Home / Romansa / Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku / Bab 1 – Pengkhianatan dan Pertemuan

Share

Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku
Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku
Author: Creative Words

Bab 1 – Pengkhianatan dan Pertemuan

last update Last Updated: 2023-08-21 15:23:22

"Ahh … kau nikmat sekali, ...."

Baru saja Valency melangkah masuk ke dalam apartemen sang kekasih untuk merayakan hari jadi ketiganya, tapi dirinya malah dikejutkan dengan lenguhan dua orang yang bersahutan.

"Jangan meninggalkan jejak di sana, Lency bisa curiga nanti ...."

Valency menautkan alisnya. Itu … suara desahan seorang perempuan!

Dengan tubuh kaku, gadis berambut hitam panjang bergelombang itu berjalan perlahan, menghampiri sumber suara yang dia yakini berasal dari kamar sang kekasih.

Di waktu yang bersamaan, sebuah suara pria terdengar berkata, “Kamu kira aku takut padanya?”

Itu adalah suara kekasih Valency, Felix!

Dengan jantung berdebar kencang, Valency mengintip celah pintu kamar yang tak tertutup rapat. Seketika, gadis itu pun terbelalak melihat pemandangan di dalam.

Tampak sang kekasih dan sahabat dekatnya, Felix dan Cecilia, sedang berbaring mesra di atas tempat tidur dengan posisi intim!

“Bukankah hari ini hari jadi tiga tahun hubungan kalian?” tanya Cecilia seraya menyapu lembut dada Felix yang tidak mengenakan atasan. “Kamu tak pergi bersama Lency?”

“Bukankah sudah kubilang? Aku tak peduli lagi dengannya,” sahut Felix menjawab diikuti tawa puas. “Setelah kamu memenangkan lomba desain minggu depan, aku akan langsung memutuskannya dan meresmikan hubungan kita!”

Cecilia yang berada dalam pelukan Felix tersenyum nakal. “Kamu sangat kejam. Tidak bisakah kamu baik sedikit kepada Lency setelah selama ini selalu menggunakan desain buatannya untuk memajukan perusahaan?”

“Kejam? Aku tidak sebanding dengan dirimu yang memintaku bersandiwara dan mengencaninya untuk begitu lama hanya demi talentanya!”

Di depan pintu, Valency mengepalkan tangannya erat. Seluruh tubuhnya bergetar selagi air mata membendung di pelupuknya.

Cecilia adalah teman baiknya sejak awal kuliah, dan Felix adalah pria pertama yang mampu membuat Valency merasakan cinta serta kasih sayang. Lalu, bagaimana dua orang yang paling dia percaya itu bisa mengkhianatinya seperti ini!?

Otak Valency berputar, mengingat awal dirinya mengenal Cecilia.

Pada saat itu, Valency yang notabenenya adalah murid baru jalur beasiswa, tengah dipojokkan oleh sejumlah mahasiswa yang iri dengan kemampuan desainnya. Beruntung, sosok Cecilia, nona muda dari keluarga kaya yang diidolakan para pria, muncul dan membantunya.

Mulai dari sana, Valency pun mulai berteman dengan Cecilia.

Semua orang selalu berkata Valency seperti pelayan di samping Cecilia. Semua karena penampilannya yang sederhana dan latar belakangnya yang tidak jelas.

Namun, Cecilia selalu berkata dia tidak peduli dengan perbedaan mereka dan memperlakukan Valency dengan sangat baik. Bahkan, Cecilialah yang mengenalkannya dengan Felix, kakak kelas populer pujaan banyak murid wanita, yang berakhir meminta Valency untuk menjadi kekasihnya!

Tapi dari pembicaraan keduanya tadi … ternyata semuanya itu adalah rencana mereka untuk memperalat talenta Valency dalam bidang desain?!

“Sudahlah, jangan bicarakan dia lagi! Aku sudah tidak tahan, Sayang!” ucap Felix yang langsung menangkup wajah Cecilia dan mencium wanita itu dengan rakus.

Melihat semua itu di depan matanya, Valency mengernyitkan wajah jijik dan langsung berbalik pergi meninggalkan unit apartemen tersebut.

