"Hey, jangan plototin aku, dong Bee." Reiko membela diri.
"Aku cuma gak suka aja bibir manismu yang selalu menggairahkan bicara kasar di hadapanku. Kamu benci dia gapapa, nuduh dia begitu dan punya buktinya juga gapapa, tapi jangan nuduh ke aku sekasar itu sayang. Kan aku bukan dia, aku bukan Mimi dan bukan pria yang suka dia. Aku kekasihmu, My Queen. Cuma kamu!"
Reiko berhenti bicara untuk memberikan satu kecupan bagi Brigita.
"Ayolah, bicara manis untukku, sayang."
Entah kenapa kalau sudah digombali begini Brigita memang lebih bisa menahan dirinya.
"Aku gak suka dengan Mimi! Buatku, dia punya rencana lain untukmu!" Brigita berhasil membuat s
"Eh itu…." Reiko belum menjawab saat Brigita menunggu responnya."Tapi Aku lelah sekali Bee. Untuk kali ini aja, ya," bujuk Reiko."Hmmm ... kamu tahu kan kita tadi habis ngapain? Bisa gak aku masaknya kapan-kapan aja?""Kamu nolak aku lagi?" Brigita tak pernah mendapatkan penolakan sampai berkali-kali dalam sehari seperti ini."Habis kepalaku pening sekali harus memikirkan tentang urusan Mesir dan kecapean juga habis olah raga tadi. Kalau aku masak rasanya pasti nggak akan karuan dan kamu nggak akan suka."Betul sebenarnya yang dikatakan Reiko. Masak kalau lagi tak semangat ya tentu saja tida
Habis sudah!Padahal Reiko sudah benar-benar berharap kalau Brigita bakal menunggunya di kamar.Kalau sudah seperti ini jelas sudah acaranya akan berubah.Bagaimana dia melihat kondisi Aida?"Kamu kenapa? Kok mukanya kayak nggak suka gitu aku bilang mau makan di bawah? Emang kamu mau tidur bau-bauan dengan bau seafood?""Enggak!" Reiko menggelengkan kepalanya. Saat itu juga dia merasa kesal pada dirinya sendiri kenapa juga dia tadi tidak memilihkan makanan untuk Brigita yang tidak ada bau-bau seafoodnya?Karena memang sudah kebiasaan Brigita juga kalau mereka makan seafood ya mereka makan di ruang makan.
"Kenapa Bee?"Reiko yang tadi mendengar sayup-sayup suara obrolan antara Brigita dan kurir tentu saja penasaran dan bertanya."Itu tadi driver-nya bilang ke aku katanya apa perlu aku cek dulu makanannya lengkap atau enggak? Ngapain coba aku capek-capek buka ini di sana? Kalaupun nggak lengkap ya aku tinggal complainkan? gampang sih!"Hah, apa itu kurir yang sama dengan kurir yang mengantar ke sini waktu dia membongkar belanjaan?Reiko hanya menduga-duga saja!Tapi mungkin kurir yang lain juga bisa kan? Dan bisa jadi operator mereka membiasakan untuk menyuruh mengecek?Bisa jad
"Masa saya harus menunggu Bapak di dalam sana terus dan saya bisa buang air besar di tempat tidur dong Pak!" Tapi sudah kepalang! Karena tidak mau lagi menahan rasa malunya Aida langsung berceloteh begitu tak peduli dengan wajah seseorang yang tidak lagi bersahabat di hadapannya."Itu lebih baik daripada kamu merangkak ke sini sendirian!" Reiko bicara, sambil mendekat dan langsung memegang kedua tangan Aida membuka telapak tangannya dan memperhatikannya."Debu, jamur, bakteri, kotoran!" Mata itu memicing sempurna kepadanya."Apa kamu pikir kuman dan bakteri yang ada di sini tidak bisa masuk ke tubuhmu? Kenapa tak mengindahkan kata-kataku, hmmm?"
"Apa semua wanita yang seumuran sama Reti dan Rukma harus Bapak kecup dahinya?"Kesel Aida tadinya dia tidak mau menimpali. Tapi karena tak tahan, akhirnya dia bicara.Untung saja saat Aida bicara dia sudah bisa mengendalikan dirinya sehingga tidak menangis lagi."Hmm, pilih-pilihlah. Yang cantik boleh. Kalau yang…""Ish." Aida mencibir. Malas dia mendengar lanjutan dari ucapan Reiko."Ya, gimana, masa kalau nggak cantik aku mau mengecupnya? Bau keringet, ogah. Mau yang bersihlah. Enak aja sembarangan cewek."&nbs
"Bee, tumben kamu jam segini turun?""Aku aus, sayang! Jadi aku ke sini. Tadi aku lihat di ruang kerja kamu juga kosong kok, tahunya kamu ada di sini?"Tak biasanya Brigita nengok-nengok ke ruang kerja Reiko. Membuat pria itu bergidik."Oh, hmm. Ruang kerjaku kosong lah karena akunya kan memang ada di sini, akunya!" Ada senyum yang diuraikan di bibir Reiko dan dia masih bersikap tenang!Satu hal kelebihan dari pria itu saat panik melanda dia benar-benar bisa mengatur kondisi dirinya untuk tidak diperlihatkan di hadapan lawan bicaranya.Sama seperti yang Rei
Syukurlah Bee belum bangun.Ada lega dalam hati Reiko melihat Brigita masih terlelap ketika dia masuk ke dalam kamarnya. Padahal tadi dia cukup ketar-ketir karena agak lama di kamar Aida.Biarkan saja dululah. Aku siap-siap dulu.Tapi Reiko tak mau membangunkannya dan memilih untuk menyiapkan dirinya sendiri. Dan ini sebetulnya baru pertama kali dilakukan oleh Reiko.Biasanya kalau ada Brigita mereka selalu mandi bersama."Kamu baru bangun, Bee?"
"Jadi aku belum bisa jalan?"Dan gumaman itu berbarengan dengan suara seseorang yang menjawab bersama dengan wajahnya yang terlihat sedikit frustasi dan sedih.Hah, kalau aku tidak akan pergi ke Mesir maka aku berharap sebulan kamu tidak bisa jalan dulu! Simpan semua sedihmu itu!Tapi tidak dengan pria yang berdiri di ruangan yang sama. Dia justru berbisik seperti ini di saat yang bersamaan Alif bicara…."Kalau bisa hindari jalan-jalan dulu ya. Mungkin tiga hari lagi kemungkinan sudah bisa jalan pelan. Tapi kalau kamu gak banyak jalan, gak terlalu banyak aktivitas, ini bisa cepat sembuh dan bisa jalan lagi. Soal