Home / Romansa / Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku / Bab 1 – Pengkhianatan dan Pertemuan

Share

Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku
Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku
Author: Creative Words

Bab 1 – Pengkhianatan dan Pertemuan

last update Last Updated: 2023-08-21 15:23:22

"Ahh … kau nikmat sekali, ...."

Baru saja Valency melangkah masuk ke dalam apartemen sang kekasih untuk merayakan hari jadi ketiganya, tapi dirinya malah dikejutkan dengan lenguhan dua orang yang bersahutan.

"Jangan meninggalkan jejak di sana, Lency bisa curiga nanti ...."

Valency menautkan alisnya. Itu … suara desahan seorang perempuan!

Dengan tubuh kaku, gadis berambut hitam panjang bergelombang itu berjalan perlahan, menghampiri sumber suara yang dia yakini berasal dari kamar sang kekasih.

Di waktu yang bersamaan, sebuah suara pria terdengar berkata, “Kamu kira aku takut padanya?”

Itu adalah suara kekasih Valency, Felix!

Dengan jantung berdebar kencang, Valency mengintip celah pintu kamar yang tak tertutup rapat. Seketika, gadis itu pun terbelalak melihat pemandangan di dalam.

Tampak sang kekasih dan sahabat dekatnya, Felix dan Cecilia, sedang berbaring mesra di atas tempat tidur dengan posisi intim!

“Bukankah hari ini hari jadi tiga tahun hubungan kalian?” tanya Cecilia seraya menyapu lembut dada Felix yang tidak mengenakan atasan. “Kamu tak pergi bersama Lency?”

“Bukankah sudah kubilang? Aku tak peduli lagi dengannya,” sahut Felix menjawab diikuti tawa puas. “Setelah kamu memenangkan lomba desain minggu depan, aku akan langsung memutuskannya dan meresmikan hubungan kita!”

Cecilia yang berada dalam pelukan Felix tersenyum nakal. “Kamu sangat kejam. Tidak bisakah kamu baik sedikit kepada Lency setelah selama ini selalu menggunakan desain buatannya untuk memajukan perusahaan?”

“Kejam? Aku tidak sebanding dengan dirimu yang memintaku bersandiwara dan mengencaninya untuk begitu lama hanya demi talentanya!”

Di depan pintu, Valency mengepalkan tangannya erat. Seluruh tubuhnya bergetar selagi air mata membendung di pelupuknya.

Cecilia adalah teman baiknya sejak awal kuliah, dan Felix adalah pria pertama yang mampu membuat Valency merasakan cinta serta kasih sayang. Lalu, bagaimana dua orang yang paling dia percaya itu bisa mengkhianatinya seperti ini!?

Otak Valency berputar, mengingat awal dirinya mengenal Cecilia.

Pada saat itu, Valency yang notabenenya adalah murid baru jalur beasiswa, tengah dipojokkan oleh sejumlah mahasiswa yang iri dengan kemampuan desainnya. Beruntung, sosok Cecilia, nona muda dari keluarga kaya yang diidolakan para pria, muncul dan membantunya.

Mulai dari sana, Valency pun mulai berteman dengan Cecilia.

Semua orang selalu berkata Valency seperti pelayan di samping Cecilia. Semua karena penampilannya yang sederhana dan latar belakangnya yang tidak jelas.

Namun, Cecilia selalu berkata dia tidak peduli dengan perbedaan mereka dan memperlakukan Valency dengan sangat baik. Bahkan, Cecilialah yang mengenalkannya dengan Felix, kakak kelas populer pujaan banyak murid wanita, yang berakhir meminta Valency untuk menjadi kekasihnya!

Tapi dari pembicaraan keduanya tadi … ternyata semuanya itu adalah rencana mereka untuk memperalat talenta Valency dalam bidang desain?!

“Sudahlah, jangan bicarakan dia lagi! Aku sudah tidak tahan, Sayang!” ucap Felix yang langsung menangkup wajah Cecilia dan mencium wanita itu dengan rakus.

Melihat semua itu di depan matanya, Valency mengernyitkan wajah jijik dan langsung berbalik pergi meninggalkan unit apartemen tersebut.

