Aisyah sibuk di dapur menyiapkan makanan untuk suaminya.
Pagi ini Aisyah merasa tak enak badan, sejak subuh tadi badannya hangat dan merasa sedikit pusing.Aisyah duduk di kursi meja makan, memijit keningnya yang semakin terasa pusing.Aisyah mengambil air minum meminumnya hingga tandas.Aisyah menidurkan kepala di meja makan karena pusing."Ais kamu kenapa" tuan Salman khawatir karena melihat Aisyah menidurkan kepalanya di atas meja."Tuan" suara Aisyah parau memanggil tuan Salman."Kamu kenapa Ais" khawatir tuan Salman."Tuan kepala saya pusing" ucap Aisyah.Tuan Salman menyentuh kening Aisyah dan benar saja kening nya panas karena Aisyah demam.Tuan Salman langsung memangku Aisyah untuk membawa nya ke kamar nya.Tuan Salman membaringkannya Aisyah di ranjang kamarnya.Tuan Salman terlihat khawatir pada kondisi Aisyah sekarang."Bibbiiii" teriak Tuan Salman pada pembantu pribadinya.Dengan sigap pembantu tuan Salman langsung berada di ambang pintu."Ada apa tuan" tanya pembantu itu sambil ngos ngosan mungkin karena dia berlari saat tuan nya itu memanggil."Ambilkan obat demam untuk Aisyah" perintah tuan Salman yang terlihat cemas melihat keadaan Aisyah.Pembantu itu langsung pergi mencari obat."Kenapa mas kok teriak teriak" tanya Kanti yang sedang berdiri di ambang pintu kamar Aisyah, dia kesal karena suami nya itu berteriak.Tuan Salman tak menanggapi pertanyaan Kanti.Tuan Salman mengusap usap tangan Aisyah, badan nya dingin tapi kening nya sangat panas."Sabar ya Aisyah" gumam tuan Salman.Pembantu datang dengan membawa obat dan segelas air untuk Aisyah."Ini tuan" ucapnya.Tuan Salman berdiri dan langsung mendudukan tubuh Aisyah dan memberikan obat serta air minum pada Aisyah."Sudah merasa baikan Ais" tuan Salman masih khawatir."Tuan kepala saya masih sangat pusing tapi nanti juga saya akan sembuh" keluh Aisyah.Dengan sigap tuan Salman merangkul tubuh Aisyah dan membawanya kedalam pelukan hangatnya.Saat tuan Salman melepas pelukannya Aisyah langsung terhuyung ke bantal."Aisyah" teriak tuan Salman.Aisyah terbaring lemah dia pingsan dan tak sadarkan diri.Dengan bergegas tuan Salman menggendong tubuh ramping Aisyah membawanya ke rumah sakit karena takut terjadi hal yang tak diinginkan."Bawa mobilnya lebih cepat lagi pak" perintah tuan Salman pada supir karena perjalanan cukup jauh.Sepanjang perjalanan tuan Salman terus melihat kondisi Aisyah yang masih berada di pangkuannya.Wajah Aisyah pucat, dan itu membuat tuan Salman semakin tak tenang saja.Takut terjadi sesuatu pada istrinya itu, apa lagi baru juga mereka menikah tapi Aisyah sudah demam di rumah nya.****Aisyah terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit,Matanya perlahan terbuka, dia melihat ke sekitar, hanya dinding putih dan bau obat obatan yang pertama kali Aisyah lihat dan cium."Ais" sahut tuan Salman yang sedang duduk di kursi samping Aisyah karena dia sangat khawatir padanya."Kepalanya masih sakit Ais" tanya tuan Salman memastikan.Aisyah hanya mengangguk lemah."Aku panggil dulu dokter" ujar tuan Salman pergi keluar meninggalkan Aisyah sendirian di sana.Kanti datang dia ke sana sendiri karena ingin melihat Aisyah yang tadi pingsan dia langsung masuk ke dalam ruangan Aisyah tanpa sepengetahuan Tuan Salman."Kamu ini cuman pusing doang harus ke rumah sakit" ledek kanti.Aisyah tak terlalu menanggapinya,Aisyah hanya tersenyum lemah mendengar perkataan Kanti."Kamu itu kalau sakit siang hari jangan pagi begini, jadi mas Salman gak kerja kan dan kamu tau kalau mas Salman tak Kerja dia gak akan punya uang" sinis Kanti.Kanti melipat tangan nya di dadanya sombong."Makannya jangan nyusahin orang lain" sahut Kanti lagi.Kanti keluar dari ruangan,Dia pergi ke parkiran dan akan bertemu dengan seseorang yang spesial baginya."Ridho" gumamnya.Kanti bertemu dengan Ridho, rencananya mereka akan menghabiskan waktu bersama karena kemarin selalu gagal."Siap" tanya Ridho sambil mengedipkan mata genit"Yu" jawab Kanti.Mereka sudah membooking hotel untuk mereka bersenang senang."Apa kamu sudah melaksanakan rencana kita" tanya Ridho."Sudah" sahut Kanti.Mereka sampai di hotel yang mereka tuju."Kamu sudah siap Sayang" tanya Ridho."Siap dong" jawab Kanti."Malam ini kita akan senang senang di hotel ini" sahut Ridho dengan nakal.