Pagi hari yang sangat cerah terlihat seorang pria paruh baya yang berjalan ke arah ruangan putranya.
"apa Salman ada di ruangannya" tanya laki laki yang memakai jas rapih itu."Ada tuan" jawab Fira sekertaris di perusahaan besar itu.Laki laki yang di taksir berumur 50 tahunan itu berjalan ke ruangan tuan muda Salman.Sambil melihat semua karyawan yang sedang bekerja."Ayah" sahut Salman kaget saat Ayahnya sudah ada di ambang pintu."Ada apa ayah kesini" tanya ketus dari sang anak."Hanya melihat lihat perusahaanmu" jawab Tuan besar yang di panggil Ayah oleh tuan Salman.Tuan Salman hanya tersenyum kecil."Dimana istrimu yang bodoh itu" tanya tuan besar yang bernama Imran alfarizki itu."Dimana lagi sudah pasti di mall dan salon" jawab tuan Salman ketus.Tuan Imran berjalan ke arah jendela.Memandangi setiap mobil yang berlalu lalang."Apa kamu mau jika di jodohkan dengan putri teman ayah" tanya tuan besar yang masih menatap jalanan.Tuan Salman bangkit dari duduknya."Apa ayah sudah gila, kemarin Ayah menjodohkanku dengan wanita yang matrealistis dan sekarang ayah mau menjodohkan aku lagi" protes tuan Salman."Tapi ini perintah, mau atau tidak kamu harus tetap menikah pak Retno punya hutang besar pada Ayah jadi Ayah meminta putri nya untuk di jodoh kan dengan mu" ujar tuan Imran dengan senyum menyeringai."Terserah" sahut tuan Salman pasrah.Begitulah tuan Imran selalu saja melibatkan pernikahan di antara bisnis bahkan dia pun sudah memiliki 1 istri sah dan 2 yang di jadikan selirnya.Dan itu pun berlaku pada tuan Salman.Tak perduli orang orang berkata apa tentang poligami tapi bagi tuan Imran sah sah saja."Mas minta uang" teriak seorang wanita yang berlari ke arah tuan Salman."Kanti" ujar tuan Salman kaget karena istrinya itu menenteng paper bag yang begitu banyak."Dasar bodoh" gumam tuan imran memutar bola matanya malas."Upss ada Ayah, maaf Ayah Kanti ga lihat kalau ada Ayah" ucapnya.Kanti mengambil dompet tuan Salman yang tergeletak di meja, mengambil beberapa lembar uang merah di dalamnya.Kanti langsung belari ke arah luar ruangan tuan Salman."Ayah lihat wanita itu, hanya uang uang dan uang yang ada di otaknya, karena uang dia lupa kalau aku adalah suaminya yang harus di hormati dan di layani" cecar tuan Salman kepada ayahnya.tuan Imran hanya duduk dan tak bicara apa apa."Mas aku laper pulang yuk" ucap Kanti yang sudah berada di hadapan Tuan Salman."Kanti apa kau mengijinkan jika Salman menikah lagi" tanya tuan Imran."Apa mas mau Nikah lagi, terus bagaimana dengan jatah bulananku apa akan di bagi" ucap Kanti polos dan itu membuat tuan Salman semakin tak suka dengan Kanti.Tuan Imran berdiri dan mendekati Kanti."Tidak, uang bulananmu masih sama, aku hanya ingin supaya Salman ada yang mengurusnya" ucap tuan Imran secara tak langsung menyindir Kanti.Kanti hanya berpikir, walaupun Kanti keturunan orang kaya tapi sikapnya seperti orang kampungan dan sedikit bar bar.Bahkan Kanti tak pernah melayani Tuan Salman bahkan Tuan Salman pun tak pernah menyentuh Kanti.Karena tak saling cinta apa lagi Salman tak suka pada sikap Kanti.Sehingga mereka tinggal satu atap tapi pisah Ranjang."Baik Ayah jika mas Salman mau silahkan nikahkan saja dia" ucap Kanti, tak ada rasa cemburu atau sakit hati di diri Kanti.Bahkan saat Tuan Salman sakit pun Kanti tidak perduli dia hanya mau uangnya saja."Nanti malam kalian berdua kerumah Ayah, akan ayah pertemukan kalian dengan putri teman ayah" perintah tuan Imran yang langsung berjalan ke luar ruangan.