Share

Bab 6 – Cemburu

Penulis: Creative Words
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-20 10:15:18

Dengan sepasang manik hitam yang menghipnotis berada di hadapannya, Valency tak elak menelan ludah. Aroma maskulin tubuh Jayden yang mengurung dirinya membuat darah gadis itu berdesir. Jantung yang berdebar cepat membuat napas Valency agak sesak.

“Lency? Kamu masih mendengarku ‘kan? Lency!”

Kali ini suara Felix berhasil membuyarkan keterkejutan Valency, buru-buru dia menormalkan ekspresi wajahnya dan memalingkan pandangannya dari Jayden. 

“A-ah iya. Aku akan datang ke sana besok, tenang aja.” 

“Jangan besok! Bagaimana kalau hari ini sa—”

Belum sempat Felix menyelesaikan ucapannya, Jayden sudah lebih dulu merampas ponsel itu dari tangan Valency dan mematikan panggilan mereka secara sepihak. 

Gerakan Jayden yang secepat kilat membuat Valency tak punya kesempatan untuk mengelak.

Sementara Itu, di sisi lain, Felix yang mengira panggilannya dimatikan oleh Valency merasa harga dirinya tersentil. Tangannya memukul kesal setir mobil. 

“Sial! Kamu kira kamu siapa sudah berani mematikan panggilanku duluan?! Kalau bukan karena otakmu itu aku juga tak sudi meneleponmu.”

Cecilia yang sejak tadi sibuk menggulir sosial medianya dibuat menoleh bingung melihat Felix yang memaki ponselnya. “Ada apa? Kenapa marah-marah begitu?”

“Valency bodoh itu sudah berani mematikan panggilanku, padahal aku belum selesai bicara!” balas Felix. 

Cecilia mengusap lengan Felix manja dan menggoda. “Ayolah Sayang, jangan marah hanya karena hal sepele seperti itu. Mungkin jaringannya lagi jelek makanya tiba-tiba putus,” ucapnya menenangkan sang kekasih. 

Felix menghembuskan napas kasar. “Aku merasa ada yang aneh dengannya,” ucap pria itu tiba-tiba.

Kening Cecilia mengernyit bingung. “Aneh bagaimana?”

“Saat bicara di telepon tadi, dia seperti nggak sesemangat biasanya. Bahkan beberapa kali dia balas singkat, gak seperti Lency yang biasanya,” ucap Felix merasa janggal. Dia kembali mengingat-ingat percakapannya dengan Valency dulu. “Kamu tahu sendiri kan kalau biasanya Lency bakal merengek buat teleponan lebih lama denganku? Ini dia bahkan seperti nggak minat bicara sama sekali!”

Sejenak keduanya terdiam, membuat suasana hening. 

“Jangan-jangan dia selingkuh lagi?!” tebak Felix asal.

Sontak tawa Cecilia meledak mendengar tebakan Felix. 

“Astaga! Kamu lucu deh, Lix,” balas Cecilia.

“Cecil, aku serius!”

Cecilia menghapus air mata yang di pojok matanya akibat merasa omongan Felix terlalu lucu. Dia pun berkata, “Mana ada sih cowok yang mau sama dia? Udah dekil, miskin, culun, gampang dibegoin lagi. Bahkan cowok paling culun di kampus pun gak bakal naksir sama dia!” Gadis itu melambaikan tangannya dengan acuh tak acuh. “Kalaupun ada yang nembak dia, paling karena taruhan atau mau manfaatin dia doang. Ya kayak kamu!”

Felix memutar bola matanya mendengar balasan Cecilia. “Tapi tetap saja, aku merasa ada yang janggal sama sikap dia.”

Wajah Cecilia kembali serius karena kekasihnya itu bersikeras dengan perasaannya. Akhirnya, gadis itu pun teringat dengan pertemuannya bersama Valency di asrama. 

“Tapi iya sih. Bahkan ketika tadi bicara sama aku aja, dia jadi sedikit dingin.” Cecilia mengangkat kedua bahunya. “Tapi, aku tidak peduli karena di akhir dia masih dengan bodohnya mengkhawatirkanku.” 