Valency berlari menuju lift, membuang kue yang dia beli, lalu meninggalkan apartemen hina itu dengan cepat hingga berakhir di sebuah taksi.

“Nona, ingin ke mana?” tanya sopir taksi yang mobilnya baru dimasuki oleh Valency.

“Universitas Sentral, Pak,” jawab Valency dengan napas terengah-engah.

Saat mobil mulai berjalan, mendadak bulir bening yang telah lama ditahan oleh Valency mengalir menuruni wajahnya. Dia menangis sejadi-jadinya di dalam taksi tanpa memedulikan pandangan sang sopir taksi padanya.

Jadi … sedari awal mereka sudah merencanakan semuanya?!’ teriak Valency dalam hati saat mengingat percakapan dua pengkhianat itu. ‘Mempergunakan kemampuanku untuk membantu mereka membangun nama baik pribadi!?

Memang benar, selama ini ada begitu banyak proyek desain yang Valency kerjakan untuk Cecilia dan Felix. Untuk Cecilia, proyek tersebut kebanyakan hanyalah tugas kuliah yang menentukan kelulusan, tapi untuk Felix, Valency telah membantu pria itu merancang puluhan desain untuk menarik pelanggan bagi perusahaan baru yang tengah dirintisnya.

Kata Felix, perjuangan Valency tidak akan sia-sia. Karena saat perusahaan itu berhasil, Felix akan menikahi Valency dan menjadikannya pimpinan desain perusahaan. Akan tetapi, ternyata semua itu adalah tipu muslihat belaka!

Sesampainya di asrama, Valency terus memikirkan kelicikan dua orang yang telah memperalatnya. Tangisannya sudah berhenti, dan wajah gadis itu pun berubah gelap.

Ingin membuangku setelah puas mempergunakan diriku?

Valency mengepalkan tangannya dengan erat. Dia menghapus kasar jejak air mata di wajah sebelum kemudian meraih ponsel di dalam tas dan mulai mengetikkan sesuatu.

Saat pesan email telah dikirimkan, aura dingin menguar dari tubuh Valency.

Tidak semudah itu!

Malam itu, Cecilia tidak kembali ke asrama. Felix pun tidak menghubungi Valency maupun membalas pesannya. Tidak perlu berpikir jauh untuk tahu apa yang keduanya lakukan di belakangnya.

Namun, Valency tidak lagi peduli dan memilih tidur untuk menutup sakit hatinya.

Keesokan harinya, Valency terbangun oleh dering ponsel miliknya.

“Halo?”

“Pagi, apa benar ini dengan Nona Valency Lambert?”

Valency mengerjapkan mata, kaget. “I-iya, benar,” jawabnya. “Mohon maaf, dengan siapa saya berbicara?”

“Saya dari Diamant Corp, ingin mengonfirmasi lebih lanjut terkait email yang Anda kirimkan pada kami.”

Diamant Corp!?’ ulang Valency dengan mata membesar. Itu adalah perusahaan perhiasan terbesar di Eden yang baru saja dia kirimkan email kemarin. “Y-ya, Tuan. Silakan,” balasnya dengan jantung berdebar keras.

“Atasan saya ingin bertemu Anda terkait pembahasan kerja sama hari ini, jam sembilan siang. Apa itu memungkinkan, Nona?”

Sontak kedua mata Valency semakin membesar. Dia merasa tak percaya akan mendapat balasan secepat ini, padahal perkiraannya baru akan dibalas dua atau tiga hari lagi jika beruntung, mengingat Diamant Corp adalah perusahaan besar.

Namun, lihat ini. Belum ada dua puluh empat jam dia mengirim email itu, tetapi kini dia telah mendapatkan telepon dari perusahaan tersebut.

“Nona Lambert? Bagaimana? Apa Anda bersedia untuk datang ke kantor kami?” tanya pria di seberang sana saat tak kunjung mendapat jawaban dari Valency.

“Ah iya. Bisa!” jawab Valency. “Saya akan segera ke sana!”

