Beranda / Rumah Tangga / Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal / Kekonyolan Prasetyo dan Nathalia

Share

Kekonyolan Prasetyo dan Nathalia

Penulis: minipau
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-05 22:50:29

Prasetyo mengerang, sekujur tubuhnya terasa nyeri luar biasa. Sepertinya efek pereda nyeri yang diberikan oleh dokter sudah habis, perlahan lelaki itu membuka mata untuk mengamati ruang perawatan VIP yang dipilihkan oleh Nathalia untuknya.

“Perempuan konyol.” Kata Prasetyo ketika menyadari Nathalia tidur telungkup di kursi penunggu alih-alih membaringkan diri dengan nyaman di bed khusus penunggu yang sudah disediakan.

“Kamu boleh membenciku, Mas. Tapi tolong jangan usir aku.”

Rintihan Nathalia masih terdengar jelas di dalam kepalanya, perempuan itu meracau selama ia tidak sadarkan diri.

“Bodoh.” Maki Prasetyo lagi karena menemukan sisa-sisa jejak air mata di wajah istrinya.

Mungkin karena posisi tidurnya yang tidak nyaman atau karena memang ia merasa sedang diperhatikan, Nathalia perlahan ikut membuka mata. Matanya bertemu dengan mata Prasetyo untuk beberapa saat, Nathalia nyaris terhanyut sebelum menyadari situasinya.

“Oh, kamu bangun, Mas?” Nathalia mengucek matanya, perempuan it
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Harkat, Martabat dan Kelas sosial

    Akbar memperhatikan Samantha yang tengah bersolek, adik sepupunya sempat kembali ke New York beberapa waktu lalu untuk menyelesaikan urusannya pekerjaan terakhirnya. Samantha tidak akan kembali ke negeri yang dikenal dengan julukan The Big Apple tersebut, Samantha akan sepenuhnya tinggal di Indonesia dan melupakan mimpi dan pekerjaan impiannya di sana.“Mau ke mana?” Samantha melirik Akbar dari pantulan kaca meja riasnya. “Aku akan pergi ke rumah sakit.”“Rumah sakit?” tanya Akbar khawatir. “Kamu sakit?”“Bukan aku, tapi Prasetyo.”Akbar semakin tidak mengerti. “Prasetyo masuk rumah sakit?”Samantha menghela napas, terkadang Akbar memang sangat menyebalkan.“Kami pergi ke cafe di pusat kota dua hari yang lalu, sialnya Prasetyo tersiram sup panas karena Nathalia bersikap ceroboh.” Samantha menjelaskan. “Kalau Prasetyo nggak pasang badan, sup panas itu pasti sudah membakar wajah Nathalia.” Samantha sedikit geram dan menyayangkan kenapa kuah sup panas itu harus mengenai Prasetyo dan bu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Penawaran yang tidak pernah berubah

    Prasetyo memperhatikan Nathalia yang terlihat sangat sibuk dengan ponselnya, ini hari ke tiga perawatannya. Prasetyo sudah bosan setengah mati, tapi istrinya masih belum mengizinkan Prasetyo menjalani perawatan di rumah.“Jangan terus-terusan menghela napas seperti itu.” Nathalia menyahut tanpa menoleh pada Prasetyo yang duduk dengan muram di atas ranjang.“Aku bosan.”“Sebentar lagi Mas Prasetyo tidak akan merasa bosan.”Wajah Prasetyo kian muram.”Harusnya memang Samantha yang ada di sini, dia selalu menuruti dan mengerti keinginanku.”Nathalia tidak menjawab, perempuan itu terlihat makin sibuk dengan ponselnya. Prasetyo yang tidak suka diabaikan, mencoba menarik perhatian Nathalia dengan terus mengeluh sembari membicarakan Samantha. “Mereka datang.” Kata Nathalia tiba-tiba.“Mereka?”Kebingungan Prasetyo tidak berlangsung lama, karena tidak lama pintu ruang perawatannya terbuka. Akbar, Arman dan Samantha muncul dengan segala macam buah tangan mereka. “Mas Prasetyo nggak akan bosan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Tinggal bersama