Valency berlari menuju lift, membuang kue yang dia beli, lalu meninggalkan apartemen hina itu dengan cepat hingga berakhir di sebuah taksi.

“Nona, ingin ke mana?” tanya sopir taksi yang mobilnya baru dimasuki oleh Valency.

“Universitas Sentral, Pak,” jawab Valency dengan napas terengah-engah.

Saat mobil mulai berjalan, mendadak bulir bening yang telah lama ditahan oleh Valency mengalir menuruni wajahnya. Dia menangis sejadi-jadinya di dalam taksi tanpa memedulikan pandangan sang sopir taksi padanya.

Jadi … sedari awal mereka sudah merencanakan semuanya?!’ teriak Valency dalam hati saat mengingat percakapan dua pengkhianat itu. ‘Mempergunakan kemampuanku untuk membantu mereka membangun nama baik pribadi!?

Memang benar, selama ini ada begitu banyak proyek desain yang Valency kerjakan untuk Cecilia dan Felix. Untuk Cecilia, proyek tersebut kebanyakan hanyalah tugas kuliah yang menentukan kelulusan, tapi untuk Felix, Valency telah membantu pria itu merancang puluhan desain untuk menarik pelanggan bagi perusahaan baru yang tengah dirintisnya.

Kata Felix, perjuangan Valency tidak akan sia-sia. Karena saat perusahaan itu berhasil, Felix akan menikahi Valency dan menjadikannya pimpinan desain perusahaan. Akan tetapi, ternyata semua itu adalah tipu muslihat belaka!

Sesampainya di asrama, Valency terus memikirkan kelicikan dua orang yang telah memperalatnya. Tangisannya sudah berhenti, dan wajah gadis itu pun berubah gelap.

Ingin membuangku setelah puas mempergunakan diriku?

Valency mengepalkan tangannya dengan erat. Dia menghapus kasar jejak air mata di wajah sebelum kemudian meraih ponsel di dalam tas dan mulai mengetikkan sesuatu.

Saat pesan email telah dikirimkan, aura dingin menguar dari tubuh Valency.

Tidak semudah itu!

Malam itu, Cecilia tidak kembali ke asrama. Felix pun tidak menghubungi Valency maupun membalas pesannya. Tidak perlu berpikir jauh untuk tahu apa yang keduanya lakukan di belakangnya.

Namun, Valency tidak lagi peduli dan memilih tidur untuk menutup sakit hatinya.

Keesokan harinya, Valency terbangun oleh dering ponsel miliknya.

“Halo?”

“Pagi, apa benar ini dengan Nona Valency Lambert?”

Valency mengerjapkan mata, kaget. “I-iya, benar,” jawabnya. “Mohon maaf, dengan siapa saya berbicara?”

“Saya dari Diamant Corp, ingin mengonfirmasi lebih lanjut terkait email yang Anda kirimkan pada kami.”

Diamant Corp!?’ ulang Valency dengan mata membesar. Itu adalah perusahaan perhiasan terbesar di Eden yang baru saja dia kirimkan email kemarin. “Y-ya, Tuan. Silakan,” balasnya dengan jantung berdebar keras.

“Atasan saya ingin bertemu Anda terkait pembahasan kerja sama hari ini, jam sembilan siang. Apa itu memungkinkan, Nona?”

Sontak kedua mata Valency semakin membesar. Dia merasa tak percaya akan mendapat balasan secepat ini, padahal perkiraannya baru akan dibalas dua atau tiga hari lagi jika beruntung, mengingat Diamant Corp adalah perusahaan besar.

Namun, lihat ini. Belum ada dua puluh empat jam dia mengirim email itu, tetapi kini dia telah mendapatkan telepon dari perusahaan tersebut.

“Nona Lambert? Bagaimana? Apa Anda bersedia untuk datang ke kantor kami?” tanya pria di seberang sana saat tak kunjung mendapat jawaban dari Valency.

“Ah iya. Bisa!” jawab Valency. “Saya akan segera ke sana!”

Saat panggilan berakhir, Valency langsung mempersiapkan diri dan pergi ke Diamant Corp. Sesampainya di sana, dia disambut resepsionis dan dibawa ke lantai dua puluh perusahaan tersebut.