**Malam ini tuan Salman sudah bersiap dan memakai jas yang rapih."Mas lihat gaun merah ini aku baru beli loh bagus gak mas" ujar Kanti yang tak di tanggapi oleh tuan Salman.Dengan bergegas tuan Salman masuk kedalam mobil, menunggu Kanti yang tak kunjung keluar."Lambat" gerutu tuan Salman.Dengan tas yang besar Kanti masuk kedalam mobil."Apa kau tak punya tas yang lebih besar dari ini" ucap tuan Salman sedikit mengejek."Mas tas ini itu lagi trend dan limited edition" ucap Kanti yang bar bar itu.Begitulah Tuan Salman tak pernah memarahi atau membentak Kanti walau pun Kanti selalu mempermalukannya.Karena Tuan Salman selalu melihat ibunya menangis hanya karena di bentak oleh ayahnya.Makannya tuan Salman tak pernah memarahi Kanti karena kesalahannya.Mobil sudah terparkir di halaman rumah yang sangat luas.Tuan Salman turun dari mobil dan langsung masuk kedalam Rumah tanpa menghiraukan Istrinya.Di ruang keluarga sudah berkumpul dua keluarga yang sedang berbicara ringan dan sesekali tertawa." itu anak Saya namanya Salman dan itu istrinya Kanti" sahut tuan Imran yang memperkenalkan putranya.Tuan Salman duduk di kursi kosong.Matanya tertuju pada gadis yang cukup muda dan memakai pakaian tertutup itu."Nak Salman perkenalkan ini putri kami namanya Aisyah Sholehatun Nisa" ujar pak Retno teman bisnis nya tuan Imran yang punya hutang banyak sekali.Tuan Salman hanya mengangguk dan melempar senyum kepada gadis itu."Bagaimana Ais kamu mau menikah dengan tuan Salman" tanya pak Retno kepada putrinya padahal pernikahan ini adalah paksaan dari Pak Retno supaya Aisyah setuju.Karena Aisyah adalah anak yang berbakti dia pun mengiyakan nya walaupun dalam hati nya dia tak mau.Aisyah melirik tuan Salman,"Terserah Abi saja" jawab Aisyah tersenyum malu karena terus di tatap oleh tuan Salman."Baiklah pak Retno anak kita sudah setuju, dan sekarang tinggal menentukan tanggal pernikahannya" sahut tuan Imran dengan penuh kewibawaan."Bagaimana kalau minggu depan tuan, dengan acara sederhana" saran pak Retno."Baik saya setuju pak" ujar tuan Imran.Hari kehari tuan Salman lewati dengan kegembiraan, Tuan Salman tinggal di rumah ayahnya banyak tawa canda di sana.Suasana inilah yang di rindukan oleh tuan Salman.Akhirnya minggu ini acara pernikahan tuan Salman dan Aisyah berlangsung juga.Semua keluarga sudah bersiap melihat ijab kabul yang akan di lontarkan oleh tuan Salman.Tuan Salman sudah duduk di depan penghulu tinggal menunggu Aisyah keluar.'Semoga saja aku tak gugup' batin tuan Salman.Tuan Salman malah merasa semakin gugup.Mempelai wanita datang dan duduk di samping tuan Salman."Kamu sangat cantik Ais" gumam tuan Salman yang masih bisa di dengar oleh Aisyah.Aisyah hanya