    “Mereka terlihat konyol, iya kan?” komentar Samantha pada film yang mereka tonton, jari-jari lentiknya juga dengan cepat membuka kulit jeruk, membersihkan seratnya lalu menyuapi Prasetyo yang masih fokus dengan tayangan di televisi.“Aku kenyang.” Prasetyo menolak uluran jeruk dari Samantha. “Tolong ambilkan aku air.”“Oh, airnya habis. Sebentar, aku ambil di dispenser.”Ruang rawat VIP Prasetyo luas dan bersekat, sekat satu untuk pasien dan sekat lainnya diperuntukan bagi keluarga pasien yang menginap. Dispenser ada di sekat keluarga pasien, karena itu Samantha harus berjalan cukup jauh untuk mengisi botol minum Prasetyo.“Arman belum kembali juga?” tanya Prasetyo. “Dia benar-benar ke toilet atau justru masuk ke ruang perawat dan menggoda perawat-perawat di sana?”Akbar tertawa, kecurigaan Prasetyo tidak salah. Karena semasa sekolah mereka dulu, Arman memang suka seperti itu. “Haruskah aku menyusulnya?”Prasetyo menggeleng. “Biar aku saja, aku juga ingin jalan-jalan.”“Kau yakin?” Ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Awal dari neraka

    “Ini ada apa?” tanya Nathalia yang baru kembali ke ruang perawatan suaminya. “Mas, kamu mau ke mana?”Samantha yang membantu Prasetyo mengemasi barang-barang tersenyum. “Prasetyo akan pulang, Nath. Dia sudah tidak betah di rumah sakit.”“Mas, nggak bisa begitu dong. Kamu masih harus dalam pengawasan dokter.” Nathalia panik. “Kamu mau apa supaya betah? kasih tahu aku coba.”“Sam, sepertinya masih ada beberapa pakaianku di laci bawah. Tolong di cek ya.” Prasetyo terang-terangan mengabaikan Nathalia. “Mas.” Nathalia meletakan tasnya dengan tidak sabaran. “Dengarkan aku dulu, kamu masih harus dalam pengawasan dokter.”“Jangan berlebihan, aku sudah sehat.”Nathalia menghela nafas karena kekeras kepalaan suaminya. “Aku akan bicara dengan dokter sebentar, sekaligus mengatur perawat yang akan tinggal di rumah bersama kita.”“Oh, nggak perlu, Nath.” Samantha datang sembari mendorong koper Prasetyo yang sudah selesai di pacx. “Enggak perlu gimana, luka Mas Pras masih harus dipantau.”“Jangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Perempuan murahan

    Samantha berperilaku seperti nyonya rumah begitu mereka sampai di kediaman Rahardjo, perempuan itu dengan tidak tahu dirinya langsung memberikan perintah kepada para pelayan untuk melakukan banyak hal.Mulai dari mengganti tirai di kamar tidurnya sampai peralatan kamar mandinya, Samantha juga dengan semena-mena mengatur dan menyiapkan menu makan malam Prasetyo tanpa merasa perlu meminta persetujuan dari Nathalia.“Orang kaya, benar-benar ada aja tingkahnya.” Seruni pelayan termuda di kediaman Rahardjo menggerutu, ia sudah lima kali bolak balik membawakan bed set dan juga tirai untuk kamar yang akan ditempati oleh Samantha selama perempuan itu tinggal di kediaman Rahardjo. “Dia nggak akan jadi istri keduanya tuan muda kan?”“Hust!” Lastri pelayan senior menegur Seruni. “Udah nurut aja, nggak usah ikut campur.”“Aku kesal, Mbak. Padahal cuma tamu, tapi lagaknya udah seperti nyonya rumah! nggak kebayang kalau dia betul-betul jadi nyonya rumah, kita bisa benar-benar diperbudak.” Lastri me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Prilaku bar bar

    Prasetyo memijat pangkal hidungnya pelan, ia masih dalam masa pemulihan tapi dua perempuan di rumahnya sudah membuat ulah. Ketika baru akan beristirahat, ia mendapat laporan dari kepala pelayan bahwa Natalia dan Samantha bertengkar.Kepala keluarga Rahardjo muda itu bergegas menyusul ke ruang laundry dan harus mengelus dada begitu melihat Samantha sudah babak belur sembari menangis di sudut ruangan, keadaan Nathalia tidak terlalu jauh berbeda, perempuan itu juga sama berantakannya.“Obati luka kalian, setelah itu aku tunggu di ruang kerja.” Titah Prasetyo tegas. “Bantu mereka merapikan diri.” Kata Prasetyo kepada pelayan yang menunggu di depan pintu.Sekarang, mereka semua sudah berkumpul di ruang kerja Prasetyo. Samantha masih menangis, sesenggukan karena memang ia jauh lebih babak belur dibanding Nathalia. Hasil pertengkaran itu jelas di menangkan istrinya, Prasetyo tidak tahu harus merasa bangga atau malu.“Jadi, apa yang terjadi?”Samantha bergegas membuka mulut, tidak akan ia bia