Staf perempuan yang mengantarkan Valency mengetuk pintu ruangan lantai dua puluh itu dengan hati-hati sebelum membukanya sedikit dan berkata, “Nona Lambert sudah datang, Tuan,” ucapnya sopan dengan kepala tertunduk.

“Masuk.”

Sebuah suara dalam dan dingin terdengar bergema dari dalam, membuat seluruh tubuh Valency bergidik ngeri. Aura dominasi pria di dalam ruangan sungguh tidak main-main!

Resepsionis wanita tersebut pun tersenyum dan berkata, “Silakan masuk, Tuan Spencer sudah menunggu di dalam. Saya permisi dulu.”

Sepeninggalan perempuan itu, Valency masuk seorang diri ke dalam ruangan yang lumayan besar.

Saat mata Valency bertemu dengan sepasang mata hitam segelap malam seorang pria, tubuh gadis itu mematung.

Tampak seorang pria berusia tiga puluhan dengan alis dan rahang tegas sedang memandang Valency lurus selagi terduduk angkuh di kursi kebesarannya. Hal itu membuat jantung Valency berpacu lebih cepat dan telapak tangannya mulai banjir oleh keringat.

“Duduk, Nona Lambert,” titah pria itu dengan nada dingin dan tegas, seolah menunjukkan bahwa dialah penguasa di sini.

Tubuh Valency seakan bergerak sendiri mengikuti perintah pria itu. Dia pun duduk di sofa yang tak terlalu jauh dari meja kerja pria tersebut.

“Selamat siang, Tuan ….”

Valency menghentikan ucapannya, tidak mengenal siapa pria di hadapannya ini. Sepertinya tadi si resepsionis sudah berucap, tapi otak Valency kosong sekarang!

“Spencer,” ucap pria tersebut. “Namaku Jayden Spencer.”

Mendengar itu, Valency tersenyum. “Salam kenal, Tuan Spenc–” Ucapan Valency kembali terhenti dan matanya membesar. ‘Jayden Spencer?! Direktur utama Diamant Corp?!

Kepala gadis itu terangkat dan sepasang manik cokelatnya memandang saksama pria tersebut.

‘K-kenapa … presiden direktur Diamant yang turun tangan langsung?!’

Creative Words

Hi semuanya! Salam kenal dengan author! Semoga suka dengan karya ini! Kalau kalian suka, jangan lupa untuk berikan like, vote, dan comment yaa! Biar author tahu tanggapan kalian terhadap karya ini, terima kasih!

| 99+
Comments (15)
goodnovel comment avatar
Nani Tiaayyaa
awal yang seru
goodnovel comment avatar
Rindi Rian Dita
baru baca ceritanya. kayaknya alur cerita nya menarik. mau baca kelanjutannya. semangat Thor...
goodnovel comment avatar
Mohd roslan
baguss kakk
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 2 —Tawaran Jayden Spencer

    Jayden Spencer, seorang desainer perhiasan ternama yang dihormati semua orang! Di usia lima belas tahun, Jayden Spencer sudah berhasil menghasilkan desain perhiasan legendaris yang dikagumi semua orang. Saat dia dua puluh lima tahun, pria itu mendirikan Diamant Corp, perusahaan yang hanya dalam kurun waktu tiga tahun menjadi perusahaan perhiasan terbesar negara Eden. Sekarang, di usianya yang ketiga puluh sembilan, pria tersebut telah menjadi salah satu tokoh terpenting dalam dunia perhiasan! Mata Valency membulat sempurna. Bagaimana bisa satu email sederhananya malah membuatnya dipertemukan langsung dengan orang penting seperti Jayden? “Langsung ke intinya,” ucap Jayden memecah lamunan Valency. “Desain yang dirimu kirimkan, itu adalah desain yang telah diikutkan dalam lomba Komunitas Desainer Perhiasan Negara.” Valency menelan ludah. Lomba Komunitas Desainer Perhiasan Negara adalah lomba yang diikuti oleh Felix dan Cecilia. Kebetulan Valency tahu Diamant Corp adalah salah satu p

