Share

Bab 115. Makan Malam

Penulis: Tifa Nurfa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Oh jadi itu, yang namanya Putri, cantik ya, tapi katanya dia itu janda."

"Ah kayak nggak ada gadis lain aja, sampai harus memilih janda, Raffi kan bujangan."

"Iya, terus denger-denger dia itu dari kalangan bawah, sekarang aja dia kerja kantoran berkat campur tangan Hendrawan sama Maya. Kalau tidak mungkin dia jadi gembel."

"Ssssttt, ssstttt, sudah diam, jangan ngomongin di sini, kalau Maya denger bisa marah dia."

"Heran aja sama si Maya, kenapa begitu menginginkan wanita itu jadi mantu sih."

"Entahlah, pakai guna-guna kali untuk narik simpatinya Maya."

Reflek tanganku mengepal erat, dengan langkah cepat aku menghampiri mereka bertiga.

"Ekhem, maaf, apa kita pernah ada masalah? sampai anda bertiga ngerumpi di tempat seperti ini?"

"Eh, ehm, Putri, eng, enggak bukan maksudku ...."

"Jadi kalau saya janda lalu saya tak berhak bersanding dengan lelaki perjaka, begitu?" Aku tersenyum getir.

Jika aku boleh memilih tentu aku sangat-sangat tidak menginginkan status janda melekat dalam diri ini
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 116. Mencari Intan

    Beberapa potong baju telah aku masukkan ke dalam koper, juga berkas dan file yang dibutuhkan, tak ketinggalan laptopku pun sudah siap. Malam ini aku harus tidur lebih awal agar besok aku bisa bangun pagi, segala akomodasi sudah disiapkan oleh Vania, seperti biasa dia selalu cekatan dalam bekerja, dan selalu bisa diandalkan.Pagi ini aku memutuskan untuk naik taksi online ke bandara.Aku memasukkan koperku ke dalam kabin pesawat kemudian duduk bersandar menatap ke arah luar jendela, kebetulan aku duduk di dekat jendela. menikmati suasana pagi ini yang cerah.Lama aku menatap ke arah luar jendela."Heh, pagi-pagi sudah ngelamun!" celetuk seorang laki-laki, yang suaranya sangat familiar bagiku. Aku langsung menoleh kesamping."Raffi! Bagaimana bisa? Kamu–""Ya bisa dong! Aku juga ada urusan di sana," ucapnya enteng. Aku menatapnya dengan penuh selidik. "Biasa aja kali liatinnya, kenapa? Aku ganteng ya?"Aku langsung membuang muka mendengar kata-katanya."Raffi aku serius, kenapa bisa ka

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 117. Kemarahan Intan

    "Intan ....""Intan kenapa Tante?" tanyaku penasaran, karena Tante Rahmi tak kunjung melanjutkan ucapannya."Ada. Intan ada, dia sekarang ingin menetap disini ikut sama Tante, Nis," jelasnya. Tapi, aku melihat tatapannya berbeda."Alhamdulillah ada. Boleh saya ketemu Intan Tante? Sudah lama sekali saya nggak ketemu dia Tan, juga ada yang ingin saya jelaskan sama dia Tan," ucapku.Tante Rahmi pun mengangguk."Saya paham, Intan pasti sangat terpukul sekali atas kepergian barang tuanya," ucapku sendu penuh rasa prihatin. Kembali beliau mengangguk "Iya kamu benar Nis. Nanti kamu bisa kesana ketemu Intan ya." Dahiku mengerenyit."Kemana Tan?""Dia sekarang ada di toko. Nanti Tante kasih tahu alamatnya kalian bisa kesana, semoga kedatangan kalian bisa mengembalikan keceriaan Intan lagi." Aku mengangguk paham, dari ucapan Tante Rahmi, aku bisa menyimpulkan, bisa jadi setelah kepergian orang tuanya, Intan berubah menjadi pendiam."Minum dulu Nis, Monggo Raffi juga, diminum tehnya." Tante Ra