Saat panggilan berakhir, Valency langsung mempersiapkan diri dan pergi ke Diamant Corp. Sesampainya di sana, dia disambut resepsionis dan dibawa ke lantai dua puluh perusahaan tersebut.

Staf perempuan yang mengantarkan Valency mengetuk pintu ruangan lantai dua puluh itu dengan hati-hati sebelum membukanya sedikit dan berkata, “Nona Lambert sudah datang, Tuan,” ucapnya sopan dengan kepala tertunduk.

“Masuk.”

Sebuah suara dalam dan dingin terdengar bergema dari dalam, membuat seluruh tubuh Valency bergidik ngeri. Aura dominasi pria di dalam ruangan sungguh tidak main-main!

Resepsionis wanita tersebut pun tersenyum dan berkata, “Silakan masuk, Tuan Spencer sudah menunggu di dalam. Saya permisi dulu.”

Sepeninggalan perempuan itu, Valency masuk seorang diri ke dalam ruangan yang lumayan besar.

Saat mata Valency bertemu dengan sepasang mata hitam segelap malam seorang pria, tubuh gadis itu mematung.

Tampak seorang pria berusia tiga puluhan dengan alis dan rahang tegas sedang memandang Valency lurus selagi terduduk angkuh di kursi kebesarannya. Hal itu membuat jantung Valency berpacu lebih cepat dan telapak tangannya mulai banjir oleh keringat.

“Duduk, Nona Lambert,” titah pria itu dengan nada dingin dan tegas, seolah menunjukkan bahwa dialah penguasa di sini.

Tubuh Valency seakan bergerak sendiri mengikuti perintah pria itu. Dia pun duduk di sofa yang tak terlalu jauh dari meja kerja pria tersebut.

“Selamat siang, Tuan ….”

Valency menghentikan ucapannya, tidak mengenal siapa pria di hadapannya ini. Sepertinya tadi si resepsionis sudah berucap, tapi otak Valency kosong sekarang!

“Spencer,” ucap pria tersebut. “Namaku Jayden Spencer.”

Mendengar itu, Valency tersenyum. “Salam kenal, Tuan Spenc–” Ucapan Valency kembali terhenti dan matanya membesar. ‘Jayden Spencer?! Direktur utama Diamant Corp?!

Kepala gadis itu terangkat dan sepasang manik cokelatnya memandang saksama pria tersebut.

‘K-kenapa … presiden direktur Diamant yang turun tangan langsung?!’

Creative Words

Hi semuanya! Salam kenal dengan author! Semoga suka dengan karya ini! Kalau kalian suka, jangan lupa untuk berikan like, vote, dan comment yaa! Biar author tahu tanggapan kalian terhadap karya ini, terima kasih!

| 99+
Comments (36)
goodnovel comment avatar
Zumira Colo
Bagus sekali ceritanya
goodnovel comment avatar
Nura ajah Nura ajah
bagus suka dengan alur cerita nya
goodnovel comment avatar
Endang Safitry
bagus ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 2 —Tawaran Jayden Spencer

    Jayden Spencer, seorang desainer perhiasan ternama yang dihormati semua orang! Di usia lima belas tahun, Jayden Spencer sudah berhasil menghasilkan desain perhiasan legendaris yang dikagumi semua orang. Saat dia dua puluh lima tahun, pria itu mendirikan Diamant Corp, perusahaan yang hanya dalam kurun waktu tiga tahun menjadi perusahaan perhiasan terbesar negara Eden. Sekarang, di usianya yang ketiga puluh sembilan, pria tersebut telah menjadi salah satu tokoh terpenting dalam dunia perhiasan! Mata Valency membulat sempurna. Bagaimana bisa satu email sederhananya malah membuatnya dipertemukan langsung dengan orang penting seperti Jayden? “Langsung ke intinya,” ucap Jayden memecah lamunan Valency. “Desain yang dirimu kirimkan, itu adalah desain yang telah diikutkan dalam lomba Komunitas Desainer Perhiasan Negara.” Valency menelan ludah. Lomba Komunitas Desainer Perhiasan Negara adalah lomba yang diikuti oleh Felix dan Cecilia. Kebetulan Valency tahu Diamant Corp adalah salah satu p