    Last Updated : 2023-09-11
  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 3 – Menjadi Nyonya Spencer

    Jayden menganggukkan kepala mendengar jawaban Valency. Dia mengambil sebuah map coklat dan meletakkannya di hadapan gadis itu. “Apa ini?” tanya Valency kepada Jayden. “Kontrak pernikahan, tanda tangani,” titah pria itu. Valency mengambil dokumen yang diberikan Jayden dan membaca isi dari kontrak yang tertera. Sulit untuk dipercaya, semua persyaratan tertuang dengan sangat detail di dalam sana, seolah Jayden telah menyiapkan semuanya dari jauh hari! Menepiskan keterkejutan itu, Valency tetap menandatangani kontrak tersebut dan memberikannya pada Jayden. Pria itu melakukan hal yang sama dan memberikan salinannya kepada Valency. “Ayo,” ucap Jayden seraya melangkah meninggalkan ruang kantornya. Valency bergegas mengejar Jayden. “Ke mana?” tanyanya dengan sedikit berlari. Di dalam lift bersama dengan Jayden dan seorang pria yang Valency duga adalah asisten pribadi pria tersebut, Valency mendengar presdir Diamant Corp itu menjawab, “Kantor catatan sipil. Kita menikah hari ini.” Va

    Last Updated : 2023-09-11
  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 4 – Aku Suamimu, Kamu Istriku

    Di saat kekhawatiran Cecilia mencapai puncak, Valency pun menjawab dengan senyuman tipis, “Aku dikejutkan oleh Dekan yang mengabarkan kalau beasiswa tingkat lanjutan yang kuajukan disetujui. Akhirnya, aku pun harus kembali ke kampus untuk mengurus berkas-berkasnya.” Mendengar itu, Cecilia memaki dalam hati, ‘Sial, kukira apa … ternyata beasiswa bodoh saja!’ Namun, di depan Valency, Cecilia memaksa untuk bersikap senang. “W-wah, selamat ya, Lency!” Tampak senyuman Cecilia agak canggung karena sebelumnya memang sempat terkejut. Sudut bibir Valency terangkat semakin tinggi. “Kamu kenapa ketakutan begitu? Seperti habis tertangkap basah selingkuh saja.” Ucapan Valency membuat sekujur tubuh Cecilia menggigil, jantungnya berdebar kencang. Gadis itu pun tertawa palsu kepada Valency. “Apa sih Lency? Bercandamu ada-ada aja,” balas Cecilia. Dia dengan cepat mengalihkan topik. “Syukur deh kamu dapat beasiswa itu. Tapi sayang ya, kamu jadi gak rayain hari jadian sama sekali kemarin?” “Ya beg

    Last Updated : 2023-09-11
  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 5 — Jangan Menolak

    Sejak Valency memasuki rumah Jayden, dia tak bisa berhenti berdecak kagum pada segala hal yang dilihatnya. Sepanjang mata Valency memandang hanya ada kemewahan yang elegan, tidak terlalu mencolok dan norak menurut Valency. Dari melihat isi rumahnya saja Valency bisa tahu bahwa Jayden adalah penikmat seni. Apalagi melihat foto-foto yang terpajang di dinding memiliki bingkai khusus yang belum pernah Valency lihat. Sepanjang sisi bingkainya dihiasi batu permata yang indah. Jayden yang menyadari tatapan berbinar Valency dan ketertarikannya pada bingkai-bingkai di rumahnya membuat Jayden tersenyum tanpa sadar. “Bingkai-bingkai itu semuanya dibuat khusus dan edisi terbatas dari Diamant Corp, biasanya diberikan ke pelanggan VIP sebagai hadiah,” ucap Jayden menjelaskan. “Bagaimana menurutmu? Bagus?” Valency menoleh, mengangguk penuh semangat. “Sangat bagus dan indah!” ucap Valency menggebu-gebu. “Kamu suka?” tanya Jayden lagi. Lagi-lagi Valency menjawabnya dengan anggukan penuh sem

    Last Updated : 2023-09-15
  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 6 – Cemburu

