Share

Bab 105 Harapan

Di rumah berlantai dua itu, Isa sibuk membantu dua bocah cilik membuat sebuah prakarya.

Saudara kembarnya Damaira itu sengaja menyiapkan beberapa alat seperti kertas, hunting, mistar, lem, sedotan, dan lain-lainnya.

"Kita akan membuat apa, Pi?" tanya Celine.

"Kita akan membuat baling-baling. Kalian juga bisa memberi gambar di setiap baling-baling yang kalian buat."

Terlihat dia anak kecil itu begitu antusias memperhatikan Isa melipat kertas lalu memberi gambar sebelum akhirnya dipasang menjadi baling-baling.

"Waahhh, bagus. Papi pintar menggambar ternyata," seru Celine.

"Tak ada yang Papiku nggak bisa, Celine. Kecuali, menaklukkan hati wanita."

Ezra memuji sekaligus mengejek pamannya itu.

Sontak Isa menatap tajam pada keponakannya itu.

"Tutup mulutmu, bocah tengil." Ezra tertawa hingga nyaris mengompol. Bocah itu langsung berlari ke kamar mandi.

Sedangkan Celine yang tak begitu paham dua laki-laki itu hanya ikut tertawa.

Suara bel rumah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status