    Last Updated : 2023-09-11
  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 3 – Menjadi Nyonya Spencer

    Jayden menganggukkan kepala mendengar jawaban Valency. Dia mengambil sebuah map coklat dan meletakkannya di hadapan gadis itu. “Apa ini?” tanya Valency kepada Jayden. “Kontrak pernikahan, tanda tangani,” titah pria itu. Valency mengambil dokumen yang diberikan Jayden dan membaca isi dari kontrak yang tertera. Sulit untuk dipercaya, semua persyaratan tertuang dengan sangat detail di dalam sana, seolah Jayden telah menyiapkan semuanya dari jauh hari! Menepiskan keterkejutan itu, Valency tetap menandatangani kontrak tersebut dan memberikannya pada Jayden. Pria itu melakukan hal yang sama dan memberikan salinannya kepada Valency. “Ayo,” ucap Jayden seraya melangkah meninggalkan ruang kantornya. Valency bergegas mengejar Jayden. “Ke mana?” tanyanya dengan sedikit berlari. Di dalam lift bersama dengan Jayden dan seorang pria yang Valency duga adalah asisten pribadi pria tersebut, Valency mendengar presdir Diamant Corp itu menjawab, “Kantor catatan sipil. Kita menikah hari ini.” Va

    Last Updated : 2023-09-11
  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 4 – Aku Suamimu, Kamu Istriku

    Di saat kekhawatiran Cecilia mencapai puncak, Valency pun menjawab dengan senyuman tipis, “Aku dikejutkan oleh Dekan yang mengabarkan kalau beasiswa tingkat lanjutan yang kuajukan disetujui. Akhirnya, aku pun harus kembali ke kampus untuk mengurus berkas-berkasnya.” Mendengar itu, Cecilia memaki dalam hati, ‘Sial, kukira apa … ternyata beasiswa bodoh saja!’ Namun, di depan Valency, Cecilia memaksa untuk bersikap senang. “W-wah, selamat ya, Lency!” Tampak senyuman Cecilia agak canggung karena sebelumnya memang sempat terkejut. Sudut bibir Valency terangkat semakin tinggi. “Kamu kenapa ketakutan begitu? Seperti habis tertangkap basah selingkuh saja.” Ucapan Valency membuat sekujur tubuh Cecilia menggigil, jantungnya berdebar kencang. Gadis itu pun tertawa palsu kepada Valency. “Apa sih Lency? Bercandamu ada-ada aja,” balas Cecilia. Dia dengan cepat mengalihkan topik. “Syukur deh kamu dapat beasiswa itu. Tapi sayang ya, kamu jadi gak rayain hari jadian sama sekali kemarin?” “Ya beg

    Last Updated : 2023-09-11
  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 5 — Jangan Menolak

    Sejak Valency memasuki rumah Jayden, dia tak bisa berhenti berdecak kagum pada segala hal yang dilihatnya. Sepanjang mata Valency memandang hanya ada kemewahan yang elegan, tidak terlalu mencolok dan norak menurut Valency. Dari melihat isi rumahnya saja Valency bisa tahu bahwa Jayden adalah penikmat seni. Apalagi melihat foto-foto yang terpajang di dinding memiliki bingkai khusus yang belum pernah Valency lihat. Sepanjang sisi bingkainya dihiasi batu permata yang indah. Jayden yang menyadari tatapan berbinar Valency dan ketertarikannya pada bingkai-bingkai di rumahnya membuat Jayden tersenyum tanpa sadar. “Bingkai-bingkai itu semuanya dibuat khusus dan edisi terbatas dari Diamant Corp, biasanya diberikan ke pelanggan VIP sebagai hadiah,” ucap Jayden menjelaskan. “Bagaimana menurutmu? Bagus?” Valency menoleh, mengangguk penuh semangat. “Sangat bagus dan indah!” ucap Valency menggebu-gebu. “Kamu suka?” tanya Jayden lagi. Lagi-lagi Valency menjawabnya dengan anggukan penuh sem

    Last Updated : 2023-09-15
  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 6 – Cemburu