tersipu malu mendengar pengakuan tuan Salman laki laki yang akan menjadi suami nya itu."Apa mempelai laki laki sudah bersedia" tanya pak penghulu.Tuan Salman mengangguk."Apa mempelai perempuan sudah siap" tanyanya pada Aisyah.Aisyah mengangguk dan menundukan kepalanya.Pak Retno menjabat tangan tuan Salman dan itu membuat tuan Salman semakin gugup dan grogi tak karuan."Nak Salman Saya Nikahkan anda dengan putri saya yang bernama Aisyah Sholehatun Nisa, dengan mahar seperangkat alat sholat dan emas 20 gram di bayar tunai" ucap pak Retno.Tuan Salman menarik napas panjang.Gugup hanya itu yang di rasakan tuan Salman."Saya terima Nikahnya Aisyah Sholehatun Nisa binti pak Retno setya wijaya dengan mahar tersebut di bayar tunai" suara tuan Salman lantang mengucapkan ijab kabulnya.Didalam lubuk hatinya tuan Salman merasa tak enak hati dengan Aisyah, dia berjanji akan menjaga Aisyah dan tak akan pernah menyakitinya.Semua acara sudah selesai, malam hari ini tuan Salman akan membawa Aisyah kerumahnya dengan Kanti.Sesampai nya di sana tuan Salman membawa kan koper Aisyah."Aisyah kamarmu di sana dan itu kamar Kanti" ujar tuan Salman saat mereka sudah tiba di rumah mewah itu."Baik tuan" ucap Aisyah lembut dan patuh."Biar saya antar" perintah tuan Salman.Aisyah mengikuti tuan Salman menuju kamarnya,Tuan Salman meletakkan koper Aisyah di atas Ranjang."Tuan apa tuan akan tidur di sini atau tidur dengan mbak Kanti" tanya Aisyah yang masih menunduk tak berani menatap tuan Salman suaminya itu."Untuk malam ini aku akan tidur di kamar tamu saja" jawab tuan Salman.Aisyah terkejut karena mendengar Tuan Salman akan tidur di ruang tamu.Pagi ini Aisyah sudah sibuk di dapur membuat makanan untuk suami barunya, dengan di bantu oleh pembantu Aisyah menyiapkan makanan.Namun dia heran karena Kanti istri pertama tuan Salman tak keluar untuk menyiapkan makanan."Bi kemana mbak Kanti" tanya Aisyah pada pembantu di rumah itu."Non seperti biasanya Nona Kanti akan bangun siang" ucap Pembantu."Lalu yang melayani Tuan Salman" tanya Aisyah."Tak ada karena tuan tak pernah sarapan, bahkan selama pernikahan mereka tak pernah tidur bersama" ucap Pembantu yang bernama Bi Ani itu.Tuan Salman keluar dari kamarnya, berjalan kearah meja makan duduk di kursi yang selalu dia duduki."Sedang apa kamu di dapur Ais" tanya tuan Salman keheranan karena Aisyah membawa makanan yang akan dihidangkan."Aku sedang memasak tuan" jawab Aisyah mengambilkan nasi ke piring suaminya itu."Mau makan pakai apa tuan" tanya Aisyah.Tuan Salman tersentak kaget karena selama ini tidak ada yang melayaninya seperti ini."Ayam sama sayur aja" sahut tuan Salman
