(Sementara itu beberapa jam sebelumnya saat Tommy baru saja tiba di Marseille dan memasuki mansion dari Nicholas Lambert)
"Hai Tommy! Kau datang sendirian?" Nicholas langsung meminta Tommy untuk masuk ke dalam ruang kerjanya dengan gerakan tangannya dan di sana dia juga sudah berdiri dari kursi kerjanya saat menyapa Tommy yang diantar oleh asistennya mulai melangkah masuk.
"Ya, memang Anda berharap saya diantar oleh siapa Tuan Lambert?"
"Relax, kau bisa memanggilku Nicholas. Tak perlu terlalu formal, oke. Kita tidak usah formal."
"Hmm, baiklah Nicholas."
Tommy tersenyum tapi bukan sebuah senyum yang menunjukkan kebahagiaannya.
"Oh ya ngomong-ngomong apa yang ingin kau bicarakan padaku sampai kau menyuruhku ke sini dan kau tidak mau data
"Tu-tunggu dulu. Kau bilang Gerald adalah Richard Peterson?"Tommy tidak mau mempercayai ini makanya dia menyanggah lebih dulu.Tommy tentu masih ingat pertemuan keluarga di saat kakek dari Anastasya juga berada di Lyon. Saat di mana Tommy sangat yakin sekali dia bisa mengalahkan Richard Peterson setelah projectnya bersama dengan Gerald berlangsung.Tapi bagaimana ceritanya kalau Gerald dan Richard adalah orang yang sama?"Nyonya Ellena, kurasa apa yang kau katakan ini salah. Tidak mungkin mereka adalah orang yang sama." Tommy makin gusar."Kalau mereka mem
Kalau Gerald adalah Richard Peterson ini akan jadi masalah. Aku sudah terlalu banyak menyinggungnya dan kurasa akan sulit untukku berkompetisi di pemilihan kepala negara.Ambisi dari Nicholas Lambert adalah menjadi seorang pemimpin negara. Dia tidak puas hanya menjadi seorang gubernur dariMarseille.Tentu dia memiliki impian yang besar. Menjadi bagian dari salah satu leader penting di dunia. Itu tidak akan bisa dicapai olehnya kalau dia tidak menjadi kepala negara."Aku sudah menghubungi istriku dia nanti akan datang bersama dengan temanku juga yang ada kaitannya dengan bisnisku.""Apakah temanmu itu menguntungkan untuk k
"Di-dia adikmu?" Brigita melirikShandra yang mengangguk sebelum matanya kembali lagi pada foto."Tunggu, di sini benar yang dibilang Shandra kalau nama yangada di sini kan akun media sosial Richard Peterson. Bukan Gerald Peterson!""Gerald itu tidak ada Brigita. Tadi aku sudah bicara dengan ibu tirinya, Ellena. Dan dia mengatakan padaku kalau kemungkinan Gerald itu hanyalah nama fiktif. Dia tidak ada!""Gubernur, aku rasa kau salah orang!" Brigita tidak mau mengakuinya.Dan ini bukan hanya semata-mata karena dia adalah suami dari adiknya Shandra.
"Hah?" Brigita bingung."Kamu bukannya nggak suka sama teh manis?""Mungkin tidak ada salahnya meminum ini asal gak sering-sering?"Tapi tidak dengan orang yang di sampingnya yang justru menikmati sekali seruputan demi seruputan yang masuk ke dalam mulutnya.Sesuatu yang memang sudah dirindukannya.Lagi-lagi kamu melanggar janjimu padaku. Aku bilang tiga jam kita pulang dari rumah keluarga Prayoga. Jangan bilang apa-apa pada mereka yang tidak masuk akal. Kau malah bergosip dengan Dimas. Apa yang kalian bahas? Kepergianku ke Kudusatau apa? Berusaha
"Aku sedang memikirkan itu jugaGrandpa, tapi aku sedang menunggu momen yang pas karena ini ada hubungannya dengan keluarga Tasya."Rasanya ingin sekali Tasya menjitak pria di sampingnya karena sudah menyerempet ke pembahasan yang membuat Philips tidak jadi pergi justru melirik padanya.Sekarang apa yang dia pikirkan tentang aku? Menjadikan cucunya sebagai alat balas dendam untuk membalas perbuatan keluargaku?Tasya tidak tahu tapi kalau sudah dihadapkan dengan kejadian seperti sekarang dia jadi selalu saja negatif.Rasanya sulit sekali untuk berpikir sedikit positif tentang seseorang.
Kabar ini adalah kabar baikkalau GeraldPeterson bukanlah pria yang tadi kutemui di bandara. Tapi bagaimana kalau dia adalah pria yang kutemui di bandara? Kurasa ini adalah kabar buruk yang berarti--Brigita tidak berani menjawab pertanyaan dari Brice yang ada dia menelan salivanya dan bingung sendiri.Kira-kira apakah benar yang dibilang Tommy kalau Gerald Peterson adalah RichardPeterson?Inginnya Brigita tidak mempercayai itu.Brice:Halo, Nona Brigita? Kenapa aku tidak mendengar suaramu?Brigita:Oh, ehm...
Reiko: Presentasi untuk MTC?Brigita:Kau tidak mau? Kau ingin aku yang melakukannya dengan semua ketidakstabilan pada diriku dan kau ingin aku menghancurkan semua impianku betul-betul?Reiko:Hei aku hanya bertanya padamu, Bee. Jelas aku mau melakukannya. Aku akan melakukannya. Kau jangan khawatir. Beritahu saja kapan tanggalnya. Aku akan mempelajari bahan-bahannya semua. Kau tidak perlu maju di sana.Brigita:Sudahlah, kalau kau memang tidak mau tidak perlu memaksakan dirimu. Lagi pula apa pentingnya impianku bagimu?Reiko:Jangan bilang begitu. Tentu saja kau sangat penting untukku. Aku akan melakukannya unt
"Fuuuh."Reiko masih di depan jendela besar di ruang kerjanya dia menghempaskan napas pelan dengan perasaan penat di kepalanya.Tak sangka dirinya kalau dia tadi berdebat lumayan denganBrigita.Mereka sudah lama sekali tidak bertemu. Tapi perdebatan di antara mereka seakan-akan tidak pernah bisa dihentikan.Wajar saja aku yang sudah berjanji banyak padanya dan kini aku tidak bisa menepatinya malah aku senang-senang dengan wanita lain. Mendapatkan kebahagiaanku sendiri sedangkan dirinya hancur lebur. Bagaimana dia tidak marah padaku?Rasa bers