    Dengan sepasang manik hitam yang menghipnotis berada di hadapannya, Valency tak elak menelan ludah. Aroma maskulin tubuh Jayden yang mengurung dirinya membuat darah gadis itu berdesir. Jantung yang berdebar cepat membuat napas Valency agak sesak. “Lency? Kamu masih mendengarku ‘kan? Lency!” Kali ini suara Felix berhasil membuyarkan keterkejutan Valency, buru-buru dia menormalkan ekspresi wajahnya dan memalingkan pandangannya dari Jayden. “A-ah iya. Aku akan datang ke sana besok, tenang aja.” “Jangan besok! Bagaimana kalau hari ini sa—” Belum sempat Felix menyelesaikan ucapannya, Jayden sudah lebih dulu merampas ponsel itu dari tangan Valency dan mematikan panggilan mereka secara sepihak. Gerakan Jayden yang secepat kilat membuat Valency tak punya kesempatan untuk mengelak. Sementara Itu, di sisi lain, Felix yang mengira panggilannya dimatikan oleh Valency merasa harga dirinya tersentil. Tangannya memukul kesal setir mobil. “Sial! Kamu kira kamu siapa sudah berani mematikan

    Last Updated : 2023-09-20
  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 7 – Malam Pertama

    Selesai mandi, Valency turun ke lantai bawah dan masuk ke ruang makan. Dia melihat sosok Jayden yang menunggu sembari memerhatikan tablet kerjanya. “Maaf. Aku takut membuatmu menunggu lama.” Suara Valency membuat Jayden mengangkat pandangan dan menyingkirkan kerjaannya. “Duduklah.” Valency menatap bingung deretan kursi yang begitu banyak. Di mana dirinya harus duduk? “Duduklah di sebelahku,” ucap Jayden seakan bisa membaca pikiran gadis tersebut. Valency mengangguk, menarik kursi di sebelah kanan Jayden, lalu duduk di sana. Selagi menunggu para pelayan menghidangkan makanan, Valency diam-diam curi pandang ke kanan. Dari jarak sedekat ini, dia baru sadar bahwa ada yang beda dengan penampilan Jayden. Tanpa balutan kemeja dan jas formal seperti sebelumnya, Jayden terlihat lebih segar dan santai dengan kaos putih sederhana beserta celana jogger hitam. Rambut setengah kering pria itu entah kenapa membuat penampilan Jayden lebih muda dibandingkan biasanya. Kalau ada orang yang mel

    Last Updated : 2023-09-20
  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 8 – Mimpi Buruk

    “Mmh … ahh!” Suara decakan lidah yang bercampur desahan memenuhi ruangan. Punggung Valency menempel di dinding, sedangkan dadanya menempel dengan dada bidang Jayden. Tidak ada lagi jarak di antara mereka, bahkan bibir mereka tengah sibuk berpagutan panas dan mengecap rasa satu sama lain. “Jayden … Jayden hentikan ….” Permintaan itu terlontar dari bibir Valency ketika dirinya merasakan tangan pria itu menelusup masuk ke dalam bajunya, membuat lenguhan Valency terdengar semakin keras. “Perempuan murahan! Aku tidak mengira kamu serendah itu sampai bisa jual diri!” Suara tawa diikuti cacian membuat Valency membuka mata. Dia menoleh cepat dan melihat sosok Felix yang berdiri selagi menatapnya dengan wajah merendahkan. “Berkali-kali memintamu untuk melakukannya, kamu malah menolak. Sekarang, kamu malah melebarkan kedua kakimu untuk seorang asing dengan sukarela? Kenapa? Apa yang pria itu berikan untukmu? Uang? Harta? Atau mungkin … bantuan untuk balas dendam?” Seringai Felix dan t

    Last Updated : 2023-09-20
  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 9 – Jayden dan Felix?!

