Kanti duduk di meja Rias, pagi ini dia akan mengutarakan tentang kehamilannya itu kepada suaminya.
Kanti berjalan ke arah kamar Tuan Salman, ada rasa takut di diri Kanti karena takut nya Tuan Salman tak akan menerimanya.TokkTokk"Boleh aku masuk mas" ucap Kanti sambil mengetuk pintu beberapa kali."Masuklah" teriak tuan Salman dari dalam.Tuan Salman melihat ke arah Kanti yang baru datang dia tak sangka istri pertama nya itu datang ke kamar nya."Ada perlu apa" tanya tuan Salman saat Kanti sudah duduk di pinggir Ranjangnya."aku mau bicara serius mas" ucap Kanti gugup karena takut jika suaminya itu tak percaya."Bicara apa" jawab tuan Salman ketus karena ia tak mau jika banyak bicara dengan Kanti maka akan menambah masalah lagi."Aku hamil mas, aku hamil anak kamu" ujar Kanti gugup, dia hanya menundukkan Wajahnya di hadapan tuan Salman.Tuan Salman tersenyum kecut tapi dalam hati nya dia tertawa terbahak bahak."Anak aku, memang kapan kita melakukan hal itu Kanti" tanyanya sambil tertawa kecil."Malam itu mas saat aku tidur di sini bersamamu" ucap Kanti mencoba membela diri."Malam kapan, aku tak pernah menyentuhmu Kanti" bantah tuan Salman."Tapi mas ini benar anakmu" ucap Kanti lagi tak mau kalah."Jangan libatkan masalahmu denganku Kanti, kalau kamu masih minta aku untuk tanggung jawab tentang anak itu aku tak akan segan segan untuk menalakmu sekarang juga" peringatan dari tuan Salman dan itu jelas saja tak main main.Tuan Salman langsung keluar dari kamarnya, dia duduk di meja makan hatinya sangat ingin tertawa karena mendengar ucapan Kanti yang katanya hamil anak dia."Tuan" sahut Aisyah yang siap melayani suaminya."Ada apa Ais" tanya tuan Salman."Mau makan tuan" Aisyah meraih piring dan memberikannya kepada suaminya itu."Aku tak berselera Ais" ucapnya."Oh" ada raut kecewa di wajah Aisyah saat mendapatkan penolakan.Tuan Salman sangat ingin tertawa namun dia menahan nya."Kanti kamu pikir aku bisa di bohongi" gumam Tuan Salman.******Disisi lain Kanti marah dengan perlakuan tuan Salman yang tak mau mengakui anaknya itu."Lihat saja mas aku akan adukan ini pada ibumu" gumamnya.Saat tuan Salman sudah berangkat ke kantor, Kanti berencana untuk menemui ibu mertuanya, dan akan mengadukan semua perlakuan tuan Salman pada ibunya."Mbak mau kemana" tanya Aisyah yang melihat Kanti sudah bersiap akan pergi."Bukan urusan mu" ucap Kanti.Aisyah hanya diam saja dia tak begitu memikirkan kakak madunya itu apa lagi mereka juga kurang akrab.Kanti sudah berdiri di rumah besar nan megah itu, dia menekan bel beberapa kali."Apa ibu Ayu ada" tanya Kanti pada salah seorang pembantu yang membukakannya pintu."Ada nyonya, mari biar saya antar" jawab pembantu itu sambil mempersilahkan Kanti masuk dan bersedia untuk mengantarnya.Kanti berjalan menelusuri setiap ruangan, begitu indah dan megahnya rumah itu di setiap dinding rumah itu terdapat lukisan yang harganya lumayan mahal.Bahkan banyak sekali ukiran emas yang menempel di dinding dan atap rumah itu."Ibu Ayu ada di kamarnya nyonya" ucap sopan pembantu itu.Kanti langsung mengetuk pintu kamar mertuanya itu.TokkTokk"Masuk" ucap lembut seorang wanita yang bernama lengkap Ayu utami itu.Kanti langsung membuka pintu kamar mertuanya itu.Betapa terkejutnya Ibu Ayu karena melihat keadaan Kanti yang begitu berantakan."Kamu kenapa nak" tanya