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Rencana dan bencana

    Prasetyo mendekat, memperhatikan wajah mungil istrinya yang sedikit memar. Rambut ikal Nahtalia yang sebelumnya mengembang dengan indah tanpa bantuan alat styling pun jadi terlihat lebi berantakan.“Tidakkah kamu sadar untuk memiliki etika terhadap tamu yang aku undang ke rumah ini?” bisik Prasetyo tepat di hadapan wajah istrinya. Nathalia menelan ludah dengan gugup, berada dalam jarak sedekat ini dengan suaminya membuat perempuan itu sedikit salah tingkah “Aku hanya berusaha membela diri dan menjaga orang-orangku.”“Menurut Mas Prasetyo, apa yang akan mereka pikirkan jika aku, Nyonya di rumah ini membiarkan tamu bersikap seenaknya? Terlebih lagi, tamu ini bersikap semena-mena.” Nathalia tersenyum miring. “Oh, ataukah ini adab yang kalian pelajari dari kelas kepribadian yang mahal itu?”Prasetyo terkekeh, istrinya memang tangguh. Alih-alih merengek atau meratap, Nathalia justru berani melawan. Seketika Prasetyo kembali mengingat perdebatan antara Nathalia dan Samantha di toilet cafe

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Musuh bersama

    Nathalia membuka matanya yang terasa sangat berat, perempuan itu melirik jam di atas nakas, pukul 08.00. Prasetyo pasti sudah sarapan dan mungkin saja suaminya itu sedang menikmati pagi bersama Samantha.“Aku lelah,” bisik perempuan itu kepada dirinya sendiri. Nathalia sudah lelah berjuang sendirian untuk pernikahannya, tapi pergi dari hidup Prasetyo juga bukan sesuatu yang ia inginkan. Ia tidak ingin kembali ke kehidupannya sebelum menjadi Nyonya keluarga Rahardjo.“Permisi, Nyonya. Anda sudah bangun?” Seruni, pelayan yang hari ini bertugas membersihkan kamar utama mulai membuka tirai kamar dengan hati-hati,”Nyonya ingin di siapkan sarapan di kamar?”“Tuan hari ini sudah mendapatkan perawatan untuk lukanya?” tanya Nathalia mengabaikan pertanyaan sebelumnya. “Apakah lukanya membaik?”Seruni mengangguk. “Luka tuan sudah lebih membaik, Nyonya. Tuan juga sudah mulai sarapan bersama Nona Samantha di taman belakang, Nyonya ingin bergabung?”Nathalia berpikir, haruskah ia bergabung atau mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09

Bab terbaru

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Perayaan Pahit dengan Rahasia Tersembunyi

    Chapter Lanjutan: Perayaan Pahit dengan Rahasia TersembunyiSamantha kembali ke rumah Akbar dengan langkah pelan, menyembunyikan kepuasan di balik raut wajah yang tenang. Perasaan kosong masih menggelayuti dirinya meskipun rencananya untuk merusak hubungan Prasetyo dan Nathalia berjalan sesuai harapan. Duduk di sofa, ia menatap kosong pada layar televisi yang menyala tanpa suara, pikirannya sibuk memutar balik kenangan masa lalu.Ponselnya bergetar di atas meja, menampilkan nama Arman. Samantha menghela napas, kemudian tersenyum tipis sebelum menjawab panggilan tersebut. "Arman," sapanya dengan suara lembut namun penuh makna."Bagaimana semuanya berjalan?" tanya Arman dengan nada antusias. "Aku dengar Kareena dan Nathalia terlibat dalam perdebatan sengit tadi."Samantha menyesap anggur dari gelasnya, mencoba menenangkan pikirannya. "Ya, Kareena benar-benar membuat Nathalia terpojok. Prasetyo mencoba membela istrinya, tetapi aku bisa melihat Nathalia semakin tertekan."Arman tertawa ke

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Dalam Cengkeraman Kebencian

    Chapter Berikutnya: Dalam Cengkeraman Kebencian Nathalia berdiri di ambang pintu, tubuhnya menegang saat melihat Samantha duduk di ruang tamu. Perempuan itu tampak santai, seolah-olah tidak ada yang salah dengan kunjungannya. Di sebelahnya, Kareena, ibu mertua Nathalia, duduk dengan senyum puas di wajahnya. Keduanya tampak akrab, seperti dua teman lama yang tengah berbagi cerita. "Nathalia," suara Kareena terdengar tajam, meskipun dibalut dengan nada sopan. "Samantha datang untuk berbicara, tidak sopan jika kau tidak menyapanya." Nathalia mengatur napasnya, mencoba menahan amarah yang berkecamuk di dadanya. "Apa yang dia lakukan di sini?" tanyanya dengan nada yang berusaha ia jaga tetap tenang. Samantha tersenyum tipis, meletakkan tangan di perutnya yang mulai membesar. "Aku hanya ingin berkunjung, Nathalia. Lagipula, aku mengandung anak Prasetyo, dan aku pikir keluarga berhak tahu bagaimana keadaanku." Nathalia merasa darahnya mendidih. "Kau pikir ini tempat yang pantas untuk da