    “Felix ...!” ringis Valency kesakitan, memberontak kecil dan berusaha melepaskan cengkraman Felix pada pergelangan tangannya yang sangat erat. Tangan besar Felix berbanding terbalik dengan pergelangan tangan Valency yang kurus, membuat Valency kesusahan terlepas dari genggaman pria itu. Tenaga mereka tak sebanding. “Dari mana saja hah?! Jangan berani bermain-main denganku, Lency! Kamu tahu sendiri akibatnya karena telah membuatku marah,” ancam Felix, matanya menggelap menatap Valency penuh amarah. Genggamannya semakin mengerat seiring dengan emosinya yang meledak-ledak. “L-lepaskan tanganku, Lix.” Ringisan kesakitan Valency membuat Felix tersadar jika yang dilakukannya adalah sebuah kesalahan. Sontak tangannya melepaskan cengkraman pada Valency, membuat Valency buru-buru menarik tangannya dan mengelus bekas kemerahan yang terlihat jelas melingkar. ‘Sial, jika tangannya terluka, dia tidak akan bisa aku manfaatkan mengerjakan desain lagi,’ batin Felix merutuki dirinya. Felix

    Last Updated : 2023-09-20

Latest chapter

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 288 - Ketahuan

    [Atau kamu mau kujemput di tempat sepupumu itu?]"Oh, sial," gumam Verena, akhirnya bangkit dari kursi yang sudah beberapa jam ia duduki. Tak jauh dari sana, Ashton menoleh."Kenapa?" tanya pria itu."Tidak," balas Verena. Ia kembali duduk dan memikirkan balasan apa yang bisa dia berikan pada Eric.[Kamu sudah baca pesanku. Kenapa tidak balas?]Sebuah pesan dari Eric kembali muncul, membuat Verena berdecak."Dasar tidak sabaran." Verena membalas pesan tersebut demikian. "Apa tidak bisa dibicarakan lewat telepon saja?"Baru beberapa detik usai Verena mengirim pesan itu, balasan Eric langsung datang.[Tidak.][Harus bertemu.]Lalu satu lagi.[Tunggu aku di sana.]"Aku tidak sedang di rumah Ashton," balas Verena. "Nanti saja."[Di mana, kalau begitu?]Verena memutar otaknya dengan cepat. Jika ia menjawab ada di kantor, Eric akan dengan mudah menemukan kebenarannya."Di rumah."Eric belum tahu di mana tempat tinggalnya. Dan tidak mungkin pria itu dengan bodohnya mengecek mansion Miller un

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 288 - Ketahuan

    [Atau kamu mau kujemput di tempat sepupumu itu?]"Oh, sial," gumam Verena, akhirnya bangkit dari kursi yang sudah beberapa jam ia duduki. Tak jauh dari sana, Ashton menoleh."Kenapa?" tanya pria itu."Tidak," balas Verena. Ia kembali duduk dan memikirkan balasan apa yang bisa dia berikan pada Eric.[Kamu sudah baca pesanku. Kenapa tidak balas?]Sebuah pesan dari Eric kembali muncul, membuat Verena berdecak."Dasar tidak sabaran." Verena membalas pesan tersebut demikian. "Apa tidak bisa dibicarakan lewat telepon saja?"Baru beberapa detik usai Verena mengirim pesan itu, balasan Eric langsung datang.[Tidak.][Harus bertemu.]Lalu satu lagi.[Tunggu aku di sana.]"Aku tidak sedang di rumah Ashton," balas Verena. "Nanti saja."[Di mana, kalau begitu?]Verena memutar otaknya dengan cepat. Jika ia menjawab ada di kantor, Eric akan dengan mudah menemukan kebenarannya."Di rumah."Eric belum tahu di mana tempat tinggalnya. Dan tidak mungkin pria itu dengan bodohnya mengecek mansion Miller un

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 287 - Yang Sebenarnya Terjadi