*****Disisi lain Aisyah sedang di periksa oleh dokter, Aisyah meminum obat yang di sarankan oleh dokter."Apa penyakit Aisyah serius dokter" tanya tuan Salman."Tidak Aisyah hanya lelah dan telat makan mungkin juga dia dehidrasi karena kurang cairan" sahut dokter itu."Oh" ucap tuan Salman.Dokter itu menuliskan lagi resep obat untuk Aisyah."Ini resep obatnya tuan" ucap dokter itu sambil menyodorkan secarik kertas pada tuan Salman."Anda terlalu khawatir pada istri Anda tuan" ujar dokter itu membuat tuan Salman salah tingkah.Tuan Salman duduk di samping Aisyah yang sedang berbaring."Pukul berapa sekarang tuan" tanya Aisyah.Tuan Salman melihat arlojinya."Pukul sembilan tepat" balasnya."Apa tuan tidak bekerja" tanya Aisyah lagi, Aisyah masih memikirkan perkataan Kanti yang menyinggungnya."Apa aku akan meninggalkanmu sendirian disini" gumam tuan Salman yang masih bisa di dengar oleh Aisyah."Memang kalau aku bekerja kamu mau apa" tanya tuan Salman.Aisyah menggeleng dengan cepat."Tidak tuan saya cuman bertanya" ujar Aisyah.Tuan Salman tersenyum tipis."Sekarang kita akan pulang, biar kamu di rawat oleh pembantu di rumah" perintah tuan Salman.Aisyah bangkit dari duduknya dengan susah payah, tuan Salman yang melihat itu hanya bisa tersenyum tipis karena Aisyah berusaha untuk bangun sendiri padahal dia sangat kesusahan."Biar aku bantu kalau ada aku bilang saja" tawaran tuan Salman.Tuan Salman langsung menggendong tubuh Aisyah.Aisyah meronta ronta saat berada di gendongan tuan Salman."Turunkan tuan malu dilihat orang" tegur Aisyah.Tuan Salman tak menghiraukannya, dia malah semakin erat memeluk tubuh ramping Aisyah.Mereka menjadi tontonan orang orang yang ada di rumah sakit,Tapi tuan Salman tetap acuh dan tak peduli."Tuan orang orang melihat kita" bisik Aisyah tepat di telinga tuan Salman."Sudahlah Ais kamu sedang sakit" bisik tuan Salman."Aku malu" ucap Aisyah."Aku suami mu kan" ucap Tuan Salman menatap Aisyah.Akhirnya mereka sampai di parkiran, tuan Salman menurunkan Aisyah di kursi mobil.******Mobil sudah sampai di halaman rumah mewah nan megah itu, di halamannya ada tulisan dengan ukiran emas "Salman alfarizki house" itulah rumah tuan Salman."Apa mau aku gendong lagi" tanya tuan Salman sambil menggoda Aisyah."Tidak usah tuan saya bisa sendiri" ucap Aisyah dengan senyum kecut.Aisyah berjalan tertatih tatih masuk ke dalam rumah, dia langsung menuju ke arah kamar nya dab berbaring di atas ranjangnya.Tuan Salman mengikuti Aisyah masuk ke dalam kamar,"apa tuan akan bekerja" tanya Aisyah."Tidak" jawabnya dingin.Aisyah hanya diam takut suaminya marah kalau terus menerus bertanya."Hari ini aku akan diam di rumah menjaga dan mengurusmu Ais, bekerja membuat aku marah" jelas tuan Salman."Benarkah" ada binar bahagia di wajah Aisyah, mungkin dengan begini hubungan mereka akan semakin dekat."apa kau mau mandi Ais" tanya tuan Salman."Nanti saja tuan tangan saya masih sakit karena inpusan tadi" ucap Aisyah sambil menunjuk kan tangan nya yang ada perban bekas impus."Biar aku yang akan memandikanmu" ucap Tuan Salman yang santai saja.Aisyah langsung kaget mendengar ucapan tuan Salman yang akan memandikannya.Jantungnya berdetak kencang takut tuan Salman melakukan hal yang tak diinginkan.Sebenarnya Aisyah berkewajiban melayani tuan Salman tapi jujur saja dia belum siap untuk memberikan mahkota berharga