ibu Ayu khawatir kepada menantunya itu.Kanti menangis dan langsung memeluk tubuh ibu Ayu, padahal itu semua hanya pura pura saja."Cerita sama ibu kamu kenapa" ucap Ibu Ayu lembut.Tangan ibu Ayu mengusap Rambut lurus Kanti dengan penuh kasih sayang.Kanti tersenyum didalam hatinya, dia merasa kalau ibu Ayu adalah senjata yang pas untuk membuat tuan Salman luluh padanya."Mas Salman, buu" rengeknya dengan isakan tangis."Salman kenapa Sayang" tanya ibu Ayu semakin khawatir dengan putra satu satunya itu."Aku sedang mengandung bu, tapi mas Salman gak mau mengakui anak ini" ucap Kanti to the poin kepada mertuanya itu.Mata ibu Ayu menggambarkan kalau ia terkejut namun wajahnya terlihat tetap tenang.Karena ibu Ayu tau kalau Tuan Salman tak akan melakukan itu kalau tak udang di balik batu."Baiklah biar ibu bicara dengan Salman sekarang" ucapnya menenangkan Kanti yang masih menangis."Kamu pulanglah nak istirahat tenangkan dirimu ibu hamil gak boleh stres" ujar Ibu Ayu padahal dia tau sebenarnya Kanti seperti apa.Dahulu Bu Ayu pernah mempergoki Kanti bersama dengan laki laki yang tak lain adalah kekasih nya Kanti yaitu Ridho.Semenjak saat itu dia langsung tak percaya pada Kanti.Kanti merasa menang untuk saat ini karena tuan Salman pasti menuruti semua perkataan ibunya.***Kanti tak langsung pulang dia mampir dulu ke mall untuk belanja.Kanti menelusuri toko baju yang berjajar di sana, dia memilah milih baju gaun yang sangat dia inginkan dulu."Dapet juga baju ini, gak pedulilah uangku habis buat beli ini, nanti juga mas Salman ngasih lagi uang" gumam Kanti saat sedang membayar gaun berwarna lilac.Di sisi lain ada tuan Salman dia sudah berada di rumah baru saja pulang dari kantor, dia tengah duduk di sofa sambil menikmati teh hijau buatan istrinya.Tokk... Tok.."Bibi lihat siapa yang datang" perintah tuan Salman pada pembantunya.Pembantunya hanya menunduk patuh pada ucapan tuan Salman."Ibu" ucap tuan Salman saat melihat ibu kandungnya berdiri di dekatnya.Tuan Salman langsung bangkit dari duduknya meraih tangan ibunya dan menciumnya dengan takzim."Ais ibu datang" ucap tuan Salman sedikit berteriak memanggil istrinya.Aisyah yang mendengar bahwa mertuanya datang langsung bergegas keluar dari dapur dan mencium tangan ibu mertuanya."Ibu datang kenapa tak memberi tau dulu" ucap Aisyah kepada ibu Ayu."Ibu ada urusan dengan Salman Ais, gimana kabar kamu baikkan" tanya Ibu Ayu lembut pada Aisyah."Alhamdulilah bu Aisyah sehat" ucap Aisyah tersenyum.Ibu Ayu sangat suka dengan perlakuan Aisyah yang sopan dan lembut beda dengan Kanti yang terlihat lebih berani dan tak ada sopan santun pada orang tua."Bu, Ais akan bawakan minuman buat ibu, ibu mau minum apa" tanya Aisyah."apa saja Ais, terima kasih ya sudah melayani ibu" jawab ibu Ayu.Ibu Ayu duduk di sebelah tuan Salman,"Ada apa ibu mau menemuiku" sahut tuan Salman karena merasa penasaran dengan kedatangan ibunya."Kamu tak suka ibu datang" tanya Bu Ayu."Bukan bu tapi tumben sekali ibu datang" tanya tuan Salman."Tunggu Aisyah datang biar dia juga tau maksud kedatangan ibu kesini" jawab Ibu Ayu.Aisyah datang membawa nampan berisi minuman dan makanan ringan untuk mertuanya."Aisyah kenapa kamu yang bawa, kenapa gak suruh pembantu saja" ucap ibu Ayu khawatir karena melihat Aisyah kesusahan membawa nampan itu."Tidak apa apa