Share

Asumsi sendiri

Penulis: minipau
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-29 22:31:58

Arman sebetulnya masih ingin tinggal, tapi lelaki itu cukup sadar diri untuk tidak memaksakan kehendaknya. Diantara mereka berdua, Prasetyo lah yang berhak dan berkuasa atas Nathalia. Karena itu, meski harus mengepalkan tangan sampai kuku jarinya memutih, Arman akhirnya mengalah.

“Baiklah, kabari aku jika kau masih membutuhkan bantuan.” Kata Arman sembari mengemasi dompet dan jaketnya. “Aku pulang dulu.”

Nathalia hanya memberikan senyum tipis sebagai balasan ketika Arman berpamitan kepadanya, tapi senyumnya tidak bertahan lama karena wajah muram suaminya langsung menyambutnya.

“Apa harus sampai seperti ini?” tanya Prasetyo datar.

“Mas Pras ini ngomongin apa?”

Prasetyo bersedekap, menatap Nathalia yang masih pucat dengan wajah muram. Ia sendiri tidak mengerti dengan perasaannya, ada perasaan kesal luar biasa karena akibat kecerobohan istrinya ia harus merelakan satu malam di rumah sakit alih-alih bersenang-senang di klub malam.

Prasetyo berkali-kali berperang dengan dirinya sendiri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Kehidupan yang terenggut paksa

    Nathalia mencoba menyunggingkan senyum lima jari begitu tuan dan nyonya Rahardjo menyambutnya, pertemuan terakhir mereka adalah satu tahun yang lalu. Tepat saat pernikahannya berlangsung, setelah itu sepasang orang tua yang masih terlihat bugar di usia senjanya itu memilih untuk tinggal di Negeri Singa dan fokus mengawasi bisnis keluarga yang ada di sana, sedangkan untuk urusan bisnis di Indonesia sudah sepenuhnya diserahkan kepada Prasetyo. “Bagaimana ceritanya kamu bisa berakhir seperti ini?” Rahardian Rahardjo menatap putra semata wayangnya, mencoba menuntut penjelasan. “Dia terjatuh, Papa. Katanya karena ingin mengambil buku.” Jawab Prasetyo sembari membantu Nathalia duduk di sofa yang berseberangan dengan orang tuanya. “Tidak ada yang mengawasi? kamu tidak menempatkan penjaga di sisi istrimu, Pras?” Rahardian masih terus mencecar putranya, sejak dulu di matanya Prasetyo adalah pembuat onar. Begitu mengetahui soal Nathalia, Rahardian sama sekali tidak merasa terkejut kar

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Pernikahan Sialan!

    Nathalia terkejut karena Prasetyo tiba-tiba saja memasuki kamar mereka dengan langkah tergesa, napas lelaki itu memburu. Wajahnya juga merah padam, tidak perlu peramal untuk mengetahui bahwa lelaki itu sedang marah. “Mas?” Panggil Nathalia hati-hati. “Sudah ketemu dompetnya?” Prasetyo diam, lelaki itu mencoba mengatur napasnya yang memburu. Seharusnya orang tuanya tidak datang, seharusnya mereka tetap di Singapura dan tidak merecoki hidupnya lagi. Prasetyo berbalik, kali ini kemarahannya ditujukan kepada Nathalia, perempuan itu adalah sumber masalah, aib terbesarnya. Bukti nyata bahwa ia telah gagal memenuhi ekspektasi ayahnya, Nathalia adalah pemberi alasan terbesar kenapa seharusnya Pradana saja yang selamat dalam tragedi waktu itu, bukan malah dirinya. Jika Pradana hidup, kembarannya itu tidak mungkin melakukan hal bodoh dan terjebak oleh trik murahan pelacur berkedok kasir swalayan seperti Nathalia. “Mas.” Panggil Nathalia karena Prasetyo sama sekali tidak merespon ucapan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Seseorang dan kejutan manis

    Keluarga Rahardjo menikmati sarapan dalam hening, hanya dentingan sendok yang terdengar. Ini sudah hari ke tujuh Rahardian Rahardjo bersama istrinya tinggal di Jakarta untuk menemani anak dan menantu mereka, hari ini Rahardian bersama istrinya akan kembali ke Singapura.“Aku sudah minta pengurus rumah siapkan oleh-oleh untuk Mama dan Papa.” Kata Nathalia begitu Rahardian menyelesaikan makanannya. “Aku juga memesan ginseng akar merah untuk Mama.” Rahardian tertawa. “Sepertinya ini lah alasan kenapa orang-orang lebih menginginkan anak perempuan dibandingkan anak lelaki, mereka jauh lebih peka dan tau bagaimana caranya bersikap manis.” Prasetyo tersenyum kecut. “Kalau begitu kenapa Papa dan Mama tidak memberiku adik perempuan saja?”“Pras.” Kareena memperingati putra tunggalnya untuk tidak melewati batas. “Terima kasih, Nathalia. Tapi seharusnya kamu tidak perlu repot-repot.”“Enggak repot kok, Ma.”Kareena tidak menanggapi, ia memang satu-satunya orang yang menolak pernikahan anak da