Di saat itu, Cecilia mengingat satu informasi penting. “Oh iya, dia juga bilang kalau kemarin sempat mau ke apartemen kamu buat kasih kejutan hari jadian kalian, tapi gak sempat karena tiba-tiba ada urusan kampus.” 

Mendadak ekspresi Felix berubah, perasaannya campur aduk mendengar cerita Cecilia. Seperti ada ketakutan di dalam hatinya. 

“Apa mungkin dia tahu kita main di belakang?”

Cecilia menaikkan alisnya. “Nggak mungkin. Kalau dia tahu, pasti dia sudah menangis dan marah sama kita, atau bahkan kemarin dia sudah langsung masuk dan mengamuk di apartemen kamu. Nggak mungkin dia diam saja dan bersikap sama bodohnya seperti sekarang dong?” 

Kemudian, sebuah senyuman mengejek terpampang di wajah Cecilia.

“Ya, kecuali dia memang sebodoh itu,” imbuh gadis tersebut.

Melihat Felix masih menampakkan kekhawatiran, Cecilia pun mengaitkan lengannya dengan lengan Felix yang terbebas dari setir.

“Sudahlah, Lix. Jangan dipikirin. Hanya satu minggu lagi, semua sandiwara ini bisa kamu selesaikan,” ujar Cecilia. “Kamu bisa bilang kamu menemukan dia selingkuh dengan pria lain, lalu memutuskannya biar orang-orang nggak salahin kamu.” 

Semuanya sudah direncanakan dengan matang oleh Cecilia. Dia sudah tidak tahan lagi melihat Felix bersama dengan Valency, bahkan bila tahu pria itu bersandiwara. Ada rasa jijik bagi Cecilia melihat prianya bersanding dengan Valency, seakan dirinya di level yang sama dengan gadis culun itu.

Memikirkan bagaimana wajah menangis Valency akan terlihat satu minggu lagi, Cecilia memasang wajah puas.

Ah … aku tidak sabar untuk pertunjukan ….

Selagi rubah licik itu membayangkan kemenangannya atas Valency, Valency sendiri sedang sibuk menghadapi sosok Jayden.

Dengan posisi tubuh yang masih begitu dekat, Valency memandang Jayden dengan wajah bingung. “Ada apa, Jay?” Dia bertanya-tanya kenapa pria itu tampak marah.

Jayden menegaskan, “Walaupun pernikahan ini didasari sebuah perjanjian, tapi kamu telah menikah denganku. Aku minta agar kamu menjaga komitmenmu sebagai istriku. Kamu mengerti?” 

Valency mengerjapkan mata. Apa ini karena dia masih berhubungan dengan Felix?

“Tentunya aku akan menjaga komitmenku, tapi … apa kamu marah karena telepon tadi?” tanya Valency.

Jayden terdiam, matanya memandangi lekat wajah istrinya, sejenak Valency bisa melihat keraguan dari matanya. 

“Kamu … cemburu?” tebak Valency sembari menatap lurus sosok Jayden.

Ditanya seperti itu, Jayden tampak sedikit terkejut. Pria itu mengalihkan pandangan ke tempat lain. Samar-samar, daun telinga pria itu memerah.

“Omong kosong,” elak Jayden dengan suara rendah. 

Tidak sadar Jayden berbohong, Valency juga menghela napas dalam hati. Tentu saja Jayden tidak cemburu padanya, mereka hanya menikah berdasarkan perjanjian, bukan perasaan sungguhan. Untuk apa pria itu cemburu?!

Akan tetapi, apa pun alasan Jayden, Valency tahu pria itu terganggu dengan keberadaan Felix.

“Aku tidak memiliki hubungan apa-apa lagi dengan pria itu,” jawab Valency tegas. “Hanya ada dendam yang perlu kuselesaikan dengannya.”

Ucapan Valency membuat Jayden kembali memandang gadis di hadapan.

“Seperti permintaanmu, aku akan menghormati pernikahan kita,” ucap Valency. “Akan tetapi, kamu harus tahu. Kalau suatu saat nanti kamu menemukan perempuan yang kamu sukai, beri tahu padaku. Kita bisa akhiri hubungan ini dan aku akan pergi.”