bu" ucap Aisyah.Aisyah menyimpan nampan itu di atas meja.Aisyah duduk di sofa yang sedikit agak dekat dengan suaminya."Jadi begini Ais tujuan ibu kesini, ibu mau menanyakan sesuatu pada Salman" ibu Ayu langsung to the poin di depan Aisyah."Memangnya mau menanyakan apa bu" tanya Aisyah penasaran.Ibu Ayu menarik napas berat."Sebenarnya ibu malu jika harus mengatakan ini, tapi mau bagaimana lagi ibu terpaksa" ucap Bu Ayu jujurAisyah dan tuan Salman saling melirik satu sama lain."Jadi begini Salman, istrimu tadi datang ke rumah dia nangis dan meminta ibu untuk datang kesini, katanya dia sedang hamil dan kamu tak mengakui kalau itu anak kamu" ucap ibu Ayu pada tuan Salman.Aisyah yang mendengarnya cukup terkejut dan merasa sedikit kecewa kepada tuan Salman karena dulu tuan Salman pernah bilang kalau dia tak pernah menyentuh Kanti."Memang benar bu aku tak mau mengakuinya karena anak itu bukan anak aku" bantah tuan Salman."Maksud kamu apa" tanya ibu Ayu merasa ada yang tak beres di kehidupan putranya."Iya bu anak itu bukan anakku" bantah tuan Salman lagi."Tunggu, ibu belum mengerti tentang ini" ucap ibu Ayu yang merasa penasaran dengan ucapan putranya itu."Jadi begini bu, aku dan Kanti tak pernah melakukan apa pun dari awal kami menikah sampai sekarang kita tak pernah tidur seranjang, dan sekarang Kanti hamil, kenapa aku yang harus bertanggung jawab" ucap tuan Salman menjelaskan keadaan rumah tangganya."Apa" ucap ibu Ayu terkejut mendengar pengakuan putranya."Tiga tahun kalian menikah kalian tak pernah tidur bersama" tanya ibu Ayu dengan penuh selidik."Iya" jawab singkat tuan Salman."Bahkan dulu aku pernah melihat Kanti sedang kencan dengan seorang lelaki di hotel" ungkap tuan Salman lagi.Ibu Ayu merasa terkejut bukan main, karena baru tau tentang keadaan putranya itu,"Lalu apa kalian berdua juga sama belum melakukan apa apa" tanya ibu Ayu, yang sedikit mulai geram kepada anak dan menantunya itu.Aisyah menggelengkan kepala, sedangkan tuan Salman dia hanya menunduk."Kenapa apa ada tembok besar yang menghalangi kalian berdua" tanya ibu Ayu yang mulai tenang.Tuan Salman dan Aisyah tak bisa berkata apa apa lagi, ini memang kesalahan mereka."Kalau begitu Salman terimalah anak Kanti, anggap saja itu sebagai anak kamu" sahut Ibu Ayu."Tapi bu itu bukan anak Salman" bantah tuan Salman lagi."Apa aku harus mengakui milik orang lain" gumamnya yang masih bisa di dengar Aisyah dan Bu Ayu."Anggap saja itu anak kamu Salman, ini juga demi reputasi keluarga kita jika keluarga Kanti sampai tau kalau kamu tak mengakui anaknya mau di taruh dimana muka kita Salman" ucap ibu Ayu sedikit memohon.Tuan Salman menarik napas panjang."Akan aku coba bu, tapi itu memang bukan anakku bahkan aku pernah melihat Kanti kencan dengan lakilaki lain" ucapnya lemah karena takut masalah ini bisa semakin rumit."Ya ibu tau Kanti seperti apa tapi tolong jangan buat masalah lagi Ibu cape mendengar pertengkaran di rumah, oh ya Terima kasih Salman kamu sudah mengerti" sahut ibu Ayu."Jaga diri baik baik nak, kamu pasti merasa kecewa karena permintaa ibu" ucap ibu Ayu mengusap kepala Aisyah yang dibalut dengan hijab."Tidak buu jangan begitu, Aisyah ngerti kok gimana perasaan ibu" ucap Aisyah."Kalau begitu ibu pulang dulu ya, dan ingat lusa kamu dan Salman harus datang ke rumah, Iqbal akan pulang dari luar negri" ucap ibu Ayu berpamitan dengan putra dan menantunya."Ya Bu" ucap Aisyah dan Tuan Salman.Aisyah mengangguk mengiyakan permintaan ibu mertuanya.