Pagi ini Aisyah bangun, tapi ada tangan besar dan kekar sedang memeluknya dan itu menjadikan tubuh ramping Aisyah terasa pegal pegal.Aisyah melihat pada tangan suaminya yang sekarang tengah memeluk nya."Tuan bangun tuan" ucap Aisyah karena tangan tuan Salman memeluk tubuh Aisyah erat layaknya guling.Tangan Aisyah menepuk nepuk tangan tuan Salman."Ada apa Aisyah" ucap tuan Salman yang masih ngantuk."Tangan anda tuan" ucap Aisyah.Tuan Salman yang menyadari tangannya ada di atas tubuh Aisyah, langsung tersentak kaget dan melepaskan pelukannya."Maaf Aisyah saya gak sengaja" ujar tuan Salman."Tidak papa tuan" ucap Aisyah tenang.Aisyah bangkit dari ranjang."Cepat bangun tuan sekarang tuan ada rapat jadi harus berangkat pagi ke kantor" sahut Aisyah mengingatkan suaminya."Iya Ais saya sudah bangun" ucap tuan Salman.Aisyah dengan cepat ke kamar mandi mengambil wudhu dan melaksanakan sholat 2 rakaatnya.Saat Aisyah akan melaksanakan sholat nya dia di hentikan oleh tuan Salman."Biar
"Ini pasti tidak benar" gumam Kanti, matanya masih sibuk melihat benda pipih di tangannya."Ini pasti gak mungkin" ucap Kanti lagi sambil meneteskan air mata.Entah harus sedih atau bahagia, Tapi Kanti tak merasakan keduanya dia hanya gelisah dan tak tau bagaimana keluar dari masalah ini."Mbak" sahut Aisyah yang melihat Kanti berdiri mematung."Aisyah" jawab Kanti sedikit kaget karena melihat adik madunya sudah berdiri di ambang pintu."Mbak kenapa kok nangis" tanya Aisyah karena melihat air mata Kanti yang membasahi pipinya.Aisyah berjalan ke arah Kanti.Dengan sigap Kanti menyembunyikan benda pipih yang dari tadi di pegangnya."Mau apa kamu kesini Ais" tanya Kanti gugup karena takut Aisyah tau masalahnya."Tidak mbak aku cuman mau melihat mbak karena mbak tadi nangis, mbak ga papa kan" tanya Aisyah memastikan kalau Kanti baik baik saja."Aku tak papa pergilah dari sini aku mau sendiri" usir Kanti halus pada Aisyah.Karena merasa Malu Aisyah pun pergi dari kamar Kanti."Mbak Kanti
Aisyah sibuk di dapur menyiapkan makanan untuk suaminya.Pagi ini Aisyah merasa tak enak badan, sejak subuh tadi badannya hangat dan merasa sedikit pusing.Aisyah duduk di kursi meja makan, memijit keningnya yang semakin terasa pusing.Aisyah mengambil air minum meminumnya hingga tandas.Aisyah menidurkan kepala di meja makan karena pusing."Ais kamu kenapa" tuan Salman khawatir karena melihat Aisyah menidurkan kepalanya di atas meja."Tuan" suara Aisyah parau memanggil tuan Salman."Kamu kenapa Ais" khawatir tuan Salman."Tuan kepala saya pusing" ucap Aisyah.Tuan Salman menyentuh kening Aisyah dan benar saja kening nya panas karena Aisyah demam.Tuan Salman langsung memangku Aisyah untuk membawa nya ke kamar nya.Tuan Salman membaringkannya Aisyah di ranjang kamarnya.Tuan Salman terlihat khawatir pada kondisi Aisyah sekarang."Bibbiiii" teriak Tuan Salman pada pembantu pribadinya.Dengan sigap pembantu tuan Salman langsung berada di ambang pintu."Ada apa tuan" tanya pembantu itu s
Kanti duduk di meja Rias, pagi ini dia akan mengutarakan tentang kehamilannya itu kepada suaminya.Kanti berjalan ke arah kamar Tuan Salman, ada rasa takut di diri Kanti karena takut nya Tuan Salman tak akan menerimanya.TokkTokk"Boleh aku masuk mas" ucap Kanti sambil mengetuk pintu beberapa kali."Masuklah" teriak tuan Salman dari dalam.Tuan Salman melihat ke arah Kanti yang baru datang dia tak sangka istri pertama nya itu datang ke kamar nya."Ada perlu apa" tanya tuan Salman saat Kanti sudah duduk di pinggir Ranjangnya."aku mau bicara serius mas" ucap Kanti gugup karena takut jika suaminya itu tak percaya."Bicara apa" jawab tuan Salman ketus karena ia tak mau jika banyak bicara dengan Kanti maka akan menambah masalah lagi."Aku hamil mas, aku hamil anak kamu" ujar Kanti gugup, dia hanya menundukkan Wajahnya di hadapan tuan Salman.Tuan Salman tersenyum kecut tapi dalam hati nya dia tertawa terbahak bahak."Anak aku, memang kapan kita melakukan hal itu Kanti" tanyanya sambil te