Pandangan Jayden kembali berubah gelap. Pria itu tampak tersinggung akibat kalimat Valency.

“Dalam sejarah keluarga Spencer, tidak pernah ada yang namanya perceraian. Para pria keluarga Spencer hanya memiliki satu istri dan satu pernikahan.”

Pernyataan Jayden membuat Valency kaget. “Apa? Tapi, pernikahan kita–”

Tubuh Jayden yang semakin mendekat membuat Valency bungkam. Tangan kiri kekar pria tersebut dibuat menahan di tembok selagi tangan kanannya mengangkat dagu Valency, membuat pandangan gadis itu terpaku lurus pada dirinya. 

“Bagaimanapun awalnya, istri seorang Jayden Spencer juga hanya satu,” tegas Jayden, “Valency Lambert Spencer.”

Wajah tampan pria itu memenuhi pandangan Valency, membuat jantung gadis itu berdebar. Aroma mint yang menyegarkan bercampur dengan aroma maskulin tubuh Jayden membuat pikiran Valency mulai meliar dan wajahnya pun merona. Dia menggigit bibir untuk mengusir pikiran buruknya.

Tanpa Valency sadari, Jayden tampak mengepalkan tangan kirinya melihat hal itu. Pria itu mendekatkan wajahnya, mengikis jarak yang ada.

Mengira akan dicium, Valency menutup mata.

Namun, beberapa detik berlalu, Valency tidak merasakan apa pun.

Tidak ada yang terjadi. 

Valency membuka mata dan mendapati Jayden telah jauh berjalan meninggalkan ruangan.

Sebelum sepenuhnya menghilang ke balik pintu, Jayden menoleh untuk menatap Valency. “Segeralah mandi. Aku akan menunggumu di ruang makan.”

Setelah Jayden keluar dan pintu tertutup, tubuh Valency langsung merosot ke lantai. Napasnya agak terengah-engah dan jantungnya berdebar. Rona merah menyelimuti wajahnya.

Astaga … apa yang baru saja kulakukan!? Menutup mata? Kenapa kamu menutup mata Valency!?’ 

Tidak bisa tergambarkan betapa malunya Valency karena sempat berpikir Jayden akan menciumnya!

Mencoba menepiskan rasa malu itu, Valency berdiri perlahan dan mengepalkan dua tangannya.

“Mandi! Aku harus mandi!” ucap gadis itu kepada dirinya sendiri seiring berlari kecil ke kamar mandi.

Di sisi lain, di depan pintu kamar Valency, Jayden menyandarkan punggungnya dan menyisir rambutnya dengan frustrasi. Samar-samar, pancaran matanya mencerminkan keinginannya yang berhasil dikendalikan.

‘Hampir saja….’

Creative Words

Ehem ... mikir apa tadi Jayden? Mau diapain tadi Valency hayoo?? Terima kasih untuk kalian yang sudah baca sampai akhir! Kalau kalian suka karya ini, jangan lupa untuk berikan like, vote, dan comment yaa! Biar author tahu tanggapan kalian terhadap karya ini, terima kasih!

| 99+
Komen (11)
goodnovel comment avatar
Satria Henry
kok bisa????
goodnovel comment avatar
Alexander Natanael Gianto KM
muantapzzzz, author... lanjutkan..
goodnovel comment avatar
Alexander Natanael Gianto KM
yes, deg deg an.... cara penularannya muantapzzzz... ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 7 – Malam Pertama

    Selesai mandi, Valency turun ke lantai bawah dan masuk ke ruang makan. Dia melihat sosok Jayden yang menunggu sembari memerhatikan tablet kerjanya. “Maaf. Aku takut membuatmu menunggu lama.” Suara Valency membuat Jayden mengangkat pandangan dan menyingkirkan kerjaannya. “Duduklah.” Valency menatap bingung deretan kursi yang begitu banyak. Di mana dirinya harus duduk? “Duduklah di sebelahku,” ucap Jayden seakan bisa membaca pikiran gadis tersebut. Valency mengangguk, menarik kursi di sebelah kanan Jayden, lalu duduk di sana. Selagi menunggu para pelayan menghidangkan makanan, Valency diam-diam curi pandang ke kanan. Dari jarak sedekat ini, dia baru sadar bahwa ada yang beda dengan penampilan Jayden. Tanpa balutan kemeja dan jas formal seperti sebelumnya, Jayden terlihat lebih segar dan santai dengan kaos putih sederhana beserta celana jogger hitam. Rambut setengah kering pria itu entah kenapa membuat penampilan Jayden lebih muda dibandingkan biasanya. Kalau ada orang yang mel