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 118. Alun-alun Kota

    "Astaghfirullah Intan mengapa dia jadi semarah itu padaku." Aku bermonolog."Mungkin Rendra sudah bercerita padanya suatu hal yang ... Ya tidak sesuai dengan kebenarannya," sahut Raffi menanggapi, sambil tangannya menyetater motor."Maksud kamu?""Ya, bisa aja kan Rendra bicara pada Intan soal kamu versi dia sendiri, bisa aja dia memutar balikkan fakta yang sebenarnya, hingga timbul kebencian di hati Intan sama kamu." Aku mengangguk setuju.Ya, bisa saja itu terjadi, ya Allah, Intan kamu mengenalku cukup lama, lalu apa hanya dengan kamu mendengarkan satu sisi, begitu mudahnya kamu percaya? Ck, aku harus bagaimana."Sekarang kita kembali dulu ke hotel, istirahat? Atau kamu mau jalan-jalan dulu, sekedar refreshing tenangin pikiran?" tanya Raffi sambil tetap fokus mengendarai motor. Ia sedikit menaikkan nada suaranya agar aku bisa mendengar jelas karena angin bertiup cukup kencang."Kita kembali ke hotel aja lah, Fi."Ia mengangguk, sebelumnya kami mampir ke rumah Tante Rahmi untuk meng

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 119. Menguji Kesabaran

    Setelah sampai sejenak menikmati suasana alun-alun kota sambil menikmati makanan khas daerah Sidoarjo, kami memutuskan untuk kembali ke hotel.Meski Raffi berusaha keras untuk menghiburku agar rileks tak terlalu kepikiran sama Intan, tapi tetap saja dasarnya aku orangnya selalu kepikiran dengan masalah yang sedang kuhadapi.Aku tak bisa santai slow, menghadapi masalah yang sedang terjadi. Sudah menjadi sifatku begini, akan berpikir dan terus berpikir mencari cara untuk menyelesaikan masalah itu. Walau sebenarnya jawabnya adalah waktu, ada saatnya nanti semua masalah akan selesai."Aku langsung istirahat ya Fi. Terimakasih untuk hari ini," ucapku sebelum kami sama-sama masuk ke kamar masing-masing. Hari sudah mulai sore. Aku ingin berisitirahat sebentar meregangkan otot-otot yang terasa kaku. Kaku karena terlalu sibuk dengan pikiranku sendiri."Iya, istirahatlah, kamu kelihatan capek banget nanti malam jangan lupa kita makan malam sama-sama."Aku hanya mengangguk kemudian masuk ke dal

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 120. kembali ke Jakarta

    "Putri, Put, hei mau kemana? Kok mewek gitu?" tanya Raffi yang tiba-tiba datang menghampiriku sedang berjalan cepat menjauhi toko bunga itu.Aku diam tak menanggapinya sambil terus berjalan."Sudah ketemu sama Intan?" Aku mengangguk. Raffi menatap bingung padaku dan toko bunga itu bergantian."Terus?""Aku mau kembali ke hotel, berkemas, kemudian pulang ke Jakarta," sahutku sambil terus berjalan, tak sedikitpun menoleh ke arah Raffi. Entah seperti apa sekarang ekspresi wajahku, yang jelas hatiku sekarang sakit sekali."Hah, kembali ke Jakarta? sekarang? Hei kamu kenapa sih? Putri, Put, stop dulu, coba lihat aku Put, lihat aku!" Raffi menghentikan langkahku, aku pun mengangkat wajahku menatapnya. Wajah tampan itu kini terlihat sendu melihat netraku yang sudah memanas."Sudah bicara sama dia?" Aku mengangguk, dan detik berikutnya luruh sudah air mataku, bahuku bergetar, menahan sesaknya rasa di dada.Tapi aku langsung menyekanya dengan lenganku."Masih marah dia?" tanyanya. Aku memilih