    "Dan aku bilang kamu beruntung karena tinggal di sebelah rumahnya?"Usai mengatakan itu, Samuel kembali memandang Eric dengan tatapan asing. Ekspresi sepupunya itu tampak senang, sekaligus puas. Seakan-akan ia baru mendapatkan momen yang ia harapkan."Tunggu, Ric. Kamu tidak tahu?" tanya Samuel. "Manusia ini. Kamu tidak mendengarkan ceritaku ya!?"Eric mengibaskan tangannya. "Tidak penting."Hal itu membuat Samuel menggerutu. Mengatakan hal-hal seperti ia yang telah membantu Eric dan selalu siap sedia, tapi begini balasan Eric padanya. Eric bahkan tidak memperkenalkan Verena lebih awal padanya, dan sebagainya.Namun, Eric tidak mendengarkan. Ia sibuk menyusun rencana.Karena Verena kembali tidak membalas pesan Eric, entah kenapa. Pria itu jadi tidak bisa mengurusi persoalan mereka yang belum selesai.Kalau Verena ada di sebelah rumah, akan lebih mudah bagi Eric untuk mengurusnya.***Namun, wanita yang Eric cari sedang tidak berada di rumah."Kamu tidak mau pulang?"Pertanyaan Ashton

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 286 - Informasi Baru

    "Selamat pagi, Nona Lee."Eric Gray memandang Leon, asisten kepercayaannya selama ini, yang tengah melakukan pertemuan dengan Patricia Lee, reporter yang pertama kali memuat berita tentang dirinya dan Verena. Ia ingin menyelidiki apakah Patricia terlibat pihak-pihak lain yang ingin menjatuhkannya, ataukah dia bergerak sendiri.Karena penyelidikan pun menyatakan kalau malam itu Patricia sedang berada di rumah sakit, bukan hotel tempat pesta Eric dilaksanakan.Ditambah lagi, Eric memang sudah dengan mudah menyingkirkan berita-berita yang merugikannya dan Verena. Tapi akan sulit kalau ternyata ada musuh lain yang tidak mereka ketahui.Sejauh ini, dugaannya dan Verena sama; keluarga Miller sendiri. Lebih tepatnya pihak Olivia. Meski ada ketidakcocokan mengenai asumsi tersebut di beberapa tempat."Sekarang kamu tertarik pada ibu tunggal?" Sepupunya, Samuel, menghempaskan dirinya untuk duduk di sebelah Eric dan mengamati pertemuan Leon dengan Patricia. Eric dan Samuel tidak bergabung, mela

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 285 - Ketidaktahuan Keith

    Keith baru saja berjalan melewati pintu masuk ketika salah seorang pelayan menghampirinya dan mengatakan bahwa Verena datang berkunjung.Dan sekarang kakaknya itu ada di kamar Kimberly."Untuk apa dia ada di sana?" gumam Keith. Dia bergegas naik ke lantai 2 ketika ja mendengar suara pecahan kaca dari kamar Kimberly.Panik, Keith langsung berlari dan coba membuka pintu kamar.Terkunci. Kimberly nekat membayar orang untuk mencelakai Verena beberapa waktu yang lalu. Meskipun Keith sudah mengancam adik kembarnya itu agar ia tidak melakukannya lagi, Keith tidak yakin Kimberly akan diam saja saat melihat Verena ada di tempat yang sama dengannya.Dengan panik, Keith menggedor pintu kamar adik kembarnya.Tak berapa lama, Verena muncul di balik pintu tersebut dan langsung ditarik keluar oleh Keith."Ve!?" Tidak ada luka. Aman--tunggu. Keith mengernyit melihat tanda merah keunguan di area sekitaran tengkuk Verena. Namun, saat ia berniat memastikan tanda itu, Verena sudah menarik diri.Keith m

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 284 - Provokasi (2)

    "Apakah benar demikian?" Senyum Verena tidak sampai matanya, seolah sedang mengolok lawan bicaranya. "Anak kandung Aster Miller?"Tidak ada perubahan ekspresi yang berarti di wajah Kimberly, saat Verena mengamati. Bisa jadi gadis itu benar-benar meyakini identitasnya sebagai putri bungsu keluarga Miller."Omong kosong apa yang kamu katakan?" balas Kimberly. Gadis itu akhirnya berjalan menghampiri Verena dan menarik lengan baju Verena. "Keluar dari kamarku, sekarang!"Namun, Verena menepisnya dengan mudah. "Jangan begitu. Kita baru sampai di obrolan yang kusukai." balas Verena. Ia menyelipkan kunci kamar tersebut di tas miliknya. "Kimberly. Apakah kamu pernah berpikir dari mana kamu mendapat mata abu-abu dan rambut pirang itu? Padahal di saat yang sama, keluarga kita seluruhnya berambut gelap?""Berhenti menyebutnya keluarga kita, sialan. Menjijikkan sekali!""Tapi suka tidak suka, ini memang keluargaku juga." Verena berdiri, lalu berjalan ke tepi ranjang Kimberly. "Meski aku sempat te

