibuku, Gibran, Masri juga Bella dan Dyan di rumah, aku tak biasa pulang telat!”“Rachel…jenguklah aku!” Gita menatap sayu wajah sahabatnya ini.Rachel melihat mata Gita seolah menyiratkan dirinya jangan meninggakan sahabatnya ini di saat terpuruk.Rachel kembali mengangguk, lalu benar-benar keluar dari ruangan ini dan pulang dari rumah sakit tersebut.Sebelum benar-benar pergi dari rumah sakit ini, Rachel memberi sebuah perintah buat kedua bodyguardnya ini, keduanya langsung mengangguk.Sampai di rumah Rachel heran melihat Gibran, Masri dan Dyan aseek makan sesuatu. “Mama pulangggg…!” teriak Masri dan bocah yang baru belajar jalan ini menghal menghol menyambut Rachel.Yang kasian Dyan, bocah yang tak memiliki kaki ini bergulingan ikut menyambut Rachel yang disebutnya nenek muda.Rachel langsung gantian menciumi ketiga
Setelah berkata begitu, Rachel beri kode agar si Kombes dan anak buahnya segera bawa Olly keluar dari ruangan mewah ini. Inilah kehebatan Rachel, yang kini punya link kuat di kepolisian, sehingga siasat jitunya mampu muluskan aksinya. Olly berteriak-teriak keluarkan sumpah serapahnya serta ancaman dia keluarkan ke Rachel. "Awasss kamu pelacurrrr...!" teriak Olly histeris. Tapi wanita jelita ini tak peduli, dia malah duduk tenang di kursi yang selama ini jadi kursi kerja Olly. Rachel panggil bodyguardnya yang langsung mengangguk paham, tak lama masuklah dua petugas kebersihan. “Kalian singkirkan semua benda-benda milik si Olly ini, bakar semua!” perintah Rachel dingin, sambil berdiri dan mencopot foto Olly dari dinding dan melemparnya ke lantai dengan rasa jijik. Rachel juga merasa jijik dengan sofa tamu panjang yang tadi dipakai Olly bercumbu tadi, Rachel minta sofa mahal ini di bakar. "Sial ni ruangan di pakai maksiat!" sungut Rachel sambil menatap petugas kebersihan angkat sof