"Jaga diri baik baik nak, kamu pasti merasa kecewa karena permintaa ibu" ucap ibu Ayu mengusap kepala Aisyah yang dibalut dengan hijab."Tidak buu jangan begitu, Aisyah ngerti kok gimana perasaan ibu" ucap Aisyah."Kalau begitu ibu pulang dulu ya, dan ingat lusa kamu dan Salman harus datang ke rumah, Iqbal akan pulang dari luar negri" ucap ibu Ayu berpamitan dengan putra dan menantunya."Ya Bu" ucap Aisyah dan Tuan Salman.Aisyah mengangguk mengiyakan permintaan ibu mertuanya.***Kanti sedang berada di cafe tempat paforitnya."Kira kira ibu sudah bicara belum ya" gumamnya sambil menyeruput minuman yang di pesannya."Hey Kanti ya" ucap seorang Wanita cantik menyapa Kanti."Hay dinar ya yang satu kampus dulu kan"Sahut Kanti pada wanita berambut panjang itu."Ya loe masih ingat ternyata, sendirian aja suami loe dimana Kanti" tanya Dinar yang langsung duduk di kursi samping Kanti."Suami gue lagi sibuk Din" jawabnya."Lama kita gak ketemu kan, gimana kabar loe sekarang" tanya Dinar."Kab
Di rumah besar kediaman keluarga Imran Alfarizki, yang memiliki hampir puluhan pembantu dan beranggota keluargakan 7 orang.Di rumah itu semua orang sedang sibuk mempersiapkan kepulangan anak kedua dari istri ketiganya tuan besar Imran Alfarizki yang bernamakan Iqbal Alfarizki itu.Setelah hampir 5 tahun tak bertemu, keluarga besar itu menyiapkan kepulangannya dengan sangat meriah, menyiapkan makanan dan minuman untuk menjamunya, membersihkan kamar tidurnya.Iqbal selalu di perlakukan bak raja di sebuah istana,"Lihat apa kamar Iqbal sudah siap" teriak seorang wanita Cantik keturunan Inggris dan Indo itu.Dengan mata yang biru dan perawakan yang langsing bak gitar biola, membuat dia terlihat masih seperti gadis padahal untuk umurnya sudah memasuki kepala empat."Sudah madam Rose" jawab salah satu pembantu yang masih membawa alat alat pembersih.Madam Rose dia adalah ibunya Iqbal, istri ketiganya tuan besar Imran Alfarizki.Hanya dialah yang paling tuan Imran sayangi dari ketiga istrin
Di kediaman Imran Alfarizki house,Seorang lelaki sedang duduk memandangi halaman rumahnya yang luas dia sesekali membayangkan wajah Aisyah yang sedang tersenyum."Iqbal" sahut madam Rose yang membuyarkan lamunan Iqbal tentang Aisyah."What mommy" tanya Iqbal."Tolong belikan mommy mangga muda yang ada di toko buah depan gang sana, bisa gak" sahut madam Rose sambil menyodorkan uang lima puluh ribu pada Iqbal."What no mommy I shy" sahut Iqbal merasa malu jika harus membeli mangga padahal pembantu juga cukup banyak."Malu? Tolonglah Iqbal mommy ini sedang ngidam ini juga kan adik kamu" ucapnya sedikit manja pada putra sulungnya."Iya mommy " ucapnya sambil berjalan pergi meninggalkan mommynya.Iqbal berjalan di jalanan yang cukup ramai, dia melihat ke sekitar mencari tukang mangga muda yang biasanya berjualan disini.Akhirnya Iqbal menemukan juga tukang mangga muda pesanan mommynya, namun cukup jauh dari kediaman Alfarizki."1 kg pak" ucapnya."Baik den" sahut tukang mangga itu.Iqbal