nya untuk tuan Salman apalagi tuan Salman juga punya istri tua jadi dia tak berani melakukan apa apa pada tuan Salman."Tidak tuan saya bisa sendiri" ucapnya sambil tersenyum seraya menolak halus permintaan suaminya."Jangan bohong Ais, aku tak akan menyentuhmu sedikit pun kalau kau tak mengijinkannya" ucapnya ketus.Meski pun tuan Salman berkata begitu tapi tetap saja Aisyah merasa takut padanya.Tanpa menunggu aba aba lagi tuan Salman langsung menggendong tubuh Aisyah menuju kamar mandi."Jangan tuan" Aisyah memohon pada tuan Salman."Duduklah di kursi ini biar aku siapkan air hangat untuk mu" tuan Salman menyalakan air hangat dan menaruhnya pada ember yang cukup besar.Saat tuan Salman selesai menyiapkan air hangat, dia langsung membuka jas dan celananya hingga menyisakan kaos polos dan celana pendek.Aisyah meringis dia tak siap untuk mempertontonkan tubuh polos nya pada Tuan Salman.Tangan tuan Salman hendak membuka gamis Aisyah."Tuan mau apa" tanya Aisyah dengan terbata bata, takut tuan Salman melakukan hal yang tak diinginkan."Mau memandikanmu" jawabnya enteng,Aisyah semakin tak karuan antara takut dan malu, jika dia bisa berlari mungkin dia sudah lari keluar kamar mandi, namun sayang tubuhnya masih lemas karena pengaruh obat obatan."Apa kau akan mandi memakai baju Ais" ucap tuan Salman.Aisyah hanya terdiam takut, tuan Salman yang menyadari Aisyah yang dari tadi diam saja dia langsung keluar untuk mengambil samping sarung untuk menutupi tubuh Aisyah."Pakailah ini Ais untuk menutupi tubuhmu" ucap tuan Salman sambil menyodorkan sarung untuk dipakai Aisyah."Tapi tuan saya malu" Aisyah memberanikan diri untuk bicara.Tuan Salman langsung membelakangi Aisyah."Cepatlah" perintah tuan Salman.Aisyah bergegas membuka baju yang dari tadi membalut tubuhnya dan menggantinya dengan sarung, tapi sarung itu hanya menutupi dada sampai lutut Aisyah.Aisyah memakai lagi Khimar yang tadi dia buka."Sudah tuan" sahut Aisyah.Tuan Salman menoleh ke belakang."Apa kau akan mandi dengan memakai Khimar Ais" ledek tuan Salman.Tuan Salman langsung mendekat ke arah Aisyah membukakan Khimar yang menutupi kepalanya."Tenanglah Aisyah aku tak akan menyakitimu" ucap Tuan Salman.Namun tuan Salman tak bisa berhenti melihat Aisyah yang sekarang tanpa hijab, rambut Aisyah yang di ikat sehingga memperlihatkan leher dan bahu yang putih bersih itu.Tuan Salman menelan ludah nya dia tak bisa berhenti mengagumi keindahan itu, tapi pikiran nya masih sadar dia langsung menggeleng kan kepala nya."Tidak Salman jangan apa apa kan dia" batin Tuan Salman.Tuan Salman dengan ragu mengusap tangan Aisyah, dengan lembut tuan Salman mengusap nya.Sedangkan Aisyah hanya memejamkan mata nya karena tak tau harus apa lagi, dia benar benar malu pada tuan Salman.******"Terima kasih sayang sudah memberikanku kebahagiaan" ucap Ridho pada Kanti sambil menciumi pipi mulusnya."Sudahlah sayang " Kanti gegas meraih tas dan mengambil uang dari dalam tasnya."Ini uang 2 juta cukup" ucap Kanti memberikan uang itu pada Ridho."Cukup dong sayang" ucapnya kegirangan."Malam ini aku akan pulang, aku takut mas Salman mencariku ingat sebelum misi kita berhasil kita tak boleh bertemu dulu" Kanti pergi dari hadapan Ridho."Ya sayang kamu tenang saja" ucap Ridho.Kanti mencari taksi di pinggir jalan, dia pulang hampir larut malam."Semoga saja mas Salman tak menyadari kalau aku tak ada di rumah" gumamnya.Mobil berhenti lebih jauh dari rumahnya."Ini uangnya pak" setelah membayar ongkos Kanti langsung turun dan berjalan ke arah rumahnya.Cukup jauh, tapi Kanti harus rela berjalan jauh hanya karna tak mau ketahuan orang di rumah apa lagi pembantu pasti akan bicara pada tuan Salman.Kanti masuk lewat pintu belakang.Dia mengendap endap masuk dan langsung menuju kamarnya."Untung saja tak ada yang melihat" gumamnya.Kanti