***Kanti sedang berada di cafe tempat paforitnya."Kira kira ibu sudah bicara belum ya" gumamnya sambil menyeruput minuman yang di pesannya."Hey Kanti ya" ucap seorang Wanita cantik menyapa Kanti."Hay dinar ya yang satu kampus dulu kan"Sahut Kanti pada wanita berambut panjang itu."Ya loe masih ingat ternyata, sendirian aja suami loe dimana Kanti" tanya Dinar yang langsung duduk di kursi samping Kanti."Suami gue lagi sibuk Din" jawabnya."Lama kita gak ketemu kan, gimana kabar loe sekarang" tanya Dinar."Kab
Di rumah besar kediaman keluarga Imran Alfarizki, yang memiliki hampir puluhan pembantu dan beranggota keluargakan 7 orang.Di rumah itu semua orang sedang sibuk mempersiapkan kepulangan anak kedua dari istri ketiganya tuan besar Imran Alfarizki yang bernamakan Iqbal Alfarizki itu.Setelah hampir 5 tahun tak bertemu, keluarga besar itu menyiapkan kepulangannya dengan sangat meriah, menyiapkan makanan dan minuman untuk menjamunya, membersihkan kamar tidurnya.Iqbal selalu di perlakukan bak raja di sebuah istana,"Lihat apa kamar Iqbal sudah siap" teriak seorang wanita Cantik keturunan Inggris dan Indo itu.Dengan mata yang biru dan perawakan yang langsing bak gitar biola, membuat dia terlihat masih seperti gadis padahal untuk umurnya sudah memasuki kepala empat."Sudah madam Rose" jawab salah satu pembantu yang masih membawa alat alat pembersih.Madam Rose dia adalah ibunya Iqbal, istri ketiganya tuan besar Imran Alfarizki.Hanya dialah yang paling tuan Imran sayangi dari ketiga istrin
Di kediaman Imran Alfarizki house,Seorang lelaki sedang duduk memandangi halaman rumahnya yang luas dia sesekali membayangkan wajah Aisyah yang sedang tersenyum."Iqbal" sahut madam Rose yang membuyarkan lamunan Iqbal tentang Aisyah."What mommy" tanya Iqbal."Tolong belikan mommy mangga muda yang ada di toko buah depan gang sana, bisa gak" sahut madam Rose sambil menyodorkan uang lima puluh ribu pada Iqbal."What no mommy I shy" sahut Iqbal merasa malu jika harus membeli mangga padahal pembantu juga cukup banyak."Malu? Tolonglah Iqbal mommy ini sedang ngidam ini juga kan adik kamu" ucapnya sedikit manja pada putra sulungnya."Iya mommy " ucapnya sambil berjalan pergi meninggalkan mommynya.Iqbal berjalan di jalanan yang cukup ramai, dia melihat ke sekitar mencari tukang mangga muda yang biasanya berjualan disini.Akhirnya Iqbal menemukan juga tukang mangga muda pesanan mommynya, namun cukup jauh dari kediaman Alfarizki."1 kg pak" ucapnya."Baik den" sahut tukang mangga itu.Iqbal
Pagi ini terasa dingin karena cuaca yang kurang mendukung, Jam di dinding sudah menunjukan pukul 7 pagi. Tetapi Aisyah dan tuan Salman masih tertidur karena hangatnya selimut yang menutupi tubuh mereka.Para pembantu tak berani membangunkannya karena takut menganggu dan takut tuan Salman marah karena sudah lancang membangunkannya.Alarm di kamar Aisyah berbunyi, sehingga membangunkan mereka yang masih berada di alam mimpi.Mata Aisyah terbuka dia melihat jam Alarm yang ada di atas nakas, sengaja Aisyah menyetel alarm karena dia akan melaksanakan sholat Dhuha supaya Aisyah tak lupa."Astagfirulloh sudah siang" gumam Aisyah sambil terburu buru bangun.Aisyah melihat suaminya yang masih tertidur."Tuan bangun sudah siang" ucap Aisyah sambil menepuk pelan pipi suaminya itu.Mata tuan Salman terbuka dia tersenyum saat melihat Aisyah yang masih memakai piyama."Bangun tuan sudah pukul 7 pagi" ucap Aisyah lagi.Tuan Salman langsung bangkit dari tidurnya."Apa kesiangan, sekarang ada meeting