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 121. Berbaikan

    "Intan."Melihat sosok sahabatku datang, tentu membuatku menarik senyum, seketika perasaan haru membuncah di dalam dada.Ia langsung menghambur memelukku. Tentu saja aku langsung menyambut dengan tangan terbuka, memeluknya. Beberapa saat kami saling merangkul, ia terisak, di pundakku."Jangan pergi dulu Nis, aku ingin bicara." Aku mengangguk. Kemudian menoleh ke arah Raffi, ia pun mengangguk seakan tahu apa maksudku."Maaf Pak, saya cancel ya, teman saya masih ada urusan dengan temannya. Tapi tetap saya bayar ongkos yang tadi tertera di aplikasi ya Pak. Sekali lagi saya mohon maaf." Raffi bicara dengan supir taksi online dan menyodorkan uang pecahan berwarna merah padanya.Kami berjalan ke area restoran tak jauh dari lobby dan duduk bertiga di sebuah meja persegi panjang. Kemudian Raffi memesan teh hangat untuk kami.Sejenak kami bertiga saling diam. Aku memberi waktu pada Intan beberapa saat agar lebih tenang sebelum kita bicara."Intan, Kau baik-baik saja?" tanyaku lembut padanya y

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 122. Menginap

    Aku memutuskan untuk kembali ke Jakarta esok hari, karena aku masih ingin menghabiskan waktu di sini untuk ngobrol sama Intan."Kamu nggak apa-apa berlama-lama di sini Nis?""Tak apa sekali-kali juga nggak sering, kerjaan di Jakarta aku serahkan pada Damar."Intan kembali mengangguk. Kini kami berdua sedang dalam perjalanan untuk kembali ke rumah Tante Rahmi. Sedangkan Raffi, aku suruh dia balik duluan ke Jakarta, meski awalnya dia menolak tapi bagaimanapun kerjaan dia di Jakarta juga banyak, jadi dia memilih untuk menurutiku kembali ke Jakarta sore ini."Kau sendiri, apa tidak ingin kembali ke Jakarta Tan?" Ia menggeleng. "Aku nyaman di sini, daripada di Jakarta aku sendiri, aku kesepian. Mending aku di sini ada Tante Rahmi dan Abi, yang bisa jadi teman." Aku mengangguk paham. Di Jakarta juga pasti dia akan terus sedih teringat kedua orangtuanya yang sudah tiada. Setelah sekitar dua puluh menit perjalanan akhirnya kami sampai di rumah Tante Rahmi. Seperti biasa beliau menyambut han

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 123. Kembali Semangat

    Aku seperti pernah melihat dia tapi dimana ya, Ah iya di foto keluarga yang di pajang di dinding ruang tamu rumah ini, dan wajah laki-laki ini juga mirip dengan Abi, ini pasti suaminya Tante Rahmi ayahnya Abi. Dua kali aku datang ke rumah ini, baru kali ini aku berjumpa dengan ayahnya Abi."Kamu siapa?" tanyanya dengan wajah datar menatap lekat padaku."Oh, ini Nisa Pa, temannya Intan." Tiba-tiba Tante Rahmi datang dari ruang tamu menghampiri kami.Aku langsung menunduk, dan menangkupkan kedua tanganku di dada."Saya Anisa Om," ucapku, beliau mengangguk."Ini papanya Abi, Nis." Tante Ranti memperjelas tebakanku."Oh iya Tante, salam kenal Om, Saya temannya Intan. Mohon maaf jika kehadiran saya di sini merepotkan, saya ijin menginap semalam saja di sini," ucapku sopan pada laki-laki itu, yang masih menatap intens ke arahku."Ya sudah tak apa.""Ayo Pa, makan dulu, biar Nisa istirahat, di kamar tamu, Nis Tante tinggal ke belakang ya, temani Om makan malam." Tante Rahmi mengajak suaminya