mandi dan mengganti pakaiannya memakai linge rie yang cukup transparan.Dia keluar kamar, tujuan utamanya adalah kamar tuan Salman.Saat Kanti membuka pintu kamar tuan Salman secara perlahan, ternyata tuan Salman tak Ada di kamarnya."Pasti ada di kamar Aisyah" batinnya sambil mengepalkan tangannya kesal karena tuan Salman perhatian pada Aisyah.Kanti kembali ke kamarnya dengan rasa kecewa dan marah, dia ingin sekali memarahi Aisyah yang sudah berani mengambil alih tuan Salman darinya."Selalu saja Aisyah yang dia pikirkan memangnya hanya Aisyah saja istrinya, awas ya Aisyah aku akan buat perhitungan" gumamnya marah.******Tepat pukul 11 malamAisyah dan tuan Salman belum juga bisa tidur, mereka berbaring di atas ranjang yang sama.Menatap langit langit kamar yang berdominan putih itu."Apa tuan sudah tidur" tanya Aisyah karena melihat tuan Salman tak kunjung memejamkan matanya."Belum" jawabnya singkat."Kalau kamu gimana Ais" tanya tuan Salman."Belum tuan saya merasa malam ini terasa waktu begitu lama" ungkap Aisyah.Dia menarik selimut yang hanya menyelimutinya sepaha hingga sedada."Memangnya malam kemarin gimana" tanya tuan Salman.Tuan Salman menatap dalam dalam raut wajah Aisyah."Sudah tuan tidurlah besok anda kerjakan" sahut Aisyah.Aisyah langsung memejamkan matanya, tetapi tetap saja katuknya belum juga datang.Aisyah bangun dan berjalan keluar."Mau kemana Ais" tanya tuan Salman menahan langkah Aisyah."Saya mau ambil susu tuan, apa tuan mau jika tuan mau biar sekalian saya ambilkan" cecar Aisyah."Ambilkan aku teh hijau saja Ais" balasnya."Ya" ucap Aisyah."Kaki kamu sudah baikan" tanya tuan Salman."Lumayan lah" ucap Aisyah melihat kakinya yang sekarang sudah bisa di gerakan secara leluasa hanya saja Aisyah masih lemas."Hati hati kalau tak kuat naik tangga panggil saja aku" ucap tuan Salman."Ya tuan" ucap Aisyah.Aisyah berjalan keluar untuk mengambil yang suaminya inginkan.Aisyah menuruni anak tangga dengan perlahan karena badannya masih terasa lemas.Saat sampai di dapur Aisyah langsung menyeduh susu dan membuatkan teh hijau untuk suaminya.Kanti duduk di meja Rias, pagi ini dia akan mengutarakan tentang kehamilannya itu kepada suaminya.Kanti berjalan ke arah kamar Tuan Salman, ada rasa takut di diri Kanti karena takut nya Tuan Salman tak akan menerimanya.TokkTokk"Boleh aku masuk mas" ucap Kanti sambil mengetuk pintu beberapa kali."Masuklah" teriak tuan Salman dari dalam.Tuan Salman melihat ke arah Kanti yang baru datang dia tak sangka istri pertama nya itu datang ke kamar nya."Ada perlu apa" tanya tuan Salman saat Kanti sudah duduk di pinggir Ranjangnya."aku mau bicara serius mas" ucap Kanti gugup karena takut jika suaminya itu tak percaya."Bicara apa" jawab tuan Salman ketus karena ia tak mau jika banyak bicara dengan Kanti maka akan menambah masalah lagi."Aku hamil mas, aku hamil anak kamu" ujar Kanti gugup, dia hanya menundukkan Wajahnya di hadapan tuan Salman.Tuan Salman tersenyum kecut tapi dalam hati nya dia tertawa terbahak bahak."Anak aku, memang kapan kita melakukan hal itu Kanti" tanyanya sambil te
"Jaga diri baik baik nak, kamu pasti merasa kecewa karena permintaa ibu" ucap ibu Ayu mengusap kepala Aisyah yang dibalut dengan hijab."Tidak buu jangan begitu, Aisyah ngerti kok gimana perasaan ibu" ucap Aisyah."Kalau begitu ibu pulang dulu ya, dan ingat lusa kamu dan Salman harus datang ke rumah, Iqbal akan pulang dari luar negri" ucap ibu Ayu berpamitan dengan putra dan menantunya."Ya Bu" ucap Aisyah dan Tuan Salman.Aisyah mengangguk mengiyakan permintaan ibu mertuanya.***Kanti sedang berada di cafe tempat paforitnya."Kira kira ibu sudah bicara belum ya" gumamnya sambil menyeruput minuman yang di pesannya."Hey Kanti ya" ucap seorang Wanita cantik menyapa Kanti."Hay dinar ya yang satu kampus dulu kan"Sahut Kanti pada wanita berambut panjang itu."Ya loe masih ingat ternyata, sendirian aja suami loe dimana Kanti" tanya Dinar yang langsung duduk di kursi samping Kanti."Suami gue lagi sibuk Din" jawabnya."Lama kita gak ketemu kan, gimana kabar loe sekarang" tanya Dinar."Kab