    Dengan sepasang manik hitam yang menghipnotis berada di hadapannya, Valency tak elak menelan ludah. Aroma maskulin tubuh Jayden yang mengurung dirinya membuat darah gadis itu berdesir. Jantung yang berdebar cepat membuat napas Valency agak sesak. “Lency? Kamu masih mendengarku ‘kan? Lency!” Kali ini suara Felix berhasil membuyarkan keterkejutan Valency, buru-buru dia menormalkan ekspresi wajahnya dan memalingkan pandangannya dari Jayden. “A-ah iya. Aku akan datang ke sana besok, tenang aja.” “Jangan besok! Bagaimana kalau hari ini sa—” Belum sempat Felix menyelesaikan ucapannya, Jayden sudah lebih dulu merampas ponsel itu dari tangan Valency dan mematikan panggilan mereka secara sepihak. Gerakan Jayden yang secepat kilat membuat Valency tak punya kesempatan untuk mengelak. Sementara Itu, di sisi lain, Felix yang mengira panggilannya dimatikan oleh Valency merasa harga dirinya tersentil. Tangannya memukul kesal setir mobil. “Sial! Kamu kira kamu siapa sudah berani mematikan

    Last Updated : 2023-09-20
  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 7 – Malam Pertama

    Selesai mandi, Valency turun ke lantai bawah dan masuk ke ruang makan. Dia melihat sosok Jayden yang menunggu sembari memerhatikan tablet kerjanya. “Maaf. Aku takut membuatmu menunggu lama.” Suara Valency membuat Jayden mengangkat pandangan dan menyingkirkan kerjaannya. “Duduklah.” Valency menatap bingung deretan kursi yang begitu banyak. Di mana dirinya harus duduk? “Duduklah di sebelahku,” ucap Jayden seakan bisa membaca pikiran gadis tersebut. Valency mengangguk, menarik kursi di sebelah kanan Jayden, lalu duduk di sana. Selagi menunggu para pelayan menghidangkan makanan, Valency diam-diam curi pandang ke kanan. Dari jarak sedekat ini, dia baru sadar bahwa ada yang beda dengan penampilan Jayden. Tanpa balutan kemeja dan jas formal seperti sebelumnya, Jayden terlihat lebih segar dan santai dengan kaos putih sederhana beserta celana jogger hitam. Rambut setengah kering pria itu entah kenapa membuat penampilan Jayden lebih muda dibandingkan biasanya. Kalau ada orang yang mel

    Last Updated : 2023-09-20
  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 8 – Mimpi Buruk

    “Mmh … ahh!” Suara decakan lidah yang bercampur desahan memenuhi ruangan. Punggung Valency menempel di dinding, sedangkan dadanya menempel dengan dada bidang Jayden. Tidak ada lagi jarak di antara mereka, bahkan bibir mereka tengah sibuk berpagutan panas dan mengecap rasa satu sama lain. “Jayden … Jayden hentikan ….” Permintaan itu terlontar dari bibir Valency ketika dirinya merasakan tangan pria itu menelusup masuk ke dalam bajunya, membuat lenguhan Valency terdengar semakin keras. “Perempuan murahan! Aku tidak mengira kamu serendah itu sampai bisa jual diri!” Suara tawa diikuti cacian membuat Valency membuka mata. Dia menoleh cepat dan melihat sosok Felix yang berdiri selagi menatapnya dengan wajah merendahkan. “Berkali-kali memintamu untuk melakukannya, kamu malah menolak. Sekarang, kamu malah melebarkan kedua kakimu untuk seorang asing dengan sukarela? Kenapa? Apa yang pria itu berikan untukmu? Uang? Harta? Atau mungkin … bantuan untuk balas dendam?” Seringai Felix dan t

    Last Updated : 2023-09-20
  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 9 – Jayden dan Felix?!

