Beranda / Romansa / Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku / Bab 4 – Aku Suamimu, Kamu Istriku

Share

Bab 4 – Aku Suamimu, Kamu Istriku

Penulis: Creative Words
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-11 14:16:07

Di saat kekhawatiran Cecilia mencapai puncak, Valency pun menjawab dengan senyuman tipis, “Aku dikejutkan oleh Dekan yang mengabarkan kalau beasiswa tingkat lanjutan yang kuajukan disetujui. Akhirnya, aku pun harus kembali ke kampus untuk mengurus berkas-berkasnya.”

Mendengar itu, Cecilia memaki dalam hati, ‘Sial, kukira apa … ternyata beasiswa bodoh saja!’ Namun, di depan Valency, Cecilia memaksa untuk bersikap senang. “W-wah, selamat ya, Lency!”

Tampak senyuman Cecilia agak canggung karena sebelumnya memang sempat terkejut.

Sudut bibir Valency terangkat semakin tinggi. “Kamu kenapa ketakutan begitu? Seperti habis tertangkap basah selingkuh saja.”

Ucapan Valency membuat sekujur tubuh Cecilia menggigil, jantungnya berdebar kencang. Gadis itu pun tertawa palsu kepada Valency.

“Apa sih Lency? Bercandamu ada-ada aja,” balas Cecilia. Dia dengan cepat mengalihkan topik. “Syukur deh kamu dapat beasiswa itu. Tapi sayang ya, kamu jadi gak rayain hari jadian sama sekali kemarin?” 

“Ya begitulah. Sepertinya Felix juga sibuk, dia bahkan belum menghubungiku sejak kemarin,” jawab Valency dengan wajah sedih.

Cecilia menepuk-nepuk bahu Valency. “Tenanglah, mungkin dia sibuk mengurus sesuatu.” Dalam hatinya, gadis itu malah tertawa mengejek. “Ya, Felix kemarin memang sibuk berada di antara pangkal pahaku.”

Dengan puas, Cecilia menertawakan kebodohan dan kenaifan Valency dalam hatinya. 

Dari pertama kali melihat Valency, Cecilia sudah tahu betapa mudahnya gadis berpenampilan lugu itu diperalat. Menyendiri dan tak punya teman, juga tidak ada rumah yang dikunjungi sewaktu libur panjang. Kentara sekali Valency adalah seorang yatim-piatu dengan latar belakang rendahan yang kurang perhatian.

Orang seperti ini … kalaupun pintar dan bertalenta, akan lebih baik digunakan sebagai alat mendongkrak reputasi! Itulah alasan Cecilia mengenalkannya kepada Felix agar mereka bisa puas menggunakan Valency seperti sekarang!

Selagi memuji kepintaran dirinya karena bisa merencanakan hal seperti itu, ponsel Cecilia mendadak bergetar. Melihat siapa yang mengirimkan pesan, Cecilia pun tersenyum lebar.

“Kalau begitu aku pergi dulu ya. Aku ada janji belajar bersama dengan temanku.” Cecilia melambaikan buku catatan Valency. “Buku ini kupinjam dulu!”

Tanpa menunggu jawaban, Cecilia langsung melenggang keluar dari kamar. Valency melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan, tak lupa juga menyertakan senyum manis. 

Begitu Cecilia pergi sepenuhnya, senyum palsu Valency seketika luntur terganti dengan wajah datar dan tatapan dingin. Dia keluar kamar dan melangkah ke jendela lorong asrama yang langsung menyajikan pemandangan parkiran. 

Beberapa menit menunggu, Valency bisa melihat Cecilia berlari keluar asrama dan masuk ke dalam sebuah mobil yang sudah menunggu. Samar-samar dari kaca depan yang tembus pandang, tampak Cecilia memeluk Felix yang sejak tadi menunggunya. Bahkan dengan tak tahu malu mereka sempat saling bertukar kecupan mesra, tak memperdulikan orang-orang lewat yang bisa melihat. 

Mata Valency menyapu pemandangan di sekitar keduanya, menyadari tidak ada orang lain yang terganggu dengan kemesraan keduanya, bahkan dia melihat salah satu teman kelasnya menyapa Felix dan Cecilia dengan ramah dari jendela yang terbuka. 