Di rumah besar kediaman keluarga Imran Alfarizki, yang memiliki hampir puluhan pembantu dan beranggota keluargakan 7 orang.Di rumah itu semua orang sedang sibuk mempersiapkan kepulangan anak kedua dari istri ketiganya tuan besar Imran Alfarizki yang bernamakan Iqbal Alfarizki itu.Setelah hampir 5 tahun tak bertemu, keluarga besar itu menyiapkan kepulangannya dengan sangat meriah, menyiapkan makanan dan minuman untuk menjamunya, membersihkan kamar tidurnya.Iqbal selalu di perlakukan bak raja di sebuah istana,"Lihat apa kamar Iqbal sudah siap" teriak seorang wanita Cantik keturunan Inggris dan Indo itu.Dengan mata yang biru dan perawakan yang langsing bak gitar biola, membuat dia terlihat masih seperti gadis padahal untuk umurnya sudah memasuki kepala empat."Sudah madam Rose" jawab salah satu pembantu yang masih membawa alat alat pembersih.Madam Rose dia adalah ibunya Iqbal, istri ketiganya tuan besar Imran Alfarizki.Hanya dialah yang paling tuan Imran sayangi dari ketiga istrin
Di kediaman Imran Alfarizki house,Seorang lelaki sedang duduk memandangi halaman rumahnya yang luas dia sesekali membayangkan wajah Aisyah yang sedang tersenyum."Iqbal" sahut madam Rose yang membuyarkan lamunan Iqbal tentang Aisyah."What mommy" tanya Iqbal."Tolong belikan mommy mangga muda yang ada di toko buah depan gang sana, bisa gak" sahut madam Rose sambil menyodorkan uang lima puluh ribu pada Iqbal."What no mommy I shy" sahut Iqbal merasa malu jika harus membeli mangga padahal pembantu juga cukup banyak."Malu? Tolonglah Iqbal mommy ini sedang ngidam ini juga kan adik kamu" ucapnya sedikit manja pada putra sulungnya."Iya mommy " ucapnya sambil berjalan pergi meninggalkan mommynya.Iqbal berjalan di jalanan yang cukup ramai, dia melihat ke sekitar mencari tukang mangga muda yang biasanya berjualan disini.Akhirnya Iqbal menemukan juga tukang mangga muda pesanan mommynya, namun cukup jauh dari kediaman Alfarizki."1 kg pak" ucapnya."Baik den" sahut tukang mangga itu.Iqbal
Pagi ini terasa dingin karena cuaca yang kurang mendukung, Jam di dinding sudah menunjukan pukul 7 pagi. Tetapi Aisyah dan tuan Salman masih tertidur karena hangatnya selimut yang menutupi tubuh mereka.Para pembantu tak berani membangunkannya karena takut menganggu dan takut tuan Salman marah karena sudah lancang membangunkannya.Alarm di kamar Aisyah berbunyi, sehingga membangunkan mereka yang masih berada di alam mimpi.Mata Aisyah terbuka dia melihat jam Alarm yang ada di atas nakas, sengaja Aisyah menyetel alarm karena dia akan melaksanakan sholat Dhuha supaya Aisyah tak lupa."Astagfirulloh sudah siang" gumam Aisyah sambil terburu buru bangun.Aisyah melihat suaminya yang masih tertidur."Tuan bangun sudah siang" ucap Aisyah sambil menepuk pelan pipi suaminya itu.Mata tuan Salman terbuka dia tersenyum saat melihat Aisyah yang masih memakai piyama."Bangun tuan sudah pukul 7 pagi" ucap Aisyah lagi.Tuan Salman langsung bangkit dari tidurnya."Apa kesiangan, sekarang ada meeting
"Bangun tuan" ucap pak supir membangunkan Iqbal yang tak sadarkan diri karena terlalu banyak minum."Diam bodoh" gerutu Iqbal masih belum sadar juga, karena terlalu banyak minum Iqbal jadi lupa kalau dia sedang berada di indonesia tempat orang tuanya.Pak supir itu turun dari mobil dan membelikan jus jeruk lemon untuk menghilangkan pengaruh minumannya."Minum ini tuan" sahut supir itu sambil menyodorkan minuman ke mulut Iqbal."Asam gob*k kau mau meracuniku" racau Iqbal memarahi supirnya itu.'Bagaimana ini pasti tuan besar marah jika melihat tuan Iqbal seperti ini' gumam supir itu.**Aisyah berjalan ke arah mobilnya terparkir di halaman, disana sudah ada supir yang sudah siap untuk berangkat mengantar Aisyah pergi ke perpustakaan."Pak ke perpustakaan yang dekat cafe ya" sahut Aisyah.Pak supir merasa kebingungan memangnya ada perpustakaan yang berdekatan dengan cafe.Aisyah mengerti kalau supirnya itu tak tau tempatnya, memang perpustakaan itu baru buka jadi belum banyak orang yang