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 283 - Penyelidikan Masing-Masing

    "Tuan Gray, ini profil identitas reporter yang menulis berita mengenai Anda dan Nona Miller pertama kali."Eric hanya melirik laporan si asisten yang ada di atas meja sekilas sebelum kembali menekuni layar laptop di hadapan.Meski begitu, pikirannya sebenarnya tidak sedang berada di sana.Pria itu masih ada pada malam yang ia habiskan dengan Verena. Dan itu membuatnya gila karena Verena tampil seakan itu tidak berdampak apa-apa padanya.Padahal kalau ia memang benar, Eric adalah kali pertama dan kali selanjutnya wanita itu. Kenapa Verena bersikap biasa saja?"Tuan Gray?" Suara sang asisten kembali mengusik Eric."Ya, aku dengar." Eric menghela napas dan akhirnya menyandarkan dirinya ke sandaran kursi, lalu mengambil laporan yang ada."Sudah kamu cek?" tanya Eric."Ya, Tuan.""Ada yang aneh?""Saya sarankan Anda mengecek bagian keluarga, Tuan."Eric menggumam pelan. Ia hanya membaca sekilas mengenai identitas si reporter. Patricia Lee. Pendatang di negara ini, usianya ada di akhir 20-a

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 282 - Provokasi

    Verena merasakan atmosfer di mansion keluarga Miller sedikit berbeda dan cukup mencekam dibandingkan biasanya. Mungkin karena tidak ada suara para pekerja membersihkan perabotan atau mereka yang beraktivitas di dapur, mengobrol ringan sembari mempersiapkan makan. Atau mungkin juga karena suara barang pecah belah yang dihancurkan di lantai 2.Verena bisa menduga itu berasal dari kamar adik tirinya, Kimberly. Tidak sulit."Selamat pagi, Nona." Salah seorang pelayan menyapanya, bersamaan dengan suara teriakan dari lantai 2. "Tuan Miller ada di kamarnya seperti biasa, Nona. Mari saya antar "Verena menggeleng. "Aku ke sini bukan untuk bertemu dengannya." Ia mengangkat kepalanya, memandang ke arah pintu ruangan yang merupakan kamar Kimberly. "Keith di mana?""Tuan Keith belum pulang sejak semalam, Nona."Hal tersebut menimbulkan kernyitan di kening Verena.Apakah terjadi sesuatu pada pria itu setelah ia bertemu dengan Verena semalam? Atau ada hal lain?Pikiran Verena teralihkan saat kemba

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 281 - Sebelum Ledakan

    "Kalau begitu, apakah kamu masih akan berpikir kalau hubungan kita hanya sekadar bisnis untukku?"Verena memilih untuk tidak menjawab terlebih dahulu dan melanjutkan sarapannya. Ia perlu beberapa saat untuk berpikir, bukan menuruti keinginan emosionalnya seperti beberapa saat terakhir.Sepertinya obat itu sudah merusak sistem kerjanya. Sangat disayangkan.Tanpa diduga, Eric Gray tidak mengejar jawabannya. Meski begitu, bukan berarti Eric berhenti menatap Verena dengan pandangannya yang tidak bisa ia artikan itu.Oke, fokus. Pertama, soal si pria misterius. Belum selesai, tapi sedang dalam penyelidikan. Verena hanya bisa menunggu.Kedua, soal adik tirinya yang tersayang. Verena sudah mengatur rencana untuk gadis licik itu. Akan ia laksanakan di waktu yang tepat untuk hasil maksimal.Lalu, Eric Gray. Pria ini--Pikiran Verena terputus saat ponselnya kembali berdering. Mengira bahwa itu Ashton, Verena langsung mengangkatnya."Ash, sudah kubilang--""Balas pesanku."Panggilan diakhiri beg

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status