Bab terbaru

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 30. End

    Dua bulan sudah terhitung sejak Adrian mulai datang hampir setiap hari ke rumah Yulia untuk membantu segala sesuatu kebutuhan Anita.Merawat orang lumpuh ternyata tidak semudah yang ia bayangkan. Tanpa rasa sungkan Adrian membantu mengangkat tubuh Anita jika hendak ke kamar mandi. Barulah setelah di bawa ke kamar mandi urusan mandi atau buang air akan di bantu oleh Yulia atau Sumi.Adrian duduk termenung di ruang tamu menunggu Anita yang sedang dimandikan oleh Yulia di dalam.Sebenarnya ia tak masalah membantu sampai sejauh ini, Adrian ikhlas. Hanya saja kalau Anita tetap tak merestui hubungan mereka, apa semua yang sudah ia lakukan ini akan sia-sia belaka?"Kenapa? Kok ngelamun? Kamu capek? Bantu Aku dan Mama?" Adrian terkejut tiba-tiba Yulia ada di sebelahnya."Oh, nggak aku lagi menikmati pemandangan bunga-bunga di halaman aja." Adrian berkilah."Oh. Kalau di rasa sudah tak sanggup membantu, katakan saja, aku nggak apa-apa."Adrian terdiam. Baginya cinta yang sudah terlanjur tumbuh

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 29. Mendekati Anita

    "Selamat pagi Tante," sapa Adrian hari Minggu pagi ini ia datang ke rumah Yulia. Kini Yulia sedang membawa ibunya yang duduk di kursi roda, bermaksud untuk menjemurnya di bawah sinar matahari pagi. Sebuah rutinitas yang tak pernah terlewatkan setiap pagi, agar tubuhnya Anita lebih segar.Adrian datang dengan membawa buah dan kue red Velvet kesukaan Anita.Anita diam, dari raut wajahnya masih memperlihatkan ketidaksukaannya pada Adrian, meski ia tahu Adrian adalah orang yang menolong nyawanya ketika waktu ia butuh transfusi darah. Anita tetap keras kepala, sekali tak suka maka sampai kapanpun ia tetap tak suka.Adrian tersenyum, ia paham dirinya masih belum diterima oleh Anita."Mulai sekarang Saya akan sering datang untuk menemui Tante. Jadi kalau ada apa-apa yang dibutuhkan, jangan sungkan untuk menghubungi saya, Tante."Anita mendelik mendengar ucapan Adrian."Memangnya kamu siapa?! Nggak! Nggak perlu kamu datang kemari sering-sering! Bikin mata sepet aja!" sentak Anita.Sedangkan Y

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 28. Cinta Butuh Perjuangan

    Semenjak hari itu Yulia benar-benar sulit ditemui, bahkan di kantornya, Adrian tak dapat menemuinya. Gadis itu benar-benar serius dengan ucapannya, yaitu ingin instrospeksi diri juga berpikir lebih jernih mengenai hubungan mereka ke depan.Jangan tanya bagaimana suasana hati Adrian. Tidak bisa mendengar suara Yulia, tak bisa melihat senyumannya, tentu rasanya sangat menyiksa.Ternyata sesakit diabaikan. Apa kabar dengan hati Yulia yang menunggu selama berbulan-bulan, menyembunyikan perasaannya sampai pada akhirnya Adrian menyambut cinta itu.Adrian tak pernah menyerah, ia kembali mencoba menghubungi Yulia melalui sambungan telepon.Namun tetap sama, tidak diangkat.Hingga lebih dari dua minggu kondisi ini berlalu. Adrian menyerah tak lagi mengubungi gadisnya. Ia sudah pasrah. Jika memang mereka ditakdirkan bersama maka insya Allah nanti mereka akan bersama-sama. Tapi jika memang takdir tak menyatukan mereka maka Adrian akan berusaha ikhlas.Ikhlas adalah titik terdalam sebuah perasaa