"Bangun tuan" ucap pak supir membangunkan Iqbal yang tak sadarkan diri karena terlalu banyak minum."Diam bodoh" gerutu Iqbal masih belum sadar juga, karena terlalu banyak minum Iqbal jadi lupa kalau dia sedang berada di indonesia tempat orang tuanya.Pak supir itu turun dari mobil dan membelikan jus jeruk lemon untuk menghilangkan pengaruh minumannya."Minum ini tuan" sahut supir itu sambil menyodorkan minuman ke mulut Iqbal."Asam gob*k kau mau meracuniku" racau Iqbal memarahi supirnya itu.'Bagaimana ini pasti tuan besar marah jika melihat tuan Iqbal seperti ini' gumam supir itu.**Aisyah berjalan ke arah mobilnya terparkir di halaman, disana sudah ada supir yang sudah siap untuk berangkat mengantar Aisyah pergi ke perpustakaan."Pak ke perpustakaan yang dekat cafe ya" sahut Aisyah.Pak supir merasa kebingungan memangnya ada perpustakaan yang berdekatan dengan cafe.Aisyah mengerti kalau supirnya itu tak tau tempatnya, memang perpustakaan itu baru buka jadi belum banyak orang yang
Di malam yang begitu sunyi, Aisyah berbaring sambil menatap langit langit rumahnya, dia tak bisa tidur malam ini.Dia melihat ke arah sampingnya dimana suaminya yang tengah tertidur pulas.Aisyah menatap wajah suaminya.Tampan, gagah dan berwibawa itulah yang Aisyah lihat dari diri tuan Salman.Aisyah merasa bersyukur karena telah di pertemukan dengan tuan Salman, bahkan semasa hidup Aisyah belum pernah mencintai orang lain sebesar cintanya pada tuan Salman, terkecuali kedua orang tuanya.Aisyah berusaha memejamkan matanya yang sangat berat karena katuk nya belum datang, namun karena pikiran Aisyah sedang berkelana jadi matanya seperti enggan untuk di ajak tidur.Aisyah memikirkan kejadian tadi siang yang menimpa pada dirinya.Adegan Iqbal terus saja terngiang ngiang di kepala Aisyah, seperti film yang sedang di putar di bioskop."Aku tak menyangka Iqbal berani melakukan hal serendah itu hanya karena sakit hati karena aku" batin Aisyah, ada sedikit rasa iba pada Iqbal.Aisyah bangun d
Iqbal menuju ke arah rumah kakaknya alasan nya cuman satu yaitu ingin bertemu dengan Aisyah kakak iparnya yang sangat menarik itu.Namun Iqbal melihat ada Kanti yang tengah bersama dengan seorang laki laki yang cukup asing bagi Iqbal, namun mereka sangat dekat bahkan mereka bermesraan di hadapan umum."Apa mungkin Kanti selingkuh" gumam Iqbal tersenyum dia mikir kan hal yang sangat bagus untuk membuat hubungan Kanti dan Salman rengang."Kenapa tak Aisyah yang salingkuh biar mereka cerai dan Aisyah aku nikahi" gumam Iqbal.Sesampainya di kediaman kakaknya, Iqbal langsung masuk ke dalam tapi sayang ada tuan Salman juga di sana yang membuat Iqbal cukup kecewa dia harap kalau di rumah itu hanya ada Aisyah saja."Iqbal ada apa" tanya tuan Salman saat melihat adiknya datang."kak aku mau main saja" ucap Iqbal."Oh baiklah ayo masuk" ucap tuan Salman.Iqbal yakin kalau tuan Salman tak tau masalah saat Iqbal mabuk jadi Iqbal tak perlu merasa bersalah karena pernah menyatakan cinta nya pada Ai