Kini, Valency sadar bahwa semua orang sudah tahu tentang hubungan dua orang di bawah sana. Hanya dialah yang berperan sebagai manusia bodoh selama ini!

Seraya menghela napas panjang, Valency pun berbalik kembali ke kamar. Pancaran matanya menggambarkan aura gelap yang sangat kenal, siap menebas semua orang yang memperalat dan merendahkannya.

Tenanglah, Valency. Pembalasanmu akan segera dimulai.

**

Usai membereskan barang-barangnya dan memastikan tak ada yang tertinggal, Valency keluar dari asramanya. Tidak lupa dia mengurus berkas keluar asrama dan mengembalikan kunci kamarnya pada kepala asrama.

Setelah memanggil taksi dan masuk ke dalamnya, Valency pun berkata, “Ke alamat ini ya, Pak.” Dia menunjukkan alamat rumah Jayden kepada sopir. 

“Siap, Nona.”

Baru saja menyandarkan punggung di kursi mobil, sebuah pesan diterima oleh Valency.

[Masih lama?]

Itu dari Jayden!

[Dalam perjalanan.]

Valency membalas pesan pria itu.

[Oke.]

[Hati-hati.]

Dua kata yang dikirimkan pria itu membuat Valency agak terkejut. 

‘Hati-hati’.

Dua kata perhatian sederhana yang tidak pernah sebelumnya didapatkan Valency dari pria mana pun, termasuk Felix.

Pandangan Valency pun melembut dan dia mulai mengetik.

[Ya, terima kasih.]

Ah, itu terlihat aneh. Hapus.

[Kamu juga.]

Itu juga aneh! Hapus!

Merasa tidak ada kalimat yang cocok untuk membalas Jayden, Valency pun menutup ponselnya sembari menggigit bibir dan memilih tidak membalas.

Jarak antara asrama menuju alamat yang dikirimkan Jayden memakan waktu sekitar empat puluh menit. Saat tiba di depan gerbang perumahan itu, taksi Valency dihentikan.

“Ingin ke mana?” Seorang security bertanya.

Valency pun menurunkan jendela dan menunjukkan sebuah alamat. “Ke sini, Pak.”

Melihat alamat itu, sang security terkejut, lalu dia menatap Valency dengan wajah bertanya-tanya. “Nona, bisa nyatakan tujuan Anda ke alamat ini?”

Kening Valency berkerut mendengar pertanyaan itu. Namun, menganggap itu adalah prosedur keamanan perumahan tersebut, dia pun menjawab, “Itu rumah suami saya, Tuan Jayden Spencer.” Khawatir sang security tidak percaya, Valency menunjukkan kartu akses rumah Jayden yang ada di tangannya. “Ini buktinya.”

Melihat kartu akses yang ditunjukkan Valency, security tersebut langsung menegapkan tubuhnya dan berkata, “S-saya mengerti. Silakan lewat, Nona.”

Valency pun tersenyum dan berterima kasih. Taksi yang ditumpanginya pun kembali berjalan.

Tanpa Valency ketahui sang security masih saja kebingungan. ‘Tuan Muda Keluarga Spencer yang dingin itu baru saja menikah?! Ini berita besar!

Melewati gerbang, Valency agak kaget mendapati rentetan rumah mewah di sepanjang penglihatannya. Sekali lihat, gadis itu tahu jika orang-orang yang tinggal di perumahan ini adalah orang-orang dari kalangan elite. Tidak heran keamanannya begitu ketat.

“Sudah sampai, Nona,” ucap sopir taksi kala mencapai alamat yang dituju Valency. Dalam hati sang sopir taksi, dia terkagum gadis berpakaian sederhana itu ternyata adalah nyonya dari rumah besar di depan mata.

Bersamaan dengan Valency yang turun dari taksi, pintu pagar di hadapannya juga terbuka dan memperlihatkan Jayden yang menunggu di depan teras. Pria itu langsung menghampiri Valency sementara sopir taksi mengeluarkan koper gadis tersebut dari bagasi. 

“Hanya ini barangmu?” tanya Jayden memastikan, melihat Valency yang hanya membawa sebuah koper kecil saja. 