Di malam yang begitu sunyi, Aisyah berbaring sambil menatap langit langit rumahnya, dia tak bisa tidur malam ini.Dia melihat ke arah sampingnya dimana suaminya yang tengah tertidur pulas.Aisyah menatap wajah suaminya.Tampan, gagah dan berwibawa itulah yang Aisyah lihat dari diri tuan Salman.Aisyah merasa bersyukur karena telah di pertemukan dengan tuan Salman, bahkan semasa hidup Aisyah belum pernah mencintai orang lain sebesar cintanya pada tuan Salman, terkecuali kedua orang tuanya.Aisyah berusaha memejamkan matanya yang sangat berat karena katuk nya belum datang, namun karena pikiran Aisyah sedang berkelana jadi matanya seperti enggan untuk di ajak tidur.Aisyah memikirkan kejadian tadi siang yang menimpa pada dirinya.Adegan Iqbal terus saja terngiang ngiang di kepala Aisyah, seperti film yang sedang di putar di bioskop."Aku tak menyangka Iqbal berani melakukan hal serendah itu hanya karena sakit hati karena aku" batin Aisyah, ada sedikit rasa iba pada Iqbal.Aisyah bangun d
Iqbal menuju ke arah rumah kakaknya alasan nya cuman satu yaitu ingin bertemu dengan Aisyah kakak iparnya yang sangat menarik itu.Namun Iqbal melihat ada Kanti yang tengah bersama dengan seorang laki laki yang cukup asing bagi Iqbal, namun mereka sangat dekat bahkan mereka bermesraan di hadapan umum."Apa mungkin Kanti selingkuh" gumam Iqbal tersenyum dia mikir kan hal yang sangat bagus untuk membuat hubungan Kanti dan Salman rengang."Kenapa tak Aisyah yang salingkuh biar mereka cerai dan Aisyah aku nikahi" gumam Iqbal.Sesampainya di kediaman kakaknya, Iqbal langsung masuk ke dalam tapi sayang ada tuan Salman juga di sana yang membuat Iqbal cukup kecewa dia harap kalau di rumah itu hanya ada Aisyah saja."Iqbal ada apa" tanya tuan Salman saat melihat adiknya datang."kak aku mau main saja" ucap Iqbal."Oh baiklah ayo masuk" ucap tuan Salman.Iqbal yakin kalau tuan Salman tak tau masalah saat Iqbal mabuk jadi Iqbal tak perlu merasa bersalah karena pernah menyatakan cinta nya pada Ai
Persiapan sudah banyak yang di lakukan untuk pernikahan Kenan dan Nindi sayangnya pernikahan itu tidak bisa di batalkan apa lagi mereka semua sudah melakukan persiapan.Kenan yang saat ini merasa sangat di rugikan dia menyesal karena melakukan hal itu."Bagaimana aku bisa melewati ini semua, Arghh aku bingung" kesal Kenan.Namun saat ini orang tua Nindi datang ke sana, mereka merasa sangat bersalah apa lagi saat ini Nindi ketahuan tengah mengandung dengan seorang laki laki yang tak lain adalah tetangga orang tuanya.Mereka datang guna meminta maaf pada Kenan karena pernikahannya harus batal."Maafkan kami tuan" ucap orangtua Nindi yang saat ini merasa sangat bersalah atas putri nya."Saya tidak menyangka kalau Nindi akan seperti itu" ucap Kenan namun dalam hati nya dia merasa sangat bahagia apa lagi dia bisa menikah dengan Mira."Maafkan kami karena pernikahan nya harus batal" ucap papah Nindi."Baiklah kami akan terus melanjutkan pernikahan ini Kenan akan aku nikah kan dengan Mira" u