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Teman lama yang cukup dekat katanya

    “Kamu masih ingat tempat ini kan, Pras? mereka masih menjual kopi favorit kamu, loh. Aku sempat tanya-tanya adminnya waktu masih di New York.” Samantha dengan kesadaran penuh bergelayut di lengan Prasetyo. “Mereka merenovasi kedainya?” Prasetyo memandangi interior cafe yang lebih minimalis dan cerah tapi tetap estetik. “Jadi lebih nyaman.”“Iya kan?” sahut Samantha antusias. “Kita masuk dulu ya, aku juga lumayan penasaran dengan menu baru mereka.”Prasetyo tertawa, lelaki itu dengan lembut mengusap rambut Samantha sebelum memasuki cafe favoritnya semasa kuliah dulu. Nathalia mengikut dalam diam, perempuan itu sama sekali tidak bersuara sejak kehadiran Samantha. “Naht, kamu mau pesan apa?” Samantha memberikan menu kepada Nathalia.“Apa pun yang kamu rekomendasikan.”Samantha mengangguk. “Kalau gitu kamu harus coba matcha cakenya, itu enak.”“Boleh.” Nathalia sama sekali tidak merubah nada suaranya, perempuan itu juga mengatur ekspresinya dengan sebaik mungkin. “Aku mengatakan ini bu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Merah yang membakar

    Itu adalah tatapan yang ingin Prasetyo lihat dari Nathalia, perempuan itu jelas berusaha menahan diri. Prasetyo tidak akan membiarkannya, ia akan menghancurkan Nathalia hingga perempuan itu merasakan yang namanya hidup sekaligus mati.“Huek!” Nathalia memuntahkan isi perutnya di toilet restoran. “Huek!” Nathalia memastikan perutnya tidak lagi bergejolak sebelum keluar dari bilik toilet, dipandangi wajahnya yang terlihat berantakan dari pantulan kaca. “Sialan!” Makinya lirih sembari menengadah, sebisa mungkin menghalau air mata yang akan turun. “Menjijikan.” keluhnya lagi ketika bayang-bayang kedekatan Samantha dan suaminya kembali muncul.“Kamu enggak apa-apa, Nath?” Nathalia terkejut karena Samantha tiba-tiba saja mendekat, perempuan itu terlihat cantik dengan dress terusan sebatas lutut. “Aku khawatir, karena itu menyusul.”Nathalia memaksakan senyum.”Hanya masuk angin biasa.” Nathalia membuka keran, lebih baik ia berpura-pura sibuk dari pada harus meladeni Samantha.“Baguslah, a

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Tanpa perasaan

    Prasetyo menghembuskan asap rokoknya dengan tenang, lelaki itu bersandar dengan kedua kaki saling menyilang, satu tangannya dimasukan ke dalam saku celana. Lelaki itu bersikap tenang, seperti seekor singa yang menunggu buruannya.“Oh.” Nathalia terkejut, karena begitu keluar dari toilet langsung berpapasan dengan suaminya, perempuan itu bergegas merapikan diri. “Kamu di sini, Mas.”Prasetyo tidak menjawab, lelaki itu masih asik menghisap batang nikotinnya dan menghembuskan asapnya tepat ke wajah Nathalia yang spontan langsung terbatuk.“Rapikan barang-barangmu, kita akan pulang.” Prasetyo mendekati tempat sampah terdekat, ia memadamkan puntung rokoknya di tempat yang tersedia. “Jangan membuatku mengatakannya dua kali, Nathalia.”“Ah, ya.” Nathalia bergegas mengikuti suaminya, entah hanya perasaannya saja atau bukan tapi Nathalia merasa suasana hati Prasetyo tidak terlalu baik. Lelaki itu kembali menampilkan ekspresi muram yang menyebalkan.“Kamu sudah kembali, Pras.” Samantha bergela