Valency tersenyum kecil diikuti anggukan kecil. “Iya. Aku tidak punya banyak barang,” jawabnya. Dalam hati, gadis itu menambahkan, ‘Lebih tepatnya, tidak punya banyak uang untuk membeli barang.” 

Jangankan untuk membeli barang baru, selama ini untuk makan saja Valency harus bekerja paruh waktu selain melakukan magang. 

Jayden terdiam, pria itu tahu apa yang ada di pikiran Valency. Namun, dia tidak akan mengatakan apa pun agar gadis itu tidak merasa tersinggung.

“Berapa, Pak?” tanya Valency pada sopir taksi yang membawanya. 

“Aku saja,” ucap Jayden memotong Valency yang hendak membayar. Dia segera membuka dompetnya dan mengeluarkan uang ratusan ribu, memberikannya pada sopir taksi. 

Menerima uang sebanyak itu, sang sopir taksi terbelalak. “T-Tuan, ini terlalu banyak.”

“Ambil saja lebihnya. Itu hadiah karena sudah mengantar istri saya dengan selamat,” balas Jayden seraya meraih koper Valency. “Ayo masuk,” ajaknya. 

Valency yang agak tercengang dengan ucapan Jayden tidak sempat bereaksi saat pria itu meraih kopernya. Saat sadar, dia buru-buru mengejar Jayden.

“A-aku bisa bawa sendiri.” Gadis tersebut hendak merampas kopernya dari tangan Jayden, tetapi dengan cepat pria itu menjauhkannya dari jangkauan Valency. 

“Kamu istriku. Sebagai suami, sudah tugasku membantumu dalam hal seperti ini.”

Kedua pipi Valency seketika memerah, hatinya menghangat mendengar ucapan Jayden. Perhatian asing yang tak pernah dia dapatkan bahkan dari Felix yang selama ini berpacaran dengannya membuat gadis itu merasa agak canggung. 

Pandangan Valency menatap lurus pada punggung Jayden yang telah berjalan masuk mendahuluinya dengan mengangkat koper di tangan kanannya. 

Selagi Valency menatapnya, Jayden yang telah sampai di teras rumahnya pun berbalik saat tak mendapati keberadaan Valency di sebelahnya. Menemukan istri barunya itu terbengong di luar, Jayden menautkan alis.

“Kenapa diam saja?” panggil pria itu membuat Valency tersentak. “Kemari.”

Titah itu membuat Valency berlari kecil menghampiri Jayden. Hal tersebut entah kenapa membuat gadis tersebut tampak seperti kelinci yang sedang menyusul induknya.

Tanpa sadar Jayden tersenyum, hanya untuk sekilas, sebelum akhirnya ekspresi pria itu kembali datar dan dia meraih tangan Valency untuk menggenggamnya. 

Mulanya Valency terkejut, tetapi dia kemudian mendengar Jayden berkata, “Jangan tertinggal lagi.”

Alhasil, Valency hanya bisa menganggukkan kepala dengan wajah merona sembari berjalan bersama Jayden di sisinya.

Creative Words

Aduh duh duh ... Tuan Jayden ... jangan sweet sweet dong. Kulipet juga nih bumi :") Terima kasih sudah baca sampai akhir! Semoga suka dengan karya ini! Kalau kalian suka, jangan lupa untuk berikan like, vote, dan comment yaa! Biar author tahu tanggapan kalian terhadap karya ini, terima kasih!

| 99+
Komen (40)
goodnovel comment avatar
Zumira Colo
sangat cocok sekali
goodnovel comment avatar
Endang Safitry
Wao so Sweet bangat
goodnovel comment avatar
Nurwati Nurwati
yaaaelaaah....senyum" sendiri nih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 5 — Jangan Menolak