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-20
  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 8 – Mimpi Buruk

    “Mmh … ahh!” Suara decakan lidah yang bercampur desahan memenuhi ruangan. Punggung Valency menempel di dinding, sedangkan dadanya menempel dengan dada bidang Jayden. Tidak ada lagi jarak di antara mereka, bahkan bibir mereka tengah sibuk berpagutan panas dan mengecap rasa satu sama lain. “Jayden … Jayden hentikan ….” Permintaan itu terlontar dari bibir Valency ketika dirinya merasakan tangan pria itu menelusup masuk ke dalam bajunya, membuat lenguhan Valency terdengar semakin keras. “Perempuan murahan! Aku tidak mengira kamu serendah itu sampai bisa jual diri!” Suara tawa diikuti cacian membuat Valency membuka mata. Dia menoleh cepat dan melihat sosok Felix yang berdiri selagi menatapnya dengan wajah merendahkan. “Berkali-kali memintamu untuk melakukannya, kamu malah menolak. Sekarang, kamu malah melebarkan kedua kakimu untuk seorang asing dengan sukarela? Kenapa? Apa yang pria itu berikan untukmu? Uang? Harta? Atau mungkin … bantuan untuk balas dendam?” Seringai Felix dan t

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-20
  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 9 – Jayden dan Felix?!

    “Felix ...!” ringis Valency kesakitan, memberontak kecil dan berusaha melepaskan cengkraman Felix pada pergelangan tangannya yang sangat erat. Tangan besar Felix berbanding terbalik dengan pergelangan tangan Valency yang kurus, membuat Valency kesusahan terlepas dari genggaman pria itu. Tenaga mereka tak sebanding. “Dari mana saja hah?! Jangan berani bermain-main denganku, Lency! Kamu tahu sendiri akibatnya karena telah membuatku marah,” ancam Felix, matanya menggelap menatap Valency penuh amarah. Genggamannya semakin mengerat seiring dengan emosinya yang meledak-ledak. “L-lepaskan tanganku, Lix.” Ringisan kesakitan Valency membuat Felix tersadar jika yang dilakukannya adalah sebuah kesalahan. Sontak tangannya melepaskan cengkraman pada Valency, membuat Valency buru-buru menarik tangannya dan mengelus bekas kemerahan yang terlihat jelas melingkar. ‘Sial, jika tangannya terluka, dia tidak akan bisa aku manfaatkan mengerjakan desain lagi,’ batin Felix merutuki dirinya. Felix

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-20
  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 10 – Selingkuh di Publik?!

    ‘Mungkinkah … mungkinkah Jayden telah mengenal dekat Felix dan mereka sebenarnya bekerja sama untuk menjebakku?!’ Sesaat berpikir, Valency berujung menggelengkan kepalanya. Seharusnya tidak demikian. Seorang Jayden Spencer mati-matian ingin menjebaknya sampai menjadikan status pernikahannya sebagai permainan? Kenapa? Atas dasar apa? Ada dendam apa di antara mereka? Hanya untuk membantu Felix? Seharusnya Jayden tidak sedermawan itu, bukan? Namun, satu ucapan sang ibunda di masa lalu membuat Valency waspada. ‘Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, Valey.’ Menepiskan semua itu dan berusaha tegar, Valency kembali berjalan menghampiri kedua pria tersebut. Sementara itu, Felix yang sedang sibuk mengobrol dengan Jayden tak sengaja menangkap sosok perempuan dengan pakaian yang cukup mencolok, sangat indah dan menarik perhatiannya di antara ratusan tamu lainnya. Tanpa sadar dia terpaku di tempat, tak menjawab pertanyaan yang dilayangkan Jayden. Matanya seakan dikunci melihat pada

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-20
  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 11 – Yakin Bisa Bertahan Sampai Akhir?