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Selain dirinya

    Nathalia terpaku, ia sama sekali tidak menyangka bahwa Prasetyo sampai harus memperlakukannya seperti ini. Berbeda dengan Samantha, begitu mendengar Prasetyo memanggil namanya, perempuan itu bergegas mendekat bahkan sampai mendorong Nathalia agar perempuan itu bisa segera menyingkir. “Kamu membuatku cemas, Pras.” Kata Samantha begitu menggantikan posisi Nathalia. “Bertahanlah, sebentar lagi ambulan datang.”Prasetyo tidak menjawab, lelaki itu sudah sibuk menahan sakit dari luka bakar yang didapatkannya karena menyelamatkan Nathalia. “Ambulansya datang!” Kata salah satu pengunjung yang masih menemani mereka. “Biar suaminya dibantu oleh petugas medis, Bu.”Nathalia menggigit pipi bagian dalam melihat kesalahpahaman yang terjadi, semua orang mengira Samantha sebagai istri Prasetyo. Bahkan petugas medis yang baru datang sibuk mengkonfirmasi beberapa informasi medis Prasetyo kepada Samantha.“Saya istrinya.” Nathalia menyela dengan suara dingin, matanya memandang Samantha dengan tatapan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Kekonyolan Prasetyo dan Nathalia

    Prasetyo mengerang, sekujur tubuhnya terasa nyeri luar biasa. Sepertinya efek pereda nyeri yang diberikan oleh dokter sudah habis, perlahan lelaki itu membuka mata untuk mengamati ruang perawatan VIP yang dipilihkan oleh Nathalia untuknya.“Perempuan konyol.” Kata Prasetyo ketika menyadari Nathalia tidur telungkup di kursi penunggu alih-alih membaringkan diri dengan nyaman di bed khusus penunggu yang sudah disediakan.“Kamu boleh membenciku, Mas. Tapi tolong jangan usir aku.” Rintihan Nathalia masih terdengar jelas di dalam kepalanya, perempuan itu meracau selama ia tidak sadarkan diri. “Bodoh.” Maki Prasetyo lagi karena menemukan sisa-sisa jejak air mata di wajah istrinya. Mungkin karena posisi tidurnya yang tidak nyaman atau karena memang ia merasa sedang diperhatikan, Nathalia perlahan ikut membuka mata. Matanya bertemu dengan mata Prasetyo untuk beberapa saat, Nathalia nyaris terhanyut sebelum menyadari situasinya.“Oh, kamu bangun, Mas?” Nathalia mengucek matanya, perempuan it

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05

Bab terbaru

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Pendekatan

    Chapter Selanjutnya Hari itu, Nathalia memutuskan untuk menghabiskan waktu di pusat perbelanjaan, mencoba melupakan sejenak masalah yang membebani pikirannya. Ia berjalan dari satu toko ke toko lain, matanya menelusuri rak-rak yang penuh dengan barang-barang. Meskipun tampak sibuk dengan belanjaannya, benaknya terus dipenuhi oleh kecemasan akan hasil tes DNA Prasetyo. Di sudut lain pusat perbelanjaan, seorang pria dengan tatapan tajam mengawasinya dengan saksama. Arman, sahabat lama Prasetyo, mengikuti Nathalia sejak ia memasuki tempat itu. Awalnya, ia berusaha membujuk dirinya sendiri bahwa ia hanya ingin memastikan Nathalia baik-baik saja. Namun, jauh di dalam hatinya, ia tahu ada perasaan lain yang mendorongnya untuk terus berada di dekatnya. Arman mempercepat langkahnya saat Nathalia berhenti di depan sebuah kafe kecil. Dengan hati-hati, ia mendekatinya, berpura-pura tidak sengaja bertemu. "Nathalia?" panggil Arman dengan suara terkejut yang dibuat-buat. "Apa kabar? Lama tidak

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Tes DNA

    Hari-hari berlalu dengan keheningan yang mencekam. Prasetyo masih tenggelam dalam pikirannya, mencoba memahami jalan keluar dari situasi rumit yang sedang dihadapinya. Pesan dan panggilan dari Samantha terus berdatangan, menambah tekanan yang semakin membuatnya gelisah. Namun, satu keputusan sudah bulat di dalam pikirannya—ia tidak akan mengakui anak itu sebelum melakukan tes DNA. Pagi itu, Prasetyo menghubungi Samantha. Suaranya terdengar tegas, jauh dari nada bersalah atau ragu-ragu yang biasa ia tunjukkan. "Samantha, aku sudah berpikir panjang tentang semua ini," ucap Prasetyo, mencoba menjaga nada suaranya tetap tenang. "Aku tidak akan mengakui anak itu sebelum kita melakukan tes DNA." Di ujung telepon, Samantha terdiam sejenak sebelum tertawa kecil. "Pras, kau meragukan aku? Setelah semua yang kita lalui?" "Aku tidak meragukan apapun, Samantha. Aku hanya ingin memastikan kebenarannya," jawab Prasetyo dengan tegas. "Jika anak itu memang darah dagingku, aku akan bertanggung ja