    Sejak Valency memasuki rumah Jayden, dia tak bisa berhenti berdecak kagum pada segala hal yang dilihatnya. Sepanjang mata Valency memandang hanya ada kemewahan yang elegan, tidak terlalu mencolok dan norak menurut Valency. Dari melihat isi rumahnya saja Valency bisa tahu bahwa Jayden adalah penikmat seni. Apalagi melihat foto-foto yang terpajang di dinding memiliki bingkai khusus yang belum pernah Valency lihat. Sepanjang sisi bingkainya dihiasi batu permata yang indah. Jayden yang menyadari tatapan berbinar Valency dan ketertarikannya pada bingkai-bingkai di rumahnya membuat Jayden tersenyum tanpa sadar. “Bingkai-bingkai itu semuanya dibuat khusus dan edisi terbatas dari Diamant Corp, biasanya diberikan ke pelanggan VIP sebagai hadiah,” ucap Jayden menjelaskan. “Bagaimana menurutmu? Bagus?” Valency menoleh, mengangguk penuh semangat. “Sangat bagus dan indah!” ucap Valency menggebu-gebu. “Kamu suka?” tanya Jayden lagi. Lagi-lagi Valency menjawabnya dengan anggukan penuh sem

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-15
  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 6 – Cemburu

    Dengan sepasang manik hitam yang menghipnotis berada di hadapannya, Valency tak elak menelan ludah. Aroma maskulin tubuh Jayden yang mengurung dirinya membuat darah gadis itu berdesir. Jantung yang berdebar cepat membuat napas Valency agak sesak. “Lency? Kamu masih mendengarku ‘kan? Lency!” Kali ini suara Felix berhasil membuyarkan keterkejutan Valency, buru-buru dia menormalkan ekspresi wajahnya dan memalingkan pandangannya dari Jayden. “A-ah iya. Aku akan datang ke sana besok, tenang aja.” “Jangan besok! Bagaimana kalau hari ini sa—” Belum sempat Felix menyelesaikan ucapannya, Jayden sudah lebih dulu merampas ponsel itu dari tangan Valency dan mematikan panggilan mereka secara sepihak. Gerakan Jayden yang secepat kilat membuat Valency tak punya kesempatan untuk mengelak. Sementara Itu, di sisi lain, Felix yang mengira panggilannya dimatikan oleh Valency merasa harga dirinya tersentil. Tangannya memukul kesal setir mobil. “Sial! Kamu kira kamu siapa sudah berani mematikan

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-20
  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 7 – Malam Pertama

    Selesai mandi, Valency turun ke lantai bawah dan masuk ke ruang makan. Dia melihat sosok Jayden yang menunggu sembari memerhatikan tablet kerjanya. “Maaf. Aku takut membuatmu menunggu lama.” Suara Valency membuat Jayden mengangkat pandangan dan menyingkirkan kerjaannya. “Duduklah.” Valency menatap bingung deretan kursi yang begitu banyak. Di mana dirinya harus duduk? “Duduklah di sebelahku,” ucap Jayden seakan bisa membaca pikiran gadis tersebut. Valency mengangguk, menarik kursi di sebelah kanan Jayden, lalu duduk di sana. Selagi menunggu para pelayan menghidangkan makanan, Valency diam-diam curi pandang ke kanan. Dari jarak sedekat ini, dia baru sadar bahwa ada yang beda dengan penampilan Jayden. Tanpa balutan kemeja dan jas formal seperti sebelumnya, Jayden terlihat lebih segar dan santai dengan kaos putih sederhana beserta celana jogger hitam. Rambut setengah kering pria itu entah kenapa membuat penampilan Jayden lebih muda dibandingkan biasanya. Kalau ada orang yang mel

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-20
  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 8 – Mimpi Buruk

    “Mmh … ahh!” Suara decakan lidah yang bercampur desahan memenuhi ruangan. Punggung Valency menempel di dinding, sedangkan dadanya menempel dengan dada bidang Jayden. Tidak ada lagi jarak di antara mereka, bahkan bibir mereka tengah sibuk berpagutan panas dan mengecap rasa satu sama lain. “Jayden … Jayden hentikan ….” Permintaan itu terlontar dari bibir Valency ketika dirinya merasakan tangan pria itu menelusup masuk ke dalam bajunya, membuat lenguhan Valency terdengar semakin keras. “Perempuan murahan! Aku tidak mengira kamu serendah itu sampai bisa jual diri!” Suara tawa diikuti cacian membuat Valency membuka mata. Dia menoleh cepat dan melihat sosok Felix yang berdiri selagi menatapnya dengan wajah merendahkan. “Berkali-kali memintamu untuk melakukannya, kamu malah menolak. Sekarang, kamu malah melebarkan kedua kakimu untuk seorang asing dengan sukarela? Kenapa? Apa yang pria itu berikan untukmu? Uang? Harta? Atau mungkin … bantuan untuk balas dendam?” Seringai Felix dan t

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-20
  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 9 – Jayden dan Felix?!