    “Felix ...!” ringis Valency kesakitan, memberontak kecil dan berusaha melepaskan cengkraman Felix pada pergelangan tangannya yang sangat erat. Tangan besar Felix berbanding terbalik dengan pergelangan tangan Valency yang kurus, membuat Valency kesusahan terlepas dari genggaman pria itu. Tenaga mereka tak sebanding. “Dari mana saja hah?! Jangan berani bermain-main denganku, Lency! Kamu tahu sendiri akibatnya karena telah membuatku marah,” ancam Felix, matanya menggelap menatap Valency penuh amarah. Genggamannya semakin mengerat seiring dengan emosinya yang meledak-ledak. “L-lepaskan tanganku, Lix.” Ringisan kesakitan Valency membuat Felix tersadar jika yang dilakukannya adalah sebuah kesalahan. Sontak tangannya melepaskan cengkraman pada Valency, membuat Valency buru-buru menarik tangannya dan mengelus bekas kemerahan yang terlihat jelas melingkar. ‘Sial, jika tangannya terluka, dia tidak akan bisa aku manfaatkan mengerjakan desain lagi,’ batin Felix merutuki dirinya. Felix

    Last Updated : 2023-09-20

Latest chapter

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 275 - Hubungan Intim

    “Ini ... kamu, Eric Gray, aku ….” Jantung pria itu berdetak lebih cepat saat mendengar Verena mengatakan hal itu. Sorot mata tak percaya tampak jelas di sepasang matanya. Otaknya langsung berputar, mengingat bagaimana Verena bisa meminum obat perangsang padahal gadis itu hampir selalu bersamanya.Dan pikiran itu masuk begitu saja dalam kepalanya.Verena yang kehausan. Minuman di tangan Eric.Dari Kimberly.Ah, sial.“Eric …?” Verena kembali berbicara, membuat pria itu menunduk menatap wanita itu. "Aku--"Verena berkedip, berusaha menjernihkan fokusnya. Iris matanya yang indah itu mengamati seraut wajah di hadapan dari jarak yang amat dekat. Wanita itu bahkan bisa merasakan embusan napas keduanya, terdengar berat di telinga. Perlahan, Verena mengangkat tangannya, menyentuh pipi sosok itu dengan telapak tangan, menangkupnya dengan lembut. Sesuatu yang cukup mengejutkan, sekalipun memang setelah mengumpat tadi, Verena perlahan bersikap kebalikannya. Menempel pada Eric.Dingin. Saat

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 274 - Ulah Eric Gray?

    "Apa yang terjadi ...."Verena berpegang erat pada tepi wastafel hingga buku-buku jarinya memutih. Sebab tubuhnya sekarang mulai limbung."Permisi. Apa kamu baik-baik saja?"Verena mendengar salah satu pengunjung kamar mandi bertanya dan ia mengangguk, semata-mata karena ia sendiri tidak bisa menjelaskan apa yang sedang terjadi pada dirinya."Wajahmu pucat." Gadis itu kembali berkomentar. Lalu ia mengeluarkan beberapa jenis pil dari dalam tasnya. "Jika ... kamu sedang datang bulan dan merasa tidak nyaman karenanya, ini aku ada obat."Gadis itu meletakkan obat-obatan itu di tepi wastafel, di hadapan Verena."Tidak apa-apa. Jangan malu." Verena mendengar gadis asing itu kembali berucap. "Perlu kuantar ke petugas? Aku juga bisa memanggil dokter."Verena hanya tersenyum tipis dan mengucapkan terima kasih. Ia menggeleng, mencoba menyampaikan kalau ia tidak butuh bantuan.Meski sebenarnya, ia merasa bahwa ia akan mati di sini Lalu gadis itu keluar dan Verena sendirian di dalam toilet.Ve

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 273 - Skenario Kimberly

    "... Verena, kamu baik-baik saja?"Pertanyaan itu meluncur dari bibir Eric ketika Verena tanpa sadar menggenggam ujung jas pria itu dan meremasnya kuat-kuat. Wajah wanita itu kini agak pucat dan napasnya menjadi lebih berat."Kelelahan?" tanya Eric lagi. Bukan apa-apa. Bisa jadi memang wanitanya ini sedang kelelahan, bukan? Dengan segala kesibukan sebagai pengganti sang ayah, Verena sampai pada batasnya juga. Namun, Verena menggeleng. Ini jelas bukab kelelahan. Ia tidak selemah itu.Sejak dulu, Verena sudah terbiasa bekerja dan lembur. Mengurusi klien dan bersosialisasi juga sudah sering ia lakukan karena pekerjaannya. Jadi ia tidak akan tumbang semudah ini.Selain itu, kondisinya ini terlalu tiba-tiba.Tidak mungkin Verena yang normal dan sehat bisa menjadi seperti ini begitu saja?"Kita menyingkir--""Aku ke toilet dulu," ucap Verena, menepis lengan Eric sekarang. Di sini terlalu banyak orang. Pikirannya terasa kacau dan tidak nyaman. Mungkin sedikit udara segar bisa membersihkan