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Menghadapi kenyataan

    Chapter SelanjutnyaPagi itu, Prasetyo duduk di ruang kerjanya, mencoba memusatkan perhatian pada berkas-berkas di depannya. Namun, pikirannya terus melayang ke percakapan terakhirnya dengan Nathalia. Rasa bersalah masih menyelimutinya seperti awan gelap yang tak kunjung pergi. Ia tahu, kesalahannya telah merusak segalanya, dan jalan menuju penebusan terasa begitu jauh dan sulit.Tiba-tiba, ponselnya bergetar. Nama yang muncul di layar membuat dadanya berdegup lebih kencang—Samantha. Mantan tunangannya yang selama ini berusaha ia hindari setelah kejadian yang menghancurkan pernikahannya.Dengan enggan, Prasetyo membuka pesan yang masuk. Sebuah gambar hasil USG menyambutnya, membuat napasnya tercekat. Di bawah gambar itu, terdapat pesan dari Samantha:"Pras, ini anak kita. Kau tidak ingin kehilangan anak lagi, kan? Jangan sampai kau menyesal."Pesan itu terasa seperti pisau yang menusuk tepat di hatinya. Prasetyo merasa pusing, tubuhnya gemetar saat menatap gambar itu. Ia tahu bahwa in

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Dengan atau tanpa dirimu

    Chapter SelanjutnyaNathalia duduk di sudut kamar yang redup, menatap kosong ke arah dinding yang dingin dan hampa. Air mata tak henti-hentinya mengalir di pipinya, membawa serta rasa sakit yang mendalam. Hatinya remuk, seperti kaca yang telah terjatuh dari ketinggian dan pecah berkeping-keping.Beberapa minggu yang lalu, dunia Nathalia telah runtuh saat ia mengalami keguguran. Rasa kehilangan itu begitu menyakitkan, menghancurkan harapan yang telah ia dan suaminya bangun bersama. Ia mencoba kuat, berusaha menerima kenyataan bahwa bayi yang begitu diidamkan kini telah tiada. Namun, luka itu belum sempat sembuh, ketika ia menerima kabar yang jauh lebih memilukan.Suaminya, Prasetyo, telah menghamili perempuan lain.Kabar itu datang seperti petir di siang bolong. Awalnya, Nathalia tidak percaya. Ia berharap itu hanya rumor jahat yang dibuat untuk menghancurkan rumah tangga mereka. Tapi kenyataan tak bisa dipungkiri. Perempuan itu datang sendiri, membawa bukti kehamilan dan cerita yang t

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Flashback

    Prasetyo terbangun dengan napas terengah-engah, tubuhnya berlumuran keringat dingin. Kepalanya terasa berat, seakan-akan baru saja dibebani oleh beban dunia yang tak bisa lagi ia hindari. Mata yang terbuka dengan kebingungan memandang sekeliling, dan sejenak ia merasa tidak yakin di mana dirinya berada. Namun, perasaan hampa dan penyesalan yang menggerogoti hatinya kembali datang dengan begitu kuat. Ia teringat kembali dengan jelas—seperti dalam mimpi yang begitu nyata. Mimpi Prasetyo: Prasetyo melihat dirinya dan kakaknya, Pradana, sedang bermain di halaman belakang rumah besar mereka yang dikelilingi pepohonan rindang. Waktu itu mereka berdua masih anak-anak. Pradana, kakak kembarnya, lebih besar, lebih kuat, dan lebih bijaksana. Meski mereka sering kali berada di bawah tekanan yang sama dari orang tua mereka, Pradana selalu ada untuk Prasetyo. Setiap kali Prasetyo merasa tertekan dengan harapan orang tuanya yang tidak pernah berhenti, Pradana selalu menjadi sosok pelindung, meng