Kanti sangat marah pada Aisyah yang sekarang sangat dekat dengan Tuan Salman, Bahkan Kanti sekarang benar benar sangat cinta pada tuan Salman."Harusnya aku yang ada di sisi mas Salman bukan Aisyah yang cari muka itu" ucap Kanti geram.Dia sangat marah dia langsung menuju ke arah kamar Asiyah karena Tuan Salman ada di kamar Aisyah."Mas" sahut Kanti di ambang pintu.Aisyah membukakan pintu nya karena merasa ada yang datang."Mbak ada apa" tanya Aisyah saat melihat kalau yang datang itu adalah Kanti."Mana mas Salman" tanya Kanti."Ada lagi rebahan" ucap Aisyah.Kanti langsung masuk ke dalam kamar tanpa persetujuan dari Aisyah terlebih dahulu."Mas aku mau malam ini kamu tidur di kamarku" ucap Kanti."Untuk apa" tanya tuan Salman menatap pada istri tua nya itu."Aku mau memperbaiki hubungan kita aku mau kita seperti pasangan pada umumnya" ucap Kanti."Bukannya di luar sana kamu sudah punya pacar ajak saja dia tidur di kamar mu" ucap Tuan Salman."Aku gak punya pacar aku hanya setia pad
Persiapan sudah banyak yang di lakukan untuk pernikahan Kenan dan Nindi sayangnya pernikahan itu tidak bisa di batalkan apa lagi mereka semua sudah melakukan persiapan.Kenan yang saat ini merasa sangat di rugikan dia menyesal karena melakukan hal itu."Bagaimana aku bisa melewati ini semua, Arghh aku bingung" kesal Kenan.Namun saat ini orang tua Nindi datang ke sana, mereka merasa sangat bersalah apa lagi saat ini Nindi ketahuan tengah mengandung dengan seorang laki laki yang tak lain adalah tetangga orang tuanya.Mereka datang guna meminta maaf pada Kenan karena pernikahannya harus batal."Maafkan kami tuan" ucap orangtua Nindi yang saat ini merasa sangat bersalah atas putri nya."Saya tidak menyangka kalau Nindi akan seperti itu" ucap Kenan namun dalam hati nya dia merasa sangat bahagia apa lagi dia bisa menikah dengan Mira."Maafkan kami karena pernikahan nya harus batal" ucap papah Nindi."Baiklah kami akan terus melanjutkan pernikahan ini Kenan akan aku nikah kan dengan Mira" u
"Aku menghamili Mira" sahut Kenan.Semua keluarga yang ada di sana langsung menatap pada Mira dan Kenan, mereka terkejut bukan main apa lagi selama ini kenan tidak pernah berbohong."Tapi aku tidak hamil" geram Mira."Sejak kapan" tanya tuan Imran."Aku khilaf" ucap Kenan."Tuan berhenti bicara yang bukan bukan" geram Mira."Menikah lah dengan aku" ucap Kenan."Aku tidak mau" ucap Mira."Ada apa ini" tanya Ibu ayu."Aku bersalah kak" ucap Kenan menatap pada Ibu ayu."Ya salah apa" tanya Ibu ayu yang masih bisa tahan pada apa yang Kenan bicarakan itu."Aku tidak mau kalau hal itu terjadi kasihan keluarga Nindi sudah mempersiapkan semuanya" ucap mamah Laras."Tapi tidak mungkin aku menikah dengan dia" ucap Kenan."Kenan kamu yang mau sama Nindi kan" sahut Mamah Laras."Ya tadinya tapi setelah aku membuka mata aku, rasanya aku muak dengan Nindi" ucap Kenan yang dahulu menjadi kan Nindi sebagai pelampiasan dari Mira.Namun selama mereka bersama tak ada apa pun yang terjadi, hanya saja mer