Persiapan sudah banyak yang di lakukan untuk pernikahan Kenan dan Nindi sayangnya pernikahan itu tidak bisa di batalkan apa lagi mereka semua sudah melakukan persiapan.Kenan yang saat ini merasa sangat di rugikan dia menyesal karena melakukan hal itu."Bagaimana aku bisa melewati ini semua, Arghh aku bingung" kesal Kenan.Namun saat ini orang tua Nindi datang ke sana, mereka merasa sangat bersalah apa lagi saat ini Nindi ketahuan tengah mengandung dengan seorang laki laki yang tak lain adalah tetangga orang tuanya.Mereka datang guna meminta maaf pada Kenan karena pernikahannya harus batal."Maafkan kami tuan" ucap orangtua Nindi yang saat ini merasa sangat bersalah atas putri nya."Saya tidak menyangka kalau Nindi akan seperti itu" ucap Kenan namun dalam hati nya dia merasa sangat bahagia apa lagi dia bisa menikah dengan Mira."Maafkan kami karena pernikahan nya harus batal" ucap papah Nindi."Baiklah kami akan terus melanjutkan pernikahan ini Kenan akan aku nikah kan dengan Mira" u
"Aku menghamili Mira" sahut Kenan.Semua keluarga yang ada di sana langsung menatap pada Mira dan Kenan, mereka terkejut bukan main apa lagi selama ini kenan tidak pernah berbohong."Tapi aku tidak hamil" geram Mira."Sejak kapan" tanya tuan Imran."Aku khilaf" ucap Kenan."Tuan berhenti bicara yang bukan bukan" geram Mira."Menikah lah dengan aku" ucap Kenan."Aku tidak mau" ucap Mira."Ada apa ini" tanya Ibu ayu."Aku bersalah kak" ucap Kenan menatap pada Ibu ayu."Ya salah apa" tanya Ibu ayu yang masih bisa tahan pada apa yang Kenan bicarakan itu."Aku tidak mau kalau hal itu terjadi kasihan keluarga Nindi sudah mempersiapkan semuanya" ucap mamah Laras."Tapi tidak mungkin aku menikah dengan dia" ucap Kenan."Kenan kamu yang mau sama Nindi kan" sahut Mamah Laras."Ya tadinya tapi setelah aku membuka mata aku, rasanya aku muak dengan Nindi" ucap Kenan yang dahulu menjadi kan Nindi sebagai pelampiasan dari Mira.Namun selama mereka bersama tak ada apa pun yang terjadi, hanya saja mer
Velisya semakin gelisah apa lagi tidak ada reaksi sedikit pun dari Rasyid dan dirinya."Apa obatnya memang tidak bereaksi ya, atau jangan jangan minuman itu di minum oleh Mira dan Paman Kenan, Astaga bodoh sekali kamu Vey" geram Velisya.Velisya menatap pada pembantu yang datang ke sana."Bi apa kamu melihat Mira" tanya Velisya."Tadi sepertinya ke ruang main" ucap pembantu itu."Oh baiklah" ucap Velisya."Ada apa" tanya Rasyid."Tidak ada aku hanya tidak melihat Mira saja" ucap Velisya."Paling dia mengurus anaknya" ucap Rasyid."Ya" ucap Velisya.Sedangkan di dalam kamar saat ini Kenan sudah benar benar terpengaruh oleh obat yang Velisya masukan pada minuman itu.Kenan menatap pada Mira yang kegerahan di bawahnya itu.Kenan tidak terlalu merasakan panas hanya saja hasrat dia yang semakin menggebu gebu ingin segera di tuntaskan."Hah kenapa Mira malah memeluk aku" gumam Kenan."Tuan ahh panas" keluh Mira."Maafkan aku Mira" ucap Kenan.Namun sesuatu hal yang aneh terasa oleh Kenan, d