    Pertanyaan yang dilayangkan Valency dengan cukup lantang dan nada dipenuhi amarah berhasil mengundang perhatian dari sejumlah tamu. Sebagian besar dari mereka menghentikan kegiatan dan berlomba-lomba untuk melihat apa yang terjadi. Bisikan-bisikan cemoohan mulai terdengar dari para tamu. Ada yang menatap jijik pada Felix dan Cecilia, ada pula yang menatap kasihan pada Valency. “Bukankah itu putri tunggal dari keluarga Owen, Cecilia Owen? Apa dia berselingkuh dengan kekasih orang lain sampai membuat gadis itu terlihat sangat marah?” “Astaga, mereka memalukan sekali! Bagaimana bisa mereka menodai acara yang penting ini?” Celetukan-celetukan pedas penuh hinaan membuat Felix tak mampu lagi mengangkat wajah, dia hanya menunduk dengan wajah memerah malu sekaligus marah karena perbuatan Valency membuat mereka disudutkan. Tak jauh dari tempat mereka, ada sepasang mata yang tak mengalihkan pandangannya sejak tadi, menonton drama yang sedang berlangsung. Jayden duduk di kursinya denga

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-20
  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 12 – Lantas, Kenapa Bisa Sama?

    “Baiklah tamu undangan kami yang terhormat, sebentar lagi kami akan menampilkan karya-karya jenius dan luar biasa milik para peserta kami. Saksikanlah dan berikan penilaian kalian!” Suara pembawa acara membuat perasaan marah dan dongkol Felix tergantikan dengan perasaan panik. Apalagi karena peserta pertama telah dipanggil naik untuk mempresentasikan karya mereka. “Bagaimana ini ... sebentar lagi giliran kita dan di depan sana ada Lency yang menonton,” gumam Cecilia panik. “Dia bisa saja kembali membuat keributan saat melihat karya kita dan membuat kita bertambah malu. Aku tidak ingin kembali dicemooh orang-orang, Lix!” Felix menggelengkan kepala. “Tidak, Valency bukan orang yang seperti itu.” Dia menambahkan, “Paling dia hanya akan menggerutu setelah lomba selesai.” Cecilia mendelik kesal. “Oh wow. Sepertinya kamu sangat mengenal kekasihmu itu, ya? Apa jaminannya dia tidak akan membuat kita malu lagi di hadapan tamu penting lainnya? Reputasi keluargaku akan benar-benar hancur ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-20
  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 13 – Nyali Yang Bagus

    Pertanyaan sang Juri membuat Cecilia mematung dengan mata membulat. Jantungnya berdebar keras karena informasi mengejutkan itu. “T-tidak! Ini pasti sebuah kesalahan!” “Kesalahan? Apa secara tak langsung kamu mengatakan kalau Diamant Corp yang telah menyontek desain yang baru saja kamu buat?” sergah sang juri sedikit sarkas. Batin Cecilia berteriak tak setuju, desain yang Cecilia pakai itu milik Valency, jadi dia yakin desain itu asli, bukan dari Diamant Corp! Oleh karena itu, jelas asal-usul desain milik Diamant Corp yang bermasalah! Namun, tidak mungkin ‘kan Cecilia menuduh Diamant Corp secara terang-terangan, perusahaan terkenal dan sebesar itu, sebagai pencuri desain asli yang dibuat oleh Valency!? Siapa yang akan percaya?! Apalagi di hadapannya sekarang juga berdiri direktur utamanya. Cecilia menggigit bibir. “Aku tidak tahu bagaimana Diamant Corp bisa membuat desain yang sama dengan milikku, tapi yang jelas desain di tanganku ini asli dan bukan hasil mencontek.” Cecilia

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-26
  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 14 – Kemunculan Valency