Velisya semakin gelisah apa lagi tidak ada reaksi sedikit pun dari Rasyid dan dirinya."Apa obatnya memang tidak bereaksi ya, atau jangan jangan minuman itu di minum oleh Mira dan Paman Kenan, Astaga bodoh sekali kamu Vey" geram Velisya.Velisya menatap pada pembantu yang datang ke sana."Bi apa kamu melihat Mira" tanya Velisya."Tadi sepertinya ke ruang main" ucap pembantu itu."Oh baiklah" ucap Velisya."Ada apa" tanya Rasyid."Tidak ada aku hanya tidak melihat Mira saja" ucap Velisya."Paling dia mengurus anaknya" ucap Rasyid."Ya" ucap Velisya.Sedangkan di dalam kamar saat ini Kenan sudah benar benar terpengaruh oleh obat yang Velisya masukan pada minuman itu.Kenan menatap pada Mira yang kegerahan di bawahnya itu.Kenan tidak terlalu merasakan panas hanya saja hasrat dia yang semakin menggebu gebu ingin segera di tuntaskan."Hah kenapa Mira malah memeluk aku" gumam Kenan."Tuan ahh panas" keluh Mira."Maafkan aku Mira" ucap Kenan.Namun sesuatu hal yang aneh terasa oleh Kenan, d
Satu bulan kemudian...Acara pernikahan Velisya sudah tiba saat ini semua keluarga sudah bersiap untuk menyambut keluarga Rasyid.Kenan saat ini sedang mencari dasi yang ada di tas, tapi sayang tidak dia temukan dasi itu."Mira" sahut Kenan."Ya tuan" ucap Mira yang saat ini sudah di dandani dengan sangat cantik.Mira datang ke sana, Kenan merasa sangat terpana pada kecantikan Mira yang sangat natural itu."Dasi" ucap Kenan.Mira mengambil tas Kenan yang ada di atas ranjang, Mira memberikan dasi yang dia simpan di kantong yang paling kecil."Ini tuan mau aku pasangkan" tanya Mira."Boleh" ucap Kenan.Mira memasang dasi Kenan, Mira tentu saja tak akan lupa kalau beberapa hari lagi adalah pernikahan Kenan dengan Nindi.Walaupun hatinya begitu sakit hanya saja dia tidak mungkin melakukan apa pun apa lagi sekarang mereka sudah bercerai."Malam ini kita nginap saja di sini" ucap Kenan."Ya baiklah" ucap Mira."Kanaya aman" tanya Kenan."Aman" ucap Mira.Namun saat ini Mira akan merencanaka
Aisyah dan tuan Salman menunggu di depan ruangan UGD yang saat ini tengah memeriksa seorang pasien yang pingsan di tengah jalan.Aisyah mengendong bayi perempuan itu dia langsung mendekap bayi itu saat tau kalau bayi itu adalah bayi dari orang yang sudah tak dia temui selama satu tahun lamanya."Aisyah bayinya sejak tadi menangis" ucap tuan Salman."Aku akan kasih asi" ucap Aisyah yang langsung di hentikan oleh tuan Salman, saat ini tuan Salman menggeleng tidak memberikan ijin pada Aisyah untuk memberikan asi pada bayi yang tidak dia kenal."Kenapa" tanya Aisyah."Aku akan beli susu formula yang itu cuman milik Reynan" ucap tuan Salman."Baiklah jangan lama" sahut Aisyah."Ya" ucap tuan Salman.Tuan Salman langsung membeli kan dot dan susu formula yang ada di apotek rumah sakit itu.Bahkan tuan Salman juga di bantu oleh suster untuk membuat susunya, bahkan tuan Salman juga harus merendam beberapa menit dot itu di air yang hangat.Katanya supaya kumannya hilang, tuan Salman melakukan n
Kenan datang ke arah ruang tamu yang sejak tadi ada Nindi di sana, Nindi hanya diam saja di sana tanpa bicara apa pun."Kamu ini ngapain sih, kenapa suruh dia ke sini lagi" ucap Nindi."Aku gak tau" ucap Kenan ketus bahkan tanpa ekspresi sedikit pun."Usir saja dia" ucap Nindi."Gak mungkin, aku butuh pembantu" ucap Kenan yang langsung pergi masuk ke dalam kamarnya.Namun saat dia akan masuk dia menatap pada Nindi yang masih ada di ruang tamu itu."Jalan keluarnya ada di sana" sahut Kenan menunjuk pada pintu utama.Nindi kesal dia langsung pergi dari sana meninggal kan Kenan dengan kekesalan yang sangat dalam pada Kenan."Arghh aku benci pada Mira itu" geram Nindi.Kenan mengambil bantal yang ada di kamarnya dia tau kalau di kamar Mira hanya ada satu bantal.Kenan menuju ke arah sana dia langsung masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.Dan sayangnya saat ini Mira tidak memakai pakaiannya karena dia baru saja mandi, hanya handuk saja yang membalut tubuh Mira yang putih dengan gurat