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Pendekatan

    Hari itu, Nathalia memutuskan untuk menghabiskan waktu di pusat perbelanjaan, mencoba melupakan sejenak masalah yang membebani pikirannya. Ia berjalan dari satu toko ke toko lain, matanya menelusuri rak-rak yang penuh dengan barang-barang. Meskipun tampak sibuk dengan belanjaannya, benaknya terus dipenuhi oleh kecemasan akan hasil tes DNA Prasetyo. Di sudut lain pusat perbelanjaan, seorang pria dengan tatapan tajam mengawasinya dengan saksama. Arman, sahabat lama Prasetyo, mengikuti Nathalia sejak ia memasuki tempat itu. Awalnya, ia berusaha membujuk dirinya sendiri bahwa ia hanya ingin memastikan Nathalia baik-baik saja. Namun, jauh di dalam hatinya, ia tahu ada perasaan lain yang mendorongnya untuk terus berada di dekatnya. Arman mempercepat langkahnya saat Nathalia berhenti di depan sebuah kafe kecil. Dengan hati-hati, ia mendekatinya, berpura-pura tidak sengaja bertemu. "Nathalia?" panggil Arman dengan suara terkejut yang dibuat-buat. "Apa kabar? Lama tidak bertemu." Nathal

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Tes DNA

    Hari-hari berlalu dengan keheningan yang mencekam. Prasetyo masih tenggelam dalam pikirannya, mencoba memahami jalan keluar dari situasi rumit yang sedang dihadapinya. Pesan dan panggilan dari Samantha terus berdatangan, menambah tekanan yang semakin membuatnya gelisah. Namun, satu keputusan sudah bulat di dalam pikirannya—ia tidak akan mengakui anak itu sebelum melakukan tes DNA. Pagi itu, Prasetyo menghubungi Samantha. Suaranya terdengar tegas, jauh dari nada bersalah atau ragu-ragu yang biasa ia tunjukkan. "Samantha, aku sudah berpikir panjang tentang semua ini," ucap Prasetyo, mencoba menjaga nada suaranya tetap tenang. "Aku tidak akan mengakui anak itu sebelum kita melakukan tes DNA." Di ujung telepon, Samantha terdiam sejenak sebelum tertawa kecil. "Pras, kau meragukan aku? Setelah semua yang kita lalui?" "Aku tidak meragukan apapun, Samantha. Aku hanya ingin memastikan kebenarannya," jawab Prasetyo dengan tegas. "Jika anak itu memang darah dagingku, aku akan bertanggung ja

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Menghadapi kenyataan

    Chapter SelanjutnyaPagi itu, Prasetyo duduk di ruang kerjanya, mencoba memusatkan perhatian pada berkas-berkas di depannya. Namun, pikirannya terus melayang ke percakapan terakhirnya dengan Nathalia. Rasa bersalah masih menyelimutinya seperti awan gelap yang tak kunjung pergi. Ia tahu, kesalahannya telah merusak segalanya, dan jalan menuju penebusan terasa begitu jauh dan sulit.Tiba-tiba, ponselnya bergetar. Nama yang muncul di layar membuat dadanya berdegup lebih kencang—Samantha. Mantan tunangannya yang selama ini berusaha ia hindari setelah kejadian yang menghancurkan pernikahannya.Dengan enggan, Prasetyo membuka pesan yang masuk. Sebuah gambar hasil USG menyambutnya, membuat napasnya tercekat. Di bawah gambar itu, terdapat pesan dari Samantha:"Pras, ini anak kita. Kau tidak ingin kehilangan anak lagi, kan? Jangan sampai kau menyesal."Pesan itu terasa seperti pisau yang menusuk tepat di hatinya. Prasetyo merasa pusing, tubuhnya gemetar saat menatap gambar itu. Ia tahu bahwa in