Satu bulan kemudian...Acara pernikahan Velisya sudah tiba saat ini semua keluarga sudah bersiap untuk menyambut keluarga Rasyid.Kenan saat ini sedang mencari dasi yang ada di tas, tapi sayang tidak dia temukan dasi itu."Mira" sahut Kenan."Ya tuan" ucap Mira yang saat ini sudah di dandani dengan sangat cantik.Mira datang ke sana, Kenan merasa sangat terpana pada kecantikan Mira yang sangat natural itu."Dasi" ucap Kenan.Mira mengambil tas Kenan yang ada di atas ranjang, Mira memberikan dasi yang dia simpan di kantong yang paling kecil."Ini tuan mau aku pasangkan" tanya Mira."Boleh" ucap Kenan.Mira memasang dasi Kenan, Mira tentu saja tak akan lupa kalau beberapa hari lagi adalah pernikahan Kenan dengan Nindi.Walaupun hatinya begitu sakit hanya saja dia tidak mungkin melakukan apa pun apa lagi sekarang mereka sudah bercerai."Malam ini kita nginap saja di sini" ucap Kenan."Ya baiklah" ucap Mira."Kanaya aman" tanya Kenan."Aman" ucap Mira.Namun saat ini Mira akan merencanaka
Aisyah dan tuan Salman menunggu di depan ruangan UGD yang saat ini tengah memeriksa seorang pasien yang pingsan di tengah jalan.Aisyah mengendong bayi perempuan itu dia langsung mendekap bayi itu saat tau kalau bayi itu adalah bayi dari orang yang sudah tak dia temui selama satu tahun lamanya."Aisyah bayinya sejak tadi menangis" ucap tuan Salman."Aku akan kasih asi" ucap Aisyah yang langsung di hentikan oleh tuan Salman, saat ini tuan Salman menggeleng tidak memberikan ijin pada Aisyah untuk memberikan asi pada bayi yang tidak dia kenal."Kenapa" tanya Aisyah."Aku akan beli susu formula yang itu cuman milik Reynan" ucap tuan Salman."Baiklah jangan lama" sahut Aisyah."Ya" ucap tuan Salman.Tuan Salman langsung membeli kan dot dan susu formula yang ada di apotek rumah sakit itu.Bahkan tuan Salman juga di bantu oleh suster untuk membuat susunya, bahkan tuan Salman juga harus merendam beberapa menit dot itu di air yang hangat.Katanya supaya kumannya hilang, tuan Salman melakukan n
Kenan datang ke arah ruang tamu yang sejak tadi ada Nindi di sana, Nindi hanya diam saja di sana tanpa bicara apa pun."Kamu ini ngapain sih, kenapa suruh dia ke sini lagi" ucap Nindi."Aku gak tau" ucap Kenan ketus bahkan tanpa ekspresi sedikit pun."Usir saja dia" ucap Nindi."Gak mungkin, aku butuh pembantu" ucap Kenan yang langsung pergi masuk ke dalam kamarnya.Namun saat dia akan masuk dia menatap pada Nindi yang masih ada di ruang tamu itu."Jalan keluarnya ada di sana" sahut Kenan menunjuk pada pintu utama.Nindi kesal dia langsung pergi dari sana meninggal kan Kenan dengan kekesalan yang sangat dalam pada Kenan."Arghh aku benci pada Mira itu" geram Nindi.Kenan mengambil bantal yang ada di kamarnya dia tau kalau di kamar Mira hanya ada satu bantal.Kenan menuju ke arah sana dia langsung masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.Dan sayangnya saat ini Mira tidak memakai pakaiannya karena dia baru saja mandi, hanya handuk saja yang membalut tubuh Mira yang putih dengan gurat