    “Felix ...!” ringis Valency kesakitan, memberontak kecil dan berusaha melepaskan cengkraman Felix pada pergelangan tangannya yang sangat erat. Tangan besar Felix berbanding terbalik dengan pergelangan tangan Valency yang kurus, membuat Valency kesusahan terlepas dari genggaman pria itu. Tenaga mereka tak sebanding. “Dari mana saja hah?! Jangan berani bermain-main denganku, Lency! Kamu tahu sendiri akibatnya karena telah membuatku marah,” ancam Felix, matanya menggelap menatap Valency penuh amarah. Genggamannya semakin mengerat seiring dengan emosinya yang meledak-ledak. “L-lepaskan tanganku, Lix.” Ringisan kesakitan Valency membuat Felix tersadar jika yang dilakukannya adalah sebuah kesalahan. Sontak tangannya melepaskan cengkraman pada Valency, membuat Valency buru-buru menarik tangannya dan mengelus bekas kemerahan yang terlihat jelas melingkar. ‘Sial, jika tangannya terluka, dia tidak akan bisa aku manfaatkan mengerjakan desain lagi,’ batin Felix merutuki dirinya. Felix

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-20
  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 10 – Selingkuh di Publik?!

    ‘Mungkinkah … mungkinkah Jayden telah mengenal dekat Felix dan mereka sebenarnya bekerja sama untuk menjebakku?!’ Sesaat berpikir, Valency berujung menggelengkan kepalanya. Seharusnya tidak demikian. Seorang Jayden Spencer mati-matian ingin menjebaknya sampai menjadikan status pernikahannya sebagai permainan? Kenapa? Atas dasar apa? Ada dendam apa di antara mereka? Hanya untuk membantu Felix? Seharusnya Jayden tidak sedermawan itu, bukan? Namun, satu ucapan sang ibunda di masa lalu membuat Valency waspada. ‘Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, Valey.’ Menepiskan semua itu dan berusaha tegar, Valency kembali berjalan menghampiri kedua pria tersebut. Sementara itu, Felix yang sedang sibuk mengobrol dengan Jayden tak sengaja menangkap sosok perempuan dengan pakaian yang cukup mencolok, sangat indah dan menarik perhatiannya di antara ratusan tamu lainnya. Tanpa sadar dia terpaku di tempat, tak menjawab pertanyaan yang dilayangkan Jayden. Matanya seakan dikunci melihat pada

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-20
  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 11 – Yakin Bisa Bertahan Sampai Akhir?

    Pertanyaan yang dilayangkan Valency dengan cukup lantang dan nada dipenuhi amarah berhasil mengundang perhatian dari sejumlah tamu. Sebagian besar dari mereka menghentikan kegiatan dan berlomba-lomba untuk melihat apa yang terjadi. Bisikan-bisikan cemoohan mulai terdengar dari para tamu. Ada yang menatap jijik pada Felix dan Cecilia, ada pula yang menatap kasihan pada Valency. “Bukankah itu putri tunggal dari keluarga Owen, Cecilia Owen? Apa dia berselingkuh dengan kekasih orang lain sampai membuat gadis itu terlihat sangat marah?” “Astaga, mereka memalukan sekali! Bagaimana bisa mereka menodai acara yang penting ini?” Celetukan-celetukan pedas penuh hinaan membuat Felix tak mampu lagi mengangkat wajah, dia hanya menunduk dengan wajah memerah malu sekaligus marah karena perbuatan Valency membuat mereka disudutkan. Tak jauh dari tempat mereka, ada sepasang mata yang tak mengalihkan pandangannya sejak tadi, menonton drama yang sedang berlangsung. Jayden duduk di kursinya denga

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-20
  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 12 – Lantas, Kenapa Bisa Sama?