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 272 - Teori Gila Verena

    "Maaf, aku harus keluar lagi. Ada yang harus aku pastikan.""Mau ke mana?"Eric bertanya. Tidak seperti dugaan Verena, Eric tidak melepaskannya begitu saja. Padahal Verena pikir, pria itu akan mengiakan saja keputusan Verena seperti tadi."Ke luar. Sebentar. Kan sudah aku bilang.""Jawab dengan lebih spesifik, Verena." Eric berucap.Langsung saja, Verena menghela napas."Aku perlu memastikan beberapa tamu. Oke?""Kalau kamu memerlukan daftar tamu, bisa kuberikan.""Ya, tapi aku juga perlu menemui orang ini.""Siapa? Kutemani.""Tidak perlu. Ini acaramu. Kamu harus tetap di sini.""Tanpa tunanganku? Jangan bercanda."Verena berdecak. Merasa kesal.Karena tidak ingin kehilangan jejak seperti tadi, wanita itu nekat melangkah pergi----tapi ia justru berakhir terpenjara dalam tangan kekar Eric."Eric--""Kamu tahu," ucap Eric diikuti helaan napas. "Mengejarmu memerlukan kesabaran ekstra."Verena langsung merengut. Bukan karena ucapan Eric, melainkan karena posisi mereka. Si Presdir arogan

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 271 - Pernyataan Keith

    "Aku tidak mau kamu mati konyol, Verena. Tidak bisakah kamu memahami hal itu?"Ucapan yang meluncur dari bibir Keith itu tidak terlalu mengejutkan Verena. Namun, nada bicara dan ekspresi yang ditunjukkan oleh adik tirinya itu sukses membuat Verena terdiam.Ada yang asing dari tatap manik mata abu-abu itu.Sepasang warna abu-abu yang familiar itu--Apalagi bagaimana Keith membuang muka setelahnya, lalu mengusap tengkuk dengan kikuk sementara ujung telinganya memerah.Keanehan itu ... tidak bisa Verena pandang sebagai sebuah tingkah adiknya yang lucu.Bukan karena sikap Keith tidak lucu. Melainkan karena tingkahnya tidak seperti seorang adik pada umumnya.Seakan-akan--Tidak. Pasti Verena salah. Ia selalu salah dalam hal ini, kan?"Keith ... kamu--"Keith mengangkat tangannya sembari menghela napas."Sudahlah." Keith menukas. "Toh Ayah sudah merestui pertunanganmu, bukan? Lupakan saja.""Yah. Itu mustahil." Verena berusaha terdengar tegas, tapi ucapannya tak lebih dari sebuah gumaman.M

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 270 - Si Kembar Miller

    "Nona, Anda baik-baik saja?"Sosok itu adalah seorang pria paruh baya, dengan rambut hitam yang sudah banyak beruban. Namun, penampilannya tampak rapi, tidak serampangan. Mengindikasikan bahwa kemungkinan beliau adalah salah satu tamu undangan Eric Gray.Meski begitu, penampilannya tampak terlalu sederhana untuk dikatakan kaum sosialita.Namun, bukan itu yang membuat Verena tertegun. Mata abu-abu itu ... tampak familier bagi Verena. Di mana--"Nona?""Ah." Verena berkedip. "Maaf, Tuan. Saya tidak melihat ke depan." Verena buru-buru berkata setelahnya."Saya tidak masalah. Tapi apakah Anda baik-baik saja?""Saya tidak apa-apa. Permisi."Verena sedikit menunduk dan langsung pergi dari sana, ke arah yang dituju oleh Kimberly tadi.Namun, sayangnya, interupsi singkat tadi sudah cukup untuk melenyapkan jejak adik tirinya.Tanpa sadar, Verena menghela napas. Menyayangkan fokusnya yang sempat teralihkan tadi."Verena."Panggilan itu membuat Verena menoleh dan mendapati sosok Keith tengah ber

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 269 - Hanya Sandiwara?