Di sebuah cafe yang sangat besar itu saat ini Mamah Laras tengah bertemu dengan Nindi teman Kenan."Bagaimana penawaran aku" tanya mamah Laras saat sudah mengiming imingi Nindi, harta kalau Nindi mau menikah dengan Kenan.Mamah Laras menatap pada Nindi yang saat ini tengah berpikir."Saat kamu meminta aku untuk meracuni pikiran Kenan aku lakukan tapi kamu tidak memberikan aku uang" ucap Nindi."Ya maka dari itu kamu mau kan menikah dengan Kenan, aku yakin setelah menikah harta Kenan akan jadi milik kamu" ucap Mamah Laras."Tapi" Nindi Ragu."Apa lagi kalau gak mau terserah aku bisa cari wanita yang lebih cantik dari kamu" ucap Mamah Laras."Ya baiklah aku mau" ucap Nindi."Aku akan atur rencananya" ucap Mamah Laras."Aku ikut saja" ucap Nindi."Besok kamu datang ke rumah Kenan ini alamatnya dia pindah tadi" ucap Mamah Laras."Ya baiklah" ucap Nindi.Pagi ini Mira di jemput oleh mobil yang lumayan bagus saat ini dia akan pergi dari sana meninggalkan Arman dan Neni yang selama ini memba
PlakkTamparan mendarat di pipi Mamah Laras, pelakunya adalah Ibu ayu yang sudah sangat emosi itu."Aku tekankan sekali lagi anak yang Mira bawa itu bukan anak dia tapi itu anak yang dia pungut" ucap Ibu ayu yang langsung menangis sesenggukan."Hah" semua keluarga tercengang mendengar hal itu.Ibu Ayu hanya bisa menangis saja karena dia merasa sangat marah pada Mamah Laras yang bahkan sudah menghina ibu kandungnya."Urusan kehidupan mu Laras" sahut Madam Rose yang langsung membawa Ibu Ayu untuk pergi dari sana."Ayo ayu" ucap Madam Rose."Ya" ucap Ibu ayu.Saat ini tuan Imran merasa kalau ucapan Ibu ayu mungkin saja benar apa lagi selama ini Ibu Ayu tidak berani bicara kan hal itu masalah Jaya sudah berpuluh puluh tahun yang lalu."Aku kecewa pada mu" ucap tuan Imran."Mas ayu berbohong" ucap mamah Laras."Berbohong bagaimana aku lebih percaya pada Ayu dari pada kamu, lihat sejak tadi kamu yang memulai perdebatan itu aku sadar akan hal itu Laras jadi aku mohon kamu untuk tidak ikut ca
"Beneran Mom saat ini Mira akan menggugat cerai paman, aku membenarkan hal ini sih apa lagi paman kasar pada Mira, bahkan paman bilang kalau Mira adalah penghianat" ucap Velisya yang tengah bercerita pada Mommy nya itu tentang Mira dan Kenan."Benarkah" tanya Madam Rose yang penasaran."Ya maka dari itu aku meminta Daddy membatalkan gugatan cerai" ucap Velisya."Dengan jaminan kamu menikah dengan Rasyid" tanya madam Rose."Ya" ucap Velisya."Baiklah kamu hebat jika melakukan hal ini tapi sayang apa kamu yakin akan menikah dengan Rasyid" tanya Madam Rose."Sebenarnya aku gak suka dengan hal ini tapi Mom apa aku bisa melawan Daddy apa lagi Daddy pasti akan memaksa" ucap Velisya."Pendapat kamu tentang Rasyid itu seperti apa" tanya madam Rose."Tampan, baik, kaya" ucap Velisya."Yang lain" tanya Madam Rose."Ada sih mungkin Pak Rasyid itu tegas, suka marah marah, om om, ketus, kalau bicara suka ngawur, gak ada yang aku suka Mom" ucap Velisya."Dari hal kecil tak ada yang kamu suka" tanya