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 27. saling introspeksi

    Mendadak wajah Adrian pucat, ia terlihat gugup menatap Yulia yang menatapnya tajam."Ehm, Li, aku akan jelasin ke kamu semuanya, dan kamu jangan dulu salah paham, oke." Yulia masih terdiam menunggu penjelasan seperti apa yang akan Adrian katakan.Setelah keduanya sama-sama diam untuk beberapa saat, Adrian meneguk jus alpukat miliknya."Aku khilaf telah bermain api di belakang Anisa," ucap Adrian jujur. Sebenarnya ia tak tahu lagi dari mana ia harus memulai bercerita, kata-kata seperti apa yang harus ia rangkai dan ia katakan pada Yulia.Ia tak ingin Yulia jadi salah tangkap dan jadi membencinya, Adrian tak sanggup jika harus kehilangan Yulia. Baginya Anisa sudah menjadi masa lalu, dan sekarang ia ingin menggapai masa depan bersama gadis manis yang tengah merajuk ini."Khilaf sampai berselingkuh dengan sepupunya istrimu, Yan?!" Yulia menggeleng tak percaya.Adrian tercekat, ia tak mampu membantah karena memang itu faktanya."Aku nggak nyangka kamu ternyata setega itu Yan. Apa kehadiran

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 26. Masa Lalu

    "Aku pamit pulang ya Kak, kasihan Mama, pasti sudah menungguku pulang." Jari sudah hampir gelap, Yulia pun pamit untuk pulang.Putri mengantar Yulia hingga ke depan pintu gerbang, saat sebuah taksi mobil yang dipesan Yulia tiba di depan rumah Putri, Yulia langsung naik dan berlalu pulang ke rumahnya.Sepanjang perjalanan, perasaan Yulia gampang, antara tetap melanjutkan atau memilih mundur pada hubungannya dengan Adrian. Sesungguhnya jauh di lubuk hatinya, Yulia sangat mencintai laki-laki itu, sejauh ini, walaupun mamanya menentang keras hubungan mereka, selama ini ia tetap berdiri tegak, teguh pada pendiriannya, yaitu memperjuangkan cinta.Tapi menilik akan kisah masa lalunya Adrian, apakah laki-laki itu benar-benar bisa tulus mencintainya sepanjang hidup mereka? Seperti cintanya pada Adrian.Bagaimana kalau tiba-tiba Adrian mengulangi kesalahan yang pernah ia lakukan pada Anisa? Tentu saja hati Yulia akan hancur.Orang bilang sekali saja laki-laki berselingkuh maka tak menutup kemu

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 25. Pertemuan dengan Putri

    Mendadak raut wajah Putri berubah. Ia merasa kurang nyaman membahas lagi tentang masa lalunya."Ehm maaf Kak, maaf banget. Aku bukan bermaksud untuk mengingatkan Kak Putri tentang masa lalu Kakak, tapi aku sangat butuh informasi tentang Adrian." Yulia berkata dengan sungguh-sungguh.Ia tak ada maksud apapun, ia hanya ingin tahu tentang Adrian. Ia tak ingin salah dalam melangkah.Putri menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Kemudian ia meraih cangkir teh-nya, menyesapnya pelan, berharap ia bisa merasa lebih rileks sebelum memulai bercerita tentang mantan suaminya."Ehm, memangnya Yulia kenal Adrian dimana?" tanyanya yang merasa heran bagaimana bisa sosok Yulia yang terlahir dari keluarga terhormat, tumbuh menjadi gadis cantik, berpendidikan tinggi, dan kini memiliki karir yang bagus di perusahaan tempatnya bekerja, tiba-tiba saja kenal dengan Adrian yang notabenenya hanya laki-laki biasa.Yulia tersenyum kecil."Mas Adrian ... Dia calon suami Yulia Kak," jawabnya.Seketi