    “Baiklah tamu undangan kami yang terhormat, sebentar lagi kami akan menampilkan karya-karya jenius dan luar biasa milik para peserta kami. Saksikanlah dan berikan penilaian kalian!” Suara pembawa acara membuat perasaan marah dan dongkol Felix tergantikan dengan perasaan panik. Apalagi karena peserta pertama telah dipanggil naik untuk mempresentasikan karya mereka. “Bagaimana ini ... sebentar lagi giliran kita dan di depan sana ada Lency yang menonton,” gumam Cecilia panik. “Dia bisa saja kembali membuat keributan saat melihat karya kita dan membuat kita bertambah malu. Aku tidak ingin kembali dicemooh orang-orang, Lix!” Felix menggelengkan kepala. “Tidak, Valency bukan orang yang seperti itu.” Dia menambahkan, “Paling dia hanya akan menggerutu setelah lomba selesai.” Cecilia mendelik kesal. “Oh wow. Sepertinya kamu sangat mengenal kekasihmu itu, ya? Apa jaminannya dia tidak akan membuat kita malu lagi di hadapan tamu penting lainnya? Reputasi keluargaku akan benar-benar hancur ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-20

Bab terbaru

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 288 - Ketahuan

    [Atau kamu mau kujemput di tempat sepupumu itu?]"Oh, sial," gumam Verena, akhirnya bangkit dari kursi yang sudah beberapa jam ia duduki. Tak jauh dari sana, Ashton menoleh."Kenapa?" tanya pria itu."Tidak," balas Verena. Ia kembali duduk dan memikirkan balasan apa yang bisa dia berikan pada Eric.[Kamu sudah baca pesanku. Kenapa tidak balas?]Sebuah pesan dari Eric kembali muncul, membuat Verena berdecak."Dasar tidak sabaran." Verena membalas pesan tersebut demikian. "Apa tidak bisa dibicarakan lewat telepon saja?"Baru beberapa detik usai Verena mengirim pesan itu, balasan Eric langsung datang.[Tidak.][Harus bertemu.]Lalu satu lagi.[Tunggu aku di sana.]"Aku tidak sedang di rumah Ashton," balas Verena. "Nanti saja."[Di mana, kalau begitu?]Verena memutar otaknya dengan cepat. Jika ia menjawab ada di kantor, Eric akan dengan mudah menemukan kebenarannya."Di rumah."Eric belum tahu di mana tempat tinggalnya. Dan tidak mungkin pria itu dengan bodohnya mengecek mansion Miller un

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 288 - Ketahuan

    [Atau kamu mau kujemput di tempat sepupumu itu?]"Oh, sial," gumam Verena, akhirnya bangkit dari kursi yang sudah beberapa jam ia duduki. Tak jauh dari sana, Ashton menoleh."Kenapa?" tanya pria itu."Tidak," balas Verena. Ia kembali duduk dan memikirkan balasan apa yang bisa dia berikan pada Eric.[Kamu sudah baca pesanku. Kenapa tidak balas?]Sebuah pesan dari Eric kembali muncul, membuat Verena berdecak."Dasar tidak sabaran." Verena membalas pesan tersebut demikian. "Apa tidak bisa dibicarakan lewat telepon saja?"Baru beberapa detik usai Verena mengirim pesan itu, balasan Eric langsung datang.[Tidak.][Harus bertemu.]Lalu satu lagi.[Tunggu aku di sana.]"Aku tidak sedang di rumah Ashton," balas Verena. "Nanti saja."[Di mana, kalau begitu?]Verena memutar otaknya dengan cepat. Jika ia menjawab ada di kantor, Eric akan dengan mudah menemukan kebenarannya."Di rumah."Eric belum tahu di mana tempat tinggalnya. Dan tidak mungkin pria itu dengan bodohnya mengecek mansion Miller un

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 287 - Yang Sebenarnya Terjadi