    “Perlu kalian semua ingat bahwa Diamant Corp tidak akan pernah mengeluarkan desain tanpa pengecekan yang detail, bahkan satu desain saja memerlukan persiapan hampir satu tahun untuk diluncurkan. Ke depannya pastikan asumsimu tidak membuatmu tampak seperti orang bodoh.” Di saat ini, Jayden melemparkan sebuah tatapan ke arah Felix. Dia tidak mengatakan apa pun, tapi Felix bisa membaca makna tatapan itu. ‘Kamu mengecewakanku.’ Hal tersebut membuat Felix langsung mengepalkan tangannya. Usai mengatakan hal tersebut Jayden langsung meninggalkan ruang perlombaan, membuat orang-orang semakin kebingungan dan bertanya-tanya. Ucapannya terlalu ambigu. “Jadi bagaimana keputusannya? Siapa yang mencontek siapa sekarang?” Pertanyaan yang diluncurkan salah satu tamu membuat ruangan seketika ricuh dan saling melempar jawaban berdasarkan asumsi masing-masing. “Bukankah perginya Tuan Spencer dapat diartikan bahwa desain Tuan Smith dan Nona Owen lah yang bermasalah?” celetuk tamu lainnya yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-26

Bab terbaru

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 273 - Skenario Kimberly

    "... Verena, kamu baik-baik saja?"Pertanyaan itu meluncur dari bibir Eric ketika Verena tanpa sadar menggenggam ujung jas pria itu dan meremasnya kuat-kuat. Wajah wanita itu kini agak pucat dan napasnya menjadi lebih berat."Kelelahan?" tanya Eric lagi. Bukan apa-apa. Bisa jadi memang wanitanya ini sedang kelelahan, bukan? Dengan segala kesibukan sebagai pengganti sang ayah, Verena sampai pada batasnya juga. Namun, Verena menggeleng. Ini jelas bukab kelelahan. Ia tidak selemah itu.Sejak dulu, Verena sudah terbiasa bekerja dan lembur. Mengurusi klien dan bersosialisasi juga sudah sering ia lakukan karena pekerjaannya. Jadi ia tidak akan tumbang semudah ini.Selain itu, kondisinya ini terlalu tiba-tiba.Tidak mungkin Verena yang normal dan sehat bisa menjadi seperti ini begitu saja?"Kita menyingkir--""Aku ke toilet dulu," ucap Verena, menepis lengan Eric sekarang. Di sini terlalu banyak orang. Pikirannya terasa kacau dan tidak nyaman. Mungkin sedikit udara segar bisa membersihkan

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 272 - Teori Gila Verena

    "Maaf, aku harus keluar lagi. Ada yang harus aku pastikan.""Mau ke mana?"Eric bertanya. Tidak seperti dugaan Verena, Eric tidak melepaskannya begitu saja. Padahal Verena pikir, pria itu akan mengiakan saja keputusan Verena seperti tadi."Ke luar. Sebentar. Kan sudah aku bilang.""Jawab dengan lebih spesifik, Verena." Eric berucap.Langsung saja, Verena menghela napas."Aku perlu memastikan beberapa tamu. Oke?""Kalau kamu memerlukan daftar tamu, bisa kuberikan.""Ya, tapi aku juga perlu menemui orang ini.""Siapa? Kutemani.""Tidak perlu. Ini acaramu. Kamu harus tetap di sini.""Tanpa tunanganku? Jangan bercanda."Verena berdecak. Merasa kesal.Karena tidak ingin kehilangan jejak seperti tadi, wanita itu nekat melangkah pergi----tapi ia justru berakhir terpenjara dalam tangan kekar Eric."Eric--""Kamu tahu," ucap Eric diikuti helaan napas. "Mengejarmu memerlukan kesabaran ekstra."Verena langsung merengut. Bukan karena ucapan Eric, melainkan karena posisi mereka. Si Presdir arogan