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Dengan atau tanpa dirimu

    Chapter SelanjutnyaNathalia duduk di sudut kamar yang redup, menatap kosong ke arah dinding yang dingin dan hampa. Air mata tak henti-hentinya mengalir di pipinya, membawa serta rasa sakit yang mendalam. Hatinya remuk, seperti kaca yang telah terjatuh dari ketinggian dan pecah berkeping-keping.Beberapa minggu yang lalu, dunia Nathalia telah runtuh saat ia mengalami keguguran. Rasa kehilangan itu begitu menyakitkan, menghancurkan harapan yang telah ia dan suaminya bangun bersama. Ia mencoba kuat, berusaha menerima kenyataan bahwa bayi yang begitu diidamkan kini telah tiada. Namun, luka itu belum sempat sembuh, ketika ia menerima kabar yang jauh lebih memilukan.Suaminya, Prasetyo, telah menghamili perempuan lain.Kabar itu datang seperti petir di siang bolong. Awalnya, Nathalia tidak percaya. Ia berharap itu hanya rumor jahat yang dibuat untuk menghancurkan rumah tangga mereka. Tapi kenyataan tak bisa dipungkiri. Perempuan itu datang sendiri, membawa bukti kehamilan dan cerita yang t

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Flashback

    Berikut ini adalah versi teks dengan nama kakak Prasetyo diubah menjadi Pradana: Prasetyo terbangun dengan napas terengah-engah, tubuhnya berlumuran keringat dingin. Kepalanya terasa berat, seakan-akan baru saja dibebani oleh beban dunia yang tak bisa lagi ia hindari. Mata yang terbuka dengan kebingungan memandang sekeliling, dan sejenak ia merasa tidak yakin di mana dirinya berada. Namun, perasaan hampa dan penyesalan yang menggerogoti hatinya kembali datang dengan begitu kuat. Ia teringat kembali dengan jelas—seperti dalam mimpi yang begitu nyata. Mimpi Prasetyo: Prasetyo melihat dirinya dan Pradana, kakaknya, sedang bermain di halaman belakang rumah besar mereka yang dikelilingi pepohonan rindang. Waktu itu mereka berdua masih anak-anak. Pradana, kakak kembarnya, lebih besar, lebih kuat, dan lebih bijaksana. Meski mereka sering kali berada di bawah tekanan yang sama dari orang tua mereka, Pradana selalu ada untuk Prasetyo. Setiap kali Prasetyo merasa tertekan dengan harapan oran

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Diambang keputusasaan

    Keputusan Rahardian dan Kareena untuk kembali ke Indonesia segera setelah panggilan telepon yang tegang itu mengguncang kediaman Rahardjo. Mereka berdua terbang dalam diam, tidak hanya karena kekhawatiran terhadap keadaan keluarga mereka, tetapi juga karena mereka tahu betul betapa beratnya masalah yang harus dihadapi ketika mereka tiba di Jakarta. Mereka tidak lagi merasa bahwa keluarga ini berjalan dengan baik. Malah, mereka merasa seolah-olah mereka sudah kehilangan kendali atas putra mereka, dan itu membuat Rahardian dan Kareena semakin frustasi.Sesampainya di kediaman Rahardjo, suasana semakin tegang. Rumah yang dulunya selalu dipenuhi tawa dan kebanggaan kini terasa hampa. Setiap sudut tampak terabaikan, bahkan langit-langit yang biasanya dipenuhi dengan cahaya lembut, kini tampak suram. Kehadiran orang tua Prasetyo semakin menambah tekanan yang ada. Rahardian yang terkenal dengan ketegasannya langsung mengumpulkan Prasetyo di ruang tamu, menunggu penjelasan yang ia anggap sang

  • Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal   Kabar di singapura

    Kareena menatap layar ponselnya dengan ekspresi penuh kecemasan. Panggilan dari putra tunggal mereka, Prasetyo, datang tepat setelah Hans memberi laporan tentang situasi yang semakin buruk. Kejadian-kejadian yang terungkap begitu cepat—kehamilan Samantha, tuntutan Akbar, dan penolakan Prasetyo untuk mengakui anak itu—membuat hati Kareena penuh dengan kemarahan yang belum bisa ia sembunyikan.Rahardian, suaminya yang tenang dan selalu mengedepankan logika, terlihat sangat marah. Mereka memang tidak pernah memiliki hubungan yang dekat dengan Prasetyo. Namun, rasa malu dan frustrasi semakin menggerogoti mereka, apalagi setelah mendengar bahwa anak yang seharusnya membawa kehormatan keluarga malah terjebak dalam skandal yang bisa merusak nama baik mereka.Kareena mengangkat telepon, dengan tatapan tajam pada Rahardian yang kini berdiri di sampingnya. “Prasetyo,” katanya, dengan nada suara yang lebih rendah, namun penuh beban.Di ujung telepon, terdengar napas berat Prasetyo. “Bu, Ayah...”

DMCA.com Protection Status