    "Dan aku bilang kamu beruntung karena tinggal di sebelah rumahnya?"Usai mengatakan itu, Samuel kembali memandang Eric dengan tatapan asing. Ekspresi sepupunya itu tampak senang, sekaligus puas. Seakan-akan ia baru mendapatkan momen yang ia harapkan."Tunggu, Ric. Kamu tidak tahu?" tanya Samuel. "Manusia ini. Kamu tidak mendengarkan ceritaku ya!?"Eric mengibaskan tangannya. "Tidak penting."Hal itu membuat Samuel menggerutu. Mengatakan hal-hal seperti ia yang telah membantu Eric dan selalu siap sedia, tapi begini balasan Eric padanya. Eric bahkan tidak memperkenalkan Verena lebih awal padanya, dan sebagainya.Namun, Eric tidak mendengarkan. Ia sibuk menyusun rencana.Karena Verena kembali tidak membalas pesan Eric, entah kenapa. Pria itu jadi tidak bisa mengurusi persoalan mereka yang belum selesai.Kalau Verena ada di sebelah rumah, akan lebih mudah bagi Eric untuk mengurusnya.***Namun, wanita yang Eric cari sedang tidak berada di rumah."Kamu tidak mau pulang?"Pertanyaan Ashton

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 286 - Informasi Baru

    "Selamat pagi, Nona Lee."Eric Gray memandang Leon, asisten kepercayaannya selama ini, yang tengah melakukan pertemuan dengan Patricia Lee, reporter yang pertama kali memuat berita tentang dirinya dan Verena. Ia ingin menyelidiki apakah Patricia terlibat pihak-pihak lain yang ingin menjatuhkannya, ataukah dia bergerak sendiri.Karena penyelidikan pun menyatakan kalau malam itu Patricia sedang berada di rumah sakit, bukan hotel tempat pesta Eric dilaksanakan.Ditambah lagi, Eric memang sudah dengan mudah menyingkirkan berita-berita yang merugikannya dan Verena. Tapi akan sulit kalau ternyata ada musuh lain yang tidak mereka ketahui.Sejauh ini, dugaannya dan Verena sama; keluarga Miller sendiri. Lebih tepatnya pihak Olivia. Meski ada ketidakcocokan mengenai asumsi tersebut di beberapa tempat."Sekarang kamu tertarik pada ibu tunggal?" Sepupunya, Samuel, menghempaskan dirinya untuk duduk di sebelah Eric dan mengamati pertemuan Leon dengan Patricia. Eric dan Samuel tidak bergabung, mela

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 285 - Ketidaktahuan Keith

    Keith baru saja berjalan melewati pintu masuk ketika salah seorang pelayan menghampirinya dan mengatakan bahwa Verena datang berkunjung.Dan sekarang kakaknya itu ada di kamar Kimberly."Untuk apa dia ada di sana?" gumam Keith. Dia bergegas naik ke lantai 2 ketika ja mendengar suara pecahan kaca dari kamar Kimberly.Panik, Keith langsung berlari dan coba membuka pintu kamar.Terkunci. Kimberly nekat membayar orang untuk mencelakai Verena beberapa waktu yang lalu. Meskipun Keith sudah mengancam adik kembarnya itu agar ia tidak melakukannya lagi, Keith tidak yakin Kimberly akan diam saja saat melihat Verena ada di tempat yang sama dengannya.Dengan panik, Keith menggedor pintu kamar adik kembarnya.Tak berapa lama, Verena muncul di balik pintu tersebut dan langsung ditarik keluar oleh Keith."Ve!?" Tidak ada luka. Aman--tunggu. Keith mengernyit melihat tanda merah keunguan di area sekitaran tengkuk Verena. Namun, saat ia berniat memastikan tanda itu, Verena sudah menarik diri.Keith m

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 284 - Provokasi (2)

    "Apakah benar demikian?" Senyum Verena tidak sampai matanya, seolah sedang mengolok lawan bicaranya. "Anak kandung Aster Miller?"Tidak ada perubahan ekspresi yang berarti di wajah Kimberly, saat Verena mengamati. Bisa jadi gadis itu benar-benar meyakini identitasnya sebagai putri bungsu keluarga Miller."Omong kosong apa yang kamu katakan?" balas Kimberly. Gadis itu akhirnya berjalan menghampiri Verena dan menarik lengan baju Verena. "Keluar dari kamarku, sekarang!"Namun, Verena menepisnya dengan mudah. "Jangan begitu. Kita baru sampai di obrolan yang kusukai." balas Verena. Ia menyelipkan kunci kamar tersebut di tas miliknya. "Kimberly. Apakah kamu pernah berpikir dari mana kamu mendapat mata abu-abu dan rambut pirang itu? Padahal di saat yang sama, keluarga kita seluruhnya berambut gelap?""Berhenti menyebutnya keluarga kita, sialan. Menjijikkan sekali!""Tapi suka tidak suka, ini memang keluargaku juga." Verena berdiri, lalu berjalan ke tepi ranjang Kimberly. "Meski aku sempat te