    "Coba cari topik pembicaraan lain. Soal aku, misalnya. Putra ibu dan...." Verena mencoba memasang raut wajah biasa saja saat Eric mendekatkan bibirnya ke telinga Verena dan berbisik, "Calon suamimu."Baru setelah itu Verena menghela napas pelan. Lalu, wanita itu menoleh sedikit ke belakang, ke arah Eric."Kamu mau kami membicarakanmu di depanmu langsung?" tanyanya.Eric mengangkat bahu. "Silakan.""Tidak masalah kalau aku menyinggung soal kelakuanmu dulu?" Verena kembali bertanya. "Semua yang kamu lakukan saat kamu mengejar-ngejar--""Sini. Aku pasangkan lagi kalungnya." Eric Gray menyela. Tangannya terulur dan mengambil kalung di tangan Verena, sebelum kemudian memasangkannya. "Mau bicara soal Vera Jones lagi?""Tidak." Kali ini, Mia yang menjawab. "Meskipun rasanya menyenangkan, mengobrol dengan Verena. Tapi lebih baik kamu dan Verena sekarang kembali ke aula. Sapa para tamu."Lalu, pada Verena yang menatapnya, Mia menambahkan, "Senang bertemu denganmu, Verena. Lain kali, kita men

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 268 - Diskusi Bisnis?

    "Apakah kamu punya koneksi khusus pada Nona Jones, Verena?" Pertanyaan Mia itu membuat Verena tersenyum.Sama seperti semua sosialita di pesta amal keluarga Miller beberapa waktu yang lalu, tidak semuanya mengetahui mengenai identitas Verena sebagai Vera Jones.Mungkin memang ada pembicaraan dari mulut ke mulut setelah pesta, tapi informasi tersebut tidak mungkin sampai ke semua orang. Apalagi ini soal pencapaian Verena, si anak haram. Orang akan lebih senang bergosip soal dia yang tiba-tiba mendapatkan rezeki nomplok dan warisan dari sang ayah karena cara kotor.Bukan dengan pertimbangan bahwa Verena punya kemampuan.Di samping itu, tampaknya memang Mia tidak terlihat seperti wanita yang hobi bergosip. Karenanya, sebelum Eric sempat menyelesaikan kalimat tadi, Verena sudah bertanya, "Bagaimana menurut Anda soal desain-desain Vera Jones, Nyonya Gray?"Verena tahu sedikit banyak soal Mia Gray, ibunda Eric, dari informasi yang diselipkan oleh Ashton sebelum ia sepakat untuk datang ke

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 267 - Memperkenalkan Diri

    Verena dengan segera membetulkan posisinya dan berdiri untuk menyapa orang tua Eric Gray tersebut.Dalam hati, ia merasa seolah diselamatkan oleh kehadiran Mia dan Beatrice, terlepas dari posisinya yang agak memalukan dan bagaimana Beatrice tampak ingin sekali langsung menghakiminya detik itu juga.Akan tetapi, Verena langsung mengalihkan fokusnya pada Mia. Sepasang mata ibu Eric tersebut kini menatapnya dengan penuh perhatian."Ibu," Eric menyapa dengan nada yang masih tenang, seakan pertemuan itu adalah hal biasa. "Perkenalkan, ini Verena."Sikap pria itu seolah mereka tidak berada dalam posisi yang patut dipertanyakan sebelumnya. "Ya. Itulah wanita yang dipilih oleh putramu," ucap Beatrice pada Mia, iparnya. Kemudian, wanita paruh baya itu mendengus. "Sudah bagus aku kenalkan pada putri bungsu keluarga Miller untuk dijodohkan. Dia malah memilih wanita ini."Beatrice mengalihkan pandangannya pada Verena dan melihat wanita itu dari atas sampai bawah, sebelum kemudian melirik Eric ya

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status