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 271 - Pernyataan Keith

    "Aku tidak mau kamu mati konyol, Verena. Tidak bisakah kamu memahami hal itu?"Ucapan yang meluncur dari bibir Keith itu tidak terlalu mengejutkan Verena. Namun, nada bicara dan ekspresi yang ditunjukkan oleh adik tirinya itu sukses membuat Verena terdiam.Ada yang asing dari tatap manik mata abu-abu itu.Sepasang warna abu-abu yang familiar itu--Apalagi bagaimana Keith membuang muka setelahnya, lalu mengusap tengkuk dengan kikuk sementara ujung telinganya memerah.Keanehan itu ... tidak bisa Verena pandang sebagai sebuah tingkah adiknya yang lucu.Bukan karena sikap Keith tidak lucu. Melainkan karena tingkahnya tidak seperti seorang adik pada umumnya.Seakan-akan--Tidak. Pasti Verena salah. Ia selalu salah dalam hal ini, kan?"Keith ... kamu--"Keith mengangkat tangannya sembari menghela napas."Sudahlah." Keith menukas. "Toh Ayah sudah merestui pertunanganmu, bukan? Lupakan saja.""Yah. Itu mustahil." Verena berusaha terdengar tegas, tapi ucapannya tak lebih dari sebuah gumaman.M

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 270 - Si Kembar Miller

    "Nona, Anda baik-baik saja?"Sosok itu adalah seorang pria paruh baya, dengan rambut hitam yang sudah banyak beruban. Namun, penampilannya tampak rapi, tidak serampangan. Mengindikasikan bahwa kemungkinan beliau adalah salah satu tamu undangan Eric Gray.Meski begitu, penampilannya tampak terlalu sederhana untuk dikatakan kaum sosialita.Namun, bukan itu yang membuat Verena tertegun. Mata abu-abu itu ... tampak familier bagi Verena. Di mana--"Nona?""Ah." Verena berkedip. "Maaf, Tuan. Saya tidak melihat ke depan." Verena buru-buru berkata setelahnya."Saya tidak masalah. Tapi apakah Anda baik-baik saja?""Saya tidak apa-apa. Permisi."Verena sedikit menunduk dan langsung pergi dari sana, ke arah yang dituju oleh Kimberly tadi.Namun, sayangnya, interupsi singkat tadi sudah cukup untuk melenyapkan jejak adik tirinya.Tanpa sadar, Verena menghela napas. Menyayangkan fokusnya yang sempat teralihkan tadi."Verena."Panggilan itu membuat Verena menoleh dan mendapati sosok Keith tengah ber

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 269 - Hanya Sandiwara?

    "Coba cari topik pembicaraan lain. Soal aku, misalnya. Putra ibu dan...." Verena mencoba memasang raut wajah biasa saja saat Eric mendekatkan bibirnya ke telinga Verena dan berbisik, "Calon suamimu."Baru setelah itu Verena menghela napas pelan. Lalu, wanita itu menoleh sedikit ke belakang, ke arah Eric."Kamu mau kami membicarakanmu di depanmu langsung?" tanyanya.Eric mengangkat bahu. "Silakan.""Tidak masalah kalau aku menyinggung soal kelakuanmu dulu?" Verena kembali bertanya. "Semua yang kamu lakukan saat kamu mengejar-ngejar--""Sini. Aku pasangkan lagi kalungnya." Eric Gray menyela. Tangannya terulur dan mengambil kalung di tangan Verena, sebelum kemudian memasangkannya. "Mau bicara soal Vera Jones lagi?""Tidak." Kali ini, Mia yang menjawab. "Meskipun rasanya menyenangkan, mengobrol dengan Verena. Tapi lebih baik kamu dan Verena sekarang kembali ke aula. Sapa para tamu."Lalu, pada Verena yang menatapnya, Mia menambahkan, "Senang bertemu denganmu, Verena. Lain kali, kita men

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 268 - Diskusi Bisnis?

    "Apakah kamu punya koneksi khusus pada Nona Jones, Verena?" Pertanyaan Mia itu membuat Verena tersenyum.Sama seperti semua sosialita di pesta amal keluarga Miller beberapa waktu yang lalu, tidak semuanya mengetahui mengenai identitas Verena sebagai Vera Jones.Mungkin memang ada pembicaraan dari mulut ke mulut setelah pesta, tapi informasi tersebut tidak mungkin sampai ke semua orang. Apalagi ini soal pencapaian Verena, si anak haram. Orang akan lebih senang bergosip soal dia yang tiba-tiba mendapatkan rezeki nomplok dan warisan dari sang ayah karena cara kotor.Bukan dengan pertimbangan bahwa Verena punya kemampuan.Di samping itu, tampaknya memang Mia tidak terlihat seperti wanita yang hobi bergosip. Karenanya, sebelum Eric sempat menyelesaikan kalimat tadi, Verena sudah bertanya, "Bagaimana menurut Anda soal desain-desain Vera Jones, Nyonya Gray?"Verena tahu sedikit banyak soal Mia Gray, ibunda Eric, dari informasi yang diselipkan oleh Ashton sebelum ia sepakat untuk datang ke