"Aku menghamili Mira" sahut Kenan.Semua keluarga yang ada di sana langsung menatap pada Mira dan Kenan, mereka terkejut bukan main apa lagi selama ini kenan tidak pernah berbohong."Tapi aku tidak hamil" geram Mira."Sejak kapan" tanya tuan Imran."Aku khilaf" ucap Kenan."Tuan berhenti bicara yang bukan bukan" geram Mira."Menikah lah dengan aku" ucap Kenan."Aku tidak mau" ucap Mira."Ada apa ini" tanya Ibu ayu."Aku bersalah kak" ucap Kenan menatap pada Ibu ayu."Ya salah apa" tanya Ibu ayu yang masih bisa tahan pada apa yang Kenan bicarakan itu."Aku tidak mau kalau hal itu terjadi kasihan keluarga Nindi sudah mempersiapkan semuanya" ucap mamah Laras."Tapi tidak mungkin aku menikah dengan dia" ucap Kenan."Kenan kamu yang mau sama Nindi kan" sahut Mamah Laras."Ya tadinya tapi setelah aku membuka mata aku, rasanya aku muak dengan Nindi" ucap Kenan yang dahulu menjadi kan Nindi sebagai pelampiasan dari Mira.Namun selama mereka bersama tak ada apa pun yang terjadi, hanya saja mer
Velisya semakin gelisah apa lagi tidak ada reaksi sedikit pun dari Rasyid dan dirinya."Apa obatnya memang tidak bereaksi ya, atau jangan jangan minuman itu di minum oleh Mira dan Paman Kenan, Astaga bodoh sekali kamu Vey" geram Velisya.Velisya menatap pada pembantu yang datang ke sana."Bi apa kamu melihat Mira" tanya Velisya."Tadi sepertinya ke ruang main" ucap pembantu itu."Oh baiklah" ucap Velisya."Ada apa" tanya Rasyid."Tidak ada aku hanya tidak melihat Mira saja" ucap Velisya."Paling dia mengurus anaknya" ucap Rasyid."Ya" ucap Velisya.Sedangkan di dalam kamar saat ini Kenan sudah benar benar terpengaruh oleh obat yang Velisya masukan pada minuman itu.Kenan menatap pada Mira yang kegerahan di bawahnya itu.Kenan tidak terlalu merasakan panas hanya saja hasrat dia yang semakin menggebu gebu ingin segera di tuntaskan."Hah kenapa Mira malah memeluk aku" gumam Kenan."Tuan ahh panas" keluh Mira."Maafkan aku Mira" ucap Kenan.Namun sesuatu hal yang aneh terasa oleh Kenan, d
Satu bulan kemudian...Acara pernikahan Velisya sudah tiba saat ini semua keluarga sudah bersiap untuk menyambut keluarga Rasyid.Kenan saat ini sedang mencari dasi yang ada di tas, tapi sayang tidak dia temukan dasi itu."Mira" sahut Kenan."Ya tuan" ucap Mira yang saat ini sudah di dandani dengan sangat cantik.Mira datang ke sana, Kenan merasa sangat terpana pada kecantikan Mira yang sangat natural itu."Dasi" ucap Kenan.Mira mengambil tas Kenan yang ada di atas ranjang, Mira memberikan dasi yang dia simpan di kantong yang paling kecil."Ini tuan mau aku pasangkan" tanya Mira."Boleh" ucap Kenan.Mira memasang dasi Kenan, Mira tentu saja tak akan lupa kalau beberapa hari lagi adalah pernikahan Kenan dengan Nindi.Walaupun hatinya begitu sakit hanya saja dia tidak mungkin melakukan apa pun apa lagi sekarang mereka sudah bercerai."Malam ini kita nginap saja di sini" ucap Kenan."Ya baiklah" ucap Mira."Kanaya aman" tanya Kenan."Aman" ucap Mira.Namun saat ini Mira akan merencanaka
Aisyah dan tuan Salman menunggu di depan ruangan UGD yang saat ini tengah memeriksa seorang pasien yang pingsan di tengah jalan.Aisyah mengendong bayi perempuan itu dia langsung mendekap bayi itu saat tau kalau bayi itu adalah bayi dari orang yang sudah tak dia temui selama satu tahun lamanya."Aisyah bayinya sejak tadi menangis" ucap tuan Salman."Aku akan kasih asi" ucap Aisyah yang langsung di hentikan oleh tuan Salman, saat ini tuan Salman menggeleng tidak memberikan ijin pada Aisyah untuk memberikan asi pada bayi yang tidak dia kenal."Kenapa" tanya Aisyah."Aku akan beli susu formula yang itu cuman milik Reynan" ucap tuan Salman."Baiklah jangan lama" sahut Aisyah."Ya" ucap tuan Salman.Tuan Salman langsung membeli kan dot dan susu formula yang ada di apotek rumah sakit itu.Bahkan tuan Salman juga di bantu oleh suster untuk membuat susunya, bahkan tuan Salman juga harus merendam beberapa menit dot itu di air yang hangat.Katanya supaya kumannya hilang, tuan Salman melakukan n