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 24. Tentang Masa lalu

    "Yulia, boleh Tante ngobrol sebentar?" tanya Maya setelah Adrian pamit pulang."Ada apa Tante?" Yulia mendaratkan bobotnya di sebelah Maya.Maya mengulas senyum lembut pada gadis disebelahnya. Yulia memang cantik, dia juga sangat penurut."Gimana kerjaan kamu? Lancar?" tanya Maya sekedar basa-basi."Alhamdulillah lancar Tante." Yulia menatap lekat wajah Maya, ia seakan bisa membaca gurat ekspresi tantenya yang terlihat sepertinya ada yang ingin beliau sampaikan."Ada apa Tante? Ada yang ingin Tante katakan sama Yulia?" tanya Yulia langsung pada intinya. Maya pun kembali mengulas senyum."Iya ada sedikit yang ingin Tante tanyakan." Yulia menegakkan tubuhnya seakan ia telah siap untuk mendengarkan apa yang hendak Maya tanyakan."Kamu serius sama laki-laki itu? Siapa itu tadi namanya, ehm ....""Adrian Tante.""Ah ya, Adrian. Apa kamu benar-benar serius dengan hubungan kalian?" "Iya Tante. Yulia sama dia sih serius, tapi masalahnya ada sama Mama, Mama nggak merestui hubungan kami, padaha

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 23. Bikin pusing

    Semenjak hari itu Anita lebih banyak diam, tak lagi membahas tentang perjodohan pada Yulia.Sampai pada hari ini rumah Anita kedatangan sepupunya, yang tak lain adalah Maya–ibunya Raffi.Beberapa kali Maya datang ke rumah, dan dua kali menjenguk di rumah sakit. Melihat kondisi sepupunya yang kini terbaring di tempat tidur membuat Maya sedih, karena biasanya saat ada acara kumpul keluarga, Anita selalu menyempatkan diri untuk hadir di tengah-tengah mereka. Tapi kini semenjak ia mengalami kecelakaan, Anita seakan tersisih dari keluarga besarnya."Gimana keadaan kamu sekarang Mbak?" tanya Maya. Ia datang sendiri dengan di temani supir."Ya beginilah May, tak ada perubahan apapun, aku cuma wanita tua yang lumpuh, dan merepotkan," ketus Anita.Maya yang memang sudah sangat mengerti karakter Anita pun biasa saja."Sabar Mbak, namanya juga ujian. Alhamdulillah Yulia gadis yang baik, aku lihat dia merawatmu dengan baik."Anita hanya menghela napas. Putrinya memang gadis yang baik, cantik, ta

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 22. kenyataan

    "Makan dulu Ma." Yulia menyuapi bubur untuk Anita. Namun Anita masih diam tak bergeming."Ma, makanlah sedikit," pinta Yulia lagi, pasalnya semenjak sadar dari komanya mamanya lebih banyak diam, tak mau makan.Akibat kecelakaan yang menimpanya dan masalah pada saraf otaknya, menyebabkan kedua kaki Anita tak bisa digerakkan. Lumpuh.Segala sesuatunya harus di bantu. Yulia jadi sering ijin tak masuk kantor, untungnya pihak kantor berbaik hati memberikan dispensasi karena selama mengabdi pada perusahaan kinerja Yulia bagus."Kamu nggak masuk kerja lagi?" tanya Anita.Beruntung meski kakinya lumpuh, dalam berbicara Anita masih lancar, tak ada masalah."Nggak usah pikirkan tentang kerjaanku Ma, yang penting sekarang Mama harus makan biar cepat sembuh," sahut Yulia."Assalamualaikum, selamat pagi." Tiba-tiba pintu ruang rawat Anita terbuka, menampakkan sosok Adrian.Melihat kehadiran Adrian, Anita langsung membuang muka."Ini aku bawakan buah-buahan dan brownies untuk Tante Anita." Adrian m

DMCA.com Protection Status