Di sebuah cafe yang sangat besar itu saat ini Mamah Laras tengah bertemu dengan Nindi teman Kenan."Bagaimana penawaran aku" tanya mamah Laras saat sudah mengiming imingi Nindi, harta kalau Nindi mau menikah dengan Kenan.Mamah Laras menatap pada Nindi yang saat ini tengah berpikir."Saat kamu meminta aku untuk meracuni pikiran Kenan aku lakukan tapi kamu tidak memberikan aku uang" ucap Nindi."Ya maka dari itu kamu mau kan menikah dengan Kenan, aku yakin setelah menikah harta Kenan akan jadi milik kamu" ucap Mamah Laras."Tapi" Nindi Ragu."Apa lagi kalau gak mau terserah aku bisa cari wanita yang lebih cantik dari kamu" ucap Mamah Laras."Ya baiklah aku mau" ucap Nindi."Aku akan atur rencananya" ucap Mamah Laras."Aku ikut saja" ucap Nindi."Besok kamu datang ke rumah Kenan ini alamatnya dia pindah tadi" ucap Mamah Laras."Ya baiklah" ucap Nindi.Pagi ini Mira di jemput oleh mobil yang lumayan bagus saat ini dia akan pergi dari sana meninggalkan Arman dan Neni yang selama ini memba
PlakkTamparan mendarat di pipi Mamah Laras, pelakunya adalah Ibu ayu yang sudah sangat emosi itu."Aku tekankan sekali lagi anak yang Mira bawa itu bukan anak dia tapi itu anak yang dia pungut" ucap Ibu ayu yang langsung menangis sesenggukan."Hah" semua keluarga tercengang mendengar hal itu.Ibu Ayu hanya bisa menangis saja karena dia merasa sangat marah pada Mamah Laras yang bahkan sudah menghina ibu kandungnya."Urusan kehidupan mu Laras" sahut Madam Rose yang langsung membawa Ibu Ayu untuk pergi dari sana."Ayo ayu" ucap Madam Rose."Ya" ucap Ibu ayu.Saat ini tuan Imran merasa kalau ucapan Ibu ayu mungkin saja benar apa lagi selama ini Ibu Ayu tidak berani bicara kan hal itu masalah Jaya sudah berpuluh puluh tahun yang lalu."Aku kecewa pada mu" ucap tuan Imran."Mas ayu berbohong" ucap mamah Laras."Berbohong bagaimana aku lebih percaya pada Ayu dari pada kamu, lihat sejak tadi kamu yang memulai perdebatan itu aku sadar akan hal itu Laras jadi aku mohon kamu untuk tidak ikut ca
"Beneran Mom saat ini Mira akan menggugat cerai paman, aku membenarkan hal ini sih apa lagi paman kasar pada Mira, bahkan paman bilang kalau Mira adalah penghianat" ucap Velisya yang tengah bercerita pada Mommy nya itu tentang Mira dan Kenan."Benarkah" tanya Madam Rose yang penasaran."Ya maka dari itu aku meminta Daddy membatalkan gugatan cerai" ucap Velisya."Dengan jaminan kamu menikah dengan Rasyid" tanya madam Rose."Ya" ucap Velisya."Baiklah kamu hebat jika melakukan hal ini tapi sayang apa kamu yakin akan menikah dengan Rasyid" tanya Madam Rose."Sebenarnya aku gak suka dengan hal ini tapi Mom apa aku bisa melawan Daddy apa lagi Daddy pasti akan memaksa" ucap Velisya."Pendapat kamu tentang Rasyid itu seperti apa" tanya madam Rose."Tampan, baik, kaya" ucap Velisya."Yang lain" tanya Madam Rose."Ada sih mungkin Pak Rasyid itu tegas, suka marah marah, om om, ketus, kalau bicara suka ngawur, gak ada yang aku suka Mom" ucap Velisya."Dari hal kecil tak ada yang kamu suka" tanya