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 283 - Penyelidikan Masing-Masing

    "Tuan Gray, ini profil identitas reporter yang menulis berita mengenai Anda dan Nona Miller pertama kali."Eric hanya melirik laporan si asisten yang ada di atas meja sekilas sebelum kembali menekuni layar laptop di hadapan.Meski begitu, pikirannya sebenarnya tidak sedang berada di sana.Pria itu masih ada pada malam yang ia habiskan dengan Verena. Dan itu membuatnya gila karena Verena tampil seakan itu tidak berdampak apa-apa padanya.Padahal kalau ia memang benar, Eric adalah kali pertama dan kali selanjutnya wanita itu. Kenapa Verena bersikap biasa saja?"Tuan Gray?" Suara sang asisten kembali mengusik Eric."Ya, aku dengar." Eric menghela napas dan akhirnya menyandarkan dirinya ke sandaran kursi, lalu mengambil laporan yang ada."Sudah kamu cek?" tanya Eric."Ya, Tuan.""Ada yang aneh?""Saya sarankan Anda mengecek bagian keluarga, Tuan."Eric menggumam pelan. Ia hanya membaca sekilas mengenai identitas si reporter. Patricia Lee. Pendatang di negara ini, usianya ada di akhir 20-a

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 282 - Provokasi

    Verena merasakan atmosfer di mansion keluarga Miller sedikit berbeda dan cukup mencekam dibandingkan biasanya. Mungkin karena tidak ada suara para pekerja membersihkan perabotan atau mereka yang beraktivitas di dapur, mengobrol ringan sembari mempersiapkan makan. Atau mungkin juga karena suara barang pecah belah yang dihancurkan di lantai 2.Verena bisa menduga itu berasal dari kamar adik tirinya, Kimberly. Tidak sulit."Selamat pagi, Nona." Salah seorang pelayan menyapanya, bersamaan dengan suara teriakan dari lantai 2. "Tuan Miller ada di kamarnya seperti biasa, Nona. Mari saya antar "Verena menggeleng. "Aku ke sini bukan untuk bertemu dengannya." Ia mengangkat kepalanya, memandang ke arah pintu ruangan yang merupakan kamar Kimberly. "Keith di mana?""Tuan Keith belum pulang sejak semalam, Nona."Hal tersebut menimbulkan kernyitan di kening Verena.Apakah terjadi sesuatu pada pria itu setelah ia bertemu dengan Verena semalam? Atau ada hal lain?Pikiran Verena teralihkan saat kemba

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 281 - Sebelum Ledakan

    "Kalau begitu, apakah kamu masih akan berpikir kalau hubungan kita hanya sekadar bisnis untukku?"Verena memilih untuk tidak menjawab terlebih dahulu dan melanjutkan sarapannya. Ia perlu beberapa saat untuk berpikir, bukan menuruti keinginan emosionalnya seperti beberapa saat terakhir.Sepertinya obat itu sudah merusak sistem kerjanya. Sangat disayangkan.Tanpa diduga, Eric Gray tidak mengejar jawabannya. Meski begitu, bukan berarti Eric berhenti menatap Verena dengan pandangannya yang tidak bisa ia artikan itu.Oke, fokus. Pertama, soal si pria misterius. Belum selesai, tapi sedang dalam penyelidikan. Verena hanya bisa menunggu.Kedua, soal adik tirinya yang tersayang. Verena sudah mengatur rencana untuk gadis licik itu. Akan ia laksanakan di waktu yang tepat untuk hasil maksimal.Lalu, Eric Gray. Pria ini--Pikiran Verena terputus saat ponselnya kembali berdering. Mengira bahwa itu Ashton, Verena langsung mengangkatnya."Ash, sudah kubilang--""Balas pesanku."Panggilan diakhiri beg

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status