Kenan datang ke arah ruang tamu yang sejak tadi ada Nindi di sana, Nindi hanya diam saja di sana tanpa bicara apa pun."Kamu ini ngapain sih, kenapa suruh dia ke sini lagi" ucap Nindi."Aku gak tau" ucap Kenan ketus bahkan tanpa ekspresi sedikit pun."Usir saja dia" ucap Nindi."Gak mungkin, aku butuh pembantu" ucap Kenan yang langsung pergi masuk ke dalam kamarnya.Namun saat dia akan masuk dia menatap pada Nindi yang masih ada di ruang tamu itu."Jalan keluarnya ada di sana" sahut Kenan menunjuk pada pintu utama.Nindi kesal dia langsung pergi dari sana meninggal kan Kenan dengan kekesalan yang sangat dalam pada Kenan."Arghh aku benci pada Mira itu" geram Nindi.Kenan mengambil bantal yang ada di kamarnya dia tau kalau di kamar Mira hanya ada satu bantal.Kenan menuju ke arah sana dia langsung masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.Dan sayangnya saat ini Mira tidak memakai pakaiannya karena dia baru saja mandi, hanya handuk saja yang membalut tubuh Mira yang putih dengan gurat
Di sebuah cafe yang sangat besar itu saat ini Mamah Laras tengah bertemu dengan Nindi teman Kenan."Bagaimana penawaran aku" tanya mamah Laras saat sudah mengiming imingi Nindi, harta kalau Nindi mau menikah dengan Kenan.Mamah Laras menatap pada Nindi yang saat ini tengah berpikir."Saat kamu meminta aku untuk meracuni pikiran Kenan aku lakukan tapi kamu tidak memberikan aku uang" ucap Nindi."Ya maka dari itu kamu mau kan menikah dengan Kenan, aku yakin setelah menikah harta Kenan akan jadi milik kamu" ucap Mamah Laras."Tapi" Nindi Ragu."Apa lagi kalau gak mau terserah aku bisa cari wanita yang lebih cantik dari kamu" ucap Mamah Laras."Ya baiklah aku mau" ucap Nindi."Aku akan atur rencananya" ucap Mamah Laras."Aku ikut saja" ucap Nindi."Besok kamu datang ke rumah Kenan ini alamatnya dia pindah tadi" ucap Mamah Laras."Ya baiklah" ucap Nindi.Pagi ini Mira di jemput oleh mobil yang lumayan bagus saat ini dia akan pergi dari sana meninggalkan Arman dan Neni yang selama ini memba
PlakkTamparan mendarat di pipi Mamah Laras, pelakunya adalah Ibu ayu yang sudah sangat emosi itu."Aku tekankan sekali lagi anak yang Mira bawa itu bukan anak dia tapi itu anak yang dia pungut" ucap Ibu ayu yang langsung menangis sesenggukan."Hah" semua keluarga tercengang mendengar hal itu.Ibu Ayu hanya bisa menangis saja karena dia merasa sangat marah pada Mamah Laras yang bahkan sudah menghina ibu kandungnya."Urusan kehidupan mu Laras" sahut Madam Rose yang langsung membawa Ibu Ayu untuk pergi dari sana."Ayo ayu" ucap Madam Rose."Ya" ucap Ibu ayu.Saat ini tuan Imran merasa kalau ucapan Ibu ayu mungkin saja benar apa lagi selama ini Ibu Ayu tidak berani bicara kan hal itu masalah Jaya sudah berpuluh puluh tahun yang lalu."Aku kecewa pada mu" ucap tuan Imran."Mas ayu berbohong" ucap mamah Laras."Berbohong bagaimana aku lebih percaya pada Ayu dari pada kamu, lihat sejak tadi kamu yang memulai perdebatan itu aku sadar akan hal itu Laras jadi aku mohon kamu untuk tidak ikut ca
"Beneran Mom saat ini Mira akan menggugat cerai paman, aku membenarkan hal ini sih apa lagi paman kasar pada Mira, bahkan paman bilang kalau Mira adalah penghianat" ucap Velisya yang tengah bercerita pada Mommy nya itu tentang Mira dan Kenan."Benarkah" tanya Madam Rose yang penasaran."Ya maka dari itu aku meminta Daddy membatalkan gugatan cerai" ucap Velisya."Dengan jaminan kamu menikah dengan Rasyid" tanya madam Rose."Ya" ucap Velisya."Baiklah kamu hebat jika melakukan hal ini tapi sayang apa kamu yakin akan menikah dengan Rasyid" tanya Madam Rose."Sebenarnya aku gak suka dengan hal ini tapi Mom apa aku bisa melawan Daddy apa lagi Daddy pasti akan memaksa" ucap Velisya."Pendapat kamu tentang Rasyid itu seperti apa" tanya madam Rose."Tampan, baik, kaya" ucap Velisya."Yang lain" tanya Madam Rose."Ada sih mungkin Pak Rasyid itu tegas, suka marah marah, om om, ketus, kalau bicara suka ngawur, gak ada yang aku suka Mom" ucap Velisya."Dari hal kecil tak ada yang kamu suka" tanya