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 267 - Memperkenalkan Diri

    Verena dengan segera membetulkan posisinya dan berdiri untuk menyapa orang tua Eric Gray tersebut.Dalam hati, ia merasa seolah diselamatkan oleh kehadiran Mia dan Beatrice, terlepas dari posisinya yang agak memalukan dan bagaimana Beatrice tampak ingin sekali langsung menghakiminya detik itu juga.Akan tetapi, Verena langsung mengalihkan fokusnya pada Mia. Sepasang mata ibu Eric tersebut kini menatapnya dengan penuh perhatian."Ibu," Eric menyapa dengan nada yang masih tenang, seakan pertemuan itu adalah hal biasa. "Perkenalkan, ini Verena."Sikap pria itu seolah mereka tidak berada dalam posisi yang patut dipertanyakan sebelumnya. "Ya. Itulah wanita yang dipilih oleh putramu," ucap Beatrice pada Mia, iparnya. Kemudian, wanita paruh baya itu mendengus. "Sudah bagus aku kenalkan pada putri bungsu keluarga Miller untuk dijodohkan. Dia malah memilih wanita ini."Beatrice mengalihkan pandangannya pada Verena dan melihat wanita itu dari atas sampai bawah, sebelum kemudian melirik Eric ya

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 266 - Kamu Lupa Siapa Aku?

    "Ada apa? Katakan."Akan tetapi, alih-alih menjawab pertanyaan Eric Gray, respons pertama Verena selain menahan napas adalah memundurkan badannya. Sekalipun sudah tidak ada ruang yang cukup di balik punggungnya.Setelah itu, baru Verena menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. Meskipun, tampaknya sia-sia. Entah kenapa otak Verena terasa macet karena posisi mereka saat ini.Apakah ini berarti Verena sedang terintimidasi? Wanita itu berpikir.Karena makin dekat Eric berada, semakin sulit baginya untuk berpikir jernih.Apalagi ketika Eric kembali memangkas jarak di antara mereka."Hm?" Pria itu tersenyum miring, menikmati situasi saat ini.Sementara itu, pandangan Verena terpaku pada wajah pria itu yang kini hanya terpisah beberapa inci darinya. Bau parfum Eric yang khas semakin menambah kerumunan dalam pikirannya tanpa bisa dicegah. Diam-diam, Verena merutuk dalam hati."Mundur," ucap wanita itu pada akhirnya. Ia enggan mengakui bahwa posisi ini mengusiknya. "Sofa di be

  • Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku   Bab 265 - Keanehan Kimberly

    "Aku hanya sedikit mengingatkan saja, Sayang. Semua yang dilakukan, akan ada dampaknya."Hening sejenak. Verena dalam diam mengamati ekspresi kedua saudara tirinya. Wajah Keith tetap datar senantiasa. Pria itu tidak tampak tersinggung atau marah pada sindiran Eric. Berbeda dengan Kimberly yang saat ini tengah menatapnya.Iya. Menatap Verena."Saya setuju dengan Anda, Tuan Gray. Memang semua perbuatan itu ada dampaknya. Setiap akibat, pasti ada sebabnya," ucap Kimberly. Gadis itu mengalihkan pandangan pada Eric dan tersenyum manis. "Ah ya. Selamat ulang tahun, Tuan Eric Gray. Semoga Anda menikmati malam yang indah ini."Senyum Kimberly menjadi lebih lebar setelah mengucapkan kalimat terakhir tersebut.Sejujurnya, Eric tengah menahan diri agar tidak berekspresi terkejut atau heran dengan reaksi Kimberly tersebut. Ini adalah pertama kalinya Kimberly menunjukkan sisinya yang berbeda.Sebelumnya, gadis yang merupakan putri bungsu Aster Miller tersebut selalu menampilkan sikap malu-malu d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status