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Diambang keputusasaan

    Keputusan Rahardian dan Kareena untuk kembali ke Indonesia segera setelah panggilan telepon yang tegang itu mengguncang kediaman Rahardjo. Mereka berdua terbang dalam diam, tidak hanya karena kekhawatiran terhadap keadaan keluarga mereka, tetapi juga karena mereka tahu betul betapa beratnya masalah yang harus dihadapi ketika mereka tiba di Jakarta. Mereka tidak lagi merasa bahwa keluarga ini berjalan dengan baik. Malah, mereka merasa seolah-olah mereka sudah kehilangan kendali atas putra mereka, dan itu membuat Rahardian dan Kareena semakin frustasi.Sesampainya di kediaman Rahardjo, suasana semakin tegang. Rumah yang dulunya selalu dipenuhi tawa dan kebanggaan kini terasa hampa. Setiap sudut tampak terabaikan, bahkan langit-langit yang biasanya dipenuhi dengan cahaya lembut, kini tampak suram. Kehadiran orang tua Prasetyo semakin menambah tekanan yang ada. Rahardian yang terkenal dengan ketegasannya langsung mengumpulkan Prasetyo di ruang tamu, menunggu penjelasan yang ia anggap sang

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Kabar di singapura

    Kareena menatap layar ponselnya dengan ekspresi penuh kecemasan. Panggilan dari putra tunggal mereka, Prasetyo, datang tepat setelah Hans memberi laporan tentang situasi yang semakin buruk. Kejadian-kejadian yang terungkap begitu cepat—kehamilan Samantha, tuntutan Akbar, dan penolakan Prasetyo untuk mengakui anak itu—membuat hati Kareena penuh dengan kemarahan yang belum bisa ia sembunyikan.Rahardian, suaminya yang tenang dan selalu mengedepankan logika, terlihat sangat marah. Mereka memang tidak pernah memiliki hubungan yang dekat dengan Prasetyo. Namun, rasa malu dan frustrasi semakin menggerogoti mereka, apalagi setelah mendengar bahwa anak yang seharusnya membawa kehormatan keluarga malah terjebak dalam skandal yang bisa merusak nama baik mereka.Kareena mengangkat telepon, dengan tatapan tajam pada Rahardian yang kini berdiri di sampingnya. “Prasetyo,” katanya, dengan nada suara yang lebih rendah, namun penuh beban.Di ujung telepon, terdengar napas berat Prasetyo. “Bu, Ayah...”

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Amarah akbar

    Suasana rumah Raharjo yang sepi berubah ketika terdengar suara mobil memasuki pekarangan rumah. Prasetyo sedang duduk di ruang kerja, menatap berkas-berkas yang berserakan di atas meja. Meski wajahnya terfokus pada pekerjaan, pikirannya jauh dari situasi ini. Ia tidak bisa menenangkan dirinya sejak kejadian dengan Samantha beberapa jam yang lalu. Rasa cemas, rasa bersalah, dan penyesalan yang menggerogoti hatinya semakin dalam.Namun, ketenangan itu segera pecah ketika pintu ruang kerjanya terbuka dengan kasar. Tanpa mengetuk atau meminta izin, Akbar, sepupu Samantha yang juga sahabat dan asisten setianya, masuk dengan wajah penuh amarah. Tubuhnya yang tinggi besar dan kekar tampak lebih mengancam di bawah cahaya redup ruangan."Prasetyo!" teriak Akbar, suaranya menggema di seluruh ruangan. "Apa yang sudah kamu lakukan?!"Prasetyo terkejut, mengangkat wajahnya dari berkas-berkas yang ada di mejanya. Ia tidak tahu apa yang membuat Akbar begitu marah. Tetapi, saat melihat ekspresi wajah

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Calon nyonya baru

    Hans, kepala pelayan yang telah melayani keluarga Raharjo selama bertahun-tahun, berdiri tegak di dapur setelah Samantha meninggalkan ruang tamu. Meskipun wajahnya tetap tenang dan profesional, perasaan tidak nyaman dan frustrasi yang ia rasakan semakin menguat. Ia tahu bahwa rumah ini, tempat yang telah lama ia anggap sebagai keluarganya, kini sedang berada dalam gejolak yang semakin besar.Samantha, dengan segala cara liciknya, telah menempatkan dirinya sebagai sosok yang sangat berbahaya, dan Hans bisa merasakannya. Namun, meskipun wanita itu mencoba menampilkan kekuasaan, Hans tahu persis bahwa dia bukan tipe orang yang mudah digertak. Ia telah menghadapi banyak situasi sulit dalam kariernya, dan tak pernah sekali pun ia merasa takut kepada orang seperti Samantha.Ketika Samantha muncul dengan sikap angkuh dan mencoba mengancamnya, Hans tidak takut sedikit pun. Ia mengingat betul siapa dirinya—seorang kepala pelayan yang setia kepada keluarga Raharjo. Dia bukanlah seseorang yang m

DMCA.com Protection Status